Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Peringatan Yang Kian Menjadi Besar(kah)?

Posted by agorsiloku pada Oktober 2, 2009

Kedukaan kita mendalam melihat saudara-saudara kita diguncang gempa. Yang terakhir di Jambi, setelah sebelumnya terjadi di Padang.  Mengapakah ada gempa?.  Mengapa pula ada korban, mengapa pula … dan ragam pertanyaan mulai dari sudut pandang ilmu dan para praktisi, pandangan spiritual, sampai sudut-sudut keluasan pandang agama terhadap kejadian gempa.  Termasuk tentunya menyusur ayat-ayat yang berkenaan dengan kejadian bencana dan peringatan.

Ini peringatan bagi bangsa ini dan masyarakat penghuni bumi ini karena …. bla…bla…bla.

Peringatan?

Peringatan ini tentulah peringatan besar pada penduduk nagari.  Apakah di luar itu, tidak diingatkan? Terlupakankah atau kita semakin tidak menyadari bahwa peringatan itu datang setiap waktu.  Di setiap hembusan nafas, di setiap kesempatan.  Namun, kita juga, terutama saya kerap begitu terbiasa menyederhanakan dan melupakannya.  Sakit pun adalah musibah dan rahmat, juga peringatan.  Peringatan keangkuhan bisa terjadi dalam banyak peristiwa, bahkan hanya untuk kesempatan untuk bersedekah pada pengemis pun menjadi peringatan.

Menjadi keriput?, tertusuk duri, rambut mulai berubah, kaki berat melangkah karena encok.  Semua adalah bagian-bagian dari pertanda, bagian dari peringatan.  Setiap saat kita mendapatkan peringatan.  Terlalu sering kita lupakan, terlalu kerap kita menyederhanakan.

Pertanyaannya kemudian, apakah peringatan besar juga tidak menggugah kita?  Patahan dari terapungnya daratan, begitu menurut para ahli.  Bagaimana menyikapinya, bagaimana kita berbagi, bersimpati, dan dengan kesempatan pengetahuan dan teknologi yang diajarkanNya untuk dikuasai, apakah peringatan itu juga diabaikan?……..

6 Tanggapan to “Peringatan Yang Kian Menjadi Besar(kah)?”

  1. Tapi ibadah puasa di tahun ini besar hikmahnya lho !!
    Buktinya para ahli dan pakar hilal (ru’yat hilal) kelimpugan menentuken 1 syawal 1430H, mungkin juga sebagai peringatan agar Umat Islam sudah saatnya bersatu melewati batas wilayah dan negara.

    Suka

  2. Assalamu’alaykum,
    Mas Agor, saya menemukan sesuatu, sesuatu yang sangat menakutkan bagi diri saya sendiri.
    Sahabat sekalian, silahkan membacanya diblog saya :
    http://stefano-albiruni.blogspot.com

    Mas Agor, terima kasih…

    Suka

  3. […] bukanlah suatu Agama Budaya sebagaimana ditekankan kutipan artikel diatas, saya khawatir dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama maka Umat Islam di Indonesia akan menjadikan Nilai-nilai […]

    Suka

  4. elzach said

    Assalamu’alaikum wr wb.

    thanks untuk mas stefano tentang kode 19nya,
    kode itu dapat dipakai oleh ilmuwan Islam untuk melakukan pengecekan ulang terhadap setiap cetakan Al Qur’an,
    jika dicek (bisa dibuat softwarenya)ternyata tidak sama dengan kodifikasi itu, maka bisa dipastikan sudah ada yang mencoba memalsukan walaupun satu huruf atau satu titik, sebagaimana yang dilakukan kepada injil dan kitab2 sebelumnya, sayang sekali Injil, Taurat dan zabur sudah tidak ada huruf aslinya, kalau masih ada tentu masih sempat dikodifikasi digital.
    Wassalamualaikum Wr Wb.

    Suka

  5. Arief juniawan,drh said

    Peringatan dari ALLAH kepada kita terjadi setiap saat,bahkan setiap detik….hanya saja kapasitas otak tiap manusia berbeda…ada yg sadar dan ada yg membuta,menuli,membisu…Percayalah ending dari orang taqwa adalah kenikmatan dunia dan akhirat….

    Suka

Tinggalkan komentar