Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Penciptaan Isa Seperti Penciptaan Adam

Posted by agorsiloku pada Mei 28, 2007

Ibrahim Berkata: komentar No.8

Yang menarik adalah penciptaan Isa seperti penciptaan Adam:

Ali ‘Imran 59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.

berarti hal ini juga sebaliknya penciptaan Adam seperti penciptaan Isa -?

Penciptaan manusia di dalam Al Quran disebutkan: dari tanah, dari saripati tanah, dari air mani. saya tidak hafal ayatnya -)

Apakah semua itu berbeda? Kalau berbeda maka ayat2 Al Quran bisa menjadi bertentangan.

Seperti surat Al Alaq Penciptaan manusia dari segumpal darah dan seterusnya…sehingga menjadi janin manusia sempurna atau selama dalam rahim penciptaan manusia memerlukan proses pertumbuhan dan perkembangan secara bertahap.

Bukankah Isa dan Adam manusia?

Segala sesuatu di alam ini kan berdasarkan sunatullah atau hukum yang telah ditetapkan Allah melalui suatu proses bertahap agar mencapai kesempurnaan dan keseimbangan.

Apakah Isa dan Adam langsung diciptakan dalam sekejap tanpa proses? Saya kira tidak.

Isa diciptakan Allah didalam rahim Maryam yang perawan. Yang melalui proses perkembangan/pertumbuhan dalam rahimnya sehingga mencapai kesempurnaan wujud manusia. Tapi di sini tanpa air mani karena adanya penciptaan oleh Allah, tapi dalam rahim tersebut bakal janin itu berkembang/berproses. Makanan atau saripati makanan yang diberikan oleh Maryam kepada janinnya berasal dari tanah (tumbuhan dan hewan) yang dimakan Maryam kemudian setelah dicerna Maryam menjadi saripati tanah yang kemudian diserap oleh janin untuk perkembangannya.

Kalau penciptaan Isa seperti hal tersebut di atas maka berdasarkan ayat:

QS Ali ‘Imran 59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.

maka Adam pun diciptakan seperti itu pula.

Melalui proses perkembangan dalam rahim. Tapi kemungkinannya rahim tersebut adalah meminjam rahim suatu makhluk yang belum bisa disebut manusia. Yang makhluk tersebut juga makan dari tanah sehingga janin cikal bakal manusia pertama tersebut juga berkembangan dalam proses bertahap dari segumpal darah, tulang, dibalut daging dan seterusnya hingga menjadi makhluk berbentuk lain “manusia sempurna”.

dan berdasarkan ayat:

QS 51. Adz Dzaariyaat 49. Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.

maka dalam rahim sesuatu makhluk yang belum bisa disebut sebagai manusia itu diciptakan pula Hawa atau cikal bakalnya adam belah dua. Jadi Adam dan Hawa adalah sejanin kakak beradik kembar pengantin.

Kira-kira begitu sehingga ayat-ayat Al Quran menjadi tidak bertentangan dan menjadi saling menjelaskan.

Wallahu A’lam bishawab.

@@

Menarik juga yang disampaikan oleh rekan Ibrahim pada komentar. Manusia dilahirkan dari manusia lain, melalui bahan dasar genetika. Adam dilahirkan dari tanah (saripati tanah). Isterinya Adam, diciptakan dari padanya. Tidak ada penjelasan di Al Qur’an bahwa isteri Adam diciptakan dari tulang rusuk.

QS 7. Al A’raaf 11. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”, maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

Kata lalu Kami bentuk tubuhmu menunjukkan satu proses. Kata Kami, menunjukkan ada substitusi lain dari Allah (para pembantuNya) yang membuat Adam tercipta.

Isa juga diciptakan dari “sesuatu” yang seperti Adam. Saya memahaminya sebagai bukan dari sperma dan ovum. Adam juga bukan dari sperma.

Dengan kata lain, manusia diciptakan bukan dari mahluk hidup menjadi mahluk hidup dan juga manusia dikembangbiakkan dari manusia lainnya.

Penjelasan tentang “kemungkinan”, menurut hemat saya adalah pilihan-pilihan jawaban yang sulit dicerna. Menerima informasi seperti yang diberitakan oleh ayat dan memahami yang diberitakan menjadi lebih mudah dari pada memahami dengan menggunakan kemungkinan jawaban.  Kemungkinan adalah prasangkaan yang kebenarannya tidak bisa dihipotesiskan.  Bisa benar bisa tidak. Toh burungpun dibentuk dari tanah, kemudian menjadi burung dengan ijinNya telah “dilakukan” oleh Nabi Isa.  Jadi, kiranya mengasumsikan”dititipkan” pada mahluk hidup yang lain bisa menimbulkan persepsi yang tidak tegas urutan kebenarannya.

Wallahu A’lam bishawab.

42 Tanggapan to “Penciptaan Isa Seperti Penciptaan Adam”

  1. deking said

    Wow…benar2 mencerahkan…
    Sebentar..saya perlu mikir dulu nih Pak

    @

    😀

    Suka

  2. jurig said


    “…Menerima informasi seperti yang diberitakan oleh ayat dan memahami yang diberitakan menjadi lebih mudah dari pada memahami dengan menggunakan kemungkinan jawaban. Kemungkinan adalah prasangkaan yang kebenarannya tidak bisa dihipotesiskan….”

    selalu ada yg baru dari pak Agor untuk melatih potensi otak kita … terima kasih banyak pak … 🙂

    Suka

    • Anonim said

      Assalamualaikum…
      Saya kurang setuju dengan pendapat Anda.
      Ada beberapa poin yang ingin saya paparkan di sini:
      1. QS Ali Imran 59 di atas dapat dipahami dengan sangat simpel dan yang mudah dimengerti oleh pemahaman yang sederhana (standar), tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah, tidak terlalu dalam tidak terlalu dangkal.
      2. Sunnatullah atau ketetapan Allah tidak akan pernah berubah saya sangat setuju terlepas dari pemahaman sebagian orang tentang sunnatullah itu sendiri, karena ayat ayat dalam Al Qur’an saling berpaut satu sama lain, tergantung bagaimana seseorang memahaminya.
      3. Tapi ditilik dari kajian Tauhid, ayat 59 surah Ali Imran diatas bisa memberi gambaran tentang Allah baik dari DzatNya, SifatNya dan Af’alNya(pekerjaan Nya).
      Sekilas mundur ke belakang, “Kalau pemahaman kita selama ini dengan konsep lama yakni penciptaan Adam dari tanah yang dibentuk, misalnya menyerupai manusia yang kemudian Allah titipkan RuhNya lalu jadi manusia yang hidup, seolah olah ‘sim salabim’ lalu ‘cling’, menurut saya sungguh sangat naif dan sangat merendahkan Existensi Allah Yang Maha Tunggal. Mengapa demikian?
      Ini alasannya:
      – Allah Tunggal dalam Dzat Nya.
      – Allah Tunggal dalam Sifat Nya.
      – Allah Tunggal dalam Af’al Nya.
      Poin terakhir yang ingin saya perjelas, dalam pekerjaan Allah tiada satupun yang bisa menyamai Nya dalam segala hal, apapun jenis pekerjaan Nya, jadi kembali ke awal, kalau selama ini yang kita pahami tentang penciptaan Adam yang dibentuk (menyerupai manusia) alias patung tanah liat, anak kita saja sudah bisa membuat mainan serupa itu tinggal nunggu di’Sim salabim’ lalu bernafas dan bergerak. Ini yang saya sangat tidak setuju!
      Kalau masih ada kita tiru dari pekerjaan Nya, berarti kita menyamai Nya, dan kalau Allah sama dengan makhluk itu sangat mustahil.
      Wallahu a’lam….

      Disukai oleh 1 orang

  3. madsyair said

    Untuk kasus ini, saya lebih setuju pake hati, seperti saran mas abduksomad.

    @
    😀 , mengapa tidak. Tanpa hati, sekerat daging dalam dada… apalah artinya menjadi manusia.

    Suka

  4. elzach said

    Assalamualaikum Wr Wb.
    Demikianlah, memaknai ayat dalam sebuah kitab suci boleh jadi menjadi berbeda satu-sama lain diantara manusia, perbedaan itu bisa tipis, bisa pula menjadi sangat mendasar konsepnya.
    maka bisa kita bayangkan jika kitab suci sudah tidak memiliki konteks asli dalam bahasa maupun tulisan aslinya, kemudian diterjemahkan oleh lebih dari satu orang, bahkan berpuluh , ber-ratus atau berribu orang yang berbeda-beda, dan bukan hanya beda orang, tapi juga beda bangsa, beda bahasa, beda zaman, beda usia, beda kecerdasan, beda ilmu, dan beda-beda yg lain.
    Hmm, alangkah mengerikan bukan, krn itu akhirnya isinya pun menjadi saling berbeda satu sama lain.
    tetapi, jika konteks aslinya masih ada, sebagaimana Al Qur’an ini, maka biarpun ada berbeda pemehaman, maka satu sama lain akan tetap bisa saling nasehat-menasehati, karena rujukannya tetap sama, yaitu konteks asli Al Qur’an itu sendiri yg tetap masih ada, dan dibelahan bumi manapun tetap akan sama tulisan asli al Qur’an itu.
    suatu kitab suci, jika berubah apalagi berbeda satu huruf atau satu kalimat saja, maka akan menimbulkan keraguan, mana diantara keduanya yang keliru? apalagi jika berubah dalam tiap jaman, tiap generasi, tiap negara, tiap bahasa, duh..kira-kira apakah keyakinan thd isi kitab suci tsb masih bisa diandalkan.
    saya tidak berusaha merendahkan suatu keyakinan, saya hanya berpikir logis sederhana menurut pikiran saya sendiri saja, karena toh jika saya keliru memilih jalan kebenaran, maka remuklah diri saya di azab neraka di akhirat nanti, karena itu saya kan harus berhati-hati memilih segala sesuatu yang menyangkut masa depan saya.
    jika saya menyembah sesuatu yang bukan Tuhan, yang menyebabkan saya dimurkai Tuhan yang asli, sehingga jatuh di Neraka Abadi, duhai betapa ruginya saya.
    yang jelas saya yakin Tuhan itu Ada, tidak mungkin alam semesta ini ada tanpa ada yang meng-Adakan/Menciptakan, tak mungkin alam semesta yang bergerak sedemikian teratur dan rapi (padahal bintang dan planit tidak ber-otak) sehingga kita bisa hitung detik jika tanpa ada yang Mengaturnya, tak mungkin dari benda mati macam planit kita ini jika tidak ada yang Menciptakan Kehidupan, tdk mungkin hanya manusia yang menjadi pemimpin dimuka Bumi ini jika tidak ada Yang Menentukan itu padahal bisa saja mahluk hidup lain di Bumi ini yg mungkin jadi khalifah.
    Saya juga yakin ttg ke-Esaan Tuhan,
    jika ada Tuhan lebih dari satu, pasti bumi ini tidak akan sempat tercipta, krn masing-masing saling menghancurkan.
    Tuhan pencipta segala sesuatu, maka Dia ada sebelum segala sesuatu ada, Dia tiada diperanakkan atau tiada didahului sesuatupun.
    Maka, pemisalan mengenai penciptaan Adam ini semisal dengan penciptaan Isa, sebenarnya menunjukkan bahwa Allah Maha Kuasa, mampu menciptakan Isa yang tanpa Bapak, sebagaimana menciptakan Adam yg bahkan tanpa ibu Bapak.
    Perlu diingat, bahwa keduanya adalah mahluk ciptaan Allah, jadi tidak boleh di sembah, jangan hanya karena ditakdirkan lahir tanpa bapak/ibu lalu berhak untuk disembah sebagai Tuhan, jangan hanya karena suatu/beberapa keajaiban atau mukzizat yang menakjubkan lalu berhak disembah sebagai Tuhan.
    Sebagaimana manusia menciptakan kursi, maka bolehkan kursi disamakan dengan manusia atau kita? tentu tidak boleh kan, kita psti akan marah jika disamakan dengan sandal atau kursi atau keset,
    jadi jangan coba-coba menyamakan mahluk Allah dengan Allah, apapun bentuknya, entah gunung, manusia, malaikat, dsb. karena itu akan menyebabkan Allah Murka.
    kelak di akhirat Allah akan berkata kepada penghuni Neraka, ” silahkan kalian minta tolong dari azab yang telah kutetapkan bagimu kepada apa-apa yang kalian sembah selain Aku jika mereka mampu menolong “, maka kekal lah selamanya mereka di Neraka.
    marilah kita bersungguh-sungguh menempuh jalan kebenaran, semoga kita mampu mencapai husnul khatimah, Amin.
    Wassalamualaikum wr wb.

    @
    Wass Wr.Wb. Mas Elzach… terimakasih komentarnya, mencerahkan. Oh ya, masih ada sedikit ganjelan tentang pernyataan :
    …menciptakan Isa yang tanpa Bapak….
    Sebenarnya saya berpikir dan ingin mengatakan bahwa Nabi Isa itu lahir tanpa “Ibu” dan Bapak. Mengapa tanpa Ibu, karena kalau menurut definisi pengertian umum, yang disebut anak manusia itu lahir dari telur ibu dan sperma bapaknya. Karena Nabi Isa diciptakan seperti Adam, maka tanpa proses dari Ibu dan Bapak. Telur Ibu tidak dibuahi oleh sperma. Jadi, penjelasan Al Qur’an seperti Adam, adalah tanpa Ibu dan Bapak. Lalu mengapa diproses dalam perut Maryam. Itu adalah titipan proses, disebut dilahirkan dari Ibu sehingga dipahami sebagai dilahirkan dari perut Maryam. Jadi, secara fisis dibesarkan dari tubuh seorang wanita, tapi esensi penciptaan seperti Adam.

    Wallahu alam.

    Suka

  5. MaIDeN said

    Adam, manusia pertama.
    Saya lebih cenderung percaya yang dimaksud manusia pertama bukanlah spesies homo sapiens pertama yang ada dimuka bumi ini.
    Ada beberapa kemungkinan yang lebih baik kita terima saja sementara ilmu pengetahuan belum sampai kesitu.
    Adam adalah pemimpin pada suatu masa
    Adam adalah ras yang mempunyai kelebihan di bidang akal dibandingkan dengan ras homo sapiens lain
    Adam adalah manusia yang kita kenal di antara manusia-manusia kera pada jamannya
    dst …
    Ali ‘Imran 59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.
    Ali Imran 59 cukup di imani saja.
    Bisa juga diinterprestasikan, misal tanah yang dimaksud adalah unsur-unsur yang terdapat di dalam tanah sebagai unsur yang juga ditemukan pada manusia.
    Kalau ada yang percaya yang kayak difilem-filem itu, tuhan punya tangan, bikin patung dari tanah liat terus ditiup sehingga tanah tadi jadi manusia :P, sim salabim – kun fayakun, jadilah adam
    Banyak lho yang berfikiran seperti itu
    @
    Banyak pikiran-pikiran yang muncul akibat prasangkaan tanpa ilmu…. itu godaan juga.

    Suka

    • nirwan said

      Bismillahirrahman nirahim

      Nabi Adam As adalah Khalifah pertama yang diciptakan oleh Allah dimuka Bumi, bukan Manusia Pertama, firman Allah Dalam Surat Al-baqarah : 30, disini adalah dialog antara Allah Swt dengan para malaikat bahwa Allah Hendak menciptakan Khalifah ( pemimpin )dimuka bumi, bukan menciptakan manusia pertama dimuka Bumi.
      Nabi Adam As adalah Manusia sempurna pertama yang diciptakan oleh Allah, sempurna yang dimaksud disini adalah sempurna sebagai pengemban Risalah yang memiliki kecerdasan spritual,intelektual, dan emosional. Firman Allah dalam Surat Al-baqarah 33, Al- Araf :11.
      Dalam surat Ali Imran :59 juga telah dijelaskan oleh Allah Swt bahwa, penciptaan Isa = Adam.

      Suka

  6. kurtubi said

    Penciptaan Adam dan Nabi Isa as… jika bisa di-science-kan pasti menarik. Tapi dua2nya dari tanah kan? dan kita semuapun dibentuk dari tanah …yang bau lagi.
    ketika Ayat bicara kadang ada yang menantang bukan.. afala tatafakkaruun.. nice posting.

    @
    Penciptaan ada di batas sains, mana bisa sains bisa mendefinisikannya 😀

    Suka

  7. Dono said

    Ass.wr.wb, pak Agor.
    Misal penciptaan Isa a.s dan Adam a.s adalah sama seperti yg tertera dia surah Ali Imran 59.Perbedaannya sbb.
    Isa a.s diperkuat dgn RUHUL KUDUS.
    Isa a.s telah diangkat ke sisi Allah s.w.t dan disucikan oleh Allah s.w.t.
    Isa a.s telah berhasil menghadapi berbagai cobaan dan berada di jalan yg lurus.
    Adam a.s telah gagal mengikuti perintah Allah s.w.t.
    Adam a.s adalah bapak leluhur kita sedangkan Isa a.s tidak mempunyai bapak hanya ibu yg suci yg dipilih dan diberkahi (yg dijanjikan surga oleh Allah s.w.t ).
    Kita yg menganut agama islam tidak boleh membedakan antara rasul-rasul Allah s.w.t. karena jabatan mereka disisi Allah adalah sama.
    yaitu menyebarkan agama dengan lurus.
    Mohon maaf pak agor klo ada yg salah.
    Wassalam, Dono.

    @
    Wass. Wr.Wb Mas Dono :Rasa-rasanya ini kelanjutan tentang satu dimensi dari penciptaan berikut penjelasannya…. 😀

    Suka

  8. Ibrahim said

    QS. Ali Imran(3) 59. Sesungguhnya masalah penciptaan Isa di sisi Allah itu seperti penciptaan Adam. Aku ciptakan dia dari tanah, kemudian dikatakan kepadanya kun fa yakuun.
    Dengan kata ‘Sesungguhnya’ mengandung pengertian bahwa ini merupakan penegasan.
    Penegasan tentang makna bahwa Allah Maha Kuasa atas penciptaan itu dan itu mudah bagi Allah, juga penegasan memang adanya kesamaan/kemiripan dari kedua penciptaan itu. Penciptaan Isa seperti penciptaan Adam berarti juga Penciptaan Adam seperti penciptaan Isa. Hal ini juga sama seperti AB = BA.
    Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.
    Dari sisi Allah kun fa yakuun “Jadilah” maka diapun akan langsung jadi karena Dia Yang Awal dan Yang Akhir, bagiNya awal dan akhir adalah sama maka yang Dia maksudpun langsung jadi, tapi dari sisi dunia yang tergantung dalam ruang dan waktu, kata “Jadilah” akan menjadi suatu proses yang panjang dan memerlukan waktu. Kalau Allah berfirman: Jadilah dunia dan isinya, maka dari sisi Allah dunia dan isinya akan langsung jadi, tapi dari sisi dunia yang telah ditetapkan olehNya terbatas ruang dan waktu, maka penciptaan dunia dan isinya ini diperkirakan sudah berlaku lebih dari 13 miliar tahun yang lalu, sekarang inipun penciptaan Allah terus berlanjut bahkan sampai semesta alam ini digulung kembali kepada Allah. Ini seperti perbedaan/relativitas waktu dari sisi Allah dan dari sisi dunia.
    Maka “Jadilah” (seorang manusia) dari sisi dunia ini adalah memerlukan proses waktu yang cukup agar ciptaan itu menjadi sempurna dan seimbang. Apalagi yang diciptakan adalah manusia yaitu makhluk yang paling sempurna. Sehingga malaikat pun di suruh tunduk dengan bersujud olehNya.
    QS. Al Hijr (15) : 29. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya RuhKu, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.
    QS. Al Kahfi (18) : 50. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis…
    Maka sama bagi Allah hanya dengan berfirman: “Jadilah” (Isa), maka jadilah dia. Tapi dari sisi dunianya, ternyata Isa diciptakan melalui rahim, yang didalam rahim itu kemudian berproses dan berkembang sampai menjadi wujud manusia sempurna hingga siap dilahirkan ke dunia.
    QS. Tahrim (66) : 12. dan Maryam puteri Imran yang memelihara kehormatannya, maka kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari Ruh Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang ta’at.
    Allah menciptakannya dari tanah.
    Mengandung interpretasi bahwa adam(manusia) diciptakan dari unsur-unsur seperti yang ada dari dalam tanah. Sebagaimana kita ketahui bahwa unsur-unsur penyusun tubuh manusia itu memang terdapat di dalam tanah. Setelah melalui proses mata rantai makanan dan pencernaan sehingga menjadi saripati tanah.
    QS. Mukminuun: 12-14.
    12. Dan sungguh telah Kami ciptakan manusia dari saripati tanah.
    13. Kemudian Kami menjadikannya air mani pada tempat yang kokoh dan terpelihara.
    14. Kemudian Kami ciptakan dari air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah Kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu Kami jadikan tulang-tulang. Maka Kami liputi tulang-tulang itu dengan daging, kemudian Kami menjadikannya satu bentuk yang lain lain. Maha Suci Allah, sebaik-baik Pencipta. Kemudian sesudah itu, kamu sekalian akan mati. Kemudian kamu sekalian akan dibangkitkan di Hari Kiamat.
    QS. Al Hajj (22): 5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya maupun yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendari sampai waktu yang ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian sampailah kamu kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan di antara kamu (ada pula) yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dulu dia ketahui….
    QS Al Hijr (15) : 26. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
    QS. Ali Imran (3) : 6. Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendakiNya, tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
    Adapun Allah mengatakan bahwa manusia diciptakan dari jenis-jenis tanah seperti lumpur hitam, tanah liat kering, dan lumpur berbau hanya menunjukkan kandungan unsur-unsur dari tanah yang berbeda, bukankah tubuh manusia memiliki unsur yang beragam seperti dari dalam tanah yang bermacam-macam. Misal lumpur berbau mengandung asam belerang, tubuh manusia juga mengandung hidrogen dan belerang.
    Jadi pembentukan manusia itu dalam rahim, bukan di luar rahim. Tidak ada penjelasan bahwa proses penciptaan Adam itu terjadi di alam terbuka. Seperti halnya Isa yang dibentuk/diproses dalam rahim maka berarti Adam juga dibentuk dalam rahim. AB = BA. Ayat tersebut juga tidak menyebutkan adanya pengecualian terhadap Isa maupun Adam.
    Kalau begitu dari rahim siapa Adam diciptakan? Bukankah Adam manusia pertama?
    Kemungkinannya adalah makhluk yang belum bisa disebut manusia, hanya kemungkinan, bisa betul dan bisa salah juga sih
    Dengan adanya kemungkinan kita bisa menguji apakah kemungkinan tersebut bertentangan atau tidak dengan ayat-ayat dan dengan sains. Karena ‘Kemungkinan’ ini belum di uji maka juga tidak dapat dikesampingkan begitu saja.
    Tapi berdasar pada ayat ini:
    QS. Al Baqarah (2) : 30. Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat : sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Malaikat berkata : mengapa Engkau hendak menjadikan di muka Bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan pertumpahan darah. Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Engkau. Tuhan mengatakan : Sesungguhnya Aku lebih tahu segala sesuatu yang kamu tidak mengetahuinya.
    Dari dialog itu kita jadi bertanya-tanya, darimanakah malaikat tahu bahwa khalifah yang akan diciptakan Allah itu akan berbuat kerusakan dan pertumpahan darah? Dari manakah malaikat memperoleh kesimpulan awal tersebut padahal Allah belum menciptakan sang khalifah itu?
    Kiranya pada waktu itu dibumi sudah ada suatu makhluk dengan wujud fisik yang seperti manusia tapi bukan/belum bisa disebut manusia, yang mereka selalu berbuat kerusakan dan pertumpahan darah. Perbedaannya adalah Adam(manusia) memiliki Ruh yang ditiupkan Allah kepadanya yang tidak dimiliki oleh makhluk yang belum bisa disebut manusia itu.
    QS. Al Insaan (76) : 1. Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang bisa disebut?
    Ayat ini sepertinya menjelaskan bahwa ada suatu waktu/masa dimana ada wujud seperti manusia tetapi belum bisa disebut manusia. Mungkin kalau sekarang ini dibuktikan dengan penemuan fosil-fosil homo sapiens (seperti manusia tapi belum bisa disebut manusia).
    Jadi dengan meminjam rahim ‘perempuan’ dari suatu makhluk yang belum bisa disebut manusia itulah proses penciptaan Adam berlangsung. Sama seperti Allah meminjam rahim Maryam untuk proses penciptaan Isa. Kemudian melakukan perubahan genetika terhadap janin Adam sehingga lebih sempurna. Kemudian Allah meniupkan RuhNya, sehingga terciptalah manusia sempurna pertama.
    QS. As Sajadah (32) : 9. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya Ruh-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
    QS. Al A’raaf (7) : 189. Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Dia menciptakan istrinya…
    QS. Az Zumar (39) : 6. Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya…
    Allah menciptakan Hawa dengan membelah sel Adam, sehingga mereka kembar, yang kemudian kita ketahui bersama bahwa anak keturunan Adam dan Hawa ini dilahirkan kembar-kembar juga.
    Sampai disini jelas saya pahami berdasarkan ayat bahwa proses penciptaan dan pembentukan manusia (tidak terkecuali Isa dan Adam) berada di dalam rahim (tempat yang kokoh dan terpelihara). Apakah ini termasuk prasangkaan atau mungkinkah dapat juga dijadikan landasan bagi teori penciptaan Adam? Wallahu a’lam.
    Zaman sekarang kan sudah ada bayi tabung, seperti meminjam rahim kan.
    Pak Agor dan saudara semua dapat mengoreksi atau menambahkan lebih banyak referensi ayat-ayat yang berhubungan dengan ini agar dapat kita pahami secara lebih komprehensif kemudian mencoba menerjemahkannya bersama dalam bentuk suatu pemahaman yang holistik. Sehingga Al Quran tidak hanya kita pahami dengan hati saja, tentu dengan akal/ilmu juga. Jangan hanya pemahaman dari satu sisi, dari banyak sisi adalah lebih baik.
    Pemahaman ini saya ambil dari Buku “Ternyata Akhirat Tidak Kekal” karya Agus Mustofa di situ lebih lengkap. Mohon maaf apabila ada kekeliruan dan kesalahan penafsiran dari saya, mohon diluruskan. Semoga ada manfaatnya. Amiin.
    Wallahu a’lam bishshowab…
    @
    Cukup panjang uraian Mas Ibrahim, beberapa dapat kita simak lebih lanjut. Saya sependapat, kemungkinan tidak boleh dinafikkan dan memang kita diberi akal untuk bertanya dan mempertanyakan. Tanggapan dari rekan lain, saya tunggu. Contoh kloning ada di abad teknologi 21. Abad depan mungkin pandangan bisa berubah (untuk memahami ayat yang sama).

    Yang menarik pula dari komentar ini adalah sisi waktu dari Kun Fa Ya Kun. Mas menguraikan menarik, saya merasa mendapatkan pandangan baru. Trims ya. Ini tidak begitu saya pikirkan, padahal waktu betul-betul relatif dan sebenarnya tidak menjadi fokus dari ayat yang membahas kata : Jadilah…..
    Catatan komentar saya tentang :”Ternyata Akhirat Tidak Kekal” adalah wajar saja dan logis. Semua yang diciptakanNya tidaklah kekal. Kalau ini diterima sebagai Kekal, tentu secara logis ini akan menyalahi Yang Tak Berawal dan Yang Tak Berakhir.

    Suka

    • hm.. saya senang bisa ikut nimbrung disini. oak saya jadi berputar2 tapi otak saya terbukan dengan apa yang bapak tulis. saya hanya ingin bertanya satu hal. kalau adam dan Hawa itu ya. bisa dikatakan kembar, dan anak2 merekajuga kembar, maka terjadi incess. seperti telah kita ketahui bersam biasanya anak2 incess mengalami kecacatan atau idupny tidak akan bertahan lama. sudah banyak contohna kan? ada ayah yang memprkosa anaknya hingga hamil dan anaknya lahir cacat atau usianya tidak akan lama. masalah incess ini sedikit menggelitik otak saya. mungkin ada kiranya dari rekan2 yang bsa membntu saya? walwlahualam bisowaf

      Suka

  9. elzach said

    Assalamualaikum Wr Wb.
    yang saya maksud tanpa bapak (kasus Adam dan Isa), artinya sperma/benih itu diciptakan langsung tanpa perantara seorang laki-laki, itu mudah saja bagi Allah.
    menciptakan Nabi Adam secara langsung tanpa proses kelahiranpun hal yang mudah bagi Allah.
    bahkan menurut riwayat ada Nabi yang diberi ijin Allah untuk mendemokan itu yaitu membentuk segumpal tanah liat lalu ditiup dan kemudian jadi burung yang terbang dan beranak pinak, dan Nabi tersebut menyatakan itu sebagai bukti kNabiannya.
    jika sudah demikian maka teory homosapiens, homokambingens dll sudah tidak masuk hitungan.
    tapi sayangnya, keajaiban macam itu yg akal manusia nggak mampu menjangkau, membuat manusia kesasar sehingga dia dianggap Tuhan.
    Proses penciptaan Nabi Adam hanya Allah yang tahu, saya sendiri cenderung meyakini beliau diciptakan secara langsung,
    adalah kesombongan yang sangat naif, manakala meragukan apakah Allah mampu menciptakan mahluk secara langsung.
    sebenarnya sama saja ketika manusia membuat komputer atau robot atau mobil, yang penting prototype dan programnya sudah dibuat, maka production massnya jauh lebih mudah, cuma benda buatan manusia tidak bisa beranak seperti mahluk hidup ciptaan Allah.
    Mahluk hidup, programnya dibuat di DNA itu, prototypenya boleh jadi mencontoh bentuk mahluk hidup lain yang sudah ada, monyet misalnya, maka jadilah macam kita, kalau prototypenya dibuat mirip gajah, ya tentu bentuk tubuh kita jadi beda dari sekarang, uff… nggak ada yang langsing donk.
    sebenarnya itu sekedar fisik saja, yang terpenting sebenarnya adalah amanat agama ini yang dibebankan kepada manusia.
    nah bentuk fisik itu yang harus menunjang amanat ini, mungkin bentuk macam monyet jauh lebih baik dibanding bentuk mahluk hidup lain sehingga manusia dapat melaksanakan amanat agama ini dengan sebaik-baiknya.
    Wassalamualaikum wr wb.

    @
    Wass. Wr. Wb Mas Elzach.
    Sepertinya menambah penjelasan. Saya ingin kutipkan kembali komentar Mas yang menarik perhatian :
    “…
    bahkan menurut riwayat ada Nabi yang diberi ijin Allah untuk mendemokan itu yaitu membentuk segumpal tanah liat lalu ditiup dan kemudian jadi burung yang terbang dan beranak pinak, dan Nabi tersebut menyatakan itu sebagai bukti kenabiannya.
    jika sudah demikian maka teory homosapiens, homokambingens dll sudah tidak masuk hitungan.

    Ini adalah salah satu contoh penciptaan dari zat mati (lumpur/tanah) menjadi mahluk hidup. Betul, keduanya mungkin dan mudah saja. Bukan hanya dari pembelahan sel atau rekayasa genetika, tapi dari tataran yang lebih mendasar lagi. 🙂

    Suka

  10. aricloud said

    Intepretasi dari kata “seperti” pada ayat Ali Imran 59 masih terlalu implisit. Karena Al Quran tidak menjelaskan batasan “seperti” yang dimaksud. Apakah hanya mirip dari ketiadaan unsur pembuahan, atau sampai pada kemiripan keseluruhan proses.
    Kalau kemiripan pada keseluruhan proses jelas tidak mungkin (Allahu’alam) karena Nabi Isa as lahir dari rahim seorang ‘manusia’ ‘wanita’ ‘perawan’, padahal Nabi Adam as tidak lahir dari rahim seorang ‘manusia’ ‘wanita’ ‘perawan’.
    Sehingga penjelasan dari rekan Ibrahim masih cenderung prematur.

    @
    QS Ali Imran 59 :
    Depag Indonesia :
    Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.

    Malaysia :
    Sesungguhnya perbandingan (kejadian) Nabi Isa di sisi Allah adalah sama seperti (kejadian) Nabi Adam. Allah telah menciptakan Adam dari tanah lalu berfirman kepadanya: Jadilah engkau! Maka menjadilah ia.

    Inggris :
    The similitude of ‘Isa before Allah is as that of Adam; He created him from dust, then said to him “Be”: and he was.

    Seperti, serupa, sama,….

    Saya lebih memahami pada awal prosesnya yang sama. (dari tiada menjadi ada).

    Suka

  11. haniifa said

    Siput atau keong adalah binatang hemaprodit atau binatang yang bisa membuahi dirinya sendiri. Bukankah kita harus belajar membaca gejala alam (Al Alaq 1-5).
    Coba kita telaah secara jernih surat Al Baqarah ayat 30 s/d 34.
    Didalam Al Qur’an dikatakan bahwa saksi yang baik adalah 4 orang laki-laki yang mu’min (berpendirian teguh). Perhatikan nomor satuan ayat 30=0, 31=1, 32=2, 33=3 dan 34=4. Uniknya Al Qur’an kita membaca ayat berapapun, awalnya dimanapun selama mempertahankan pakem yang ada. Pasti akan menemukan prespektif yang sama.
    Al Baqarah ayat 30 (0) = Ayat yang akan di kukuhkan (Terdakwa dalam kontek pengadilan secara manusiawi).
    Al Baqarah ayat 31,32,33,34 = Ayat ayat pengukuh (Saksi-saksi dalam kontek pengadilan secara manusiawi)
    2:30 ” Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
    Khalifah = dalam islam pasti laki-laki. Dalam hal ini (Nabi Adam a.s).
    Coba perhatikan ucapan malaikat, dan perhatikan kejadian yang kita lihat dalam peperangan.
    “…membuat keruksakan dan menumpahkan darah… “, apa yang terjadi jika peperangan global saat itu, siap yang berperang apakah laki-laki atau wanita ?
    Bagaimana kalau scenarionya semua laki-laki berperang dengan buas sehingga seluruh kaum laki-laki baik anak-anak, tua, ataupun muda tampa kecuali dibunuh oleh kelompok masing-masing. Karena dasyatnya peperangan sampai-sampai malaikat berkata kepada Allah bahwa masyarakat saat itu “…membuat keruksakan dan menumpahkan darah… ” laki-laki pemenang perangpun terluka parah hingga semua tewas atau dengan kata lain tidak ada laki-laki lagi kecuali kaum wanita dan anak-anak yang berjenis kelamin wanita (perang = pertumpahan darah). Seorang kalifah atau pemimpin (laki-laki) pasti mempunyai pengikut atau tatanan masyarakat baik wanita, anak, tua, muda. Akan sangat janggal kalau firman Allah (2:30) “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi” tetapi disisi lain khalifah tersebut betul-betul sebatang kara. Apakah mungkin kita mempunyai PRESIDENT tapi tidak mempunyai RAKYAT ???. Jadi menurut hemat saya saat itu didunia hanya terdapat kaum wanita saja, akibat peperangan yang sangat dasyat. Kemudian Allah berfirman kepada malaikat bahwa pada salah satu wanita yang ada akan diciptakan seorang khalifah yaitu Nab Adam a.s yang mana untuk menambah keimanan manusia di contohkan dengan kejadian Nabi Isa a.s. Dijaman modern ini (katanya), Alhamdulillah kita masih melihat proses pembuahan diri sendiri yaitu bekicot atau keong, atau ada juga kambing kacang. Semua adalah analogi atau permodelan penciptaan Nabi Adam a.s dan Nabi Isa a.s kalau ternyata kaum evolusioner menganggap lain itu uruan mereka.
    Yang menarik adalah cerita anak Nabi Adam a.s. (Al Maa’idah:27 s/d 31, ayat 27=object dan 28 s/d 31 saksi-saksi ).
    Al Maa’idah:27
    “Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Kabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Kabil). Ia berkata (Kabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.
    Saya kira semua orang sepakat bahwa putra-putra Nabi Adam a.s adalah Habil dan Kabil, lalu siapa yang dimaksuk Habil: … dari orang-orang yang bertakwa. Saya kira tentu sisa-sisa kaum sebelumnya (wanita-wanita,anak yang berjenis kelamin wanita). Kenapa Kabil menyesal setelah membunuh saudaranya, alasan yang paling tepat adalah sedikitnya kaum laki-laki (hanya bertiga dan yang tinggal berdua) saksi ayat 28,29 dan 30. Karena menyesalnya Kabil sehingga lupa akan penguburan saudaranya. Apa jadinya kalau kita hidup dengan mayat manusia (tentu kita akan tertular suatu penyakit) selanjutnya saksi ayat ke 31, Allah mengirimkan burung gagak cara mengubur mayat agar tidak terjadi epidemi pada tatanan masyarakat Nabi Adam a.s.
    Kembali ke saksi-saksi ayat Al Baqarah 31,32,33 Allah mengajarkan Nabi Adam a.s dan para malaikat tentang suatu benda. Mari kita contohnya seandainya object yang di maksud adalah “AIR”.
    Pertanyaan apakah air itu ?
    Malaikat : air ya air, (hanya tahu kalau diberi tahu, tampa bisa menjelaskan fungsi, manfaat, dsb..dsb).
    Nabi Adam a.s : air, bisa untuk minum menyehatkan manusia, untuk mandi dsb..dsb
    Selantjutnya saksi ayat 34, Jelaslah kenapa manusia lebih tinggi derajatnya dari malaikat atau iblis. Kalau kita lihat bahan dasar pembuatan ketiga mahlug Allah tersebut :
    Tanah (Nabi Adam a.s) = statis (cenderung diam kecepatannya)
    Api (Iblis) = dinamis (cenderung bergerak gerak )
    Cahaya (Malaikat) = Super Dinamis (Sangat cepat)
    Pantas saja kalau “Iblis” sangat sombong kepada manusia.
    Kembali pada penciptaan Nabi Adam a.s = Nabi Isa a.s, bayi kembar identik jenis kelamin sama biasanya 1 kromosom laki-laki + 1 sel telur kemudian membelah dengan konstruksi yang sama, sehingga kecenderungan berwajah dan penampilan sama.
    Kembar tetapi berbeda jenis kelamin adalah 1 sel Ovarium menerima 2 sel sperma tetapi membentuk inti sel yang sempurna menjadi dua jenis manusia berbeda kelamin makanya kembar yang berbeda kelamin, wajah dan perilaku cenderung berbeda. Jika pembelahan inti sel tidak sempurna maka yang terjadi adalah kembar siam (kembar tapi tidak lengkap).
    Lalu bagaimana terjadinya jika 1 ovarium menerima kromosom x dan y (dua kromosom seperti kembar tapi beda jenis kelamin) akan tetapi yang mengalami pembuahan sempurna hanya kromosom y (wanita) dengan kata lain kromosom x akan terbawa-bawa sampai dewasa hingga menemui ovarium.
    Jika asumsi saya benar maka tidak terjadi kontradiksi antara “…penciptaan Adam sama seperti penciptaan Isa…”. Ibu dari masing masing Nabi membawa kromosom bawaan, bedanya Nabi Adam a.s terjadi pada saat kaum laki-laki hampir punah akibat peperangan (telaah kembali ayat-ayat saksi), sedangkan nabi Isa a.s terjadi pada bani Israil sebagai umat yang dilebihkan dan sudah barang tentu mereka bertanya tanya bagaimana sich manusia asal nya ?.
    Pertanyaan sebelum kaum nabi Adam a.s Qur’an tidak menjelaskan cukup diimani saja, sama dengan teori penciptaan jagad raya para ahli hanya bisa cukup dengan teori jika alam ini mengembang (specktrum bintang) dan kalau ditarik mundur maka jagad raya akan menciut hingga volume mendekati nol (bahkan nol kata ahli fisikawan modern Rubinstens) dengan masa yang tidak terhingga beratnya.
    saya kira statement “Kun” adalah ungkapan yang paling tepat dan memuaskan.
    Jika benar datangnya dari Allah, kalau salah saya mohon maaf selaku manusia dan saya tidak keberatan untuk di kritik atau dipublishkan di site yang lain. Amin

    @
    2:30 ” Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
    Yang saya pahami dari ayat ini :
    Malaikat bisa berpikir dan bertanya (mengolah pikiran), dia bisa bertanya.
    Malaikat mengerti bahwa Adam diciptakan dan akan ditempatkan di bumi.
    Malaikat memiliki logika moral, bahwa darah dan pertumpahan telah terjadi di bumi. Artinya juga bumi sudah ada kehidupan. Apakah kehidupan yang terjadi itu dari seluruh ummat hewan dari siput sampai kera atau dinosaurus atau homo erectus javanicus, tidak dijelaskan.
    Malaikat mengerti bahwa ada akan diciptakan mahluk juga dari tanah. Mahluk seperti apa, malaikat belum mengerti. Karenanya, Allah menegasi :
    “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”, berarti sebelum Adam… ya tidak ada yang namanya manusia seperti yang sedang ngeblog ini. 😀

    Bahwa selanjutnya, ilmu pengetahuan kemudian menjelaskan mengenai sifat-sifat fisik, genetik yang terbentuk.

    Itu yang dapat saya pahami. Wallahu alam.

    Suka

  12. aricloud said

    @haniifa
    Mohon maaf sebelumnya, menurut saya komentar rekan hanifa sedikit berlebihan, terutama dalam hal persangkaan yang sangat samar-samar.

    AL Baqarah (QS. 2 : 35) :
    “Dan kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.”

    Walaupun Allah Swt menciptakan Adam untuk menjadi khalifah di muka bumi, namun Allah tidak langsung menciptakan Adam dan Hawa tinggal di bumi, melainkan masih menempati Syurga. Artinya kemungkinan adam as dilahirkan dari wanita di bumi barangkali sangat kecil.

    Suka

  13. Dimashusna said

    @IBRAHIM
    Mas saya cuma mau tanya, opini mas itu sepertinya pernah saya baca di buku Ternyata Akhirat tidak Kekal tulisannya Bpk Agus mustofa, apa iya mas ambil dari situ ?

    Suka

  14. Dimashusna said

    EH maaf bagian bawahnya belum terbaca. Maaf saya menanyakan hal yang sudah ada jawabannya

    Suka

  15. Ibrahim said

    @Aricloud
    AL Baqarah (QS. 2 : 35) :
    “Dan kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.”
    QS. Al Baqarah (2) : 36. Setelah itu maka Syaitan menggelincirkan mereka berdua dari Syurga itu dan menyebabkan mereka dikeluarkan dari nikmat yang mereka telah berada di dalamnya dan Kami berfirman: Turunlah kamu! Sebahagian dari kamu menjadi musuh kepada sebahagian yang lain dan bagi kamu semua disediakan tempat kediaman di bumi, serta mendapat kesenangan hingga ke suatu masa (mati).
    Kalau Adam mendiami surga dan bila Adam ternyata memang dilahirkan oleh ‘makhluk berjenis kelamin wanita’ yang tinggal di bumi, kalau surga sudah ada sejak dulu, dimanakah surga itu?
    Akhirat itu dibumi:
    QS. Al A’raf (7) : 25. Allah berfirman: “Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.
    Hanya saja setelah kiamat kecil nanti buminya diganti bumi yang baru:
    QS. Ibrahim (14):48. (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
    Bukankah surga ada di akhirat. Berarti Surga itu dibumi.
    Surga tidak jauh(di bumi)? di akhirat nanti hanya didekatkan:
    QS. Qaaf (50):31. Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka).
    Ada matahari juga (pagi dan petang):
    QS. Maryam (19):62. Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam surga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka rezekinya di surga itu tiap-tiap pagi dan petang.
    Ada sungai-sungai:
    QS. Yunus (10):9. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan.
    Ada taman, ada buah, ada tempat naungan:
    QS. Ar Ra’du (13):35. Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman). mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.
    QS. Muhammad (47):15. (Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?
    Surga ada selama ada langit dan bumi:
    QS. Huud (11) : 108. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.
    Surga dibumi.

    @
    Tentu kita juga tidak akan melupakan penjelasan lain dari hadis mengenai surga…. tidak menjadi tua…. 😀
    Mengindikasikan bahwa hukum-hukum keberlakuannya berbeda dengan dunia fana ini. Juga penjelasan lain dari surat mengenai surga dan neraka….

    Suka

  16. haniifa said

    @aricloud
    Terima kasih atas kritikannya, silahkan anda baca komentar saya tetang teori probablitas bintang yang mirip bumi (dunia ini). Saya hanya mencoba secara jujur sesuai dengan daya akal dan fikiran awam saya belaka, Alhamdulilah saudara @ibrahim ternyata manambah keyakinan saya.
    Ali Imran 7 (3:7) :
    “Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. ”
    Silahkan bandingkan sendiri mana yang lebih muhkamat :
    1. Khalifah = Pemimpin “laki-laki”.
    Tidak ada satu ayatpun menyatakan khalifah=perempuan, demikian juga tidak ada satu hadist pun = yang menyatakan khallifah itu perempuan sehingga kita menolak jika di imami oleh perempuan, Juga tidak ada satu sejarahpun yang menyatakan islam di pimpin oleh seorang kalifah perempuan. ?
    2. Khalifah = “Pemimpin” laki-laki
    Tidak ada satu sejarahpun yang menyatakan bahwa jika ada pimpinan tapi tidak mempunyai anak buah (rakyat), tidak perduli jenis kelamin.
    3. Ucapan Malaikat = Sanggahan penciptaan tatanan (masyarakat) manusia kembali.
    Coba anda “Iqro” dengan percobaan sederhana, seperti “MILATA IBRAHIM” :
    Periharalah burung merpati yang berjenis kelamin perempuan, apakah akan bertambahkan burung merpati anda ???
    Kalau Nabi Adam a.s = Manusia pertama, itu berarti sanggahan para malaikat tentang manusia selalu membuat kerusakan dan banjir darah (peperangan) tahu walaupun para malaikat baru diberitahu bahwa Allah akan menciptakan Adam a.s, mana yang akan kita ambil :
    Allah = Malaikat karena sama-sama tahu kalau tercipta manusia akan terjadi pertumpahan darah (Adam a.s).
    Allah Malaikat karena Malaikat tahu akan terjadinya pertumpahan darah setelah melihat bahwa mahluk manusia selalu membuat kerusakan & pertumapahan darah, atau dengan kata lain tahu karena pernah melihat (terjadi).
    Allah (Pencipta) (Malaikat & Manusia yang diciptakan) karena hanya Allah lah yang tahu segala sesuatu sedangkan malaikat dan manusia tahu kalau sudah terjadi.
    Yang menarik adalah pengamatan seorang Kyai tentang “bi=hakekat” Insya Allah mungkin penjelasan menjadi sangat logis. “Bukankah para malaikat diperintahkan sujud kepada Adam a.s, kecuali iblis yang membangkang”.
    Apakah sujudnya para malaikat kepada Adam a.s akan samadengan sujudnya manusia kepada Allah ??? (Insya Allah, saya kira semua sepakat berbeda)
    Dengan segala hormat saya mengajak saudara untuk menimbang kalimat berbahasa indonesia ini:
    1. “Sorga” mu ada ditelapak kaki ibumu.
    2. Hai orang-orang yang beriman masuklah kedalam “Sorga” ku.
    Apakah kata “Sorga” akan anda terjemahkan secara geografis untuk kedua kalimat tersebut ????
    Atau yang ini:
    1. Alhamdulillah saya “bisa” mengerjakannya.
    2. Aduh celaka gara-gara “bisa” ular, saya jadi lumpuh.
    Apakah kata “bisa” dapat anda artikan pada object yang sama ????

    Tolong baca komentar saya tetang ucapan nabi Isa a.s “…AHMAD”
    Sekali lagi saya mohon maaf jika ada ucapan atau keterangan saya yang berlebihan saya hanya merasa malu hati saja sama Siti Hajar (Hagar) istri nabi Ibrahim a.s, yang berlari-lari kecil 7x antara bukit Shafa dan Marwah, walaupun beliau tahu bahwa tidak akan ketemu air diantara keduanya.
    “Coba anda bayangkan ketulusan hati beliau… seolah berkata sambil berlari-lari biarlah Allah saja yang menentukan dimana aku menemukan air, begitu pasrah…, begitu tawakalnya…sehingga tidak ada kata atau fikiran putus asa dalam keadaan yang seperti saat itu, Bisakah kita se “IKHLASH” itu dalam pencarian sesuatu ????
    Lalu bagaimana kita sebagai umat muslim, yang hanya duduk termenung karena kita bukan lulusan sarjana, pesantren, baik dalam atau luar negeri, atau karena kita tidak bisa baca tulis Al Qur’an, Pemuka agama, da’i, ustad dsb….dsb.
    Atau kita sebagai umat muslim hanya “TAKLIK SAJA” apa kata yang tahu ???? padahal banyak penyelewewngan-penyelewewngan syari’ah, aqidah dll.
    Coba anda pikirkan:
    Jika saya mempunya segitiga ukuran sudut 45 derajat, kedua sisi panjang 10 cm, kalau saya tanya berpa jauhkan panjang ujung kedua titik tersebut, tentu akan anda jawab pendek, atau paling tidak dibawah 1 meter, sekarang jika anda bayangkan sebuah segitiga dengan sudut yang sama (45 derajat) tetapi panjang kedua sisinya 1 juta kilometer ? masihkah anda akan jawab panjang ujung kedua sisinya tidak lebih dari 1 meter ?. Saya yakin kita pasti sama akan menjawab tentu panjangnya dalam juta kilometer. Bukankah derajatnya sama yaitu 45 ?????
    Berangkat dari pemikiran tersebut akankah kita membiarkan penyelewengan aqidah, syari’ah islam dibiarkan, sampai dalam kurun masa yang panjang, padahal derajat penyelewengannya tetap yaitu “Munafiq”, “Musyriq”, “Kufur” dll.
    Contoh yang riil:
    Dulu ada huruf jawa kuna “Ha-Na-Ca-Ra-Ka…”. Akibat kita berkiblat ke Latin masih memasyarakatkah penulisan tsb ??
    Dulu kita berkebaya dan berjilbab, sekarang (maaf) baju “You Can See”, Ketat, Longgar, Seronok ???
    Atau terjemaahan ini:
    “…Bidadari-bidadari…” = didalam terjemahan lafadziah di katakan “Gadis yang Berdada Montok”.
    Bidadari = Istri Dewa, (Percaya dewa = percaya Polytheisme ???)
    Gadis yang berdada montok = Manusiawi (buktinya banyak operasi silicon ???)
    Saya sengaja tidak mengungkapkan bahasa aslinya (saya bukan ahli tafsir).
    Saya hanya mengira- ngira pesan tersembunyinya :
    Kalau ingin masuk syurga (dapat bidadari) ya harus jadi dewa ?????
    Siapa yang menafsirkan begitu, saya yakin “SETAN” yang membisiki dalam hati manusia.
    Kalau benar datangnya dari Allah, kalau salah saya mohon maaf, semoga kita selalu mendapat pentunjuk dari Allah semata. Amin

    @

    😦 saya merasa uraian ini menarik, tapi agak kesulitan memahami… mungkin akan lebih mudah buat saya kalau topik/tema atau diberi sub tema.

    Suka

  17. haniifa said

    Terimakasih mas agor, maaf saya komentari pendapat anda ini:
    “Yang saya pahami dari ayat ini :
    Malaikat bisa berpikir dan bertanya (mengolah pikiran), dia bisa bertanya.
    Malaikat mengerti bahwa Adam diciptakan dan akan ditempatkan di bumi.
    Malaikat memiliki logika moral, bahwa darah dan pertumpahan telah terjadi di bumi. Artinya juga bumi sudah ada kehidupan. Apakah kehidupan yang terjadi itu dari seluruh ummat hewan dari siput sampai kera atau dinosaurus atau homo erectus javanicus, tidak dijelaskan.
    Malaikat mengerti bahwa ada akan diciptakan mahluk juga dari tanah. Mahluk seperti apa, malaikat belum mengerti. Karenanya, Allah menegasi :
    “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”, berarti sebelum Adam… ya tidak ada yang namanya manusia seperti yang sedang ngeblog ini.
    Menurut pemahaman Mas Agor ???
    1. Buat apa Malaikat bertanya kalau sudah tahu bakal terjadi bahwa penciptaan
    Khalifah dimuka bumi ini akan membuat kerusakan dan pertumpahan darah ???
    2. Pengetahuan Malaikat = Pengetahuan Allah, ( kan sama-sama tahu sebelum
    terjadi) padahal kontradiksi sekali dengan pemahaman anda sendiri.
    Karenanya, Allah menegasi :
    “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”, berarti sebelum
    Adam… ya tidak ada yang namanya manusia seperti yang sedang ngeblog ini.
    3. Malaikat bisa berfikir, mengerti, punya logika moral.
    Dengan logika anda buat apa diciptakan mahluq yang sama cara berfikir,
    mengerti dan punya logika moral selanjutnya para malaikat diperintahkan
    sujud kepada yang namanya manusia, yang menurut logika anda malaikat sudah
    belum objectnya (bukan belum tahu tabiatnya/ moralnya).
    4. Ah… Malaikat ini gimana sich. Kok sudah tahu nanya segala.
    “…. Artinya juga bumi sudah ada kehidupan… siput sampai kera atau
    dinosaurus atau homo erectus javanicus, tidak dijelaskan. ”
    Kontradiktif sekali menurut logika anda dengan faham “Charles Darwin”
    a. erectus Javanicus (m Purba) kemudian Eropa, Australi, U.S.A dll. atau
    b. Nabi Adam a.s kemudian Eropa, Australia, U.S.A dll.
    Silahkan pilih menurut pemahaman mas Agor.
    5. ” … malaikat belum mengerti. Karenanya, Allah menegasi : …”,
    Mas malaikat tunggu yach, kalau Allah udah ciptakan Charles Darwin,
    baru kamu mengerti apa yang di maksud Allah.
    a. Charles Darwin
    b. Nabi Adam a.s
    Silahkan pilih menurut pemahaman mas Agor.
    6. Malaikat tahan dulu sujudnya yach, soalnya manusianya masih berevolusi,
    belum sempurna, baru jadi keong & sedikit berbulu ????
    7. ” …bahwa darah dan pertumpahan telah terjadi di bumi…”
    Kasihan malaikat, saya setiap hari makan cumi goreng, ayam panggang,
    Gurame pedas, soalnya malaikat dengan logika moralnya tahu terjadi
    pertumpahan darah cumi, ayam dan gurame.
    Kalau benar datangnya dari Allah. Amin

    @
    He…he… terimakasih komentarnya. Dan terimakasih dinomori, jadi lebih mudah disistematikkan… Juga bahasa dipakai lebih santai. Yang ingin saya tanggapi “lebih serius”, nomor 2. Keterbatasan pengetahuan malaikat tercermin di sini. Ambil contoh ke saya, saya sudah tahu juga sebelum terjadi (berdasarkan pengalaman), bahwa kalau saya menjatuhkan batu ke kaki saya, batunya harus cukup besar, maka saya bisa sakit (padahal batunya belum dijatuhkan). Dalam bahasa lain, saya bisa menalar bahwa apa kejadian berikutnya apabila sesuatu tindakan dilakukan. Kira-kira begitu lho yang ditanyakan malaikat pada Penciptanya. 😀
    Kok Malaikat bisa-bisanya bertanya, tapi belum tahu tabiat yang akan diciptakan?… Karena saya bukan malaikat, ya nggak tahu juga. Namun “boleh jadi” karena sumber atau bahan pembuatnya sama. Semua mahluk hidup fana dibuat dari bahan dasar yang sama.

    Kalau dikaitkan dengan charles darwin; nah itu; saya termasuk yang melihat teori evolusi darwin itu teori prasangkaan …..

    Suka

  18. haniifa said

    Syukurlah kalau kita sudah bisa mulai sersan “serius tapi santai”,
    Agak Serius :
    ” (berdasarkan pengalaman),… saya bisa menalar bahwa apa kejadian berikutnya apabila sesuatu tindakan dilakukan.”
    Mari kita sistematiskan nalar kita :
    Berdasarkan pengalaman = pernah terjadi dan dialami secara meyakinkan. mengenai Object, Waktu dan Proses kejadiaan.
    Menalar proses kejadian = Ok, saya sependapat (tahu object plus sifanya)
    Wah…mas saya agak bingun dengan selogisma tanya-jawab (seperti logis,tapi … aduh ma…nggak nyambung). Jelas yang ditanyakan adalah object (Manusianya), bukan akibat kejadiannya ????
    Agak santai :
    Syukurlah saya dan mas Agor bukan “MALAIKAT”, begitu juga dengan si “FULAN”
    Tapi gimana yach, kira-kira yang menimpa si “FULAN”, jika menalarkan “SESUATU” yang akan menimpa kepalanya ???
    a). Menalarkan “SESUATU” cukup akibat kejadiannya :
    “SESUATU”, ah… itukan object toch semua bahan dasarnya sama, mo “BESAR” kek, mo kecil kek, mo (maaf yach) kotoran burung kek, mo kapal lion air kek, mo Mas
    Charles kek, MODAR..WIN Kek, toch kejadiannya cuma nimpa kepala ??? hee..x +~
    b). Menalarkan “SESUATU” berikut object dan karakteristiknya :
    “SESUATU” = Uang 1 milyard “Alhamdulillah mos saya zakatkan sebagian”
    “SESUATU” = …Burung, “Ait…, loncat… ah biar nggak kotor”
    “SESUATU” = Peluru nyasar “Wah masuk TANK aja ah biar, slamet”
    Sempat nggak sich ?????
    c). Menalarkan “SESUATU” berikut Object dan Karakteristiknya dan WAKTU
    Maha Sempurna Allah, kalaupun 7 galaksi dijadikan komputer, sampai “HUNG” nggak akan habis saya nge-blog, mengetik kalimah Allah.
    SUPER SANTAI:
    Kalau bersikukuh dengan teory kejadian, “apa yach judul bukunya Mas Darwin the …ORGONAL gitu???, saya lupa sangking sampahnya”.
    Keong Mas = Penyembah Sapi Mas (QS 2:93 kisah nabi Musa a.s) = C. Darwin Mas
    Al Baqarah 93 :
    Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): “Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!” Mereka menjawab: “Kami mendengarkan tetapi tidak menaati”. Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: “Amat jahat perbuatan yang diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat)”.
    “Kalau dikaitkan dengan charles darwin; nah itu; saya termasuk yang melihat teori evolusi darwin itu teori prasangkaan ….. ”
    Kalau mas agor pendapatnya seperti ini, berarti kita sama-sama manusia normal, juga sama seperti Nabi Adam a.s
    Karena berbicara object manusianya bukan proses kejadian manusianya
    Kalau benar dan sempurna datangnya hanya dari Allah semata, dan saya penyembah Allah Pencipta Segala Sesuatu dan saya akan berpegang pada kitab Al Qur’an. Amin

    @
    Menalar berdasarkan pengalaman bisa sendiri, bisa hasil karya orang lain yang dipahami.

    Suka

  19. aricloud said

    @ibrahim dan @haniifa
    Saya kok sepertinya masih belum sependapat dengan pemikiran mas ibrahim dan mas haniifa ya, terutama yang terkait dengan pemikiran agus mustopha.
    PERTAMA.
    Menurut saya, Agus Mustofa dalam bukunya “Ternyata akhirat tidak kekal” agak memaksakan tafsir terutama pada Surat Al A’raf :189 :
    “Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami teramasuk orang-orang yang bersyukur”. (Al A’raf :189)
    “Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu…
    Kalau kata ‘kamu’ yang dimaksud pada ayat ini adalah nabi adam as, maka bisa jadi penafsiran bahwa Adam dan Hawa dilahirkan dari rahim yang sama (diri yang satu) adalah benar. (hLmN 24, Ternyata Akhirat Tidak Kekal, Agus Mustofa)
    Namun coba telusuri kembali ayat sebelumnya 188 :
    Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. dan sekiranya Aku mengetahui yang ghaib, tentulah Aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan Aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (Al A’raf :188)
    Jelas sekali bahwa yang diajak berbicara (kata ‘kamu’ pada ayat 189) adalah Nabi Muhammad SAW, bukan nabi Adam as.
    Sehingga makana ‘Diri yang satu’ adalah Nabi Adam, bukan rahim makhluk lain seperti digambarkan Ust.Agus Mustofa.
    “…dan dari padanya Dia menciptakan istrinya..”
    dari padanya ini jelas sekali insya Allah maksudnya “dari nabi adam” Dia menciptakan istrinya. sehingga Siti Hawa memang benar-benar diciptakan dari Nabi Adam as. wallahu ‘alam bagaimana caranya.
    KEDUA
    Apakah syurga yang dimaksud sebagai tempat tiggal Adam dan Hawa adalah dibumi juga seperti yang digambarkan Ust Agus Mustofa.
    Mari kita review kembali QS. Al A’raf 11-25:
    11. Sesungguhnya kami Telah menciptakan kamu (Adam), lalu kami bentuk tubuhmu, Kemudian kami katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”, Maka merekapun bersujud kecuali iblis. dia tidak termasuk mereka yang bersujud.
    12. Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” menjawab Iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”.
    13. Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; Karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”.
    14. Iblis menjawab: “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”.
    15. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.”
    16. Iblis menjawab: “Karena Engkau Telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
    17. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
    18. Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya”.
    19. (dan Allah berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim.”
    20. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”.
    21. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua”,
    22. Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. tatkala keduanya Telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku Telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”
    23. Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
    24. Allah berfirman: “Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang Telah ditentukan”.
    25. Allah berfirman: “Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. (QS. Al A’raf 11-25)
    Dialog yang terjadi pada ayat-ayat diatas, sebagaimana dalam kaidah tafsir : apabila tiada penjelasan pada ayat lain yang berbeda, maka kita harus meyakini dialog tersebut terjadi apa adanya seperti dikisahkan Al Qur’an. (Ayat yang mirip pada Al Hijr :26-44).
    Artinya telah benar-benar terjadi dialog antara Allah, Malaikat, Iblis dan Adam. Dialog seperti ini hampir mustahil terjadi di bumi atau alam nyata. Dikisahkan dialog tersebut terjadi di Syurga (lihat ayat 13), yang tentunya termasuk alam ghaib (terlepas dari definisi ghaibmu dan ghaibku ala ust. Agus Mustofa).
    Lihat ayat 19 – 25
    Allah dengan sangat tegas membedakan bahasa Syurga (Jannah) dan bumi (Al Ard)
    Ust. Agus Mustofa menafsirkan ayat tidak komprehensif, melainkan sepotong-sepotong.
    Seperti pada ayat 25 (QS Al A’raf):
    “Allah berfirman: “Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.”
    Beliau menafsirkan bahwa kata ‘kamu’ atau Adam as pada ayat tersebut hidup, mati dan dibangkitkan kembali di bumi. sehingga Syurga yang dimaksud sebagai tempat tinggal adam as pertama kali adalah dibumi juga (halaman 12. Ternyata Akhirat Tidak Kekal).
    Namun barangkali beliau lupa, bahwa Allah SWT mengatakan demikian pada Adam as setelah Adam diturunkan dari syurga, bukan saat adam masih berada di syurga. (lihat ayat 19 – 25)
    KETIGA
    Penafsiran Ust. Agus Mustofa terhadap ayat QS Al Baqarah : 30 :
    “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
    (hlmn 16-17, Ternyata Akhirat Tidak Kekal) Agus Mustofa menyatakan sependapat dengan Prof. A. Baiquni bahwa malaikat mengetahui bahwa khalifah itu akan membuat kerusakan karena memang sebelumnya sudah ada yang seperti manusia (hanya mirip).
    Barangkali Ust. Agus Mustofa tidak mempertimbangkan bahwa seluruh kejadian alam semesta sudah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfudz. Kitab ini tentu saja gaib bagi manusia namun belum tentu segaib malaikat seperti yang dijelaskan Ust. Agus Mustofa sendiri bahwa keghaiban itu relatif.
    Jangankan malaikat, Jin saja kadangkala mampu mendapat informasi tentang masa depan.
    Lihat QS. Al Jin: 8-9:
    “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).”
    Juga perhatikan Hadits dari Shahih Bukhari :
    Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila Alloh menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan sayap-sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan karena ketakutan). Maka apabila telah dihilangkan rasa takut dari hati mereka, mereka berkata: “Apakah yang difirmankan oleh Tuhanmu?”Mereka menjawab: “(Perkataan) yang benar. Dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Ketika itulah, (syaitan-syaitan) penyadap berita (wahyu) mendengarnya. Keadaan penyadap berita itu seperti ini: sebagian mereka di atas sebagian yang lain -digambarkan Sufyan dengan telapak tangannya, dengan direnggangkan dan dibuka jari-jemarinya– maka ketika penyadap berita (yang di atas) mendengar kalimat (firman) itu, disampaikanlah kepada yang di bawahnya, kemudian disampaikan lagi kepada yang ada di bawahnya, dan demikian seterusnya hingga disampaikan ke mulut tukang sihir atau tukang ramal. Akan tetapi kadangkala syaitan penyadap berita itu terkena syihab (panah api) sebelum sempat menyampaikan kalimat (firman) tersebut, dan kadang kala sudah sempat menyampaikannya sebelum terkena syihab; dengan satu kalimat yang didengarnya itulah, tukang sihir atau tukang ramal melakukan seratus macam kebohongan. Mereka (yang mendatangi tukang sihir atau tukang ramal) mengatakan: “Bukankah dia telah memberitahu kita bahwa pada hari anu akan terjadi anu (dan itu terjadi benar)”, sehingga dipercayalah tukang sihir atau tukang ramal tersebut karena satu kalimat yang telah didengar dari Iangit. (HR. Al Bukhori).
    Sehingga amat masuk akal bahwa Malaikat yang lebih taat pada Allah 100% mengetahui sebagian berita2 ghaib tentang masa depan dari Allah SWT sendiri. Sehingga pertanyaan Malaikat tentang :
    “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,…”
    Bukan karena kejadian perusakan dimaksud malaikat pernah terjadi, namun lebih pada Malaikat mengetahui beberapa kejadian tentang manusia di masa yang akan datang. Mengapa Malaikat mengetahui beberapa kejadian di masa yang akan datang?
    tentu saja karena tugas2 malaikat terhadap manusia mulai dari mencatat perbuatan hingga meniup sangkakala yang memungkinkan Malaikat sudah mendapat S.O.P nya dari Allah swt.
    Terlepas dari itu semua, Ust. Agus Mustofa merupakan ulama dan ilmuan cerdas yang buku-bukunya sangat menarik untuk dibaca, namun juga tidak berarti lepas dari kesalahan.
    Wallahu ‘Alam bish showab

    @
    Mas Aricloud, ijinkan komentar ini saya naikkan ke postingan ya. Saya memang tidak membaca lengkap buku Agus Mustopha, namun kalau kata Mas :”…bukan rahim makhluk lain seperti digambarkan Ust.Agus Mustofa….” maka saya sependapat dengan Mas Ari. Kalau tidak dinyatakan dalam al Qur’an, maka tentu kata Beliau itu tidak lebih dan kurang adalah prasangkaan belaka. Itu pendapat Agor.

    Suka

  20. aricloud said

    gak apa mas agor, mhn luruskan bila berlebihan dalam berpendapat, saya banyak mengambil referensi pembanding dari ‘Kisah para nabi’ Ibnu Katsir

    @
    Nggak kok, saya kira komentar Mas bagus lho… saya “concern” dengan pemahaman ayat yang tidak dilebih-lebihkan dan tidak dikurangi. Yang menarik (menurut agor dan perlu/sesuai) agor naikkan ke postingan, dgn harapan memberikan manfaat. Apalagi jika bersifat unik dan dapat menambah wawasan. Tentu saja ini subjektif.

    Suka

  21. […] pada Penciptaan Isa Seperti Penciptaan Adamaricloud pada Bukti Kebenaran Teori Evolusiaricloud pada Penciptaan Isa Seperti Penciptaan Adamandreas sun pada Bumi ditabrak sebuah asteroid 65 juta tahun lalu, kembali mendapat tantangananonim […]

    Suka

  22. haniifa said

    @Ibrahim
    Apa pernah baca buku karyanya mas Agus Mustopa ?

    @Agor
    Terima kasih mas Agor, 1x kayuh 2 pulau terlampui.
    ” Menalar berdasarkan pengalaman bisa sendiri, bisa hasil karya orang lain yang dipahami. ”
    Karena Malaikat tidak bisa menalar eses yang ditimbulkan kalau koloni manusia tumbuh lagi, bisa hasil (karya) Mahluq Ciptaan Allah yang di implentasikan dalam ujud Nabi Ada a.s

    Karena saya tidak bisa menalar karyanya Charles Darwin, bisa hasil Karya Ciptaan Allah yang di implentasikan dalam Al Qur’an lewat perantaraan Nabi Muhammad s.a.w.

    @Aricloud
    “…. ibrahim dan mas haniifa ya, terutama yang terkait dengan pemikiran agus mustopha … “.
    Wah…wah repot nich mas ari, kayaknya anda dapat sumber berita dari langit ???
    Dapat info dari mana yach !!??
    ” Jangankan malaikat, Jin saja kadangkala mampu mendapat informasi tentang masa …”
    Woowww Luuuaarrr biasa. !!!!???? (Infonya salah tuh).
    “JIN” berevolusi menjadi “SATELIT”, kemudian berevolusi menjadi “fiber optict” kemudian berevolusi lagi menjadi buku karangan Mas Ust. Agus, kemudian ber “MUTASI GEN” menjadi bukunya Ibnu Katsir.
    Himbauan untuk Mas Charles Darwin : “Urutan waktu terhadap mutasi jadi hancur…sama para pemuja”.
    Teori evolusi parameter “waktu”:
    “- ~” …ke… “abad 20” …ke… “abad 21″ …ke…”abad 8”
    Teori evolusi parameter “Buku Kajian” :
    “The Orgin” …mutasi buku… “Ternyata akhirat tidak kekal” …mutasi buku…. “Kisah para nabi” …mutasi tak sempurna… Daya Nalar Mas Ari.

    Himbauan untuk Mas Ustad. Agus :
    Nalar Mas Ust. Agus …dikawin paksa dengan…. Nalar Prof. A. Baiquni …di evolusi paksa dengan …. Mas Agor dengan kembaran mas Ari

    Saran buat mas ari, Tanya caranya ke Prof. A. Baiquni “Prof, Gimana Metodologi Ilmiah itu !?”, tolong sampaikan salam juga sama beliau, metodologi yang saya pakai adalah “Milata” Nabi Ibrahim a.s yang “UNIVERSAL”.

    Suka

  23. aricloud said

    @haniifa
    ” Jangankan malaikat, Jin saja kadangkala mampu mendapat informasi tentang masa …”
    Woowww Luuuaarrr biasa. !!!!???? (Infonya salah tuh).
    Mas haniifa, saya tidak sedang berpendapat berdasarkan prasangka saya sendiri, namun berdasarkan hadits nabi Riwayat Bukhari seperti yang saya sebutkan di atas. Hadits tsb ada di Shahih Bukhari, hadits no. 4426, juz 14 halaman 490, pada bab
    “Hatta idza fuzzi’a ‘an quluubihim qaalu madza qaala rabbukum qaalu alhaqqa wa
    huwa al-’aliyyu al-kabir”
    @ibrahim
    coba baca kembali buku “Ternyata Akhirat Tidak Kekal”
    Ust. Agus Mustofa tidak satupun menggunakan dalil dari Hadits2.
    Padahal perihal masalah yang ghaib selain dari Al Quran kita perlu mendapat tuntunan juga dari hadits2 nabi, dibandingkan prasangkaan belaka.
    Wallahu ‘alam

    @
    Yap… saya lihat komentar Mas Ari menjaga (memberi perhatian) dan memilah yang prasangkaan atau bukan.

    Suka

  24. Ibrahim said

    @Aricloud
    Untuk urusan yang ghaib, pendapat saya sebaiknya hanya hadis nabi setelah Isra Mi’raj yang dapat dijadikan referensi. Bukan berarti tidak memakai hadits, perihal ghaib yang lebih baik adalah Al Qur’an, bukankah Allah mewahyukan yang ghaib kepada Rasul dalam Al Qur’an:
    QS. Al Imran (3):44. Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.
    QS. Al A’raf (7):187. Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
    QS. Al A’raf (7):188. Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudaratan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”.
    Bukan berarti kalau tanpa hadits langsung dicap prasangkaan belaka. Kan kepahamanannya dari Al Quran sebagai pedoman utama.
    Al Quran yang universal kan harus dapat dipahami secara holistik, kita mesti melihat dan mengumpulkan ayat-ayat yang berhubungan sebanyak-banyaknya dan memahami semua ayatnya tanpa membuat kepahaman terhadap suatu ayat yang menyebabkan pertentangan dengan kepahaman pada ayat yang lainnya. Al Quran itu saling menjelaskan.
    QS. An Nur (24):46. Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. Dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
    QS. Al A’raf (7):52. Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Qur’an) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
    @haniifa
    Saya pembaca buku-buku Ust. Agus Mustofa dalam serial diskusi tasawuf modern.
    Mohon maaf, saya ini orang awam jadi logikanya agak lambat untuk memahami kata-kata pak haniifa yang unik.
    Wallahu a’lam bishshowab.

    @
    Mas Ibrahim, uraian Mas menarik perhatian saya juga. Alinea pertama : “…perihal ghaib yang lebih baik adalah Al Qur’an,…” saya mendukung pendekatan ini. Beberapa waktu yang lalu, saya menyitir di postingan :”Ghaib, gaib itu apa sih….

    Saya juga sependapat, kita harus belajar memahami Al Qur’an secara holistik. Namun dengan sedikit catatan bahwa Allah mengingatkan bahwa sebagian ta’wilnya, hanya Allah yang mengetahui :

    QS 3. Ali ‘Imran 7. Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[183], itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

    garis bawah tebal pada kata : mengetahui ta’wilnya melainkan Allah.

    Agor berpendapat, kalau diceritakan (dijelaskan Al Qur’an) mari kita pahami. Kalau tidak dijelaskan, berhati-hati kita menarik kesimpulan.

    Suka

  25. ech said

    saya ada satu pertanyaan sederhana: dimana dalilnya bahwa nabi adam adalah MANUSIA PERTAMA? 😉

    @

    Allah akan menjadikan khalifah di muka bumi…. artinya apa, ketika kita memahami ini?
    😀

    Suka

  26. sikabayan said

    Punten kang Ibrahim dipais sedikit yah…
    @ech
    menurut kabayanmah ini sudah cukup untuk menjadi dalil manusia pertama… yang satu masih disurga (Adam AS.)berarti manusia pertama… diperkenalkan kepada malaikat… dan yang satunya (Isa AS.) jelas didunia karena memang didunia lahirnya juga gituh…
    QS. Al Kahfi (18) : 50. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis…
    Maka sama bagi Allah hanya dengan berfirman: “Jadilah” (Isa), maka jadilah dia. Tapi dari sisi dunianya, ternyata Isa diciptakan melalui rahim, yang didalam rahim itu kemudian berproses dan berkembang sampai menjadi wujud manusia sempurna hingga siap dilahirkan ke dunia.

    Suka

  27. ech said

    Ya sama seperti matahari mengelilingi bumi 🙂 he..he..
    maaf, bukan ngeledek. maksud saya: ada ga ayat yang mengatakan secara explisit bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Alloh?
    Al baqarah:30 menurut saya tidak bisa dijadikan dalil, malah sebaliknya. ketika malaikat bertanya kenapa secara implisit menyiratkan bahwa sebelumnya Alloh sudah pernah menciptakan mahluk yang sama. tapi kalau ditafsirkan memang bisa berbagai macam.
    coba baca Surah Shaad: 38
    “Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi”
    Dari situ kita bisa simpulkan, predikat Khalifah bukan monopoly Nabi Adam
    (atau mau di tafsirkan juga bahwa nabi Daud adalah manusia pertama?)

    @
    QS 38. Shaad 71. (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.”

    Sebelumnya tidak ada manusia (sebelum yang disebut Adam) dan anak keturunan adam?.

    Soal khalifah… tentu saja bukan monopoli adam…monopoli manusia… 😀

    Suka

  28. aricloud said

    @ech
    Maksud saya adalah memang Rasulullah tidak mengetahui perihal yang gaib, sehingga jika ada sahabat yang bertanya tentang masalah yang ghaib Rasulullah mengatakan :
    “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudaratan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”
    Akan tetapi bukan berarti Rasulullah tidak pernah menyampaikan hal-hal ghaib, banyak sekali hadits2 yang menceritakan tentang syurga, neraka, ramalan2 masa depan, tanda-tanda kiamat dan lain sebagainya, apakah ini bukan hal2 ghaib?
    Tetapi hal-hal ghaib yang disampaikan oleh Rasulullah itu hakikatnya bukan dari pengetahuan Raulullah saw sendiri, tetapi karena dituntun oleh Allah SWT.
    Karena jika kita menafikkan hadits2 yang banyak sekali berbicara tentang perkara ghaib (walaupun dilafalkan oleh Rasulullah tapi sebenarnya berita dari Allah) maka saya khawatir kita terjebak pada kesombongan akan pengetahuan melalui akal kita sendiri tentang penafsiran Al Quran.
    Lain halnya jika pada suatu ayat Al Quran tentang perkara ghaib tidak di jelaskan oleh Hadits2, sehingga tentu saja kita perlu menafsirkannya tanpa bantuan hadits2. Contohnya adalah kepastian adanya kiamat, namun waktu terjadinya serta tanda2nya adalah ghaib, Sehingga Rasulullah pun tidak mengetahui waktu terjadinya hari kiamat karena tidak diwahyukan oleh Allah SWT, kecuali hanya sedikit tanda-tanda kiamat yang diberitahu oleh ALlah SWT yang kemudian diucapkan oleh Nabi kepada sahabat dalam bentuk hadits2..
    Wallahu’alam
    Semoga bermanfaat

    @
    Betul Mas Ech/Mas Aricloud… ghaib hanya Allah yang tahu, begitu firmanNya…. Banyak hadis mendukung ke arah ini dan diceritakan menunjukkan adanya informasi alam ghaib…. Seberapa besar kualitas ketepatan periwayatan hadis mengenai hal ini ?…. ini juga satu kajian tersendiri…. Yang penting, sebagai orang beriman, tentu tidak bertentangan dengan main streamnya.

    Mengenai penjelasan hadis : “ramalan masa depan” tentu karena kuasa Allah… yang ditunjukkan bukanlah ramalan tapi memang the real…. ditunjukkan Allah sebagaian kekuasaan kami… (saat beliau Isra Miraj’) termasuk beberapa hadis yang menjelaskan apa yang dilihatnya di neraka….

    Suka

  29. aricloud said

    maaf komen diatas sebenarnya :
    @ibrahim
    bukan
    @ech

    🙂

    Suka

  30. sikabayan said

    duh.. kita harus tawadhu kalau membaca Al Qur’an teh…
    kabayanmah kalau kata Allah matahari terbit dari barat juga ikut ajah…
    bukannyah ngejek para ilmuwan yah… sebetulnyamah Allah yang Maha Bijaksana teh senyum ajah, ngeliat kelakuan kita teh… bumi berputar pada poros kutubnyah, sedangkan bulan berputar kayak jarum jam atau seperti kincir, seharusnya menurut teori manusia mah bulan harusnya berputar seperti bumi, kenyataanya kan tidak…
    bulan paling dekat dengan bumi, katanyah teknologi sudah sangat maju tapi belum ada yang tahu seperti apa pantatnya bulan teh, jangan2 seperti pantatnyah teko atawa poci tidak sebulat yang kita bayangkan… katanyah orang sudah kebulan tapi di intip2 ngga ada bendera siapa2 di bulan teh, ngga seperti di puncak gunung tinggi banyak bendera para pendaki…
    yang katanyah sudah sampe dibulan ngga ada yang senter2 ke bumi sini pakai laser atau lampu senter gituh biar kita tau kalo dibulan ada yang lagi ngopi sambil duduk2… ada pelm dokumenter bulan yang loncat2 pasirnya ngga terbang sampai sepuluh meter, padahal katanyah gravitasinya lebih kecil, orangnya mah loncat tinggi tapi pasirnyamah engga, mungkin pasir bulan mah lebih berat 5 kali lipat yah… tapi kenapa yah sabuknya astronot juga beratnya jadi 5 kali lipat…
    euleuh2… kabayan jadi sedih dibohongan sama ilmuwan teh…
    mendingan ngalamun deui we ah… eta si iteung lagi ngimpi apa yah?…

    @

    Yah, begitulah Kang… pada beberapa sisi, kita kemudian juga melihat (merasakan) bahwa sains tidak bebas nilai.

    Suka

  31. heri yahya said

    Mr.Agor Said: Mengapa tanpa Ibu, karena kalau menurut definisi pengertian umum, yang disebut anak manusia itu lahir dari telur ibu dan sperma bapaknya.
    Komentar:
    Jgn lupa Isa disebut dalam Al.Qur’an sebagai “Isa Ibnu Maryam” yang beranti anaknya Maryam, jadi nasabnya ikut ibunya.

    @
    Yap.. betul begitu… mengikuti nasab, namun dalam proses penciptaan… rujukannya seperti Adam….

    Suka

  32. dani said

    menurut saya hanya orang yang merenung akan kebesaran Alloh dan dia akan terus mohon petunjuk agar tetap iman kepadanya karena bagaimanapun ilmu Alloh tidak akan bisa di urai dengan akar pikiran manusia subhanalloh “laa haulaa wala kuwatta ila billah”

    @
    kemana lagi tali yang harus kita pegang erat dalam segala asa….

    Suka

  33. Sekilas kami pernah membaca buku itu. Pengarangnya agak bersemangat dengan tesisnya bahwa Nabi Adam ‘alaihissalam bukan manusia pertama. Juga bahwa beliau tidak diciptakan langsung dari tanah, melainkan lewat proses kelahiran seperti umumnya manusia.

    Kalau dilihat dari dalil-dalil yang dikemukakan, boleh dibilang tidak ada yang salah. Mengapa tidak ada yang salah? Karena dalil-dalil itu berupa ayat Al-Quran. Siapa yang menyalahkan ayat Al-Quran?

    Yang kurang tepat justru dalam melakukan penyimpulan dalil ayat Al-Quran itu sendiri. Di dalam istilah para ulama, menarik kesimpulan dari dalil-dalil itu disebut dengan istilah istidlal. Yaitu proses mengambil kesimpulan dari ayat Al-Quran dan Al-Hadits, di mana keduanya adalah sumber utama ajaran Islam.

    Maka kalau boleh kami memberikan sedikit garis bawah, setidaknya ada tiga kejanggalan utama dari tesisnya.

    Kejanggalan Pertama:

    Kejanggalan pertama adalah ketika dalil berupa ayat Al-Quran dikemukakan, kita sama sekali tidak dikenalkan dengan tafsir dari ulama mufassirin yang muktabar.

    Ayat-ayat Al-Quran yang dikemukakan tiba-tiba ditarik kesimpulannya begitu saja, tanpa pernah tengok kanan atau tengok kiri lagi. Ibarat orang menyeberang jalan, dengan sangat yakinnya penulis buku itu ngeloyor ke tengah jalan

    Padahal biasanya para ulama setiap kali beristidlal, selalu menampilkan komentar para ahlitafsir yang muktamad dan aqwal (pendapat) para ahli ilmu lainnya, sebelum bicara tentang pendapat dirinya sendiri. Jadidari sisi metodologi, kelihatan bahwa penulisan buku itu tidak memenuhi kaidah ilmiyah.

    Kejanggalan Kedua

    Kejanggalan ini agak parah, yaitu tidak ada satu pun hadits Nabi SAW yang dicantumkan sebagai dalil. Nyaris tidak ada satu pun hadits shahih yang dijadikan dalil. Entah apa motivasi penulisnya. tapi yang jelas keterangan detail, tegas, sharih dan eksplisit tentang Nabi Adam sebagai manusia pertama ada di dalam hadits-hadits nabawi. Di antaranya

    “Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah.” (HR Bukhari)

    Kami tidak menuduhnya penganut inkarussunnah, namun amat mengherankan bila ada sebuah buku tentang Islam, terlebih terkait dengan tema aqidah yang cukup berat, tetapi sama sekali tidak mencantumkan hadits nabawi.

    Entahlah bila pengarangnya memang menghindari penggunaan hadits nabawi. Tetapi yang jelas, hadits nabawi adalah salah satu sumber rujukan ajaran Islam yang utama. Meninggalkan keterangan hadits nabi tentu bukan tindakan yang dibenarkan.

    Kejanggalan Ketiga

    Buku itu sama sekali tidak mencantumkan pendapat para ulama aqidah, khususnya dalam tesis bahwa Nabi Adam as dilahirkan dan bukan manusia pertama. Setidaknya, penulis buku itu mencantumkan siapa saja orang yang berpendapat sama dengan dirinya. Sayangnya hal itu tidak dilakukannya. Apalagi kutipan pendapat para ulama aqidah yang menentang pendapatnya, sama sekali tidak ada.

    Apa yang dikemukakan boleh dibilang sebuah bentuk penafsiran ayat Al-Quran murni hanya dengan ra’yu dan meninggalkan ilmu tafsir, hadits serta aqwal para fuqaha yang muktabar.

    Ayat Yang Ditafsirkan Lewat Akal

    Di antara ayat Al-Quran yang biasanya dijadikan sebagai bahan landasan logika aneh yang dikembang adalah ayat berikut ini:

    إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِندَ اللّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِن تُرَابٍ ثِمَّ قَالَ لَهُ كُن فَيَكُونُ

    Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia. (QS. Ali Imran: 59)

    Kalau kita pernah belajar tentang ilmu tafsir, meski tidak menguasai sepenuhnya, namun seharusnya kita tahu bahwa ayat ini turun untuk membantah keyakinan orang nasrani. Allah SWT mematahkan argumentasi mereka dengan menggunakanqiyas, bahwa penciptaan Nabi Isa yang lahir tanpa ayah adalah suatu hal yang bukan mustahil. Sebab Nabi Adam bahkan lahir tanpa ayah dan ibu. Ada kemiripan antara keduanya, meski bukan berarti sama persis.

    Sayangnya, penulis buku itu malah menjadikan ayat ini di luar tujuan dan konteksnya. Padahal tidak ada satu pun kitab tafsir yang mengatakan demikian. Entah dari mana dia mendapatkan pemikiran seperti itu. Dia malah mengatakan bukan Nabi Isa yang kasusnya mirip Nabi Adam, tetapi justru Nabi Adam yang harus ikut keadaan Nabi Isa, yaitu punya ibu dan dilahirkan oleh seorang ibu.

    Padahal jelas-jelas Allah mengatakan bahwa kasus kelahiran Nabi Isa itu ada kemiripan dengan kasus Nabi Adam, bukan kasus Nabi Adam seperti kasus Nabi Isa. Dan titik kemiripannya adalah bahwa nabi Adam tercipta tanpa ayah, bahkan tanpa ibu.

    Logika yang dikembangkan memang agak aneh dan janggal. Dan lucunya, penulis buku itu sama sekali tidak melengkapi logika yang dibangun sendiri. Seharusnya dia menuliskan juga tentang siapakah ibu Nabi Adam serta hal-hal yang dialami pasca kelahirannya. Dan tidak ada keterangan bahwa setelah itu, orang-orang menuduh ibu Nabi Adam itu sebagai wanita pezina. Juga tidak dijelaskan bahwa saat masih bayi, Nabi Adam bisa bicara seperti orang dewasa.

    Logika yang dikembangkannya justru dipungkirinya sendiri. Kalau benar Nabi Adam mengalami proses seperti Nabi Isa, maka seharusnya ibunya Nabi Adam (kalau memang ada) sebelumnya harus didatangi Jibril yang mengabarkan kehamilannya, lalu dia hamil dan merintih kesakitan saat melahirkan, kemudian diperintahan untuk memakan buah kurma muda (ruthab), lalu kembali ke masyarakat dan dihina sebagai wnaita pezina, kemudian Adam pun seharusnya bisa bicara meski masih bayi. Karena Maryam ibu Nabi Isa mengalami semua proses itu.

    Tetapi karena yang dikejar memang bukan itu, melainkan hanya ingin sekedar menguatkan keyakinannya bahwa Nabi Adam itu tidak diciptakan langsung oleh Allah dari tanah dan bukan manusia pertama, maka dia tidak sadar bahwa logika itu sendiri sebenarnya punya konsekuensi yang pasti tidak disetujuinya.

    Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

    Ahmad Sarwat, Lc

    @
    Saya link tulisan beliau di atas dalam salah satu postingan. Namun, pembahasan yang dilakukan lebih pada kritik metodelogis bukan pada esensi yang didiskusikan.

    Suka

  34. helmy said

    menurut saya misal penciptaan isa sama dengan penciptaan adam adalah Alloh sedang berbicara Adam sebagai kholifah dan Isa sebagai kholifah di bumi Alloh. Alloh membimbing Isa membangun kekholifahan sama seperti ketika Alloh membimbing Adam. Alloh sedang berbicara Adam sebagai kholifah pertama, jadi Isa membangun kekholifahan (yerusalem) sebagaimana Adam membangun kekholifahan. kesimpulannya semua nabi cara beribadahnya sama yaitu menerapkan aturan2 Aloh, aturan Alloh bisa dilaksakan apabila sudah ada kholifah yang berkuasa. semua nabi dan rosul ibadahnya membangun kholifah (menegakan dien), jadi bukannya hanya mengajarkan yang riutal-ritual saja. bentuk program dan tahapan-tahapannya juga sama yaitu sesuai dengan program-program dari Alloh. tidak ada perubahan dalam sunatulloh (ketetapan Alloh) yang berlaku dari dahulu.

    @
    Dalam pemahaman saya, karena katanya dimulai dari penciptaan, maka yang dimaksud juga proses pada penciptaan….. Wallahu’alam.

    Suka

  35. Irsyad Nurorohman said

    PUSING!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
    Wallahu A’lam bishawab.

    @
    menjadi tanda bagi orang berakal…..
    Wallahu’ alam

    Suka

  36. asalamualikum,

    waktu saya baca sampai tengah2 saya masih bisa paham. tambah kebawah timbul tengelam, semakin kebawah saya semakin nggak dong. ya mungkin memang otak saya perlu di latih untuk lonjak2 dulu biar besok kalau saya baca lagi bisa sedikit dong. saya tertarik dengan hal seperti ini. setelah saya membaca semua yang telah saudara2 tulisdi rubrik ini saya masih punya satu pertanyaan. siapa saja yang mungkin tau bisa memberi saya informasi.
    1. kalau nabi adam dan hawa di citakan dari sel yang sama (kembar) berarti keduanya incess dunk. kalau saya tidaksalah dengar, keturunan beliau berdua kan juga kembar 2 pasang dan kalau tidak salah juga dinikahkan tetapi ditukar. kalau saya bayangkan berarti juga itu incess dong. padahal anak2 hasil incss biasanya akan cacat atau hidupnya tidak akan bertahan lama. lalu bagaimana bisa ada orng2 yang ngeblog seperti sekarang ini 🙂
    2. perihal dialog antara manusia, malaikat, Allah dan Iblis. inisih cuma pikiranku aja lo mas2 dan mbak2. kalau aku salh ya mohon di luruskan. saya rasa itu mungkin di kedidupan sebelum di dunia. saya juga nggak tau itu di mana. karena kalau saya tidak salah info neh, kita semua kan juga semuanya pernah didalam rahim ibu kita tercinta dan konon katanya tiap manusia sudah pernah berjanji pada Allah untuk Allstubirobikum kolubalasahidna.Mohon maaf kalau mungkn salah tulis, saya tidak pandai. dan sekarang, apa ada yang ingat apa yang terjadi pada kit saat kita mengucap janji itu atau apa yang terjadi pada kita waktu kita berada dikandungan ibu kita tercinta? kalau ada yang inget mbk aku mau diceritain aku kok lupa ya? sedikt pengalaman ini mungkin bisa menemukan sisi terang untuk mendapat jawaban yang ya… mendekati sempurna. karena yang tau sebenar2 nya pasti Allah. tapi kalau kita hanya bisa menjawab itu semua kuasa Allah, kita tidak bisa berkembang.

    wasalam

    Suka

  37. Dwi supriyono said

    Terima kasih jawabannya tinggal kita mau menggunakan pikirannya/akalnya bila ingin membuka takbir rahasia Allah

    Suka

  38. elfan said

    ISLAM MEMANDANG:

    ILMU PENGETAHUAN SARANA PENGUAT KEYAKINAN

    ADAM AS DAN KELAHIRAN ISA AL MASIH

    “… Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan (mereka) TIDAK DAPAT MENGAMBIL PELAJARAN (daripadanya) MELAINKAN ORANG-ORANG YANG BERAKAL. [SQS. Al-‘Imran, 3:7]

    salah satu cara memahami meyakini kebenaran ajaran Islam ya dengan sarana ilmu pengetahuan dan teknologi.

    sebagai contoh: Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia. (SQS. Al “Imran, 3:59)

    Akhirnya sains dan teknologi menjawab misteri kelahiran Nabi Isa Al Masih ibnu Maryam (QS. 19:34) terjawab dengan adanya dunia rekayasa genetik a.l. yakni kloning.

    Dengan demikian, tidak bisa dikatakan bahwa ‘gara-gara’ karena Nabi Isa lahir tanpa seorang ‘bapak’ lalu disebut ANAK TUHAN.

    https://khazanah.republika.co.id/berita/pz9akj385/7000-orang-jamaah-cermati-kajian-uas-di-uii?fbclid=IwAR3_Na4XOnaulEasx-NDtFQ-R1zfDRNLS-H498W2K-dSGp5DpLpkB_0pHqg

    Suka

  39. Gege said

    Penciptaan adam memang seperti isa,… Ia di ciptakan dari TURAB ( tanah) Turabin, indung telur,…. Mungkin penerjemahannya yg tidak bisa menemukan bahasa aslinya,… Tapi jika ARAB ITU TURABIN, artinya indung telur lah yg akurat artinya yaitu yg berada di dalam rahim perempuan,… Lalu siapakah perempuan itu,… Menurut saya, dialah yg disebut HAWA,… walaupun nama hawa tidak disebutkan dlm alquran,.. Tapi perempuan itulah yg melahirkan ADAM,… Lalu dari manakah perempuan itu, bukankah adam manusia pertama,? Ternyata sebelum adam, allah sudah menciptakan manusia,…jawab malaikat, kenapa kau ciptakan manusia , yg merusak bumi,… Ini adalah protes malaikat, ketika allah hendak menciptakan adam,… Nah ini titik terangnya,…. Manusia yg merusak bumi inilah, diambilnya yg berjenis perempuan, lalu ditiupkan seperti penciptaan isa almasih, hingga adam lahir, lalu dirawatlah hiingga besar, lalu dipertemukan lagi dengan perempuan itu, hingga banyak keturunan,… Apa mungkin hawa itu ibunya adam,…. Bisa jadi iya bisa jadi tidak…. Apa boleh anak memberiketurunan kepada ibunya,… Bisa jadi iya bisa jadi tidak,.. Hukum allah yg punya, jika allah berkehndak mungkin begitulah awalnya…. Karena bukan tanpa alasan nama hawa tidak tercantum, karena cerita hawa itu datangnya dari musa, musa mendapat cerita dari perpustakaan raja firaun…. Maka, kesalahan cerita adam inilah, yg diusung oleh kristen kesalahan dosa adam yang ditebus oleh isa almasih,… Sesungguhnya bukan dosa adam yg ditebus, tapi dosa/salah dalam cerita adamninilah yg ditebus isa almasih….. Wsslm

    Suka

Tinggalkan komentar