Berserah Diri, Semudah Apa Melakukannya?

Misalkan saja, suatu malam saya bermimpi dan akhir dari kesimpulan seluruh perenungan mimpi yang terjadi adalah saya diminta Allah Swt menyembelih putra kesayangan?.  Apakah saya memiliki kemampuan untuk mengerti, memahami bahwa ini perintah Allah Swt.  Jujur deh, rasanya membayangkan bagaimana kepasrahan dan keberserahan seorang hamba kepada Sang Pencipta dengan permintaanNya yang tidak masuk akal, tidak masuk logika sama sekali, serta menyalahi hukum bangsa dan kemanusiaan mampu dituruti.  Akan ada sejumlah alasan-alasan untuk menolak semua permintaan Sang Pencipta.  Namun, ini tidak bagi Nabi Ismail dan tentu saja sang ayah, Nabi Ibrahim. 

Beretika – Beramal Tapi Tidak Beragama, Masuk Surgakah?

“Misalnya nih… saya punya teman.  Orangnya baik lho, suka menolong sesama.  Kalau ada yang sakit dia kunjungi, kalau ada yang minta tolong maka tak segan mengulurkan tangan.  Tapi, dia nggak beragama, nggak percaya Allah, nggak percaya kitab suci, walaupun dia menghormati (bertoleransi) dengan orang yang beragama. — Dia bakalan masuk surga nggak ?”

Betapa Polos dan Jujurnya Para Pemimpin Bangsa Indonesia

Luar biasa, antara terkantuk-kantuk dan tidak saya menonton acara berjam-jam sehingga hampir jam 3 pagi dari jam 10 an malam itu, malam Jum’at tanggal 6 Nopember 2009.   Paginya masih sempat pula melihat Sensei Anggodo Wijoyo yang diwawancarai atau lebih tepat ditanyakan oleh pendekar super sakti Adnan Buyung Nasution.  Mungkin karena kurang konsentrasi dan amat kagum atas penjelasan-penjelasan dari yang terhormat Pak Susno mantan Kabareskrim, Pak Danuri Kapolri, dan sejumlah lain-lainnya yang tak hafal tampangnya, maka kesimpulan sementara yang dapat ditarik adalah :