Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Kyai Tolong Doakan Pelacur Saya ! (1)

Posted by agorsiloku pada Oktober 16, 2009

Kisah ini berawal di hari-hari panas di tepi pesisir pantai serombongan pekerja da’wah berhari-hari beramanah memenuhi panggilanNya.  Berhari-hari selama ini mereka hanya makan tangkapan hasil laut dan setelah masuk sepekan membuat mereka rindu makanan darat.  Begitulah singkat ceritanya.

Hati ketua rombongan, kita sebut saja Pak Kyai ini berguman :”Alangkah nikmatnya jika makan hari ini goreng ayam atau sejenisnyalah….”.  Suara hati ini rupanya didengarNya.  Allah mengabulkan permohonan hambaNya.  Tidak jelang hari semakin panas, seorang pemuda berbadan besar, kuat dan sehat datang kepada rombongan Pak Kyai yang sedang melaksanakan da’wahnya di lingkungan pesisir ini.

“Pak Kyai… pak… ini hari ini saya bawakan untuk Bapak dan semua di sini”.  Ayam goreng renyah berikut sayuran dan sambal yang dibawa dengan beberapa nampan dibawa pemuda ini dengan mata berbinar-binar.

“Subhanallah,”seru Kyai tercengang, :”Engkau sungguh maha mendengar ya Allah.  Belum juga terucap dalam alunan kata, telah Engkau dengar goresan hati ini dan Engkau kabulkan permintaan hambaMu ini”, jerit Pak Kyai dari lubuk hatinya.  Malu hatinya meminta terus kepada Sang Khalik.  Ini tentulah bukan peristiwa pertama.  Berkali-kali.  Kyai ini dengan segala tindak dan langkahnya yang terjaga, mewujudkan hukum ketertarikan dengan koneksitas kecepatan yang terhubung lebih kuat dari sinyal telepon indosat, lebih kuat dari M3.  Bebas hambatan, bebas pulsa, dan tidak perlu iklan gencar di televisi atau banner di mana-mana.

“Wa alaikum salam”, jawab Pak Kyai dengan senyum dan tatapan mata welas asih.

“Eh… iya ya… assalamu alaikum Kyai !”, jawab si pemuda dengan penuh semangat.

“Begini Pak Kyai, saya kebetulan tahu Pak Kyai dan rombongan ada di sini !.  Kan kita harus menghormat tamu gituh !.  Maka, gituh.. dengan niat tulus nih, kami bawakan makanan seadanya ini untuk Bapak di sini.  Sukalah Bapak menerimanya”

“Oh tentu.. tentu, Alhamdulillah, Subhanallah”.  Kyai yang belum cukup tua ini trenyuh hatinya.  Betapa kasih sayang Allah kepada ummatnya tak berbatas.  Allah Subhanahu wa-ta’ala telah menggerakkan pemuda ini untuk memenuhi goresan hatinya, lintasan hatinya. Betapa terasa kuasaNya meliputi segala sesuatu. Dalam logika sistemiknya, Kyai muda yang pintar ini menyadari betapa kehalusan kombinasi kuasa Allah dalam menyusun setiap resultante proses begitu sempurna, tak bisa diukur dengan rumus matematika yang berhasil ditemukan manusia. Logika bilangan prima yang bisa dihitung dengan sangat rumit dengan bilyunan bilangan mungkin juga tak cukup untuk mencapai resultante hitungan mencapai titik dimana sebuah tindakan disiapkan untuk sebuah goresan hati yang muncul begitu saja. Anatoly Karpov, kampiun catur mampu memperhitungkan langkah lawan mainnya sampai beberapa puluh langkah ke depan, komputer sampai ratusan langkah ke depan, namun Sang Khalik, yang menciptakan alam semesta dengan segala isinya dengan segala sunatullah yang dipersiapkan dan diperhitungkannya, menjelaskan sampai akhir dunia, kiamat dan perjalanan manusia.

Stephen Hawking dalam bukunya : Riwayat Sang Kala, bernarasi tentang rumus tunggal alam semesta yang dicarinya, seperti juga dicari para pendahulunya yang telah menanamkan dasar-dasar ilmu pengetahuan fisika teoritis.  Namun, apa yang ditelaah dalam goresan hatinya, bukan lagi mekanika kuantum, bukan lagi makro kosmos yang begitu mempesonakan relung kalbunya, tapi mikro kosmos yang begitu meng-nol-kan tentang kesombongan manusia dengan kemampuan akal dan pikirannya.

“Sungguh Engkau maha besar, maha menciptakan, yang memperhitungkan  segalanya dengan teliti, sungguh Engkau begitu dekat, begitu mendengar”.  Gemuruh suara zikir dari dalam kalbu Sang Kyai memenuhi jasa fisiknya.

“Pak… pak….”, Seru si pemuda dengan lantang.  Suara kerasnya menyadarkan Kyai muda ini dari terawang kalbunya.

“Ya.. ya.. Nak, siapa namamu ?”

“Tugimin !”

“Gini pak, pak kyai suka kan makanan yang saya kirim.  Makan lho pak, jangan sampai enggak  !”

“Ya.. ya.. tentu nak”  Janji Kyai ini dengan berbinar-binar.  Tak urung hatinya bertanya pula.  Pemuda ini, dari penampilan fisik, cara berpakaian, debu yang menempel di tubuhnya, keringatnya, dan segala ujud fisiknya tidak menampilkan sama sekali cukup kesantuan dan kesolehan untuk memenuhi goresan hatinya.  Namun, ditepisnya pula pikiran ini.  Kita manusia, tak pernah tahu, apa yang dirancang oleh Sang Khalik bagi dirinya.  Pengetahuan manusia tidak lebih dari sekedar apa yang diberikanNya.

“Gini pak, selain itu saya minta tolong.  Tolong Bapak doakan itu perempuan-perempuan saya supaya laku pak !.  Sudah lebih dari seminggu ini nggak pada laku, yang datang makin sedikit !.  Kasian Pak, mereka udah pada susah !”

Pucat pasi Pak Kyai mendengar permintaan anak muda ini !.  Satu sisi, sudah berjanji menerima pemberiannya, di sisi lain pamrih anak muda ini untuk meminta didoakan merupakan pukulan telak yang membuat dirinya tak kuasa berkata lagi.

(bersambung)

11 Tanggapan to “Kyai Tolong Doakan Pelacur Saya ! (1)”

  1. Reza said

    kisah nyata atau bukan ya?

    Suka

  2. lovepassword said

    Whaduh …:)

    Suka

  3. Aria Turns said

    Mmm..nice story

    Suka

  4. qarrobin said

    Bingung nih Pak Kyai…gimana ya?
    saya tunggu kelanjutannya.

    Mas Agor, menurut Mas, bagaimana dengan koment saya buat Parhobas, kalo Mas punya tambahan, mohon kiranya ikut menanggapi diskusi saya dengan Parhobas. Sepertinya saya udah sejelas mungkin menjawab pertanyaan Parhobas. Jika tidak menemui titik temu, mungkin pendapat orang lain, Mas Agor, dan teman2 yang lain bisa membantu.

    hatur tengkiu, wassalam

    Suka

  5. agorsiloku said

    Mas Qarrobin dkk, assww.
    Nanti cerita pak kyai saya lanjutkan, terpotong karena mengingat kembali cerita kawan lama yang mengalami langsung. Tentu saja dalam cerita yang saya kisahkan kembali ini dipenuhi bumbu saya biar tampak seru… Apakah cerita ini benar atau tidak, insya Allah kawan saya nih bercerita benar. Hanya bumbu pikiran adalah analisis yang ditambahkan pada diskusi persahabatan dengan sahabat saya.

    Mengenai Mas Parhobass, jujur saja, saya bukan ahli fisika, saya sudah tanya teman saya tapi belum dapat jawaban. Mas Parhobas dari catatannya, cukup menarik, boleh jadi beliau ada keliru. Namun, sepanjang kita tidak berhasil menunjukkan kekeliruannya, kita lihat secara netral saja. Ini hal yang baik, karena pengetahuan dan logika harus diuji, kalau salah harus dikoreksi, kalau belum terpahami mungkin nanti (baik oleh kita maupun Mas Parhobass).
    Sebuah diskusi bukan untuk mencari titik temu, tapi memahami kedua belah pihak, tesa dan anti tesa. Itulah dialektika berpikir. Tidak ada yang menang dan yang kalah, tidak juga merusak keimanan, dari sumber manapun. Kalau salah di ujung kesimpulan, pahalanya satu jika diniati dengan usaha mencari ridha Allah. Jika benar, dipahalai dua.
    Kalau mengeluarkan kata-kata kotor, saya delete saja (siapapun dia dan agama apapun), karena ini merusak rumah blog saya.

    Kalau hanya perbedaan, kita syukuri sebagai bagian dari rahmat Allah kepada alam semesta.

    Kembali kepada ulasan Mas Parhobas dan rekan lainnya. Pada postingan yang sy kutip kembali dari HM Nur, tertulis :
    …Sehingga patokan 1000 tahun dalam cosmic affair yang melaju U = 299792,4989 km/detik itu merupakan laju mutlak yang INVARIAN terhadap semua sistem koordinat. Dengan demikian Laju U TIDAKLAH dinyatakan laju relatif terhadap bulan, laju relatif terhadap matahari, laju relatif terhadap galaxy Milky way, laju relatif terhadap cluster Local Group, melainkan berarti laju terhadap bulan = laju terhadap bumi = laju terhadap matahari == laju terhadap Milky Way = laju terhadap Local Group = U = 299792,4989 km/detik.

    Pada pemahaman ini, tentu saja dilasi waktu dan jarak terjadi. Saya merasa (sekali lagi merasa) apa yang ditulis oleh penemunya dan diulas kembali oleh HM Nur, sudah cukup menjelaskan.

    Namun, sy juga menunggu ahli fisika yang benar-benar kompeten untuk sudi menyampaikan di forum ini atau ditempat lainnya yang bisa jadi rujukan. Mungkin kita perlukan bahasa yang lebih sederhana untuk menguraikan hal ini. Ini yang belum saya dapatkan.

    Kalau saya harus mengolah kembali data ini, saya harus buka lagi buku lagi… wah nggak sanggup deh…. Konsepsi kecepatan dan koordinat relatif terhadap kecepatan cahaya adalah pelajaran tingkat 1 TPB dulu, sebelum dilanjutkan lagi ke tahap berikutnya. Pening saya melihat rumus-rumus itu. Tapi buat saya, uraian dari Pak HM Nur cukup memadai, menurut saya untuk menjawab Mas Parhobass. Namun, toh beliau anggap belum cukup. Jadi ya memang titik pemahaman bersama tidak bertemu.
    Tak apa-apa. Usaha mengkaji, ayat-ayat kauniah ini adalah uji petik yang baik untuk tema blog ini.

    Suka

    • qarrobin said

      Mas Agor, diskusi saya dan mas Parhobass udah selesai, dan ada tambahan dari mas Parhobass

      @Qarrobin

      satu kali bulan mengelilingi(revolusi) bumi sama dengan satu kali bulan berputar(rotasi) pada porosnya, karena permukaan bulan yang menghadap ke bumi selalu menghadap ke bumi, jadi L = 2 pi R bisa digunakan sebagai tetapan

      c = 12000 L’ / t’ = 12000 2 π R’ / t’

      kata Anda L = 2 pi R bisa digunakan sebagai tetapan, kalau Anda bisa konsisten di “tetapan” ini maka akan didapat c yang sangat besar (lihat postingan saya di awal/di atas)
      tetapi ternyata itu tidak tetapan, bukan lingkaran penuh, makanya butuh cos ø

      R’ / t’ berhubungan dengan gravitasi, jika R bertambah, maka bumi melamban dan t bertambah. ini adalah tetapan. Jadi bisa digunakan untuk mencari nilai V

      karena gravitasi, tepat, karena gaya tarik menarik dua benda dipengaruhi oleh jaraknya, jarak bumi dan bulan itu tidak sama disetiap permukaannya, karena bumi tidak bulat penuh, karena itulah sekali lagi digunakan cos ø

      L = V x 27.321661 sidereal days
      L’ = V x 27.321661 sidereal days x cos ø
      karena R’ / t’ adalah konstan, maka L’ / t’ juga konstan.

      kekonstanan ini akan selalu konstan baik di bumi, di bulan maupun di blackhole. Kalo kita memakai satuan km/detik, maka nilai c akan berubah2 seperti yang Mas Parhobas maksudkan. Beda dengan L’ / t’ yang konstan

      saya juga tidak akan memaksakan jawaban saya benar kepada Mas Parhobas. Saya suka diskusi dengan Anda. Jika kita berdua beda memahami, dan berusaha untuk memaksakan titik temu, mungkin ga akan ketemu. Mungkin kita butuh teman2 yang lain atau para ahli matematika,fisika dan astronomi untuk cek dan rechek hasil diskusi kita.

      karena gravitasi itu jugalah, maka paling tidak persamaanya semestinya Persamaan Differensial Orde satu

      Kesalahan adalah proses belajar, mungkin suatu saat kita akan memahami.

      tapi orang yang bisa menerima kesalahannya adalah seperti pahlawan yang menaklukkan kota berkubu, siapakah yang paling hebat selain dia yang bisa menaklukkan dirinya?

      Salam salam, qarrobin

      shalam/complete juga dari hakadosh/parhobass

      Suka

  6. subhanallah…ketika saya baca cerita yang Anda tulis ini, saya lagi silaturahim dengan “sang germo pemberi ayam goreng” yang kini jadi juragan catering di karawang. demi Allah, ini bukan kebetulan. kami menangis…berpelukan…! makasih, sahabatku! insya Allah, rabu sore bosek saya mampir ke permata puri, tapi nggak sambil mimpi hidangan sate tegal….?

    Suka

  7. kaum marhaen said

    pelacur-pelacur pengen laku…gampang..kasih discount..donk..

    Suka

  8. Anonim said

    .Inti doa Adalh dzikir dn ibadh kpd ALLAH.,
    SALah satu syaratnya > mintalah yg baik dn di sukai ALLAH
    amieN.. ..

    Suka

  9. dj said

    tolong menolong dalam hal kebaikan, tidak untuk hal kebathilan,
    setiap masalah ada “banyak” solusinya.
    misal germo >> juragan bakso
    pelacur >> penjual bakso
    maka Doa kyai :
    misal : “Ya Allah balaslah kebaikan pemuda ini dan limpahkan rejekinya dari jualan bakso”

    Suka

Tinggalkan komentar