Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Tachyon

Posted by agorsiloku pada Maret 25, 2007

H.Muh.Nur Abdurrahman.
KUMPULAN TULISAN H.M. NUR ABDURRAHMAN
(Dari Kolom Tetap Harian FAJAR bertajuk “Wahyu dan Akal – Iman dan Ilmu”)

Telah diturunkan dari ayat (32:5) pada hari Seri 508 yang lalu konstanta cosmic affair U == 299792,4989 km/detik, yang invarian (tidak terpengaruh) terhadap semua sistem koordinat.
Data yang diperoleh menurut ilmu fisika ekperimental:

–Weber dan Kohlrauch (1856) C == 310000 km /detik, –Curtis (1929) C == 299790 km /detik, –Froome (1952) C == 299792 km/detik, –the US National Bureau of Standards, C == 299792,4574 +- 0,0011 km/detik, –the British National Physical Laboratory, C == 299792,4590 +- 0,0008 km/detik (C adalah laju cahaya di tempat vakum).

Maka konstante C itu identik dengan konstante U == 299792,4989 km/detik, yaitu laju semua cosmic affairs seperti laju cahaya, laju semua jenis gelombang elektro-magnet, laju gelombang gravitasional, laju semua partikel yang melaju seperti neutrino, dll yang belum didapatkan (discovered), yang melaju merambat di langit di seantero cosmos, ya, seluruh cosmos affairs.

Firman Allah: TNZL ALMLaKt WALRWh FYHA BADZN RBHM MN KL AMR (S. ALQDR, 4), dibaca: tanazzalul mala-ikatu warru-hu fi-ha- biidzni rabbihim ming kulli amrin, artinya: Turun para malaikat dan ruh pada malam itu dengan izin Maha Pengatur mereka untuk setiap urusan.
Dalam Seri 508 kita bertitik tolak dari ayat: YDBR ALAMR MN ALSMAa ALY ALARDH TSM Y’ARJ FYH FY YWM KAAN MQDARH ALF SNT MMA T’ADWN (S. ALSJDT, 5), dibaca: Yudabbirul amra minas sama-i ilal ardhi tsumma ya’ruju ilayhi fi- yawming ka-na miqda-ruhu- alfa sanatin mimma- ta’uddu-n (s. as sajadah), artinya (Dia) mengatur urusan dari langit sampai ke bumi, kemudian naik kepadaNya dalam hari yang kadarnya seribu tahun dari apa yang kamu hitung.

Dengan mengaitkan kedua ayat ini, yaitu para malaikat dan ruh turun ke bumi mengatur urusan ming “kulli amrin” dengan “al amru minas sama-i”, ada urusan dari langit dengan laju cahaya yang dibawa oleh malaikat, maka malaikat itu adalah sejenis cahaya, seperti yang telah dijelaskan oleh Sabda Nabi Muhammad SAW, bahwa malaikat itu dari sejenis cahaya.

***
Dalam Seri 143 antara lain disebutkan, bahwa dalam fisika klasik pada tahun 1690 Huygens berteori cahaya itu adalah gerak gelombang yang menjalar pada zat perantara hipothesis, yang disebutnya aether. Perkara dianggapnya teridentifikasi riak aether berupa medan elektromagnet, membangkitkan minat orang kembali untuk mengingat gagasan sistem koordinat mutlak dari Newton. Bukankah aether inilah yang dicari-cari oleh Newton, yang dihipothesekan oleh Huygens sebagai zat yang walaupun beriak, namun diam di tempat secara mutlak. Maka tahun 1881 Michelson mengadakan experimen, yang diulanginya kembali tahun 1887 bersama-sama dengan Morley, sehingga percobaannya itu dinamakan experimen Michelson – Morley. Tujuan experimen dengan alat yang disebut interferometer ingin mengetahui berapa kecepatan bumi terhadap aether. Hasil percobaan itu diluar dugaan: Bumi sama sekali tidak bergerak terhadap aether. Para pakar fisika terperanjat, kecewa bahkan ada yang kebingungan ingin kembali ke faham lama, geosentris, bumi sebagai pusat alam. Menjelang akhir abad ke-19 ilmu fisika menemui jalan buntu (impasse).

Selama seperempat abad dunia ilmu fisika gelap. Tahun 1905 muncullah Einstein di panggung ilmu fisika. Menurut Einstein penyebab kebuntuan itu adalah postulat menurut pandangan lama, yang seperti berikut: Interval ruang dan waktu sifatnya mutlak, tidak tergantung dari sistem yang diobservasi.

Menurut Einstein pandangan itu harus diubah menjadi: (1) Kecepatan cahaya invarian, tidak terpengaruh oleh gerak sistem yang diobservasi. (2) Ruang dan waktu relatif, tergantung pada keadaan gerak sistem yang diobservasi.

Dengan berlandaskan pada postulat yang baru itu, maka percobaan Michelson-Morley itu sudah seharusnya demikian, karena kecepatan cahaya itu tidak terpengaruh oleh keadaan gerak bumi, ataupun gerak benda langit yang manapun juga. Kedua postulat itulah yang melandasi Teori Relativitas Khusus (1905) dari Einstein.

Postulat Einstein ini telah dapat diIslamkan menjadi Islamic Science, dengan merujukkannya pada “cosmic affair” (U) dalam ayat (32:5). Artinya cahaya itu invarian, sudah bukan postulat lagi, melainkan sudah menjadi TaqdiruLlah, karena telah mendapat pengesahan dari ayat (32:5).

***
Finkelstein berteori tentang zarrah hypothesis yang disebutnya tachyon. Kalau laju tachyon di bawah laju cahaya C, maka massanya dalam keadaan maya (imajiner), ia tidak berada dalam alam syahadah. Barulah tachyon itu hadir di alam syahadah apabila lajunya di atas laju cahaya. Jadi zarrah tachyon lain sekali sifatnya dari zarrah yang menyusun tubuh manusia dan materi lainnya di alam syahadah ini. Zarrah tachyon ini dalam klasifikasi Asy’ari tergolong dalam kategori mungkin. [Abu alHasan ‘Ali alAsy’ari (873 – 935) peletak dasar Ilmu Kalam (theology) golongan Ahlussunnah membangun metode pendekatan beralatkan mata pisau analisis yang mengerat substansi dan fenomena ke dalam tiga klasifikasi: wajib, mungkin, mustahil].

Namun walaupun menurut klasifikasi Asy’ari tachyon termasuk dalam kategori mungkin, hingga kini terdapat kesulitan dalam mendeteksi tachyon ini, oleh karena zarrah tachyon ini belumlah terdeteksi oleh instrumen Sebuah benda terdeteksi oleh mata ataupun instrumen karena sinyalnya yang berupa gelombang medan elektromagnet menyentuh mata ataupun instrumen. Sinyal medan itu tidak lain adalah cahaya. Karena benda itu semuanya bergerak di bawah kecepatan cahaya, maka sinyal medan akan lebih dahulu menyentuh mata atau instrumen, barulah kemudian menyusul bendanya. Lain halnya tachyon. Zarrah ini lebih dahulu menyentuh instrumen baru menyusul sinyal medannya. Kemampuan secular science hanya sampai di sini.

Di sinilah letak kelebihan Islamic Science, karena menurut Islamic Science upaya untuk mentest keberadaan tachyon itu masih terbuka, yaitu dengan merujukkannya pada ayat Qawliyah (Al Quran), yaitu ayat (70:4) yang sudah dituliskan dalam Seri 508 yang lalu. Kita ulang sekali lagi menulisnya dalam seri ini: T’ARJ ALMLaKT W ALRWH ALYH FY YWM KAN MQDARH KHMSYN ALF SNT (S. AL M’AARJ, 4), dibaca: Ta’rujul mala-ikatu war ru-hu ilayhi fi- yawming ka-na miqda-ruhu- khamsi-na alfa sanatin (al ma’a-rij), artinya: Malaikat-malaikat dan ruh naik kepadaNya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun (70:4).. Artinya malaikat-malaikat yang tidak bertugas ming kulli amrin, naik kepadaNya dengan laju 50 kali dari “cosmic affair”., yaitu = 50 U. Dengan demikian eksistensi tachyon dibenarkan oleh hasil test yang dirujukkan pada ayat (70:4), yaitu ada yang dapat melebihi laju U = C. Namun tachyon ini tidaklah invarian terhadap sistem koordinat. Kalau laju tachyon itu < C ia tidak berada di alam syahadah. Ia baru ada di alam syahadah, jika lajunya > laju cahaya = C. . Namun perlu diingat, bahwa eksistensi tachyon ini tidaklah mutlak benarnya, ia berada dalam klasifikasi mungkin menurut klasifikasi Abu alHasan ‘Ali alAsy’ari. Yang jelas eksistensi tachyon itu tidak boleh ditolak hanya dengan alasan karena ia dapat melaju melebihi laju cahaya. WaLlahu a’lamu bishshawab.

*** Makassar, 27 Januari 2002 [H.Muh.Nur Abdurrahman]
—————————-
(*) [Definition of Tachyon: A hypothetical particle that has a speed in excess of the speed of light. According to electromagnetic theory, a charged particle traveling through a medium at a speed in excess of the speed of light in that medium emits Cerenkov radiation. A charged tachyon would emit Cerenkov radiation even in a vacuum. No such particle has yet been detected. According to the special theory of relativity, it is impossoble to accelerate a particle upto the speed of light because its energy would have to become infinite. The theory, however, does not forbid the existence of particles with speedgreater than the speed of light in a vacuum. In such cases, the energy of the particle would be imaginary, according to the equations of special theory relativity].
In 1967 publiceerde Gerald Feinberg, professor voor theoretische fysica aan de Columbia Universiteit in New York in het wetenschappelijke vakblad “Physical Revieuw” zijn tachyonen-theorie. (Tachyon komt van het Griekese woord tachys dat snel betekent).

Rujukan lain.

13 Tanggapan to “Tachyon”

  1. syahrul said

    masya Allah, subhanallah. Al-Qur’an memang sumber ilmu pengetahuan. ilmu apa aja ada di situ ya pak. dari tulisan ini saya mendapatkan informasi penjelasan perbedaan angka 1000 tahun pada surat sajadah:5 dengan angka 50.000 tahun pada QS 70 ayat 4, beberapa waktu lalu saya memikirkan hubungan antara angka 1000 tahun dan 50.000 tahun ini, namun tidak terfikirkan sampai kesana. mohon jika ada sesuatu yang baru langsung segera di upload ya pak. kalau memang keadaan itu benar benar ada, maka dunia fisika, kimia dan ilmu lain masih jauh, masih banyak yang bisa ditemukan. terutama oleh ilmuan-ilmuan islam yang nota bene nya telah memiliki Al-Qur’an sebagai panduan segala aspek kehidupan. dengan Al-Qur’an umat Islam akan bangkit dari keterpurukan.

    @
    Memang menarik hubungan 1000 tahun dan 50 ribu tahun ini yang ternyata betul-betul eksak. Jadi bukan sekedar tafsir belaka.

    Tentu, semua ummat Islam berharap kitabnya menjadi panutan yang sesungguhnya. Pelajaran bagi orang berakal dan tentu saja beriman.

    langsung segera di upload ya pak?.
    Ya, insya Allah kita sama-sama sedang mencari…..

    Suka

  2. Dalam surat Al Ma’ arij ayat 4 diterangkan :

    “Naiknya malaikat dan ruh kepadaNya dalam waktu sehari yang kadarnya 50 ribu tahun”.

    Dalam ayat ini Allah memberikan gambaran kepada kita bahwa relatifitas waktu antara dunia manusia dan malaikat, disebabkan oleh perbedaan kecepatan. Menurut Einstein, jika sesuatu bergerak melesat dengan kecepatan mendekati cahaya, maka waktu akan mulur mendekati tidak hingga, sesuai rumus :

    Tm = To / Akar 1 -( V pangkat 2 / C pangkat 2 )

    Tm = waktu malaikat
    To = waktu manusia
    V2 = kecepatan malaikat kuadrat
    C2 = kecepatan cahaya

    Setelah merujuk ayat itu bahwa 1 hari malaikat = 50 ribu tahun waktu manusia, dengan menggunakan rumus tersebut maka kecepatan malaikat bergerak kepada Allah sebesar 0.999 999 999 999 999 kecepatan cahaya.

    Untuk kasus tersebut kasus itu belum termasuk tachyon, tetapi di ayat lain tepat QS. Fathiir (35) Allah mengambarkan kemungkinan tachyon itu :

    “Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan yang masing masing mempunyai sayap dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaanNya apa yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu”.

    Bukankah sayap adalah alat untuk terbang dengan kecepatan tertentu ? .

    Wasalam, Otoi Sueb

    @
    Mas Otoi Sueb, semangat sekali. Bagus deh. Coba kunjungi Febian.net (ada di tag Sains, blog ini). Beliau pakarnya. Rumus di atas, tentu saja tidak akan bisa melewati batas kecepatan cahaya. Semakin dekat pada kecepatan cahaya, akan semakin besar energi yang harus dikeluarkan (menjadi tak terhingga), mengikuti entropi dalam hukum termodinamika. Waktu juga, seperti kata Mas akan menjadi “yang tak terjelaskan”. Rumus-rumus fisika saat ini belum berhasil menyusun rumus yang menjelaskan kecepatan di atas kecepatan cahaya. Sy kira juga tidak akan pernah, karena itu sudah akan melewati batas-batas rumusan alam semesta fisis. Artinya, tidak akan terjangkau oleh eksperimen maupun pengamatan.

    Tachyon adalah fenomena yang diduga HARUS ada. Seperti juga materi gelap, harus ada (tapi ini masih bisa terumuskan), seperti juga black hole (sudah jelas ada, tapi sebenarnya ilmuwan juga masih bingung juga kok begitu). Beberapa tahun yang lalu, Stephen Hawking mengubah teorinya tentang black hole.

    Bukankah sayap adalah alat untuk terbang dengan kecepatan tertentu ? . –> Ayat 1 Fathiir memang menjelaskan Malaikat memiliki sayap, namun setahu saya, tidak ada penjelasan bahwa saya yang dimiliki oleh malaikat berfungsi untuk terbang, melayang, atau berpindah tempat. Jadi semua kemungkinan jawaban terhadap sayap adalah mungkin. Sayap untuk terbang berlaku untuk burung hidup, untuk pesawat terbang berfungsi mengendalikan aliran aerodinamis dari daya dorong mesin jet di atmosfir, sayap manusia berupa tangan (bisa untuk menulis mengetik), sayap juga bisa berarti pemahaman tentang kekuasaan, tentang perlindungan, tentang peluang, yah… tergantung konteksnya. yang jelas ayat itu menjelaskan sayap malaikat bisa satu, dua, tiga dan ada kata berikutnya : Allah bisa menambahkan apa yang dikehendakiNya. Jadi bisa juga sayap atau lainnya menjadi lebih banyak, tergantung kehendakNya. Tergantung relasi atau keterhubungan fungsi sayap dalam konteksnya.

    Ada beberapa hadis mengenai buraq, sayap malaikat, dan sejenisnya. Saya belum memahami. Agak sulit juga kadang menerima penjelasan hadis, karena bahasa dan akurasinya kadang kurang kuat untuk disandingkan dengan pengertian-pengertian seperti ini.

    Salam, sekarang saya bisa berkunjung ke blog mas…. nice blog, i like that…

    Suka

    • mas otoy, kita punya rumus yang sama lho

      (Allah) mengatur (amra)urusan (pada Lembar Terpelihara) dari
      langit(samaa-) ke bumi(ardhi), kemudian (urusan) itu (ya’ruju)naik (dibawa malaikat)
      kepadanya (dengan kelajuan cahaya = 12000 manzilah qamar / yaum ardhi) dalam
      (waktu) satu hari yang qadarnya (jaraknya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu
      (as sajdah 032,005).

      c=1000*12manzilah qamar/yawm ardh
      c=12000 x 3682.8 km/hr x 655.71986 hr x
      cos(26.92952225)/86170.43114 sec
      c=2,99792458 x 108 m/s

      ketika berada di barzakh, kelajuan-diam malaikat melamban dari 1hari=1000tahun menjadi 1hari=50ributahun

      Malaikat-malaikat dan ruh naik (menghadap) kepada tuhan dalam sehari yang
      qadarnya adalah limapuluh ribu tahun (ma’aarij 070,004).

      Di ayat ini dijelaskan tentang relativitas waktu

      Δt = Δto / akar(1-vkuadrat/ckuadrat)

      (Dimana Δto adalah waktu dalam kerangka malaikat; Δt adalah waktu dalam kerangka
      manusia; v adalah kelajuan malaikat relative terhadap manusia):

      Δto adalah waktu yang dialami malaikat (1 hari bumi).
      Δt adalah waktu dalam takaran manusia (50.000 lunar years x12 lunar
      months/lunar year x 27.321661 days/lunar month).
      v adalah kelajuan malaikat (yang akan kita hitung dan bandingkan dengan
      kelajuan cahaya).
      c adalah kelajuan cahaya 299792,458 km/s, di luar medan gravitasi.

      Dari persamaan di atas kita dapat mencari kelajuan malaikat:

      v = c*akar(1-Δtokuadrat/Δtkuadrat)
      v=c*akar(1-1kuadrat/(50000*12*27,321661)kuadrat)
      v = c*0,9999999999999981
      v = 299792.4579999994 km / s

      Untuk menempuh jarak yang jauh, kelajuan suatu benda harus mendekati kelajuan cahaya sekitar 299792.4579999994 km / s.

      Dan dipelihara (langit buruwj) dari tiap syaithaan yang durhaka (as shaaffaat
      037,007). (Mereka) tidak dapat mendengar kepada (pembicaraan) para malaikat di atas
      (langit dunyaa) dan (mereka) dilempari dari tiap penjuru (as shaaffaat 037,008). Untuk
      mengusir (mereka) dan bagi mereka siksaan yang kekal (as shaaffaat 037,009). Kecuali
      siapa (di antara mereka) yang mencuri (pembicaraan), maka ia dikejar oleh suluh api
      (dari) (tsaaqib)lubang-lubang ruang-waktu (as shaaffaat 037,010).

      Demi langit dan pengetuk (ath thaariq 086,001). Tahukah kamu apakah pengetuk
      itu? (ath thaariq 086,002). (yaitu) bintang yang membuat lubang(tsaaqib) ruang-waktu
      (ath thaariq 086,003).

      Thaariq bermakna sesuatu yang membentur keras dan yang memantul kembali dimana ia dibenturkan.

      Untuk membuat lubang-cacing(tsaaqib),
      kita harus membuat shadafa(kulit kerang ruang-waktu) artifisial seperti yang dilakukan dzu al qarnayn, dengan bantuan besi(unsur yg diciptakan di lubang-hitam yang meledak). Pembuatan wormhole harus dengan ruang-waktu yang berputar, yang disebut cincin singularity. Seperti sebuah biji semangka yang kita aduk di secangkir kopi, air kopi itu adalah perumpamaan ruang-waktu yang berputar, jadi biji kopi tidak mengeluarkan tenaga untuk melaju karena ruang-waktu sendiri yang membawanya.

      Jika tadi kita menjelajah kejauhan-ruang dengan kelajuan pesawat mendekati kelajuan cahaya, sekarang kita akan membahas mekanisme penjelajahan waktu, yg mana ruang-waktu itu sendiri yang membawa kita melaju

      Untuk ke masa depan ke masa lalu kita memerlukan dua mekanisme:
      1.kita membutuhkan event-horizon(Kahfi) yang kelajuan putarnya setara dengan cahaya, 1hari=1000tahun, seperti yang di alami shahib al kahfi ke 309 tahun di masa depan
      2.kembali ke pengertian thaariq, dengan kahfi yang kelajuan putarnya 1hari=50000tahun, karna kelajuan hanya mendekati kelajuan cahaya maka pesawat kita akan dipantulkan kembali ke masa lalu.

      jika ada tambahan teori, mohon dilengkapi

      _salam anget_
      qarrobindjuti.blogspot.com

      Suka

  3. Terima kasih atas pujiannya yang berlebihan mas agor atas blog saya. he .. he … it was not good blog …

    untuk kata sayap karena saya hanya ber asumsi kalau ayat tersebut di turunkan pada zaman nabi, maksudnya sesuatu yang punya sayap hanya burung pada saat itu yang berfungsi untuk terbang.
    btw lupain …

    Kita kembali kemasalah Tachyon :

    Alasan Tachyon atau ‘sesuatu yang lebih cepat dari cahaya’ itu ada :

    – Merujuk pada beberapa buku saya temukan bahwa usia alam raya itu sekitar 13 – 13.7 Milyar tahun, sedangkan selama itu alam semesta telah mengembang sekitar berdiameter 30 Milyar tahun cahaya. Artinya berjari2 15 Milyar tahun cahaya.

    Menurut ilmuwan kecepatan yang paling cepat di alam raya adalah cahaya ( foton = bermasa nol ) sekitar 300.000 km/dtk.

    dari kecepatan berkembang alam raya kita temukan bahwa 15/13 = 1.154 x kecepatan cahaya.
    dari situ kita bisa lihat bahwa ternyata ada sesuatu yang lebih cepat dari kecepatan cahaya yaitu kecepatan pemgembangan alam semesta itu sendiri ( ? )

    – Alam semesta adalah berasal dari ledakan besar (big bang) , kita ketahui sebelum big bang terjadi alam semesta itu berupa sop kosmis yang berisi kumpulan energi extrim yang kompres ke suatu titik yang kecilnya tidak hingga. Saat itu belum ada Ruang, Waktu, Materi.

    Jika kita ambil logika maka Allah sudah pasti tidak berada dalam sop kosmis itu. Artinya ketika alam raya berkembang sampai sekarang sekitar berdiamter 30 Milyar TC. Malaikat yang naik ke langit menuju Allah, Doa doa/zikir -zikir orang mukmin yang direct ke Allah secara langsung pasti memiliki kecepatan yang pasti lebih cepat daripada cahaya. Atau seperti pada artikel alam semesta sebagai hologram , Bahwa Alain Aspect berkata kalau partikel itu bisa berkomunikasi dengan serentak tak mengenal jarak baik itu 10 kaki atau 100 milyar tahun cahaya.

    Jika sains masa kini tidak dapat mendefinisikan tentang Tachyon :

    Ini adalah suatu tantangan :

    – Pasti kita masih ingat ketika keresahan tahun 1900 ketika perangkat fisika saat itu ( mekanika statisik ) sangat tumpul untuk mejelaskan tentang radiasi benda hitam. Saat Rayleigh dan Wien gagal menjelaskan aturan sebaran energi radiasi untuk daerah spektrum berenergi tinggi. Setelah Max Plank secara tidak begitu sengaja menemukan mekanika kuantum untuk meredakan keresahan itu.

    – Ketika Paul Dirac membenahi ketimpangan penggabungan Persamaan Schrodinger dan Maxwell untuk interaksi antara gelombang elektomagnet dan elektron atom. Persamaan Maxwell memeiliki simetri kesetangkupan ruang dan waktu ( Non Abelian ) yang di isyaratkatan TRK Einstein, namun persamaan Schrodinger melanggarnya. Lalu lahir persamaan Dirac yaitu persamaan mekanika kuantum untuk elektron, pengganti persamaan schrodinger, yang taat terhadap asas kesetangkupan ruang waktu TRK Einstein.

    Jika menurut rumusan T’ = To / Akar 1 -( V pangkat 2 / C pangkat 2 ) , Tachyon tidak dapat di definisikan karena jika sesuatu melebihi kecepatan cahaya maka waktu akan tak berhingga atau akan minus.

    ini adalah tantangan untuk memperbaiki tumpulnya perangkat rumusan saat ini untuk mendefenisikan Tachyon.

    @
    Wah trims atas analisisnya. Saya sendiri berpendapat (berkecenderungan) Tachyon tidak akan jadi kajian ilmu, dalam arti terdefinisi dan terukur. Hanya bisa diperkirakan ada.

    Kecepatan alam semesta mengembang, saat ini diukur oleh konstanta huble, dengan melihat varian dari radiasi gelombang kosmik. Yah, kurang lebih kecepatan pengembangannya 90 km per detik. Jadi, jarak kita dengan objek galaksi lain semakin jauh dengan kecepatan ini.

    Diameter alam semesta diperkirakan sekitar 100 ribu tahun cahaya.

    Saya mengutip tulisan Mas Fery mengenai usia alam semesta, bisa dijadikan salah satu rujukan.

    Big bang menjadi salah satu “teori” yang paling mungkin untuk menjelaskan keberadaan ruang, waktu, dan materi. Untuk menjelaskan keberadaan alam semesta yang mengisi suatu ruang yang tidak ada apa-apanya menjadi ada apa-apanya yang disebut alam semesta.

    Komunikasi holografis, ini memang kajian menarik, seperti mendekati urusan sains dan sufi ya….

    Suka

    • menurut saya rumus

      v = c*akar(1-Δtokuadrat/Δtkuadrat)
      v=c*akar(1-1kuadrat/(50000*12*27,321661)kuadrat)
      v = c*0,9999999999999981
      v = 299792.4579999994 km / s

      yang diambil dari

      Malaikat-malaikat dan ruh naik (menghadap) kepada tuhan dalam sehari yang
      qadarnya adalah limapuluh ribu tahun (ma’aarij 070,004).

      adalah melambannya kelajuan-diam malaikat karena ia berada di barzakh(hyperspace/wormhole). Jadi malaikat mengalami percepatan dari v ke c.

      Seseorang telah meminta kedatangan ‘adzaab yang menimpa(waaqi’i) (ma’aarij
      070,001).
      (waaqi’i) dari Allah, yang mempunyai tempat-tempat naik (ma’aarij
      070,003).
      Apabila ditimpakan (hari) yang menimpa (al waaqi’ah 056,001).
      Maka aku(allah) bersumpah dengan letak yang ditimpa(mawaaqi’i) bintangbintang
      (al waaqi’ah 056,075).

      Jadi barzakh adalah singularity yang memiliki ma’aarij(jembatan einstein-rosen)

      Agar aku berbuat kebajikan di dalam apa yang ditinggalkan. “Sekali-kali tidak!
      Sungguh itu adalah dalih yang diucapkannya saja” Dan dari hadapan mereka ada
      barzakh(cyberspace) sampai pada hari mereka dibangkitkan (al mu-minuun 023,100).
      Dan kalau kami membukakan di atas mereka wormhole dari langit, maka terus menerus di dalamnya mereka (ya’rujuun)naik
      (melaluinya) (al hijr 015,014).
      Kemudian (dzu al qarnayn) mengikuti wormhole (al kahfi 018,092).
      Sungguh kami memberi kekuasaan baginya (dzu al qarnayn) di dalam bumi, dan
      kami memberikan nya (sababan)jalan (untuk mencapai) segala sesuatu (al kahfi 018,084).
      Maka menempuh suatu jalan (al kahfi 018,085).
      Kecuali
      siapa (di antara mereka) yang mencuri (pembicaraan), maka ia dikejar oleh suluh api
      (dari) (tsaaqib)lubang-lubang ruang-waktu (as shaaffaat 037,010).

      Kita tidak bisa menghitung kelajuan cahaya local kita dari dilatasi waktu ini,
      bagaimanapun kita dapat menghitung berapa persentase kelajuan cahaya malaikat
      melintas relative terhadap pengamat di Bumi. Dengan ini kita dapat membandingkan
      dilatasi waktu (50,000 years vs. one day) dengan kelajuan (12000 Lunar Orbits/Earth
      Day). Kita dapat melakukan ini dengan mengubah keduanya ke kelajuan yang biasa
      dalam km/sec. Di luar medan gravitasi 50,000 years vs. one day menunjukkan malaikat
      melintas dengan 12000 Lunar Orbits/Earth Day. Ini adalah kelajuan yang sama dalam
      km/sec. Bagaimanapun di dalam medan gravitasi 50,000 years vs. one day menunjukkan
      malaikat melintasi wormhole beberapa meters/sec. Ini adalah gambaran wormhole. Quran
      menjelaskan bahwa malaikat menggunakan wormholes ini untuk mencapai setiap tempat
      di dalam universe ini. Pengamat di luar medan gravitasi melihat malaikat melaluinya
      dengan 99,99999…% kelajuan cahaya (kelajuan relativistic, menghampiri kelajuan
      cahaya), yakni pada 299792,457999…km/s. Tapi ketika malaikat itu memasuki medan
      gravitasi wormhole, pengamat ini tetap melihat malaikat itu memasuki wormhole dengan
      99.99999…% kelajuan cahaya, bagaimanapun itu bukan lagi 299792,457999…km/s. Hal
      ini karena kelajuan cahaya merupakan variable yang bergantung dari kerangka acuan
      pengamat. Jika dia melihat kelajuan cahaya di dalam wormhole 10 meters/sec, misalnya,
      maka dia akan melihat malaikat itu melintas hanya 9,999999…meters/sec, mengepakkan
      sayapnya dalam gerakan lamban, kemerah-merahan dan redup warnanya (dan sebaliknya
      malaikat akan melihat pengamat dalam gerakan cepat, kebiru-biruan dan cemerlang).
      Dilatasi waktu yang lebih kecil (sekitar 100 or 1000 years vs. one day) dapat saja
      terjadi jika kita berdiri di bumi dan malaikat berdiri di pulsar atau bintang neutron (atau
      melawan kejatuhannya ke dalam pulsar, see: Gravitational Time Dilation). Hal ini
      membuat kelajuannya relative terhadap kita menjadi zero (dan bukan 299792.457999…
      km/s). Secara alami terjadinya wormholes tersambung black holes yang jauh;
      bagaimanapun dilatasi yang lebih kecil (100 or 1000 years vs. one day) dua pintu
      wormhole tidak dapat tersambung; karena itu wormhole tidak dapat terbentuk. Jadi
      dengan dilatasi waktu yang ditentukan di dalam Quran (50,000 years vs. 1 day) dan
      faktanya bahwa malaikat harus bergerak melintasi wormhole. Skenario pulsar atau
      kombinasi yang lainnya tidak dapat terjadi.
      Qarrobin Djuti 13
      Setiap objek yang melalui wormhole ini juga akan mengalami dilatasi waktu ini
      (satu hari di dalam wormhole vs. 50.000 tahun di bumi) dan tidak hanya malaikat.
      Dilatasi waktu tidak menyatakan berapa lama sesuatu melintasi wormhole, hal ini hanya
      menyatakan bahwa ketika objek melalui wormhole perbedaan waktunya berlandaskan
      rasio ini. Dimensi antara ini disebut hyperspace (Barzakh).

      Penciptaan kosmos disebutkan sebagai yang tercabut dahsyat dari keghaiban
      Yang tercabut dahsyat (an naazi’aat 079,001). Energi yang energetic
      (an naazi’aat 079,002).

      Massa kosmos ini melewati wormhole(1hari=50ributahun), ketercabutan dari wormhole inilah yang disebut sebagai fenomena inflasi. Ketika melewati wormhole, kelajuan massa kosmos tidak akan melanggar hukum fisika einstein tentang kelajuan cahaya.

      Dan kami jadikan di dalam (ardhi)bumi peneguh(rawaasiya) supaya dapat
      mengembang(inflasi) dengan mereka(rawaasiya) dan kami jadikan (pula) di dalamnya
      jalan-jalan(fijaajan) yang luas, agar mereka mendapat petunjuk (al anbiyaa-
      021,031).

      Bersamaan dengan proses inflasi(antamiyda), pada masa ini kekuatan
      peneguh bumi menjadi peneguh nuklir-kuat dan peneguh listrik-lemah dan
      disediakan jalan-jalan yang luas agar mereka mendapat petunjuk untuk
      menciptakan inti-inti atom.

      Untuk pengembangan semesta saat ini yang kelihatannya melebihi kelajuan cahaya, sebenarnya kesalahan kita adalah mematok harga satuan c dengan km/detik. Kita telah mendefinisikan konstanta dengan kerelatifan. Coba kita pakai konstanta quran
      c=12000manzilah qamar/yawm ardh.

      Dari ruang-waktu yang manapun, nilai c tidak akan berubah menjadi >c

      semoga bisa dieksplorasi lebih jauh
      qarrobindjuti.blogspot.com

      Suka

  4. nurisah said

    Bolehkah saya tanya? Berapakah kecepatan informasi dari dunia menuju Arsy Allah? Siapakah yang membawanya, apakah malaikat? Dan berapa kecepatan alamiah malaikat itu sendiri? kalau bisa tolong ksh tau ayatnya di Quran. Terimakasih banyak

    @
    Mohon maaf.. saya belum/tidak tahu berapa jarak informasi tempuh menuju Arsy Allah. Ayat yang mendefinisikan malaikat menghadapNya dalam kadar 50 ribu tahun manusia = sehari (24 jam) dan urusan di alam manusia sehari = 1000 tahun (yang dihitung menjadi rumusan kecepatan cahaya) belum menjelaskan lokasi Arsy Allah.
    Kata menghadapNya belum dapat saya pahami sebagai berkunjungnya ke suatu lokasi yang berjarak sangat jauh. Namun menjadi alat ukur komparasi terhadap alam yang bekerja pada dimensi di luar dimensi fisis manusia.
    Ilmu Allah meliputi/menguasai segala sesuatu. Allah lebih dekat dari urat leher kita. Silogismenya berarti tidak perlulah malaikat untuk datang melapor menempuh perjalanan sejauh itu untuk menghadapNya. Namun dalam ukuran perhitungan waktu, maka informasi atau perintah Allah kepada seluruh ciptaanNya dalam dimensi materi akan tiba dalam kadar yang nilainya sehari = 50 ribu tahun. Jelas lebih cepat dari kejapan mata untuk memindahkan istana ratu Balqis :D.
    Kecepatan alamiah malaikat (seperti dijelaskan dalam proses penciptaannya dari cahaya) boleh jadi secepat perbandingan kecepatan manusia yang diciptakan dari tanah. Malaikat mengatur urusan dunia dengan perbandingan yang jelas sama dengan kecepatan cahaya. Dan memang fakta fisika menjelaskan kecepatan urusan teknologi berada pada kecepatan ini.
    Di luar kecepatan ini, taychon atau yang lebih cepat lagi tidak terdefinisi. Oleh karena itu, sulit juga kita menjelaskan (dari kitab-kitab lama sekalipun) perihal perjalanan Nabi ke Sidratul Muntaha…..
    Ada beberapa hadis yang pernah saya baca (tapi saya lupa sumber kesahihannya) dan ingatan yang lemah untuk mengingatnya… Dari Sidratul Muntaha ke Arsy malaikat masih butuh waktu sekian puluh ribu tahun lagi (tidak dijelaskan tahun manusia atau tahun malaikat).
    Di Sidratul Muntaha, Nabi mendapatkan perintah sholat untuk ummatnya. Beberapa hadis menjelaskan dari Sidratul Muntaha, Nabi melihat bentuk Jibril yang sebenarnya (juga di bumi) dan melihat cahaya Allah (bukan melihat Allah), juga ditunjukkan sebagian dari kekuasaanNya.
    Sekali lagi di sini, kita belum mendapatkan penjelasan mengenai Arsy Allah yang besar dan agung.
    Kita juga tidak bisa (menurut saya seeh) mendefinisikan menghadapNya adalah datang mengunjungi Arsy Allah karena… ya karena tidak ada penjelasan mengenai ini (atau saya belum dapat). Sidratul Muntaha sendiri terdefinisi ada di langit ke enam dan ke tujuh.
    Kalau pemilik arsy Allah yang besar dan agung itu itu sebesar apa?. Tentulah tidak terjawab juga, sedangkan alam semesta ciptaanNya saja sudah terlalu amat sangat besar dan tak berhingga bagi pengetahuan manusia. Kalau dari tesa ini. Tentulah arsy Allah lebih dan lebih tak berhingga lagi.

    Kembali ke pertanyaan di atas,
    saya tidak bisa menjawabnya, karena tidak ada/belum ada rujukan yang pantas diketengahkan untuk melakukan perhitungan. Mohon maaf. Mudah-mudahan uraian yang sedikit bertele-tele ini sedikit menguraikan alam berpikir saya dalam mencari pemahaman.
    Wass, agor.

    Suka

    • Katakan: “apakah sungguh kamu akan tertutup dengan yang menciptakan
      bumi di dalam dua masa dan menjadikan baginya sekutu-sekutu? itu penguasa
      semesta alam” (fushshilat 041,009).
      Bumi diciptakan dalam 2 masa dari 6 masa jumlah keseluruhan waktu
      penciptaan. Bumi tercipta bersamaan dengan matahari dan planet tetangga yang
      lain yang disebut solar system dalam 4,57 milyar tahun yang lalu. Dibandingkan
      dengan usia universe 13,7 milyar tahun, maka 4,57/13,7 = 1/3 = 2/6. Berarti satu
      hari di sisi singgasana(‘arsy) sekitar 2,28 milyar tahun di bumi.

      Suka

  5. nurisah said

    terima kasih atas penjelasannya. Mohon jangan Anda tidak bosan menjawab semua pertanyaan ini. Karena kita adalah makhluk yang belajar, dan Anda sudah jauh melangkah di depan saya.

    Suka

    • Untuk file tentang Arsy, saya punya dari Prof DR Hans Von Aiberg, tapi masih dalam bahasa Turki. Saya semalem 3 juli 2009 baru saja saya minta Teman Saya Cem di Turki untuk mentranslate nya ke English. File dalam bahasa Turki udah saya kirim ke teman kita dedekusn yg sering blogwalking ke blog2 fisika.

      Untuk file tentang Sidrah al muntaha, belum saya translate ke Indonesian, rajin2 kunjungi blog saya yah, pasti saya posting

      Suka

  6. Ahsan Nurhadi said

    Perbedaan angka 1000 tahun pada surat sajadah:5 dengan angka 50.000 tahun pada QS 70 ayat 4,

    Kalo diitung-itung secara matematis sederhana, hitungannya adalah :

    Sajaddah: 5
    Akhirat = Dunia
    1 hari = 1000 tahun
    1 hari = 1000 x 365 hari

    QS 70: 4
    Akherat = Dunia
    1 hari = 50.000 tahun
    1 hari = 50.000 x 365 hari
    1 hari = 1825000 hari
    1 detik = 1.825.000 detik

    Subhana’allah, ini mungkin bisa digunakan untuk menjelaskan peristiwa mi’roj Nabi SAW.

    Misalnya malaikat melakukan perjalanan 1 jam akhirat, berarti sama dengan
    (1 jam = 3600 detik)

    1.825.000 x 3600 = 6.570.000.000 detik

    Misalnya saja kecepatan malaikat berjalan sama dengan kecepatan cahaya ===> maka jarak yang ditempuh malaikat dalam perjalanan satu jam akherat adalah :

    299792,4574 X 6.570.000.000 = 1.969.636.445.118.000 km
    Ini baru perjalanan 1 jam he..he…he

    Matur Nuwun

    @
    Matur nuwung sanget catatannya.
    Sedikit catatan 1 hari = 1000 tahun berada pada urusan dari langit ke bumi (32:5) yang kemudian terdefinisikan melalui perhitungan gerakan bulan mengelilingi bumi didapatkan angka sama dengan kecepatan cahaya.

    sedangkan 1 hari = 50 ribu tahun berada dalam ayat yang menjelaskan malaikat menemui Allah yang dalam sehari kadarnya 50 ribu tahun (70:4)

    Pada ayat 32:5 menjelaskan “urusan”, sedang pada 70:4 malaikat yang naik menghadap Allah.
    Urusan langit ke bumi berada pada kecepatan cahaya, sedangkan malaikat menghadap Allah memiliki kadar, kalau menurut perhitungan linier adalah 50 kali kecepatan cahaya.

    Dengan informasi ayat ini jelas bahwa malaikat bukan pada kecepatan cahaya dan sudah melanggar hukum-hukum fisika (dengan kata lain, sains belum dapat menjelaskannya). Sedangkan pada objek pada kecepatan mendekati limit kecepatan cahaya saja, maka waktu dan jarak sudah mengalami dilasi (pemendekan waktu dan jarak), ruang antar dimensi sudah menjadi mampat ?.

    Kalau sudah di atas kecepatan cahaya, seperti yang dikadarkan dalam 70:4 tersebut maka hukum-hukum semesta sudah tidak berlaku lagi (kah?). Mekanika kuantum dan komunikasi subatomik sudah tidak terjelaskan lagi. Jarak menjadi tidak lagi aspek yang penting, seberapapun jaraknya.
    Bisa tanya lebih jelas dan lebih jernih sama pakar muda :
    Fisika itu Sunatullah
    Kuncoro
    Mereka anak-anak muda yang memiliki pengetahuan sangat memadai untuk lebih menjelaskan hal ini, saya hanya membuat postingan di sini, dalam satu pertanyaan yang belum terjelaskan/terpahami dengan baik.

    Salam, dan terimakasih sudi berkunjung ke blog agor.

    Suka

    • (Allah) mengatur (amra)urusan (pada Lembar Terpelihara) dari
      langit(samaa-) ke bumi(ardhi), kemudian (urusan) itu (ya’ruju)naik (dibawa malaikat)
      kepadanya (dengan kelajuan cahaya = 12000 manzilah qamar / yaum ardhi) dalam
      (waktu) satu hari yang qadarnya (jaraknya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu
      (as sajdah 032,005).

      Malaikat-malaikat dan ruh naik (menghadap) kepada tuhan dalam sehari yang
      qadarnya adalah limapuluh ribu tahun (ma’aarij 070,004).

      Menurut saya malaikat berada pada langit buruwj, surga juga ada disana. Di langit buruwj ada Lawh al mahfuzh, tempat malaikat menerima perintah. Jadi malaikat tidak langsung menghadap Allah untuk mendapatkan perintah

      Dan langit yang mempunyai menara (pengintai) (al buruwj 085,001).
      Dan benar-benar kami menjadikan di langit
      (buruwjan)menara-menara (pengintai) dan (zayyannaa)menghiasi menara
      itu (dengan konstelasi) bagi orang-orang yang memandang (al hijr 015,016).
      Dan kami (hafizh)menjaga menara itu dari tiap syaithaan yang terkutuk (al hijr
      015,017). Kecuali yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat)
      maka dia dikejar oleh semburan api(syihaabun) yang terang (al hijr 015,018).

      File tentang buwruj teman2 bisa minta sama dedekusn

      Suka

  7. […] iayalah… tetap percaya dan mengimaninya.  Malaikat-malaikat dan Jibril menghadap Tuhan dalam sehari kadarnya lima puluh ribu tahun.  Ini difirmankan pada ayat QS […]

    Suka

  8. Al-Quran merupakan petunjuk universal untuk manusia jadi kebenaranya tak dapat di ganggu gugat lagi karna itu adalah ciptaan sang Ilahi.

    Suka

Tinggalkan komentar