Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Profesi di Negeri Petir dari Bangsa Yang Sakit !

Posted by agorsiloku pada Februari 28, 2009

Apakah sebuah pekerjaan itu profesi?.   Ya, tentu saja, tapi lebih banyak tidaknya.  Pekerjaan bukan profesi, tapi profesi tentulah pekerjaan yang dari padanya kita bisa mendapatkan sesuap nasi untuk diri sendiri keluarga atau untuk banyak lagi.  Beberapa profesi di atur sangat ketat karena resiko yang dihadapi dari pekerjaan tersebut.  Yang utama, kita bisa menengok dokter, kedua pengacara.  Keduanya memiliki aturan yang lebih ketat karena menyangkut kehidupan manusia.  Karenanya, menggelitik dan betapa kita ternyata masih kekurangan fasilitas kesehatan.  Kematian bayi atau ibunya akibat melahirkan di Indonesia (kasus Sumsel)  15 kali lebih banyak dari Singapura, 6 kali lebih banyak dari Malaysia.  Singapura yang kecil dan kaya memudahkan tindakan penyelamatan, tapi tidak seperti itu di Indonesia.  Namun, bukan bayi atau kematian atau takdir kematian bayi di Indonesia lebih banyak dari Singapure, karena kalau mutu dan kecepatan penanganan kita lebih baik dari Singapure, maka takdirnya adalah Singapur yang lebih buruk… 😀

Merasa Pintar.

Kadang saya merasa pintar, hanya dengan melihat sekilas, lalu evaluasi dan kemudian menyimpulkan ini itu, maka segera berkomentar atau memberikan solusi seharusnya begini, seharusnya begitu.  Wah repot !.  Padahal, nyaris tidak memiliki kompetensi apapun pada bidangnya.  Namun, itulah kebiasaan.  Tidak mudah mengubah kebiasaan, meskipun kata ahli filsafat, kebiasaan itu adalah hukum bagi orang tolol -Vanburgh.

Namun toh petir yang digunakan untuk mengusir jin yang mencuri-curi dengar berita ghaib, katanya bersama seorang anak yang diduga indigo lalu ada batu, dan kemudian profesi kedokteran digugat melalui kebutuhan masyarakat akan kesehatan. Mohammad Ponari, menjadi manusia paling dicari dan dibutuhkan.  Katanya-katanya… itu begitu menggema dan menjadi tema sentral yang mengalahkan popularitas derita banjir dan pilkabekada atau pemilu yang segera dijelang.

Batu Ponari dianggap lebih sakti dan mujarab, dan kita percaya.  Prasangkaan lebih kuat dari pada analisis. Sama juga bahwa rahmat dari Allah SWT melalui perburuan tahi kerbau masih terjadi di sebagian anak bangsa.

Atau Mama Lauren terpaksa membatasi kunjungan caleg, karena minta diramal dan entah apa lagi maunya.  Mungkin juga para caleg yang terhormat ini juga mengunjungi manusia super hebat lainnya serta memasang berbagai perangkat teknologi ajaib lainnya untuk menarik masa, tampil merasa hebat.  Tentunya disamping banner, dan lain sebagainya yang mengotori kota.

Alasan Klasik.

Ampuh juga alasan ini : Kalau Tuhan menghendaki, mungkin saja segala bisa terjadi.  Kalau tuhan menghendaki, Ponari dan batu bercampur cerita petir dan batu yang selalu kembali akan dikirimkan kembali untuk menyembuhkan bangsa ini.

Kalau Nabi menghasilkan mujizat, kalau wali menghasilkan karomah, kalau apalagi gitu… jadi kalau tuhan menghendaki, maka orang biasa dan lain sebagainya akan menghasilkan keajaiban.  Nggak usah sekolah, nggak usah dapat gelar profesor atau doktor, maka kalau Tuhan menghendaki maka orang biasa juga bisa menyembuhkan ribuan orang.  Kualitas keajaiban seolah akan berlangsung sepanjang jaman.  Benarkah?, benarkah Allah berfirman tentang keajaiban berlangsung sepanjang masa !.  Apakah sama tuhan dengan David Copperfield modern?.

atau sederhananya,

BANGSA INI SEDANG SAKIT?.

he…he….he…

tapi Ponari dari Jombang lho….

dan kini sedang bermunculan ponari-ponari lain… menjelang pemilu…

Jadi profesi apa yang paling diharapkan saat ini : Profesi ajaib.

3 Tanggapan to “Profesi di Negeri Petir dari Bangsa Yang Sakit !”

  1. Wah, mas agor nyindir para blogger nih.
    Ah, setidak-tidaknya aku merasa tersindir.
    Walau Ponari sangat populer, belum satu kali pun aku membuat tulisan tentang dia.
    Jangan2 aku adalah blogger yang abnormal, ya?

    @
    Kalau nyindir blogger sih nggak…
    Namun, kalau Pak Shodiq Mustika abnormal, saya setuju. Sepertinya, kalau membaca tulisan-tulisan dan kejelian Pak Shodiq, memang betul termasuk blogger abnormal. Namun, bukan di bawah standar… tapi di atas standar… 😀

    Suka

  2. lovepassword said

    Yang dipilih, yang dicari adalah Yang bisa memberi harapan, termasuk PONARI. He he he.

    Masalah apakah harapan itu sendiri bener atau keblinger, realita sosialnya memang seperti itu.

    Dalam kasus obama begitu, dalam kasus ponari ya begicu, dalam kasus caleg ya begitulah, dalam kasus presiden kita ya pasti sama juga.

    Ketika kita memilih caleg, memilih presiden , memilih apapun – setidaknya kita punya harapan yang kita bebankan terhadap orang itu. Kita berharap dengan pilihan kita negeri ini lebih baik. Tetapi realitasnya apakah memang dengan pilihan kita negeri ini beneran lebih baik, ya bisa saja iya, bisa juga tidak. Apakah pilihan kita selalu memuaskan kita sendiri ? Ya belum tentu. Tiwas dipilih kemarin, bisa saja ujung2nya malah ditangkap KPK. Hi Hi hi.

    Suka

  3. hihi.. orang-orang bangsa ini pinter ngelucu juga ya..
    para bloggernya juga pinter dalam menangkap dan mengemas kelucuan-kelucuan itu..
    hihi..

    Suka

Tinggalkan komentar