Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dari Mana Mulai Penciptaan Mahluk Hidup 2

Posted by agorsiloku pada Juni 4, 2007

Apakah awal penciptaan mahluk hidup dari mahluk hidup lain (induk segala induk mahluk hidup) ataukah berdiri sendiri, artinya mahluk hidup satu “ummat” yang bervariasi di sekitar dirinya dan bukan dari bahan non bukan hidup?.

Andreas sun Berkata:

Subhanallah,… Dan saya sangat menikmati diskusi kita )

Sepertinya kita makin mendekati titik temu nih Pak. Jadi makhluk hidup itu dari “bahan” yang sudah ada di alam ya Pak? Hanya saja kalo menurut teori bapak, “bahan” itu adalah benda mati. Sedangkan menurut teori evolusi modern, “bahan” itu bisa benda mati, bisa pula makhluk hidup. Tapi mungkin saya perlu juga konfirmasi dengan orang yang mendalami biologi nih Pak. Maklum latar belakang saya elektro, jadi pengetahuan biologi saya dapat dari sma saja. Tapi rasanya saya cukup memahami filosofi teori-teori tersebut )

Baik pak, kalo begitu silakan Bapak teruskan dengan ayat Quran pendukungnya pak. Yang mengatakan dengan terang bahwa makhluk hidup itu berasal dari benda mati, tanpa ada perantara mahkluk hidup lain dalam proses penciptaannya, Pak. Kalau ada ayat yang terang begitu, maka berarti sudah ndak bener kalau saya mencoba “membantah” )

Oya, saya lupa menyisipkan pada komentar saya sebelumnya. Ini tentang silogisme bapak :

Bukti Coelacanth itu, Pak, berarti bahwa “ADA makhluk hidup yang TIDAK berevolusi”. Dari bukti ini yang bisa ditarik kesimpulan adalah “TIDAK SEMUA makhluk hidup berevolusi”. Bukan seperti kesimpulan Bapak sebelumnya bahwa “SEMUA makhluk hidup TIDAK berevolusi”. Silogisme-nya saya pikir seperti itu Pak. Salam )

@

Ini baru saya dapatkan juga, bagaimana kita memahami ayat ini ? (dengan garis tebal yang difokuskan)

QS 24. An Nuur 45. Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu

QS 15. Al Hijr 26. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

QS 77. Al Mursalaat 20. Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina. –> dalam konteks pentahapan menjadi manusia.

Dalam satu peristiwa, ditunjukkan oleh Nabi Isa, bagaimana burung hidup diciptakan dengan seizinNya :

QS 3. Ali ‘Imran 49. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.

Dari tiga ayat di atas terutama Al Hijr 26 dan Ali ‘Imran sebagai contoh, pesan Allah sepertinya tidak mengarah adanya mahluk hidup baru dari mahluk hidup lama.

Coelacanth jelas memberikan berita nyata bahwa mahluk hidup jenis ini tidak berevolusi.
Bagaimana dengan yang lain, samakah?.
Bisa nggak kita menyimpulkan bahwa : Itu artinya tidak semua mahluk hidup berevolusi. Begitu silogismenya.
Komen saya terhadap ini,
Iya betul, pernyataan juga bisa dikatakan begini : Sudah ada bukti bahwa mahluk hidup yang hidup jutaan tahun lalu tidak seperti Coelacanth tidak berevolusi, sedangkan sampai saat ini tidak ada bukti atau percobaan bahwa mahluk hidup bisa berpindah menjadi mahluk hidup lain. Karena tidak ada antara misal antara satu mahluk hidup ke mahluk hidup lain, logisnya harus ada loncatan evolusi, maksudnya … kadal meloncat jadi buaya, atau kijang meloncat menjadi jerapah, karena bukti fosil juga tidak ada yang bertahap bagaimana berubahnya mamouth menjadi gajah. Untuk manusia, dikenal sebagai “missing link”.

Cuma Mas, pernyataan saya mengenai kadal jadi buaya ini kan lebih sebagai hipotesis (atau dalam bahasa lain : prasangkaan).
Sedang petunjuk dari Illahi, tampaknya makin mengerucut ke arah penciptaan tunggal. Apalagi pada setiap manusia, yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kira-kira begitu. Jangan ragu ya, kalau keliru koreksi saja. Ini kira-kira pendapat tambahan saya mengenai, mengapa saya lebih mempercayai tidak ada itu evolusi darwin.
Jangan lupa pula, bagi yang tdk percaya agama, khususnya Islam, pandangan ini akan dianggap sebagai ilusi juga.

Senang berdiskusi dg. Mas.
Wass, agor.

5 Tanggapan to “Dari Mana Mulai Penciptaan Mahluk Hidup 2”

  1. Jika di luar planet bumi ada mahluk hidup, apakah sains pro Darwin akan menganggap mahluk hidup itu memiliki kekerabatan dengan mahluk hidup di bumi yang telah mengalami evolusi?
    Dalam Alquran ada cerita bahwa di surga ada buah-buahan yang mirip dengan di bumi. Apakah buah-buahan surga yang mirip dengan di bumi itu masih satu keturunan menurut teori Darwin?
    Saya yakin bahwa mahluk hidup telah diciptakan pertama kali secara beraneka ragam yang saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya membentuk sistem rantai/jaring makanan dan ekosistem.
    Adanya kesamaan atau kemiripan mahluk hidup bukan berarti ada hubungan kekerabatan, tetapi ada hubungan kepentingan yang masing-masing memiliki peranan atau fungsi yang cocok dengan ekosistemnya.
    Dalam Alquran, sebagai bagian dari tahap penciptaan langit dan bumi, Alloh telah mengatur makanan mahluk hidup.

    @
    Jika di luar planet bumi ada mahluk hidup, apakah sains pro Darwin akan menganggap mahluk hidup itu memiliki kekerabatan dengan mahluk hidup di bumi yang telah mengalami evolusi? –> karena ini lebih sebagai spekulasi (belum ada pembuktian), tentu agak sulit dikomentari. Tapi, seperti yang sebelum-belumnya. Teori per-evolusian- ini memang muncul dan menabrak pada usaha-usaha mempertahankan teori ini. Khususnya yang berkenaan dengan penciptaan. Penciptaan memaksa untuk menggugurkan hipotesis ini.

    Suka

  2. Evy said

    Pak Agor, kalau nabi Adam orang mana sih pak, orang arab ya, maksudnya wujudnya dulu kira2 ras apa gitu? trus kok bisa jadi banyak ras manusia itu gimana? apa bukan karena evolusi tgtg tempat dan sikon, aku pikir manusia klo di ceburin laut juga mungkin berevolusi trus punya sirip dsb kayak dolphin…katanya mah dolpin itu pinter lebih inter dr manusia…apa bener pak?

    @
    walah bu evy ini… saya tidak tahu. Waktu Nabi Adam ada, saya tidak turut menyaksikan 😀 , tapi yang jelas Beliau adalah Bapak moyangnya manusia. Dophin lebih pinter dari manusia?. Mungkin saja, saya belum pernah mendiskusikan dengan Oom Dolp.

    Suka

  3. Dimashusna said

    Kalau ras manusia menjadi banyak, saya kira itu disebabkan perkawinan silang antara Anak2 nabi Adam yang Berjumlah 20 Pasang atau 40 orang. Anak2 Nabi Adam kan dilahirkan berbeda-beda secara fisik (ada yang cakep, yang jelek, yang tinggi, pendek, gendut, kurus,hitam, putih etc.) Buktinya ada perkelahian antara kabil dan Habil yang salah satunya iri karena saudaranya akan dinikahkan silang dengan pasangan yang lebih cantik. Itu bukti secara fisik mereka beda. Wallohu ‘alam

    @
    perbedaan kan juga karena kemunculan faktor dominan dan resesif.

    Suka

  4. yudisupra said

    e alah…..gitu aja koq repot !! ojo dpikir juero ta !!

    @
    😀

    Suka

  5. ummi said

    saya setuju dengan ketidak adaanya proses evolusi ditambah tidak adanya bukti fosil yang mendukung teori ini ,teori evolusi lebih kepada kira kira dan prasangka,walopun didukung oleh berbagai penelitian sampe saat ini justru ilmu dibidang apapun membantah teori ini,kita bisa memaklumi teori ini lemah dikarenakan alat alat tekhnologi pada saat itu masih sederhana sekali,yang saya lebih membingungkan teori evolusi tidak pernah membahas tentang ruh,cinta,kasih sayang,dan pengorbanan ,,
    teori evolusi tidak bisa menguraikan akal pikiran manusia yang sangat canggih,dan prilaku binatang yang sangat jauh dengan isi teori evolusi ,,
    wasslam smoga kita tidak mencari cari ayat alquran kemudian dicoba agar tidak bersebrangan dengan teori ini karena pada hakekatnya teori evolusi sudah bertentangan dengan agama sehingga tidak ada celah untuk mencari cari kesinkornan dalam hal ini
    trimakasih.

    @
    Saya juga cenderung, sebagai dunguwan 😀 teori evolusi adalah bukan teori dan lebih pada taksonomi/klasifikasi dari apa yang dilihat dan ditemukan dari fosil sampai pada penelitian paling modern, tapi tidak menjelaskan apa-apa ketika kemiripan genetis menjadi tolok ukur. Kemiripan sama sekali sebenarnya di luar ranah ilmu juga. Tapi, cocok benar untuk sebagian besar ummat manusia yang memang tidak suka pemikiran bahwa penciptaan mahluk itu tunggal. Tidak dari satu benih dan jadi segala macam.

    Suka

Tinggalkan komentar