Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Ponari Sang Jutawan Muda – Penerima Batu Petir dari Dewa Super Sakti

Posted by agorsiloku pada Februari 16, 2009

Bayangken mpok, tante, oom dan semua para saderek.  Dengan bermodalkan batu yang muncul tiba-tiba entah dari mana juntrungannya, dicelupkan ke air dan konon.  Sekali lagi konon, dan bla…bla…bla… maka Ponari, anak SD umur 9 tahun jadi jutawan di dalam sistem lingkungannya.  Ribuah, bahkan katanya sampai puluhan ribu orang antri dengan membayar entah 5000 sampai entah berapa belas ribu untuk meminum celupan batu bertuah yang datang secara ajaib.  Sungguh bisnis yang menggelora dari Jombang.  Bahkan pasien yang meminum air dari batu Ponari bisa juga koma.

Aspek bisnis yang luar biasa, perkembangan informasi yang juga luar biasa.  Bahkan Harian seperti Kompas pun begitu mendukung dan menginformasikan kesaktian Ponari : Judulnya pun sangat menantang : Sumur Tetangga Ponari Pun ‘Kecipratan’ Kesaktian. Di tengah kegemaran masyarakat terhadap dunia keajaiban, maka peristiwa Ponari adalah berkah besar buat masyarakat Jombang.  Televisi pun ramai-ramai menyemarakkan berita ini.  Selain karena bernilai berita, memang empat orang meninggal berdesak-desakan untuk mendapatkan air keajaiban dari batu ajaib yang dicemplungkan oleh tangan Ponari merupakan berkah buat Indonesia, setidaknya buat para penderita yang sudah lelah mencari tempat berobat atau ya…siapa tahu ada jodoh (bisa sembuh).

Fenomena ini tidaklah aneh, dan memang sudah menjadi makanan harian negara berpenduduk Islam terbesar di dunia ini.  Mengharap berkah, rezki, adalah hal yang wajar saja dari ragam pernik kehidupan.  Manusia sebagai mahluk berakal budi tertinggi di antara segala penghuni alam, ketika menjalaninya dalam kenestapaan dan kerisauan mencari pilihan-pilihan yang paling masuk akal sampai paling tidak masuk akal.  Kalau mungkin, kotoran kanjeng kyai kerbaupun masuk dalam arena berkah.  Atau, seperti dua tahun yang lalu sekelompok anggota masyarakat yang penuh perhatian dan prihatin pada musibah Lumpur Lapindo, melemparkan beberapa anak kambing hidup-hidup untuk menutup semburan lumpur.

Kalau tidak benar dan tidak terbukti, tidak mungkinlah sampai ribuan bahkan puluhan ribu manusia berdatangan untuk mendapatkan kesaktian air dari Nak Ponari. Ini basis alasan yang disampaikan.  Lagi pula, namanya usaha, bisa apa saja.  Kalau Kanjeng Gusti Allah berkenan sembuh, maka sembuhlah.  Kalau tidak sembuh, belum berjodoh, ya namanya juga usaha.  Gagal dan berhasil ya mungkin saja.  Kita berserah diri saja sama kehendak Kanjeng Gusti Allah.

Kepintaran akut yang dimiliki bangsa ini usaha untuk sembuh yang pantang putus asa, keikhlasan berkorban, dan segala keajaiban adalah mungkin.  Fenomena ajaib ini adalah produk masyarakat, produk harapan, produk cita-cita, dan produk keyakinan.  Keajaiban bisa dibuat oleh Tuhan atau David Copperfield. Dalam berbagai variasinya, kalau saya menulis tentang keajaiban alam kubur, atau tulisan-tulisan Allah pada awan, tomat, atau pohon yang rukuk, dan lain sebagainya maka fenomena inipun memiliki makna spiritual.  Kita akan enggan menerima berita atau penjelasan bahwa hal-hal itu tidak benar dan akal-akalan.  Keajaiban adalah hal penting dan tidak boleh itu ditiadakan.

Ketika saya menuliskan mengenai ” Memahami Kualitas Keajaiban” adalah landasan berpikir, apakah saya harus mempercayai adanya kemungkinan-kemungkinan jalinan spiritual dan bukti-bukti keajaiban seperti kasus ponari, jeritan alam kubur, batu bertuah, batu melayang, dan lain sebagainya sebagai khasanah untuk meningkatkan kesehatan dan keimanan?.

Kemajuan teknologi, tidak dengan serta merta menutup pintu kejaiban.  Bahkan melalui teknik-teknik video editing yang kian canggih dan fasilitas teknologi, keajaiban dan ramal juga semakin ramai.  SMS Ramal adalah salah satu contohnya.  Pengetahuan dan sekolah yang tinggi juga, boleh jadi tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan ini.  Kaya miskin juga, boleh jadi tidak terpengaruh terhadap keputusan untuk memberikan penilaian keajaiban.    Apalagi, bocah sakti ini, difotopun tak terlihat, begitu kata sebuah berita yang jelas tidak jelas ujung pangkalnya.  Namun, semakin membuat para penderita penyakit semakin kagum dan penuh harap, antri berjubel untuk mendapatkan penyembuhan dari Ponari.  Sedang sebagian lainnya, dengan berbagai versi mendapatkan usaha mudah tambahan keciptratan rejeki dari bocah nan sakti mandraguna sehingga polisipun dibuat sibuk karenanya.

Duh… betapa keajaiban jenis ini menjadi santapan rohani sebagian anak bangsa.  Selamat Ponari… selamat Pak Bupati Jombang, selamat Pak gubernur baru Jatim, selamat… kionghi…kionghi…  Tak lupa, selamat juga buat harian Kompas yang memberitakan proses pendidikan masyarakat ini…. dan tentu saja kepada…. (ah aku nggak tega menyebutnya)….  Jatim telah memiliki bocah sakti, mungkin lebih sakti dari Bu Pun Su atau Pendekar super sakti sekalipun… 😀

38 Tanggapan to “Ponari Sang Jutawan Muda – Penerima Batu Petir dari Dewa Super Sakti”

  1. Assalamu’alaykum,

    Fenomena Ponari dan fenomena-fenomena sebelumnya seharusnya menjadi cambuk bagi kita semua dan cambuk yang sangat menyakitkan bagi para ulama kita. Di sini terlihat jelas bahwa ada kesalahan yang sangat fatal pada pemahaman agama (Islam) sebagian orang. Saya khawatir ini menjadi bukti yang sangat kuat yang secara tidak langsung menyatakan bahwa ulama kita, khususnya ulama setempat telah gagal dalam berdakwah.

    Mohon maaf bila tidak berkenan…
    Wassalam.

    @
    Wass.wwbr.
    Memprihatinkan, namun berkolabarasi antara petunjuk Allah dan penafikkan yang bercampur dengan prasangkaan pada proses berpikir dan berbudaya kita. Khususnya di negeri kita. Kita, disadari atau sangat disadari, mudah terpesona oleh keajaiban dan jalan pintas. Betapa begitu mudahnya terpesona sehingga seluruh pengetahuan yang kita miliki dan aspek-aspek rasional ditinggalkan….
    Termasuk juga keengganan dari para ahli yang menjadi panutan masyarakat untuk menyikapinya….
    Itu memberikan kemudahan ke pada dewa supersakti mandraguna untuk menurunkan batu bertuah yang entah dari mana diambilnya….
    Oelama, jadi bahan ‘kritikan’ ketika peranannya diambil alih oleh lingkungan Ponari (dan kemunculan batu ajaib lainnya)….
    Wass, agor

    Suka

  2. andrew said

    sebenernya gampang kok slusinya. Tinggal kita percaya atau tidak.
    kalo kita percaya berarti kita penganut syaiton, tapi klo tidak ya alhamdulillah..sesungguhnya hanya Tuhanlah yang berkehendak. Kasus ini merupakan tamparan yang keras buat para ulama dan terutama yang sok-sok merasa pintar berdakwah. Apakah ini tidak lebih parah dan lebih sesat ketimbang aliran-aliran sesat yang ada di indnesia?..Kita dituntut untuk percaya pada batu yang tidak jelas dari mana asalnya; kalo saya melihat itu merupakan tipu daya setan untuk memperbanyak pengikutnya. Jadi janganlah anda percaya pada itu semua. Hanya kepada Tuhanlah tempat yang utama untuk meminta pertolongan

    Maaf jika kata-kata saya terlalu kasar semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua amienn.

    @
    Terimakasih untuk catatannya, jelas dan lugas.

    Suka

  3. waduw said


    waaah cuma test case kondisi sebelum pemilu kok

    Suka

  4. lovepassword said

    Hi Hi Hi. Memang sulit.

    Mau ke rumah sakit ternyata nggak sembuh..sembuh
    Mau ke rumah sakit mahal lagi. Hi Hi hi.

    Jadilah..apa yang sekarang terjadi. Hiks.

    Intinya itu ada sekumpulan manusia yang sudah kehilangan harapan – tidak tahu dimana mesti meletakkan harapannya, mungkin karena sakit sudah berobat kemana-mana nggak sembuh, mungkin juga berobat ke RS nggak punya duit – eh kebetulan kok ada yang ngasih harapan gicu lho.

    Mestinya itu pemerintah juga nggak asal nutup gicu saja. Tutup sih boleh saja, tetapi orang yang sakit itu mestinya terus dibawa ke rumah sakit dong. Jangan dibiarkan begitu saja di jalan-jalan. Katanya fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.

    Bahwa yang dilakukan makhluk2 ajaib yang poergi ke Ponari itu aneh ( namanya juga ajaib hiks) memang bentul, tetapi kalo kita sekedar bicara logis/tidak logis. Harus kita lihat juga mungkin yang mereka lakukan justru sesuatu yang mereka anggap paling logis jika dilihat dari perspektif ketidakberdayaan mereka.

    Mau ke dokter nggak punya duit, mau ke dokter justru nggak logis bila nggak punya duit, persepsinya kan gicu.

    http://lovepassword.blogspot.com/2009/02/balada-dukun-cilik.html

    @
    hiik…hik.. terimakasih untuk catatannya… agor beberapa hari yang lalu baca postingan ini… kemudian ketika esok lusanya menuliskan… nyari lagi… dimana ide ini berawal… lupa….bahwa penulisnya balada ini adalah kriptographer….
    😀

    Suka

  5. marinki said

    Assalamu’alaikum Wr. wb,
    Mang, kayaknya fenomena ini sudah diprediksi Rasulullah SAW, bahwa nanti di akhir zaman akan makin sedikit umat beliau. Buktinya sekarang makin kelihatan umat yang sesat makin banyak dan makin menjauhi rakhmat Allah SWT. Mereka tidak takut lagi berbuat hina dengan menuhankan batu, atau pun segala sesuatu yang mereka anggap bisa menguntungkan dengan cara instan. Logikanya sudah tumpul bahkan perilaku musyrik pun mereka rela berkorban. Audzubillah, astaghfirullah.
    Himbauan untuk para ulama segeralah bertobat karena ulama banyak yang melakukan dakwah kalau dibayar mahal sampai jutaan rupiah untuk sekali dakwah, umat miskin mana bisa membayar? akibatnya rusaklah akidah, segera lakukan dakwah dengan ikhlas tanpa bayaran. Umat sudah sangat memprihatinkan.

    @
    Wass.ww.
    Yap Bi Marinki 😀
    Mungkin juga ya… berbicara di sini… ulamanya kelupaan….

    Suka

  6. haniifa said

    Jatim telah memiliki bocah sakti, mungkin lebih sakti dari Bu Pun Su atau Pendekar super sakti sekalipun…
    ____________

    Begiuuuulahhh… braninya satu perguruan silat (jago kandang… 😀 )</i)

    Duehh… DO IT, gue entek maning bro.

    “Ternyata banyak yang merasa susah kalau berbicara -Do it- angka… 😀

    @
    Jago di kandang jombangmacan…. bukankah ini luar biasa. Jombang lho…. tempatnya para Bu Pun Su berdiskusi dan mencerahkan isi dunia….

    Suka

  7. haniifa said

    KHoom – pi – pah – alalium gambrenk….

    Omdo ahh… slalu makan nasi Gorenk… 😀

    @
    😀

    Suka

  8. haniifa said

    Deuhh… mbo-e Yul khok idem suradem kebanya-an Kho-Oom-fifah… atawa kalian bilik fuqur-an… 😀

    Suka

  9. virimania said

    he…he… jombang terkenal lagi setelah ryan 🙂 salam pak agor.

    @
    😀
    Salam kembali… setelah ryan, babak kedua ponari, babak selanjutnya… Duh…

    Suka

  10. Assalamu alaikum

    Yang dihindarkan adalah perilaku sirik pak agor…nanti masyarakat percaya bahwa yang menyembuhkan itu adalah batu..ini yang kita hindarkan…

    Wassalam

    @
    😀

    Suka

  11. haniifa said

    @Virimania.. ‘mba-yach 😉

    Bagaimana kalau @Mba-nya bikin cerita komik :
    Rubi si rubah kecil pendekar -pendek dan kekar- Super dan Sakti, biar terkenal oleh kenalan nyah… 😀

    Suka

  12. Yach mau tidak mau ternyata memang masih seperti itu kenyataan masyarakat kita..

    Mereka mungkin berpikir bahwa meski mereka dianggap bodoh toh dengan datang ke sana mereka dapat sembuh dan tentu saja ada yang tidak sembuh…

    Mereka butuh bukti bukan butuh argumentasi..

    Ada solusi..???

    Salam Bocahbancar…

    TAKUT MENJADI PRESIDEN

    @
    agak sedikit banyak mengagetkan juga bahwa PW NU (tentu saja ini pribadi) yang berpandangan itu adalah bla…bla…bla…

    Suka

  13. halwa said

    di tempat saya juga ada tuh namanya Batu Jelatong…khasiatnya buat nyerap racun di tubuh.percaya ga percaya yah.

    salam

    @
    Tentu saja batu menyerap racun hal yang logis, alias bisa dipahami. Kan tidak semua batu dibuat dari bahan yang sama. Mbo kalau sakit perut kita makan batu bubuk yang hitam-hitam itu… gunanya juga sama…

    Suka

  14. haniifa said

    di tempat saya ada juga lho… batu bata… khasiatnyah buat bangun rumah … 😀

    Salam Sayang

    Suka

  15. halwa said

    wkwkwkwkwk

    lucu juga ya antara percaya dan tidak percaya.

    salam sayang juga aah

    Suka

  16. mbledos said

    Ini kutipan berita dari detik.com
    PWNU Jatim: Jangan Dilarang, Itu Hidayah untuk Membantu Orang Lain

    http://surabaya.detik.com/read/2009/02/18/103319/1086555/466/pwnu:-jangan-dilarang,-itu-hidayah-untuk-membantu-orang-lain

    Rabu, 18/02/2009 10:33 WIB
    Heboh Batu Petir Jombang
    PWNU: Jangan Dilarang, Itu Hidayah untuk Membantu Orang Lain
    Irawulan – detikSurabaya

    Surabaya – Praktek pengobatan alternatif dengan menggunakan media batu petir yang dilakukan Ponari dan Dewi Sulistyowati tidak perlu dilarang. Namun, masyarakat tidak boleh mendewakan batu petir milik kedua bocah itu.

    Hal tersebut disampaian Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Jawa Timur, Romadlon saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Rabu (18/2/2009).

    “Kalau haram tidak. Boleh-boleh saja asalkan tidak mendewakan batu,” kata Romadlon.

    Batu milik Ponari dan Dewi menurut Romadlon hanya sebatar perantara. Namun semua tetap kembali kepada Allah SWT. Karena cara berobat yang dilakukan mereka sama ketika minum obat. Manusia kemudian sembuh itu karena ada kebersamaan antara Tuhan yang menginginkan kesembuhan.

    “Yang menghentikan adalah Tuhan. Namun orang dianjurkan jangan sepenuhnya percaya dengan batu itu. Batu tersebut hanya perantara,” ungkapnya.

    Romadlon menambahkan, fenomena batu petir di Jombang akan hilang dengan sendirinya. Karena apa yang dipunyai oleh Ponari dan Dewi adalah nikmat yang diberi Tuhan SWT.

    “Tidak perlu dilarang, biarkan saja itu nikmat yang Allah berikan pada seseorang. Nikmatnya lewat Ponari dan Dewi diberi hidayah membantu orang lain,” tandasnya.(bdh/bdh)

    @
    Duh

    Suka

  17. haniifa said

    hua.ha.ha
    Akhirnya ada juga nyang sayang pada Raden Mas @Haniifa… 😉

    Nggak lucu kalau nggak percaya… dech 😀

    Sayang Sayangan.

    @
    😀

    Suka

  18. haniifa said

    @Mbledos

    1. Batu milik Ponari dan Dewi menurut Romadlon hanya sebatar perantara. Namun semua tetap kembali kepada Allah SWT. Karena cara berobat yang dilakukan mereka sama ketika minum obat. Manusia kemudian sembuh itu karena ada kebersamaan antara Tuhan 😛 yang menginginkan kesembuhan.

    2. “Yang menghentikan adalah Tuhan 😛 . Namun orang dianjurkan jangan sepenuhnya percaya dengan batu itu. Batu tersebut hanya perantara,” ungkapnya.

    3. Romadlon menambahkan, fenomena batu petir di Jombang akan hilang dengan sendirinya. Karena apa yang dipunyai oleh Ponari dan Dewi adalah nikmat yang diberi Tuhan SWT.

    Paragrap 1 := Allah SWT
    Paragrap 2 := Tuhan
    Paragrap 3 := Tuhan SWT ?!

    Tuhan SWT. … hua.ha.ha.
    Tuhan SWT. … hua.ha.ha.
    Tuhan SWT. … hua.ha.ha.
    ________________________________
    bisa..bisa…bisa sebab nyang nulisnya (bdh/bdh):

    bdh := BoDoH / BoDoh… 😀 / 😀

    Ada.ada.saja.murid.nya.sinto.gendhenk 😛

    Suka

  19. haniifa said

    hua.ha.ha.
    @Mbledos.bdh := si mleDos BoDoH alias bin KENTUT 😀

    Suka

  20. haniifa said

    @Mbledos
    paragrap 1: Allah SWT := Allah Subhanahu Wa Ta’ala

    paragrap 3: Tuhan SWT := Tuhan Situ Wajah Tiga… 😀

    @pae-mboe
    Sila ke-1 := Ketuhanan Yang Maha Esa…

    Weleh..weleh masak ESA sama dengan TIGA… dasar teka NOL

    Suka

  21. Razy Mashury said

    Satu hal yang aneh, mengapa TIDAK ADA SATUPUN YANG MELIHATNYA DARI SISI SAINS ?
    Saya pernah kejadian komputer terkena petur dari jala listrik, dan sampai sekarang, tidak ada yang berani menyentuhnya karena dia mengandung listrik statis tanpa di plug saja kalau dites dgn tespen tetep nyala ! Ada hubungannya dengan Ponari dan batunya ? petir = listrik = elektrisasi = human body = conductor = ? dll. Science people wake up !! It’s really interesting and need the rational explanation !

    @
    😀
    Dalam dunia isue, yang penting bukan kebenarannya. Tapi seberapa kepercayaan orang terhadap issu yang beredar. Ponari mendapatkan batu, batu itu setelah ada ledakan petir. Batu itu sakti dan bisa menyembuhkan. Lalu duit mengalir ke konco-konco dari lingkungan ponari sampai orang sekampung mendapatkan berkahnya. 😦

    Lalu, mengapa harus dilihat dari sisi sains. Tema persoalan bukan pada sains, dan tidak ada hubungan sama sekali dengan pemikiran sains atau logika ilmu pengetahuan. Lagian, kalau logika ilmu pengetahuan dipakai, maka arti keajaiban tidak bermakna. Dan kerap, dalam dunia mistis, semua yang rasional adalah tidak rasional.

    Jadi mengapa harus dilihat dari sisi sains. Peristiwa itu sangat biasa… hanya otak kotor manusia dan pengharapan yang menjadikannya ada.

    Suka

  22. haniifa said

    Wah… iya.ya.
    Tangan kanan megang warna merah, tangan kiri warna putih… di AVmeter ada tegangan listriknya… aneeehhh 😀

    Suka

  23. haniifa said

    hua.ha.ha
    Mohon maaf saya lupa mana positip, mana negatif… 😀
    Yang jelas kabelnya warna MERAH dan PUTIH
    weleh…weleh jadi inget WARNA BENDARA INDONESIA MERAH-PUTIH.

    Dasar mulai pikun neeh, KABEL orginale kemana yach ?!

    Suka

  24. Rasyid Ali said

    boleh sedikit komentar..,mas…
    1. fenomena ini sangat meprihatinkan dikarena kita semua adalah umat islam terbesar di dunia, namun kemana akidah dan ahlaq kita semua. INGAT Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna bahkan melebihi Malaikat dan Jin sekalipun dan hal apakah yang membedakannya? Akal saudara2 ku sekalian “wajid bagi setiap muslim untuk belajar” maksud hadis ini adalah kita harus Pintar… dengan otak kita bisa jadi dokter, peneliti dan dan orang yang berpikir
    2. Agama kita pun (ISLAM) adalah agama yang logis..coba perhatikan baik2 setiap ayat dalam alqurna boleh dikatakan sebagai encyclopedia terlengkap di jagad raya…jadi cobalah kita sekarang jangan hanya mengaji dalam bahasa arab saja tetapi setelah mengaji baca artinya dan bahkan tafsirannya, Allah akan menghitungnya juga kok
    3. Fenomena ini sudah mewabah dan tak hanya ponari saja bahkan sekarang ada yang bernama Dewi juga…dan keduanya memiliki modus yang sama yaitu dapet batu ajaib dari sambaran petir..Nah yang perlu di kaji dan diliat adalah akar permasalahannya..apakah samberan petir menghasilkan sebuah batu atau mineral tertentu atau bisa kita lihat literatur mitology..apakah itu ada kaitannya dengan jin dan syaetan.( nah kalo ada berabe kan semuanya: musrik loh )
    4. dan untuk MUI serta para ahli Agama tolong bekerja sama dengan para peneliti untuk meneliti hal itu dan mengumumkan hasil yang di dapat dan tidak hanya diam dengan Alasan Jika Allah berkuasa maka terjadi lah!…
    jika memang demikian argumennya..oke..tapi Ingat Al-quran mengajarkan kita untuk terus berpikir coba lihat kembali berapa banyak Al-qur’an menggunakan kata “bagi Umat yang berfikir” banyak toh…tolong jangan jadikan agama sebagai tameng. dan tolong lah semuanya berpikir logis dan ngambil sikap untuk menyelesaikan kasus ini bersama2. dan jangan hanya sebagai wacana saja

    terima kasih

    maaf atas segala tulisan yang kurang berkenan dan semoga bermanfaat bagi semuanya

    @
    Al Qur’an mengajak berpikir… tapi MUI dan para ahli agama kan bisa juga nggak ngajak 🙂

    Suka

  25. haniifa said

    Subhanallah…
    @Mas Rasyid Ali
    Mohon jangan keliru, saya juga sekedar tamu -kurang- di ajar pada bloq ini… dan sepengetahuan saya disinih bebas kok mau sedikit… atawa… berbanyak komentar, bahkan secara explisit pemilik warung mempersilahkan ketak-ketuk di keyboard masing-masing, dijamin nggak bakalan collision. 😀

    mas-nya bilang “It’s really interesting and need the rational explanation !”

    begitu juga saya, sangat tertarik dengan :
    1. Bagaimana paramedis menggunakan tegangan kejut/ untuk pasien yang jantungnya mulai hilang.
    2. Bagaimana paramedis menggunakan arus listrik (katanya lho..) pada awal-awal terapi schizophrenia…

    Menganai MUI dan Ahli Agama… deuh, piye ya !!
    Saya seeh… sekedar mencari-cari juga lho, pengetahuan tambahan dari mas-nya.

    Yang jelas saya pribadi masih bleon tau apa-apa, silakeun mas-nya lihat komentar saya ini :

    Meliputi dan Kebersatuan Wujud

    Kembali Kasih.

    Suka

  26. haniifa said

    Wahh… satu lagi lupa,….
    Katanyah ada terapi batu batre nyang ditempatkeun di ujung lidah bawah. PASIEN.

    Katanyah lho.

    Suka

  27. haniifa said

    @Mas Rasyid Ali
    Bigimane ?!
    “It’s really interesting and need the rational explanation !”
    _________________
    @mas-e nyah KATA : petir = listrik = elektrisasi = human body = conductor = ?

    @say-ah nya KATA : schizophrenia == collision

    thus…

    I’m just wondering what the “acceptable” collision percentage should be for a switched KESEHATAN JASMANI AND OR ROHANI… fiye @mas… ?!

    Push-ING yach… sama saya juga bengooong… 😀

    Suka

  28. haniifa said

    thus…
    100% sehat wal’afiat == IKHLAS

    jika hanya jika…

    see, Al Qur’an 112 surah 1-4

    Suka

  29. bambangwasre said

    Biasa bangsa indonesia sebagian emang hobby yg serba ajaib dan instan .coba aja ada gua atau gunung yg bisa memebri emas asal kita berani tidur sendiri bila pagi tiba satu 1 kg di tangan . kalau ada tempat seperti itu mungkin separuh rakyat negeri ini akan kesana jadi nggak heran karene semua di akibatkan kemiskinan dan putusnya harapan . semoga kita bisa berpikir logis, semoga Belinyu bambangwasre Bangka belitung

    @
    Dan keajaiban seperti itu terjadi setiap tahun, dan orang percaya.. bahkan mengalahkan logika dan pelajaran sekolah yang diterimanya bertahun lamanya…
    aneh tapi logis….

    Suka

  30. roker said

    ya gw che pcya ma ngak yg penting trserah lo aja

    Suka

  31. Siera said

    Ass. Wr. Wb.
    Keajaiban dan kemukjizatan itu milik Allah, Tiada satu Nabi/manusia-pun/ yang sanggup dan dapat membendung kalau Allah berkendak, “sesungguhnya Allah berkehendak kepada siapa yang dikehendakinya” jadi om-om dan tante jangan memperdebatkan hal yang anda-anda tidak mengetahui, jangan mengikuti umat nabi terdahulu yang selalu berdebat dengan apa yang mereka tidak ketahui, Allah tahu Kita……. ? Untuk si ponari, apalagi kalau psikologi yang mendapingi kak seto dia ambil dari orang ISRAEL atau YAHUDI itu malah lebih bagus dan lebih akurat, karena YAHUDI yang punya ilmu bukan Allah,Hati-hati dalam melihat, cermat dalam mendengar, teliti dalam menyikapi, “Allah mencari orang yang berakal dan punya mata hati Bukan orang pinter” Pinter berdebat, pinter ngomong, pinter ngibuli, Semakin tunduk semakin berisi, diatas awan masih ada awan, diatas langit masih ada langit, :Hal-hal yang kmu ketahui bisa kamu debati tetapi hal-hal yang tidak kamu ketahui jangan coba-coba didebati,”Orany musrikin mepercayai ayat muthasabihat untuk menimbulkan fitnah dan mencari-cari taqwilnya….” “Orang musrykin apabila melihat mukjizat Allah selalu mengatakan itu hanyalah sihir terus menerus” saya ingatkan ini sudah akhir zaman, jangan terkecoh dengan hal-hal yang kecil yang tidak tidak tau kalau kita tahu didebati tak maslah yang ramai ente tidak tahu saya tidak tahu sama-sama nggak tahu berdebat,,,,,
    Wasalam

    @
    Mas Siera.. Ass.ww.
    Kalau membaca penjelasan Mas, maka benar bahwa saya tidak mengetahui. Tapi untuk mengetahui apakah ada mukjizat atau tidak dalam peristiwa seperti Ponari itu. Jelas Al Qur’an memberikan petunjuk, bagaimana dan apa yang disebut mukjizat. Betul kalau Allah menghendaki, dan AQ telah menjelaskan kehendak Allah perihal mukjizat. Jadi, belajar dari contoh yang diberikan, dari sejarah para Nabi, dari masa ke masa… maka setidaknya kita bisa menganalisis. Kalau kita mengatakan, kalaulah Allah menghendaki maka bla…bla… haruslah diletakkan pada konsepnya dengan benar. Kalau ini diterapkan pada kasus Ponari, maka artinya akan sama dengan “Karena kehendak Allah, maka batu petir menyembuhkan di tangan Ponari”. Kalau itu yang disimpulkan dan itu disebut mukjizat, maka tentu akan lebih baik jika kita melihat petunjukNya juga tentang hal ini.
    Wass,

    Suka

  32. Siera said

    Ass. Wr Wb
    Ingatlah Nabi Nuh, Nabi Isa, Nabi Luth, dan yang terakhir BIG BOOS FIRAUN Mampukah mereka membendung kemukjizatan ALLAH saya bukan ikut campur masalah ini, tapi hal yang demikian itu ada AHLINYA, ada IMAMYA, Semua mau jadi IMAM siapa Ma’munya? sana ngomong sini ngomong siapa yang mendengar ? Biarkan WAli Allah yang memutuskan itu bukan manusia biasa seperti saya, saya dilahirkan sebagai jari kelingking ya jadilah jari kelingking, kalau saya dilahirkan sebagai jari ibu, jadilah jari ibu tapi jangan berharap jari kelinngking bisa berubah menjadi jari ibu, itu ada ketetapanya masing–masing dari ALLAH kalau kita mengaku beragama, agama bukan untuk diperdebatkan tetapi untuk diaf’a-kan dan pada era sekarang ini yang banyak ngomong jari kelingking makanya banyak “ayat yang sungsang” (Terbalik dari maknanya)inilah jaman “jahiliyah” kedua diera mileniium , ilmu marifat jatuh kepada bukan ahlinya kufur hukumnya, tidak mengerti, tidak tahu apalagi tidak faham jangan komentar, Tanya tuh sama AHLUL BAIT, sautu masalah serahkan kepada ahlinya, Keyakinan dan agama bukan untuk dipamerkan, Yang Pinter yang maha tahu itu Allah, kita sesama muslim kerjanya berdebat saja, satu kata kunci saya berikan “Mencari kesalahan orang lain jauh lebih cepat ketimbang mencari kesalah sendiri” sampai kiamat kita tidak bisa menemukan kesalahan pada diri kita maka turunlah “agama” sebagai Koridor dari itu semua. diTurunkanlah nabi sebagai petunjuk dan contoh hidup dari Agama.
    Wasallam

    Suka

  33. Mahamod said

    Ass. Wr. Wb
    Sudalah jng berdebat sdrku ayo kita bangkit bersama, biarkan kapan bangsa ini maju yang jaelas dengan kejadian seperti ini amerika akan citu nyalinya mengapa tidak anak kecil bukan lulusan UNiversitas Amerika koq bisa ngobati, kalau demikian nanti kosong universitasku, tekor aku, itulah manusia yang selalu cinta dunia, ingan manusi cinta dunia jauh akhiratnya, “Walaupun engkau menebubus diri emas sebesar bumi itu tidak akan menjadi penolongmu”. itung-itung biarkan aja lah si “ponari” menerima rejeki dari Tuhanya, Orang muslim melihat tetangganya kecipratan rejeki koq iri muslim apa itu, lihat tetangga kita umat ISA enggak pernah sewot nggak pernah sirik terhadap tetangganya, sekarang kalau saya tanya sanggupkan anda memberi uang sebsar 5.000.000.000 kepada ponari dalam waktu satu bulan pasti jawabnya nggak la yau saya aja nggak punya duit sebesar itu …. jadi “seandainya kita tidak memberikan solusi jangan menambahkan polusi”.

    @
    Dari 3 komentar Mas ini… rasanya saya tidak perlu berkomentar lagi. Namun, betapapun, agor terimakasih atas catatannya, sebagaian menjadi pengingat… dan sebagian lain semoga bukan polusi.

    Suka

  34. ayahrafi said

    Assalamualaikum,

    Fenomena ponari adalah sebuah fenomena sosial. Kita seolah2 tersentak melihat beribu orang berbondong2 mencari kesembuhan lewat “batu sakti” dari seorang bocah SD. Kaum cerdik pandai (intelektual) terhenyak tidak kepalang melihat begitu banyaknya masyarakat dari berbagai lapisan yang dengan setia mengantri berjam2 hanya untuk mendapat segelas air rendaman batu (yang konon katanya sakti?). Dimanakah yang salah? siapakah yang salah? pemerintah? gagalkah pemerintah dalam mendidik rakyatnya? gagalkah pemerintah menyediakan sarana kesehatan berkualitas, aksesibel dan terjangkau untuk rakyatnya? ataukah ini merupakan kegagalan kita bersama? kegagalan komunitas dalam membangun struktur pendukung sosial yang responsif? sehingga yang “tahu” lupa menginformasikannya kepada yang “belum tahu”…atau yang “mampu” lupa berbagi dengan yang “tidak mampu”…ataukah ini…..??

    @
    Hal ini sebenarnya terjadi di seluruh bagian dunia manapun. Namun, khususnya di Indonesia dalam kebudayaan tanah leluhur Jawa (mungkin karena saya lebih kenali) menjadi bagian dari tradisi dan keyakinan bahwa keajaiban-keajaiban menempati tempat istimewa dalam perikehidupan. Berkah dan rahmat akan muncul dari mana saja dan datang dari mana saja, melalui apa saja. Sebagai prosesi budaya, perkembangannya kadang bercampur dengan pandangan-pandangan atau keyakinan mistis. Jadilah, tahi kerbau bule pun diburu, air bekas cuci kaki sultan menjadi istimewa, kuburan perlu ada kuncen, dan batu dicelupkan oleh seorang indigo bisa menyembuhkan. Pokoe kita percaya. Kalau Allah menghendaki, semua bisa terjadi. Kata ini menjadi kunci bahwa semua menjadi mungkin, bahkan dengan menyebutkan Sang Pencipta. Seolah ini menyelesaikan sebuah diskusi atau perdebatan. Pokoknya celupan air harus oleh Ponari menyembuhkan… dan tak lama berselang di berbagai tempat juga muncul fenomena yang sama.
    Dan blow up televisi pun sangat mendukung untuk melahirkan ribuan ponari lain….
    Lalu dimana letaknya akal sehat….. ha…ha…ha… untuk apa akal sehat…

    Suka

  35. […] buku itu.  Untuk membuat proposal iklan yang bonafide, saya cari orang pintar, tapi bukan kelas Ponari.  Yang saya kebetulan bertemu adalah seorang copy writer dan disainer yang kemudian membuat […]

    Suka

  36. […] untuk syirik!.  Ini pemahaman yang kita bisa terima.  Karenanya, meminta penyembuhan dengan celupan batu bertuah ala Ponari, berpotensi syirik.  Mempercayai kesaktian batu penunggu atau beringin besar, berpotensi menjadikan hamba Allah […]

    Suka

  37. Ricky said

    Gw juga sdh punya batu petir hasil tangkapan langsung mbah gw th 1970an di xmantan tengah dan sdh diikat dengan cicin mas,boleh deh kalo ada yang mau beli hrgnya 1Mlyr. mahal yah…..namanya juga warisan gw di 02195901898 masalah khasiat terserah loe aja.

    Suka

Tinggalkan komentar