Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Proporsi Agung – PHI

Posted by agorsiloku pada Desember 24, 2006

Allah memborbardir ummat Muhammad dengan angka 19. Dalam berbagai sisinya, kitab akhir jaman ini menjelaskan tentang sesuatu pemahaman baru mengenai “Sesungguhnya, kamilah yang menurunkan al Quran, dan Kami pulalah yang memelihara” (QS 15:9).

Tentu saja ada hal istimewa yang bisa kita temukan dari dalamnya. Berbeda dengan Phi, sebagai salah satu proporsi yang berkomposisi istimewa. Phi atau 1,618 ini makin dikenal sejalan dengan terbitnya buku Da Vinci Code. Berikut ini saya petikan dari beberapa sumber terjemahan, juga http://www.tabulas.com/~linda/ yang menurut saya cukup menarik :

Angka PHI (1,618) pada umumnya dianggap sebagai angka tercantik di dunia. Angka PHI dapat diperoleh dari deret fibonacci, dimana dalam deret fibonacci penjumlahan dari angka-angka yg berdekatan sama dengan bilangan sesudahnya. PHI sendiri merupakan hasil bagi dari angka-angka yang berdekatan yaitu mendekati angka 1.618 (PHI).

Para ilmuwan terdahulu menyebut bilangan 1.618 ini sebagai proporsi agung -bukan kombinasi agung seperti yg udah linda singgung sebelumnya-, karna angka ini merupakan dasar dari balok bangunan dalam alam. Keberadaan PHI ini tersebar di alam. Disebutkan dalam novel ini bahwa tumbuhan, hewan, dan manusia semua memiliki sifat dimensional yg melekat dengan kualitas keakuratan pada rasio PHI banding 1.

Contohnya pada hubungan antara lebah betina dan jantan dalam komunitas lebah madu. Jika kita bagi jumlah lebah betina dengan lebah jantan dalam setiap sarang maka akan mendapatkan hasil yg sama yaitu PHI.

Contoh lainnya yaitu pada kerang laut spiral (nautilus), rasio setap diameter spiral ke spiral berikutnya adalah PHI.

Biji bunga matahari tumbuh dengan melawan spiral. rasio dari setiap diameter rotasi ke rotasi berikutnya adalah PHI.

Leonardo Da Vinci merupakan orang pertama yg memperlihatkan bahwa tubuh manusia terbuat dari balok-balok bangunan yg rasio proporsionalnya selalu sama dengan PHI. Coba deh ukur jarak dari kepala sampai ke lantai. Kemudian bagi dengan jarak dari pusar ke lantai, maka akan didapat PHI.

Ukur jarak dari bahu sampai ke ujung jari, kemudian bagi dengan jarak dari siku anda ke ujung jari, akan didapat PHI.

Paha ke lantai, dibagi dengan lutut ke lantai PHI. Rujas jari, jemari kaki, divisi tulang belakang, PHI.

PHI juga dapat dilihat dari arsitektur Parthenon di Yunani, piramid2x Mesir, dan juga gedung PBB di New York.

PHI juga muncul dalam komposisi sonata-sonata Mozart, Fifth Symphony (Beethoven), Bartok, Debussy dan Schubert.

PHI juga digunakan oleh Stardivarius untuk menghitung penempatan yg tepat untuk lubang f dalam konstruksi biola-biolanya yg terkenal.

Tau Pentakel? atau yg biasa disebut Pentagram -biasanya merupakan perumpamaan bintang, digambar dengan cara menarik lima garis saling berpotongan-. Jika kita membuat pentakel, rasio dari segmen garis dalam pentakel semua sama dengan PHI.

PHI dalam novel ini dikatakan merupakan salah satu karya Da Vinci…

“Dari PHI ini terlihat bahwa segala sesuatu di bumi ini tidak diciptakan dengan sembarang”.

Sumber: Da Vinci Code (Dan Brown)

Is phi a mystical number as claimed in The Da Vinci Code?

18-Jun-2004

 


Dear Cecil:

phi

I just finished Dan Brown’s best-seller The Da Vinci Code, about a thousand-year-old conspiracy involving the Catholic church. While the modern murder mystery part of the book is obviously fictional, you’re encouraged to believe that the historical background is authentic. As a Straight Dope reader I know otherwise, so I’m not going to ask about hanky-panky between Jesus and Mary Magdalene (unlikely), the Holy Grail (a literary invention), or the Priory of Sion (too much like the Illuminati). What intrigued me was phi, also known as the Divine Proportion, a mystical ratio the book claims shows up everywhere in nature and art. I remember enough about the golden section and Fibonacci numbers, which also figure in the book and are related to phi somehow, to know that some of this is legit. But phi itself is new to me. What’s the straight dope on this magic number? –Ryan Joseph, Chicago

Cecil replies:

Brown’s exegesis of phi–for that matter, his whole book–is so cartoonish that you’re inclined to dismiss it out of hand. (To cite one egregious example of his imprecision, he continually refers to the painter of the Mona Lisa as “da Vinci.” As anyone with a semester of art history knows, the man’s name was Leonardo; da Vinci merely refers to his birthplace.) Phi is a cool concept, though, and Lord knows I don’t get many chances to expound on higher mathematics and dump on a fellow scribbler at the same time. So what I’ll do here is go through Brown’s often loopy assertions and follow each with the facts.

There’s this number known as phi. Yeah, although the term wasn’t invented till the early 1900s, by American mathematician Mark Barr. For that matter, synonyms like golden section and golden ratio, notwithstanding their air of antiquity, may date back only to the 19th century. The basic concept, however, was first advanced by the Greek geometer Euclid.

Phi = 1.618. Not quite. Phi is the infinite nonrepeating decimal 1.6180339887 . . . This may seem like a trivial difference, but it’s the whole point–phi, like pi, is an irrational number that can’t be expressed as the ratio of whole numbers. However, you can see where an explanation like that might not fly in a beach book.

Phi is derived from the Fibonacci sequence 1, 1, 2, 3, 5, 8, etc. It can be, but the original, simpler explanation is this: Take line segment AC. Place point B on AC so that AC/BC = BC/AB. (Thank God we have artistic genius Slug Signorino to illustrate these advanced concepts.) AC/BC = BC/AB = phi = the golden section. Transfixed by the divinity of this proportion, are we? Maybe not, but some claim the ratio is uniquely pleasing in art.

Back to the Fibonacci sequence. Each number in it is the sum of the preceding two numbers (1 + 1 = 2, 2 + 1 = 3, etc). As Brown rightly notes, the quotients of successive adjacent terms (2/1, 3/2, 5/3, etc) converge on phi as you get further out. This is not the miracle some think, but it’s still cool.

Your height divided by the distance from your belly button to the floor = phi. Get out. Behold the line segment in the drawing. The only people of height AC with their belly buttons at point B are named Igor. On me the ratio is about 1.7, not 1.618+. A huge difference? No, but Brown’s hero observes, “Plants, animals, and even human beings all possessed dimensional properties that adhered with eerie exactitude to the ratio of phi to 1.” That’s just not so. I venture to say there’s wide variation among individuals not only for navel placement but also for the other supposed anatomical occurrences of phi Brown cites.

Many natural phenomena exhibit some relation to phi. Up to a point, true. The spiral in the illustration was generated by assembling rectangles out of squares whose sides correspond in length to successive numbers in the Fibonacci series, then drawing arc segments in each square. This gives us a reasonable approximation of the shell of a chambered nautilus, seen in cross section. You can also find Fibonacci numbers in leaves spiraling around a plant stem, in the arrangement of seeds in flower heads, and so forth. Surprising? Not really. The Fibonacci series is a simple algorithm enabling proportions to remain roughly constant (i.e., approximately phi to one) with successive accretions of growth. If it works for a number series, it’ll work for plants, shells, etc.

Phi governs the proportions of the pyramids, the Parthenon, and so on. There’s little evidence that ancient architects used the golden section, but even if they did, so what? Euclid figured it out, and others could have too. Later creative types have certainly shown an interest–Dan Brown, for one. We know-it-alls may scoff, but how often do you see someone build a popular thriller around obscure concepts in math?

–CECIL ADAMS

24 Tanggapan to “Proporsi Agung – PHI”

  1. phi, a beauty of the universe…
    Sayang, matematika saya pas SMU dulu dapat ponten delapan ketawa…

    Suka

  2. WONG ISLAM said

    “Proporsi Agung – PHI”

    Menunjukkan adanya keseimbangan ciptaan Allah SWT , dan Allah tidak pelu harus bekewajiban menjelaskan hal ini secara detil !!!!!!

    Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Al Qur’an, Surat Al Mulk (67) Ayat 3 .
    Bukankah kesimbangan itu adalah indah. Dan bukankah Alah menyukai keindahan.

    @
    Amin

    Suka

  3. haniifa said

    Salam,
    Satu Minggu = 7 Hari (pengulangan setelah hari ke 7)
    Tangga Nada = 7 Tangga Nada (pengulangan tangga nada ke 7)
    Atmosfir Bumi = 7 Lapisan Gas (pengulangan uap air jadi hujan)
    Al Qur’an menyebut-nyebut bilangan tujuh sebanyak 23 ayat, contohnya ayat yang ditulis oleh mas Wong Islam.
    Jadi menurut pemahaman saya yang dimaksud “Proporsi Agung – PHI” merujuk ke angka tujuh (7) bukan ke angka phi = 1.618
    Justru yang menarik dari deret hitung yang dibatasi hanya 7 anggota bilangan dan perhatikan korelasi dengan Al Ikhlas,sbb:
    0+1+2+3+4+5+6 = 21 ( 21/7 = 3, shalat magrib = 3 rakaat)
    1+2+3+4+5+6+7 = 28 ( 28/7 = 4, Jumlah shalat wajib 4 rakaat = 3)
    Himpunan bilangan nol {0) beranggotakan hanya satu (1)
    Jika 1 rakaat = pergerakan badan 180 derajat maka 3 rakaat = 540 derajat, silahkan anda jumlahkan sudut Ka’bah (persegi panjang = 360) di tambah dengan Hijr Ismail (setelah lingkaran = 180) bukankah 360+180 = 540, Nampak jelas bahwa Ka’bah memang kiblat yang ditunjuk oleh Allah Ta’ ala
    http://suryaningsih.wordpress.com/2007/08/27/menenal-hari-ahad-sabbat-dan-wustha/

    Wassalam.

    @
    Mas Haniifa, salam dan terimakasih untuk catatannya. Saya jadikan postingan ya… supaya lebih banyak lagi saudara-saudara kita memahami dan menerima manfaatnya. Angka 7 memang istimewa, ada sesuatu keberulangan yang istimewa. Boleh jadi juga phi pun demikian, dalam perbandingan karena angka 7. Namun, deret fibonacci yang menjadi salah satu tema dari Da Vinci Code, memang bekerja di angka pi = 1,681 itu. Apakah ada hubungannya, saya belum mengerti juga…. Wass, agor

    Suka

  4. […] Angka PHI (1,618) pada umumnya dianggap sebagai angka tercantik di dunia. Angka PHI dapat diperoleh … […]

    Suka

  5. haniifa said

    Salam,
    Silahkan mas Agor.
    Kalau mas agor tidak keberatan, saya ingin menambahkan pemahaman saya terhadap deret fibonacci, sesuai dengan “Angka tujuh yang Istimewa”
    Deret Fibonaci F(7) : 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8
    http://en.wikipedia.org/wiki/Fibonacci_number
    F(7) : Merujuk pada ritual shalat muslim.

    SEANDAINYA:
    Angka 8, bukankah 3 x 8 = 24, shalat wajib sehari semalam .
    Angka 5 = Bukan kah 5 -1 = 4, Shalat wajib yang empat rakaat kegiatan shalat lima (5) waktu.
    Angka 3 = Shalat Maghrib hanya 3 rakaat.
    Angka 2 = Shalat Shalat subuh
    Angka 1 = Bilangan besaran yang terukur (nyata) (manusia)
    Angka 0 = Bilangan yang tidak tidak terdeteksi (Jin)

    Soal tema Da Vinci Code, ha..ha..ha.. lihat saja filmnya
    Wassalam

    @
    Angka 8, bukankah 3 x 8 = 24, shalat wajib sehari semalam .–> saya belum paham, maksudnya ini. Adakah hubungan dengan 17 raka’at?
    Davinci Code, lebih asyik bukunya dari pada filmnya…. 😀
    Wass, agor.

    Suka

  6. haniifa said

    Salam,
    Terima kasih atas koreksinya, maksudnya “waktu sehari-semalam”.
    24 jam dibagi 3 = 8 jam
    Starting:
    18.00WIB-02.00WIB (1/3 Hari)
    02.00WIB-10.00WIB (2/3 Hari)
    10.00WIB-18.00WIB (3/3 Hari)
    http://suryaningsih.wordpress.com/2007/08/27/menenal-hari-ahad-sabbat-dan-wustha/
    Saya sendiri kurang sependapat dengan maksud blog diatas.
    Apa kira-kira :
    8 jam = bekerja
    8 jam = bermain-main
    8 jam = tidur (istirahat)
    Sekilas tampak kaku, misalnya bekerja harus 8 jam sekaligus, padahal pada jam kerja ada pula istirahat.
    Adapun hubungan dengan shalat wajib 17 rakaat adalah didalam 24 jam tersebut kita melaksanakan 5 macam shalat wajib, kecuali hari Jum’at (Dzuhur = Diganti shalat Jum’at 2 rakaat jadi 15 rakaat kecuali wanita yang tidak haid).
    Jadi sebaiknya penulisan bukan 24/3=8 tapi 3×8 = 24 jam.
    Coba mas Agor perhatikan gambar Golden Spiralya Fibonnaci = Kaidah tangan kanan bukan !!!
    http://en.wikipedia.org/wiki/Golden_spiral
    Menurut pemahaman saya :
    Golden Spiral = Kaidah tangan kanan = Ritual Haji, bukankah semua itu menunjukan lokasi Qiblat (Ka’bah)
    ————-
    he.he.he.
    Mungkin pembaca “Matematika Islam”, hal 22.
    Insya Allah, akan berfikir lain !?
    Diagram Venn-nya sbb:
    | 17 x 354 | 11 x 29 | 2 | 2 | 7 waktu |
    | 6342 | 7 yang diulang |
    Seandainya 354 jumlah hari setahun kalender islam, dan 17 jumlah rakaat wajib (24 jam), lalu bagaimana dengan Hari Jum’at ?
    354 div 7 = 50 hari Jum’at (ingat shalat dzuhur 4 rakat = shalat Jum’at 2 rakaat bagi kaum laki-laki)
    ———————-
    Begitu pula penulisan “berlawanan dengan arah jarum jam” pada buku “Energi seputar Ka’bah” (karangan Ir. Agus Mustofa), harus diganti dengan “Kaidah Tangan Kanan” (oh yach saya kurang faham yang dimaksud “Holly Qur’an” pada buku tsb.
    ———————-
    Menurut pemahaman saya, Nabi Muhammad s.a.w adalah refleksi dari Milata Nabi Ibrahim a.s. tercermin dari label nabi Muhammad s.a.w yang juga disebut “Khatam” (Nabi Penutup). (cirinya beliau mempunyai anak yang bernama “IBRAHIM” (anak dari dayang Mesir yang bernama Maria bin Qibthah)
    ———————
    Select Nama From TbNabi where bin = (Select Nama From TbNabi)
    ———————
    Muhamad s.a.w bin Ab’dullah bin… Ibrahim a.s
    Ibrahim bin Muhammad s.a.w Bin Ab’dullah bin…..Ibrahim a.s
    Sehingga :
    Nama Ibrahim (putra Muhammad s.a.w) ketemu Ibrahim a.s
    Jika Khatam = Cincin maka nama Ibrahim ketemu Ibrahim.
    ———————————-
    Jika Jum’atan di Arab Saudi = Jum’atan di Seluruh dunia (ingat pergantian hari bukan jam 12 malam, tapi waktu Maghrib )
    Maka Hari I’ed di Arab Saudi = Hari I’ed di dunia
    Wassalam

    @
    Salam. Saya membutuhkan waktu kembali untuk mencernanya. Namun pendekatannya betul-betul menarik. Setiap kali saya bertemu dengan pembahasan logis dari pelaksanaan ritual, saya jumpai pula pendekatan yang ternyata dan ternyata kemudian mewakili sebuah proporsi keseimbangan. Semua dalam disain keteraturan yang jujur saja, saya sulit membayangkannya. Subhanallah, mudah-mudahan saya dikarunia tambahan pengertian yang dapat meningkatkan keimanan saya. Terimakasih Mas Haniifa. Terutama pendekatan Jum’at di Arab Saudi, mewakili keseluruhan sistem (masih terasa aneh). Golden Ratio ini juga luar biasa menariknya, jadi ingat keseimbangan hewan dalam lautan yang proporsinya seperti keong “golden ratio”.
    Perihal sholat, termasuk Jum’at dua rakaat. Jadi ingat Flying Book 104 (Fenomena Sholat Malam) Versi Fahmi Basya yang memerincikan gerakan sholat dan raka’at serta sholat malam sebagai bagian yang sangat teliti diperhitungkan dan terkait dengan bilangan 19 serta jumlah ayat dalam Al Qur’an. Saya masih terbata-bata memahami.
    Wassalam, agor.

    Suka

  7. andrieis said

    pantaslah mas haniif kasihan sama saya, lha saya ga mudeng2 ama tulisannya diatas.. ihik..ihik..

    @agor
    angels n demon jg bagus lho pak..

    @
    Al Qur’an menyebutkan jumlah malaikat dan setan sama-sama 88 kali, yang lainnya antara lain :
    – Hidup 145, Mati 145.
    – Benefit 50, Corrupt 50.
    – Manusia 50, Rasul 50

    Tentu kesetimbangan itu juga memiliki makna….

    Suka

  8. haniifa said

    Salam,
    Waduh mas agor + Adrieis, saya jadi malu hati.
    Terus terang saya juga ngga mudeng2 kok tiap hari Ied selalu berbeda.
    Wassalam.

    @
    mengapa ya berbeda… dan kita membungkusnya dengan berbagai alasan… mana yang lebih baik kemudian, berada pada satu pengertian dan bersepakat ataukah gpplah berbeda. Yang benar adalah yang menurut pemahaman dan pengertian serta metodologi sahih yang kita miliki. Begitu, lalu Allah akan menghukum kita karena yang lain metodologi dan pengertiannya tidak sesuai menurut pengertian dan maksud Allah (menurut pengetahuan kita). Karena Allah tidak akan menerima ijtihad kita?. Walah… tidak habis-habisnya ini dibahas … 😀

    Suka

  9. haniifa said

    Salam,
    “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah “DUA BELAS” bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS 9:36)
    Jelas Allah berfirman : 1 tahun = 12 bulan
    Seandainya bilangan hari per satu bulan sama 30, maka idealnya dalam 1 tahun = 12 x 30 = 360 hari.
    Perhitungan Masehi = 365 (atau 366 kalau khabisat), lebih 5 atau 6 hari dari perhitungan ideal.
    Jika kita mengukur dalam 1 derajat maka akan terdapat kesalahan paralax plus minus 0.5 derajat.
    1 Hari = 1 Siang + 1 Malam
    1 Siang hari = 360 derajat (jam 6 pagi s/d jam 6 “sore”)
    1 Malam hari = 360 derajat (jam 6 “sore” s/d jam 6 pagi)
    (Perlu diingat Masehi menganggap jam 12 malam pergantian malam dan jam 12 siang pergantian siang.)
    Jika 1 Tahun = 365 hari maka
    365 hari = (365 x 360) plus minus (365 x 0.5) Siang
    365 hari = (365 x 360) plus minus (365 x 0.5) Malam
    Atau di singkat 1 tahun = 365 hari plus minus 0.25 hari (Akumulasi kesalahan paralax = 365 x 0.5 = 182.5 derajat )
    Bukti:
    Untuk tahun depan 2008 adalah tahun kabisat sebab 2008 mod 4 = 0(mod=sisa bagi,maksudnya 2008 habis dibagi 4 ) jumlah hari untuk bulan “PEBRUARI = 29 thn 2008”. Sedangkan 2007 bulan “FEBURARI=28”
    ————
    Tahun 2000 heboh “MILENIUM BUG” kenapa ??!
    Jawabnya:
    182.5 derajat – 180 derajat = 2.5 derajat (Corrupt)
    2000 / 4 = 1000
    2.5 derajat * 400 = 1000 (kesalahan kumulatif per 400 kali)
    ————–
    Pemahaman saya “kita perlu Kalender Masehi untuk perhitungan bisnis, kerja, dll, yang sifatnya duniawi” tapi harus menggunakan ketentuan “Saudi Arabia” untuk peribadatan Islam.
    Alasannya:
    1. Coba perhatikan dengan seksama ayat Qurasy (QS 106) siapakah yang diserahi tugas oleh Allah untuk menjaga Ka’bah ??
    2. Jumlah hari per bulan kalender Islam adalah 29 atau 30 hari.
    354 / 12 = 29.5 (artinya 29 malam + 29 siang + 1 malam (0.5))
    atau
    354 / 12 = 29.5 (artinya 29 siang + 29 malam + 1 siang (0,5))
    Dalam 1 tahun perhitungan Kalender Islam ada:
    6 x 29 = 174
    6 x 30 = 180
    ———— +
    354 HARI.

    Saya teringat Firman Allah Ta’ala Surat Al Fajr:
    1. Demi Fajar.
    2. Demi malam yang ke sepuluh.
    3. dan yang genap dan yang ganjil,
    Bukankah puncak ibadah haji tanggal 10 Dzulhijah ??
    Bukankah 30 adalah bilang genap, dan 29 bilangan ganjil ??

    Fakta:
    Semua keturunan nabi Ismail a.s dapat menghitung dengan tepat waktu “Wukuf” dan “Thawaf” di Ka’bah, karena perhitungan seder hana, walaupun saat itu Nabi Muhammad belum lahir. !??

    Wassalam.

    @
    Salam,
    Waktu perhitungan bulan (Qomariyah) memang bilangan di sisi Allah yang memiliki dimensi begitu luasnya dan terukur ketepatannya. Perhitungan kecepatan cahaya saja, dapat didefinisikan dari bulan yang mengelilingi bumi. Demikian juga perhitungan-perhitungan waktu-waktu dalam kalender Islam. Lalu mengapa kita terbiasa dengan kalender Masehi?. Barangkali benar karena sebab perhitungan dunia. Tentu pula karena memang kebudayaan hitungan ini telah ada dan mendunia sejak sebelum kalender hijriah diadakan. Keduanya memiliki keistimewaan, dari sisi Allah, tentunya perhitungan ummat dari perhitungan Qomariyah….Wass, agor.

    Suka

  10. haniifa said

    Salam,
    ::Mas Agor::
    Tepat sekali mas agor, masalahnya bukan soal mendunia atau tidaknya tetapi, saya melihat ada banyak kejanggalan dalam perhitungan Syamsiah. Kenapa ?
    GMT ditempatkan di kota “London”, untuk perhitungan “Syamsiah” mungkin ok. Tapi tidak untuk perhitungan “Qomariyah” sebab Ka’bah jelas menjadi titik potong “Bujur Timur” dan “Lintang Utara” (23,5 derajat), Lalu ada pertanyaan kenapa bukan “Bujur Barat” dan “Lintang Selatan” ?? Jawabnya adalah lokasi tersebut berupa “LAUTAN” (silahkan buktikan sendiri)
    ——
    Perlu diingat nol Garis Bujur terhadap Meccah berbeda 1 Jam.
    Coba tarik garis bujur tepat di kota ”
    Mekah”, insya Allah akan tepat pembagian “Daratan” dan “Lautan”, Selanjutnya LU 23.5 merupakan titik balik Matahari terhadap bumi.

    Wassalam.

    @
    Perhitungan syamsiah memang menimbulkan ketidaksesuaian, setiap tahun harus diupdate (Kabisat), juga di waktu-waktu tertentu saat matahari bersinar lebih lama (atau lebih pendek) di satu tempat. Begitu juga mengenai lokasi yang Mas sebut sebagai Lautan. Memang benar, perhitungan dan penetapan lokasi GMT lebih sempurna perhitungannya untuk peribadatan ummat Islam dan komposisi penduduk dunia jika Mekkah menjadi titik pusat. Ini rahasia semesta yang masih perlu uji dari para ahli astronomi.
    Mas Haniifa punya tidak pembagian ini … tulis di blog Mas ya… saya ingin membaca/mempelajari hal ini lebih seksama. Suatu pertanyaan yang pernah muncul, benarkah posisi awal pergerakan lempeng bumi itu di awali (titik pusatnya) di Mekah?.

    Suka

  11. haniifa said

    Salam,
    Allah berfirman dalam Al Hajj ayat 40:
    “(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”
    Wassalam.

    @
    Salam, Mas Haniifa… duh kok saya nggak mudeng dengan ayat ini dan kaitannya dengan Phi. Bisa diberikan tambahan penjelasan?. Wass, agor.

    Suka

  12. haniifa said

    Salam,
    Insya Allah, kalau pemahaman saya tidak keliru.
    “…tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah.”
    Dari mulai ritual, hingga segala macam konsepsinya tetap Allah tegakkan, maksudnya agar kita sebagai umat MUSLIM tetap mendapatkan studi perbandingan (maksudnya yang Haq dan yang bathil).
    Misalnya :
    – perhitungan Kalender Masehi.
    – bilangan “PHI=3,14…” vs phi=22/7
    – bilangan “pi=1,681” vs bilangan pi=7
    – Prosesi pemberian sepotong roti (Nabi Isa a.s untuk berbuka puasa) = 1 biji kurma dari Nabi Muhammad s.a.w untuk berbuka puasa.
    – Yohanes Sang Pembaptis = verifikasi tata cara berwudhu
    – Jilbab para biarawati = Kewajiban berjilbab telah ada sebelumnya
    Wassalam.

    @

    Salam,
    Yap, ayat Al Hajj 41 itu dalam pemahaman agor, musuh-musuh Allah akan merobohkan tempat-tempat peribadatan Nasrani, Yahudi, atau Mesjid-mesjid yang di dalamnya menyebut nama Allah. Namun, Allah melindungi kita dari musuh-musuh tersebut. Namun, mengenai contoh… saya masih harus belajar lagi nih mas Haniifa… masih perlu dipahami lagi…
    Wassalam

    Suka

  13. haniifa said

    Salam,
    Terbalik mas Agor, saya yang musti lebih belajar banyak pada mas agor. Atau setidaknya pembaca blog ini.
    Misalnya: Dua kali “Yerusalem” di kuasai oleh umat “MUSLIM”, tapi tidak ada satupun rumah peribadatan di “bakar” atau di “rubuhkan”. Coba bandingkan dengan masa sekarang “Syiah vs Suni”, “Muslim vs Kristen”…dsb, Pengebomam atas nama Agama
    Apakah mereka tidak belajar dari sejarah ?! Atau kita yang keliru melihat sejarah ??
    Wassalam.

    @
    Salam, Duh… kita betul ya.. perlu belajar dari sajaratun…. Terimakasih infonya… rupanya memang kita cenderung jadi “ekstrimis”..?Wassalam, agor

    Suka

  14. Haniifa said

    Salam,
    @mas Agor
    ” Suatu pertanyaan yang pernah muncul, benarkah posisi awal pergerakan lempeng bumi itu di awali (titik pusatnya) di Mekah?. ”
    Pertanyaan mas agor menarik sekali untuk dikaji lebih mendalam, namun sayang saya kurang (bahkan belum sanggup) dalam hal pengelolaan blog.
    Alangkah baiknya di jadikan postingan di blog mas Agor.
    Insya Allah saya akan mengikutinya dengan seksama.
    Wassalam.

    @
    Memang menarik, saya masih cari referensi lain … namun belum ketemu tentang hal ini…. Jadi kalau sudah ada, saya ingin mempostingnya. Sayang tidak ada (belum tahu) ada penelitian dari geolog mengenai peta lempeng bumi yang menguji hipotesis bahwa pusat pergerakan lempeng dipermukaan bumi berawal dari Mekah….

    Suka

  15. Anonim said

    Salam,
    “Suatu pertanyaan yang pernah muncul, benarkah posisi awal pergerakan lempeng bumi itu di awali (titik pusatnya) di Mekah?.”
    Menarik sekali pertanyaan mas Agor, kapan dijadikan postingan !!
    Wassalam

    @
    Masih mencari referensi… Saya juga ingin mempostingkan… tapi masih ragu….

    Suka

  16. Ale... said

    Maksudx gmana seh aq bingung neh…

    Keputusanx Phi itu=1,618 ato 7….?

    Suka

  17. maduasli said

    Afwan, jika membutuhkan madu silahkan ke http://jualmaduasli.wordpress.com. InsyaAllah terjamin kemurniannya dan asli dari jawa tengah.

    Suka

  18. deth's said

    artikelnya sya jdikan posting di blog sy untuk memenuhi tgas TIK….

    Suka

  19. olads said

    Mari kita selidiki apa yang jelaskan oleh Mas Haniifa bahwa proporsi agung menurut bukti pendapatnya adalah angka 7(tujuh)

    Selanjutnya pembuktian dari Proporsi agung Davinci adalah angka 1,618. Bila dijumlahkan ke kiri masing-masing angka nya adalah sbb :
    1+6+1+8 = 16(enam belas), dan bila dijumlahkan lagi 1+6 = 7.

    Tapi bila dibalik dengan cara dikurangi dan dimulai dari kanan maka angka tsb akan habis menjadi Nol(0) sbb : 8-1-6-1= 0

    Maka sangat tepat berhubungan antara dua pembahasan tsb tidak melenceng sedikitpun, bahwa apa yang di tunjukan Alqur’an terdapat pula bukti nya tersirat di alam raya.

    Setelah diteliti oleh saya, bahwa angka 1,618, adalah mrupakan detail angka 7, sebagai penentu kesimbangan perbandingan antara 7(tujuh) ruas tulang, pada tujuh anggota badan(kepala, dua tangan, dua lutut, dua kaki), yang pada saat bersujud ketujuh anggota badan tsb menempel ditanah, melalui tujuh gerakan sholat, dan tujuh waktu sholat ( yang 5 waktu + tahjud + dhuha) setiap harinya dri hari ke satu sampai hari ke 7, dst sampai mati, dihamparan 7 lapis bumi dan dinaungi 7 lapis langit, di atas bumi 7 benua dan 7 samudra, menuju 7 tinkat surga atau 7 tingkat neraka, sesuai amal perbuatan.

    Ternyata angka 7 adalah tingkat perjuangan usaha dan amal perbuatan manusia, yang kunci kesuksesan dan keberhasilannya dalam kehidupan melalui kunci keseimbangan angka 1618.

    Kunci kesimbangan angka 1,618 bila di aplikasikan pada suatu karya nyata akan menghasilkan energy kehidupan yang bersumber dari energy kosmik jagat raya. Seperti halnya teknologi piramida dimana pada bidang alas, tinggi dan sisi miring nya menggunakan perbandingan 1,618 yang menghasilkan effek dahsyat dari resonansi nya sehingga dapat mengawetkan makanan, khasiat obat-obatan, air, melipatgandakan energi tubuh dalam meditasi, tidur, sholat, bahkan mengawetkan mayat firaun sekalipun.

    Untuk makalah rumus perhitungan pembuatan piramida dengan perbandingan proporsi agung 1,618 dapat di googling saja.

    Sekian, mohon maaf terlelau panjang nih ….

    wassalam,

    Suka

    • pitchem said

      saya mau bertanya, kenapa harus ada tanda , di antara angka 1 dan 6. apakah , tersebut memiliki arti khusus? lalu bagaimana caranya saya menggunakan PHI dlm kehidupan sehari hari?

      Suka

    • @Mas Olads
      Mari kita selidiki apa yang jelaskan oleh Mas Haniifa bahwa proporsi agung menurut bukti pendapatnya adalah angka 7(tujuh)
      __________
      Kalau bijituh, mari kita awali dengan ayat berikut:

      Firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surah Al Mulk ayat 3 atau [QS 67:3] *** Perhatiken konstruksi 67 dan 3 ****

      “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan (Ar Rahmaan) Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?“

      Silahken @mas lihat berulang-ulang:
      http://haniifa.wordpress.com/2007/12/18/proporsi-agung-phi-adalah-angka-tujuh-7/

      Selanjutnya pembuktian dari Proporsi agung Davinci adalah angka 1,618. Bila dijumlahkan ke kiri masing-masing angka nya adalah sbb :
      1+6+1+8 = 16(enam belas), dan bila dijumlahkan lagi 1+6 = 7.

      ______
      Kalau bijituh mah gampang atuh:
      Keseimbangan Surah 67:3.
      6+7+3 = 16 (Enam belas), dan bila dijumlahken lagi 1+6 = 7

      ** Terbukti sekali by Haniifa 😀 **

      Tapi bila dibalik dengan cara dikurangi dan dimulai dari kanan maka angka tsb akan habis menjadi Nol(0) sbb : 8-1-6-1= 0
      ________
      Tapi bila No Surah dijumlahken dan hasilnya dikurang no ayat maka akan tepat sesuai jumlah JARI TANGAN… hehehe
      QS 67 => (6+7)
      Ayat 3 => 3
      Maka 13 – 3 = 10

      *** Terbukti 5 Jari-jari tangan/kaki KIRI setimbang denga 5 Jari-jari tangan/kaki KANAN ***

      Wassalam, Haniifa.

      Suka

  20. proporsi agung ya.. hm.. saya coba pakek di desain ah.. mgkn ntar jadi bagus dan natural.. hehe..

    Suka

  21. Saya tahu proporsi agung dari the davinci code. padahal saya lulusan MIPA matematika. saya jadi malu. dulu pas kuliah ngapain aja ya?….hehehe

    Suka

  22. Lusiana said

    terima kasih banyak untuk pencerahannya……

    Suka

Tinggalkan komentar