Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Etos Kerja Indonesia

Posted by agorsiloku pada Januari 29, 2009

Kadang, kalau melihat wajahnya, saya jadi ingat mantan menteri Orba, Akbar Tanjung… 😀  .  Tapi jelas bukan, beliau memang bukan guru bangsa, tapi setidaknya Beliau mengaku menjadi Guru Etos Indonesia. Saya mengetahui Beliau puluh tahun lalu, sebagai seorang salesman yang mengikuti pelatihan Dale Carnagie Training.  Namun, entah tahun keberapa, Beliau membangun citranya sendiri.  Dalam bukunya dan beberapa seminar yang saya ikuti, ada sesuatu yang menarik : Semangat !.

Ini memang bukan Spirit Muslim, karena etos yang dikembangkannya bersifat universal tanpa kehilangan pekerti dan keberimanan.

Saya merasa kecil di hadapan Beliau (kecuali kalau berdekatan, karena  setelah diperhatikan seksama, ukuran badan saya masih lebih besar dari Oom Sinamo ini … 😀   ) tapi, soal spirit… saya tertatih-tatih untuk dapat mengikutinya.  Jadi, supaya tidak lupa, ini catatan berharga dari beliau mengenai 8 etos kerja yang bisa dijadikan pengungkit semangat kehidupan.

  1. Kerja adalah Rahmat.  Yap.. di tengah pengangguran yang kian bertambah-tambah di jaman Pemerintah SBY ini yang cuma diakui oleh Depnaker 27 ribu orang (padahal di tempat aku masih bisa bekerja saja udah ratusan orang) maka kesempatan kerja adalah rahmat.  Dapat menghidupi keluarga dan anak isteri secara halal, tidak maling, tidak menerima suap, tidak mengucapkan alhamdulillah dan tidak mau menerima hadiah dari hasil kong kalikong tender adalah rahmat.
  2. Kerja adalah Amanah.  Meskipun tidak pernah disumpah ketika menerima tugas dan tanggung jawab dalam organisasi, namun pekerjaan tetap adalah sebuah amanah yang harus dijaga.  Jadi, manalah mungkin menjadi pejabat Pemerintah yang disumpah atas nama Allah Yang Mahaesa, sebagai karyawan papan bawah swasta tetap saja adalah amanah kepada Sang Pencipta untuk melaksanakan tugas dengan baik, juga tentunya kepada yang menjadi lantaran (my boss gitu).  Bekerja adalah sebuah amanah, dalam arti seluas-luasnya memakmurkan dunia.  He..he…he.. gampang dituliskan, susah dilaksanakan.
  3. Kerja adalah Panggilan.  Meskipun ini tidak sama artinya dengan kehidupan kerja sehari-hari yang sering dipanggil-panggil oleh Komandan atau teriakan dari rekan kerja maka kita setuju saja Kerja adalah Panggilan.  Panggilan untuk melaksanakan bagian dari cita-cita menuju kemakmuran bersama, jalan mencapai tujuan.  Setidaknya, gitulah yang ngkali yang dimaksud Oom Sinamo terhadap point ini….
  4. Kerja adalah Aktualisasi. Mungkin yang dimaksud adalah konsepsi dari seorang jawa yang rendah hati (Mas Low).  Hierakhi penting dari Mas Low adalah kurang lebih kebutuhan aktualisasi.  Biar gaji kecil dan pas-pasan, tapi harga diri tinggi.  Kerja adalah bagian dari aktualisasi diri.  Bangun pagi, berangkat kerja menjadi semangat untuk membangun citra dan harga diri.
  5. Kerja adalah Ibadah. Ada hadis malah bilang, 1000 rakaat sholat (ibadah vertikal), masih lebih baik sehari bekerja. Nah lho, saya kira Islam sangat mendorong ummatnya untuk bekerja sebagai ibadah.  Ibadah tidak dimaknai hanya — sekali lagi hanya — ibadah vertikal, sholat terus aja, bersorban, memelihara jenggot.  Tapi memelihara diri, bisa menyantuni anak yatim, adalah ibadah.  Menghidupi keluarga juga adalah ibadah.  Karena itu, berangkat kerja harus dalam konsepsi ibadah, bukan konsepsi cari uang dan sekaya mungkin.  Kalau konsepnya ibadah, masa sih nyolong di waktu kerja.  Ini kan sama saja dengan mencuri sambil ibadah ….
  6. Kerja adalah Seni. Weleh… nggak tahu tuh.. gimana mengartikan pesan ini.  Soalnya bukan pekerja seni.  Namun, setiap pekerjaan pun ada seninya, ada model, ada cara-cara yang membuat kita bisa menikmati pekerjaan kita.  Ya pekerjaannya, ya hasilnya.  Kalau hasil kerja atau proses kerja kita nggak nyeni, maka nggak baguslah hasilnya.  😀
  7. Kerja adalah Kehormatan.  Nah ini betul juga.  Kerja itu membentuk harga diri, dihargai.  Paling nggak sama mertua atau camer, sama pacar atau sama isteri.  Nggak enakkan jadi pengangguran.  Tiap hari kerjanya hanya rileks melulu sambil nunggu pengasihan.
  8. Kerja adalah Pelayanan.   Nah ini juga benar, pada posisi manapun dan pada jabatan apapun, pada dasarnya manusia itu melayani (dan sekaligus menghamba).  Karena itu aparat negara disebut juga penguasa abdi rakyat.  Bahwa kadang untuk mengusir kaki lima atau demonstran maka pengabdiannya dalam bentuk menggebuki, menendang, atau dalam jabatan lebih tinggi hanya mengabdi pada keluarganya saja itu adalah oknum saja.  bahwa oknumnya sudah begitu banyak sehingga peringkat korupsi bangsa ini masih nomor wahid, tetap saja esensinya adalah pelayanan.  Bahwa sebagian kecil tidak ikut bisa menikmat dan sebagian besar hanya jadi penonton, itu adalah nasib.

Setidaknya, dengan bekal-bekal dan pemikiran panjang, salah satu motivator Indonesia yang kita miliki ini berkontribusi kepada semangat bangsa ini.  Semangat untuk tetap memiliki spirit positif dalam kehidupan.

7 Tanggapan to “Etos Kerja Indonesia”

  1. haniifa said

    Mantan menteri Orba !! 😉
    Alhamdulillah… saya teringat dengan mantan menteri Menkeu Orba Ma’ari Muhammad
    Saya suka geli kalau ada sebagian pendapat mengatakan “pokoke” yang berbau Orba busuk… 😛

    @
    ha..ha..ha.. yang jelas yang berbau “Orba busuk” tentulah baunya kentara… kalau “Orba busuk” tidak tercium baunya, pastilah pinter nyimpennya. Kalau “Orba baik”, tentulah ada dan juga tidak sedikit. Kalau nggak, manalah mungkin partainya masih ada dan eksis sampai sekarang (ada 3 partai kan… )

    Suka

  2. Kerja adalah Ibadah saya tempatkan di nomor satu Maz soalnya tidak mungkin dunk kita tidak mau menghasilkan sesuatu dan juga amalan..

    Maka Yakini dengan mantap saja kalo Kerja adalah Ibadah..

    Salam…

    Ulasan yang bagus…

    @
    hm… mudah-mudahan oom Jansen membacanya… tentu dia punya alasan untuk memilih yang pertama bukan ibadah. Namun, saya sendiri memang lebih suka menempatkan nomor 1 karena bekerja dimulai dengan menyebut namaNya… memposisikan sebelum ada tindakan/kerja apapun, kita mulai dari syukur kepada Allah dan rahmatNya….

    Suka

  3. Assalamu alaikum wr.wb

    Saya tambahin :

    KERJA ADALAH PERINTAH
    Patuh pada pimpinan merupakan kewajiban
    kalau dalam islam…Menjadi kholifah(maknakan secara garis besar :Pengelolah)maka sudah terprogram untuk melaksanakannya,karena itu adalah amanah.Siapapun yang telah menjadi hamba ALLAH atau budak ALLAH atau juga pengabdi pada ALLAH…hhhh harus patuh pada tuannya atau penciptanya.o..ya ada yang tau dalillnya?
    Wassalam

    @
    Wass.wr.wb..
    patuh adalah juga dan memang kewajiban…
    dalilnya?… wah… mulai saja dari kehendakNya untuk menjadikan khalifah di muka bumi… Jelas; penugasan untuk manusia sudah disebutkan ketika penciptaan akan dilakukan….
    Wass., agor.

    Suka

  4. lovepassword said

    OM Mari Menghemat itu memang termasuk salah satu menteri yang sederhana dan baik. Gayanya malah kayak guru daripada menteri jaman sekarang.

    @
    Contoh yang nyaris tidak ada di negeri ini ya… 😦

    Suka

  5. Fitri said

    satu lagi,, kerja adalah persaingan antar satu dengan yg laen. Tul ga yach,, soalnya barusan liat bursa kerja, wuihh yg ngelamar hampir 900 orang, pdhl lowongan yg disediakan cuma 385…
    http://duniapsikologi.dagdigdug.com/

    @
    Kompetensi… dan persaingan… kadang dua hal yang berbeda juga….
    apalagi di Indonesia, yang tidak kompeten yang memimpin… 😀

    Suka

  6. […] Ditulis oleh agorsiloku di/pada April 1, 2009 Apakah beramal itu berpahala?. Apakah bekerja itu berpahala?. […]

    Suka

  7. hmmm, memang karyanya ini sepertinya menarik. tapi sayang, saya belum pernah membacanya. salam…

    Suka

Tinggalkan komentar