Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Hormatilah Yang Sedang Tidak Berpuasa

Posted by agorsiloku pada September 22, 2007

Saya tidak begitu suka dengan postingan ini, tapi kemarin malam, antara kantuk dan tidak di SCTV, kalau nggak salah memberitakan ada sejumlah protes untuk menutup restoran yang buka siang hari. Kejadiannya di Bogor. Saya tidak begitu perduli tentang ini, karena tidak ada contohnya atau hadis yang menjelaskan keharusan berhenti atau menghentikan usaha membuka restoran di masa kenabian dulu. Paling tidak saya belum menemukannya (dan memang ogah mencarinya mungkin sulit juga). Jadi, saya berharap saya hanya sekedar ngelindur saja bahwa ada keharusan menutup restoran di siang hari menjadi bagian berita di tanah air. Jadi, saya kira tidak akan terjadi, di waktu bulan Puasa, warung harus tutup.Menurut saya (dengan mengikuti hawa nafsu nih), puasa itu urusan hamba dengan PenciptaNya. Ibadah untukNya. Karena tidak ada paksaan dalam beragama, kata Allah gitu, maka orang mau berpuasa, pura-pura berpuasa, atau enggan berpuasa, adalah urusan dirinya dengan penciptaNya. Not any more.

Banyak teman-teman kerjaku yang tidak berpuasa, tidak sembahyang, dan tidak juga seagama. Kadang saya malu, mereka tidak mau makan di depanku, menyembunyikan minumannya. Sering saya katakan, “kami yang berpuasa, kok sampeyan yang repot sih. Jadi santai saja gitu”. Kan puasa itu juga bukan hanya di bulan Ramadhan saja, kadang Senin – Kamis atau hari lain dilakukan juga.

Kadang saya berpikir silogisme saja, makin besar cobaannya, makin besar pahalaNya. Makin berharap mendapatkan ridhaNya, berharap ampunanNya. Seperti juga berangkat ke masjid gitu, makin jauh jaraknya menuju mesjid, makin besar ladang pahala disediakan. Jadi, kenapa tidak enjoy saja. Lagian, makin kita bisa menunjukkan kearifan dalam menjalankan ibadah, makin tertarik mereka pada konsistensi kita. Jadinya, secara tidak langsung prosesi ibadah yang dilakukan memberikan daya tarik bagi yang enggan mengikutinya untuk paling tidak bersyiar dalam sikap dan tindak tanduk. Tapi kalau tanduk kita dipertontonkan dibuat setiap orang takut ditanduk, boleh jadi kegiatan ritual ini menjadi “ancaman”.

Apakah orang beragama Islam yang berpuasa itu ancaman?. Wah !, susah deh dikomentari. Betapapun, ibadah puasa adalah ibadah antara hamba kepada penciptaNya. Allah juga melarang (menganjurkan) untuk berbuka (tidak berpuasa) jika sakit atau dalam perjalanan atau uzur. Saya tidak menemukan dalam Al Qur’an bahwa kita mengharuskan menutup usaha orang membuka restoran atau bahkan hiburan malam di saat bulan Puasa. Ataukah karena kita mayoritas, maka jadi semena-mena?. Bagaimana kalau kita hidup di nagari orang?. Bagaimana kita bisa bersyiar yang baik untuk mendapat ridhaNya?.

QS 2. Al Baqarah 256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Tapi kan tidak ada larangan juga untuk melarang membuka restauran atau warung di siang hari?. Hormati dong orang yang sedang berpuasa. Puasa kan ibadah yang setahun sekali, jadi tidak boleh ada warung yang buka, tidak boleh menunjukkan diri tidak berpuasa, tidak boleh.. tidak boleh… . Pokoknya tidak boleh. Kalau berani membuka, tanggung sendiri deh resikonya. Kami akan datang untuk mengobrak-abrik restoran atau warung.

Wah… cape deh….

(Catatan kecil Ramadhan 1428 H)

17 Tanggapan to “Hormatilah Yang Sedang Tidak Berpuasa”

  1. Di Banjarmasin ada peraturan daerah yang melarang warung makan dan restoran buka di siang hari. Perda ini juga melarang semua warga makan dan minum di siang hari.

    Trus tiap siang, ada operasi justisi oleh aparat satpol PP muter-muter kota. Nemu buruh angkut di pelabuhan yang (kalo saya ga salah nih pak) memang dibolehkan tidak berpuasa karena kerjaannya yang berat, sedang makan, eh ditangkap sama mereka. Di sidang, dan di denda. Sampe ke kawasan ‘china town’ , nemu non muslim yang makan, di dalam rumahnya sendiri, tapi keliatan dari luar, eh ditangkap juga!

    Apa kita ga malu pak??

    @
    Dijadikan Perda?, Perda bersaing dengan hadis dan al Qur’an untuk urusan ibadah?. Perda hukum agama untuk menghentikan usaha restoran hanya karena sejumlah orang yang beragama Islam melakukan puasa?.

    Bagus… bagus itu… bagaimana kalau dikembangkan untuk Puasa sunnah juga, Puasa Senin Kemis atau Puasa Daud !?.

    Terus ada yang nemu non muslim makan di rumah sendiri ditangkap?. Bagus-bagus itu… Sekalian saja disita oleh Pemda setempat.?.

    Astagfirullah, jaman apa ini?

    Suka

  2. asukowe said

    Wah Jeng super orang Banjarmasin ya?

    Kebetulan saya lagi di Banjarmasin liburan 1/2 tahun, soal yang begitu-begitu memang mengherankan saya. Lebih tepatnya takjub sampai geleng-geleng kepala setengah tidak percaya. Kok uedan koyo ngono?

    Kalo saya pribadi enggak lagi malu, tapi 100% sudah hida dina layaknya seperti anjing bulukan yang kudis dan kurapan. Muslim benar2 sudah keblinger jaman sekarang….

    @
    Saya heran, kenapa dijadikan perda. Benar-benar malu deh, kenapa ya ?.

    Suka

  3. setahun lalu saya sudah memuat artikel serupa.

    saat saya ajukan ‘ide’ ini (sebelum saya muat sebagai artikel), sudah banyak yg menentang.

    aneh sekali…Islam kok tidak menjadi rahmat bagi seluruh alam?!
    *heran…*

    @
    Ya Mas, artikel yang menarik. Boleh jadi saudara-saudara kita melupakan :

    QS 20. Thaahaa 159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

    Bahkan Allah memerintahkan Musa menemui Firaun yang keingkarannya melampaui batas :QS 20. Thaahaa :
    42. Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku; 43. Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; 44. maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” ….

    Suka

  4. peyek said

    “kami yang berpuasa, kok sampeyan yang repot sih. Jadi santai saja gitu”

    Bener-bener kedewasaan dalam ber-Islam, sayangnya nggak diikuti oleh mereka-mereka yang sok Islam.
    main tangkap!, Islamnya cekak kali bang!

    @
    Ritual terlama umat beragama di dunia ini, ya yang beragama Islam. Sebulan penuh menjalankan cuci diri dan pertaubatan. Alangkah indahnya ini sebagai syiar agama, bukan menjadi sarana menakut-nakuti dan membuat orang yang berbeda agama malah semakin merasa terteror atau bahkan saudara seiman yang tidak berpuasa karena berbagai sebab merasa terpojokkan.

    Suka

  5. ummughayda said

    Semalam saya nonton berita tentang perusakan warung2 yang “diduga” menjual miras di sekitar terminal Ciamis. Memang khamr itu haram, tapi apakah cara-cara yang digunakan sekelompok orang yang mengaku Islam itu dibenarkan ?. Terlihat salah seorang pemilik warung (ibu2) ketakutan sekali sambil menangis. Sudahkah ibu itu diberi penjelasan dulu tentang kedudukan khamr di dalam Islam? Apakah ibu itu sudah diberikan alternatif lain sumber mata pencahariannya?. Saya sebagai umat Islam yang mungkin masih sangat sedikit ilmu keislaman saya merasa kurang simpati dengan cara-cara seperti itu.

    @
    Kalau merujuk pada kejadian ini, sekelompok orang itu berusaha berperang melawan keserakahan bisnis dan berusaha melindungi anak-anak muda dan anak-anak manusia lainnya dari sergapan alkohol yang memabukkan. Kalau merujuk ke negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama bukan agama Islam, terutama Eropa dan Amerika, mereka sangat ketat mengatur peredaran minuman keras. Tidak bisa dijual di sembarang tempat atau dibeli oleh yang di bawah usia tertentu.

    Di negeri kita, aturan itu tidak ada. Semestinya ada juga seeh. Tapi percuma juga ada aturan, tapi ogah melaksanakan. Jadinya keresahan-keresahan itu menimbulkan letupan keresahan sosial yang lain. Ini bukan hanya karena faktor agama. Memang di negera manapun, mabuk itu urusan yang menganggu ketentraman sosial dan kemasyarakatan. Di Negeri maju seperti Amerika, mabuk juga jadi alat untuk mengebiri Kaum Indian, di berbagai daerah yang penduduknya gemar bermabuk-mabukan maka perselisihan dan kemaksiatan mudah merajalela.
    Pada sisi ini, pengrusakan warung memang salah dan pantas dihukum. Namun, Pemerintah juga seyogyanya membuat aturan yang menegakkan ketentrama sosial dan kebolehan dan ketidakbolehan menjual barang-barang yang beresiko kerusakan sosial (tidak semata dipandang dari sudut moral atau larangan Allah, karena kita negara berbasiskan sekuler). Kalau dilihat dari sudut agama, tentu juga lebih baik dunk.

    Sayangnya (dan mustinya) ummat Islam belajar juga dong manajemen kesalehan. Sehingga tidak tampil kayak teroris begitu.
    Energi ini yang kurang dipahami dan dijalankan. Tampak tulus hanya dalam dakwah saja kan menyedihkan. Karena bukan di dakwah agama itu hidup, tapi juga pada setiap keteladanan dan amal (shaleh).

    Suka

  6. Quantum said

    Ulama/pemimpin kelompok islam yg memimpin pengrusakan dan juga ulama lain lupa bahwa merusak hanya menimbulkan kebencian dan mengakibatkan semakin jauhnya dakwah bisa merubah hati nurani saudara saudara kita yang masih berkutat dengan kemiskinan sehingga berfikir sempit dalam mencari halal haram. Bisa jadi mereka membuat mereka makin benci terhadap islam , karena umat islam sendiri.

    lebih simpatik jika kader perusak tadi merubah pola nahi munkarnya yg dangkal. Nahi mungkar tidak selalu merusak,tetapi justru bisa dengan membangun. ciptakan solusi/peluang peluang usaha bagi mereka. Nahi mungkar yang cerdas dan terstruktur. Sehingga islam sebagai rahmat akan terlihat.

    @
    Etika dan manajemen syiar keislaman belum berkembang pada sisi-sisi praktis dalam melihat teknologi dunia. Namun, dunia syiar spiritual melalui tenaga da’wah lisan tampaknya sudah mumpuni. Persoalan pengembangan da’wah terpimpin dan memanfaatkan ilmu komunikasi dan teori-teori komunikasi (yang sebenarnya begitu banyak dirujuk pada hadis) belum terlaksana sebagai bagian dari perilaku organisasi umat (On beharior of Muslim).
    Ngakkkkali begitu ya Mas.

    Suka

  7. asukowe said

    Quantum si cerdas…

    Suka

  8. Spitod-san said

    *agak kaget mendengar perda banjarmasin*
    puasa itu memang urusan kita.. jangan ganggu kenyamanan orang lain.
    saya malah malu orang islam kok begitu

    @
    yah… begitulah. Mudah-mudahan ke depan lebih pede. Makin menunjukkan kesalehan begitu, makin tampak “kebodohannya”

    Suka

  9. danalingga said

    benar sekali pak, jika memang yang puasa ingin dihormati ya tentu juga harus bisa menghormati yang nggak puasa.

    Seperti ujar ujar:

    jangan melakukan pada orang lain, perbuatan yang tidak ingin dilakukan orang lain kepadamu.

    @
    Mas Dana, saya tidak ingin memikirkan sama sekali dan berusaha sebisa-bisanya bahwa beribadah itu kepada Allah, Mahapencipta, Mahasuci, Mahaberkehendak. Saya berusaha, sebisa mungkin dalam segala kelalain dan keangkuhan untuk bisa berendah diri, takut padaNya. Saya ingin menjadi salah seorang hambaNya yang bertakwa.
    Jadi mengapa saya harus meminta penghormatan dari manusia, ingin dihormati?. Astagfirullah ya Rabb, ya Ghafur jangan jadikan keinginan untuk melaksanakan ibadah padaMu terkotori oleh hati ingin mendapatkan kebanggaan dan pujian dari manusia.

    Kalaupun menghormati yang nggak berpuasa, semata karena mereka menetapkan pilihannya dari jalan kehendakMu juga. Memberikan kebebasan pada manusia untuk tunduk dan membangkang padaMu.

    Jadi Mas Dana, kalau bisa para ulama, para cerdik pandai, mulailah bersyiar untuk jangan minta dihormati karena menjalankan ibadah kepada penciptaNya. Semoga himbauan ini benar ! dan Allah meridhai karenanya.

    Suka

  10. telmark said

    @mansup
    busyet, ngedenger FPI kayak gitu aja kayaknya ni badan merinding, apalagi ada yg menjadikannya sebagai perda perusak HAM….
    *disini peran kementrian Agama ditunggu* (atau, tutup saja. anggap tak pernah ada).

    @
    Semoga saudara-saudara kita di FPI semakin arif dalam bersyiar.

    Suka

  11. NuDe said

    Kok kayak anak kecil aja ya, diiming-imingi eskrim terus batal puasanya?

    @
    Itulah… mudah-mudahan bukan pencerminan dari keseluruhan ummat.

    Suka

  12. Baca di sini kalau ingin faktanya ya.

    @ asukowe
    Jeng super?? Set dah.. Kapan ke banjarmasin lagi pak? Nanti kontak saya ya? Biar bisa saya anterin ke satpol PP :mrgreen:

    @
    Para ulama, baik yang tergabung di MUI atau dalam organisasi apapun dengan mazhab apapun tentunya berkeringat dingin membacanya. Dalam logika kebodohan saya, mereka akan dituntut pertanggungjawabannya sebagai “pewaris nabi”.

    Suka

  13. rajaiblis said

    puasa ya ?
    tebas saja bila melihat sepasang kambing sedang bercinta di kebon
    atau, gantung saja bila melihat sepasang kebo sedang menuntaskan birahinya !

    @
    Ide bagus… ! 😀 , yang menggantung itu penggembala atau bukan?….

    Suka

  14. adilatoga said

    Hormatilah orang yg ga ikut puasa.
    FPI sweeping warung makan? apa ga ada kerjaan tuh?? warung makan jual apa sih?? pagi, siang, malam orang butuh makan. Klo ga ada warung makan gw jd ikut puasa donk?? FPI ajarannya yg benar donk!! Ikut puasa urusannya diri sendiri dgn Tuhan bukan orang lain. Menyusahin orang aja. Banyak orang yang butuh makan. Coba di bulan suci Ramadhan ini, FPI tolong mikir flashback ke belakang udah berapa kali FPI melakukan kekerasan. Apa citra FPI itu “kekerasan”?? Masa depan Indonesia ancur deh!!

    Hormatilah orang yg ikut puasa.
    Pemerintah coba sediain deh 1 pulau buat FPI yg ikut puasa. Kan byk bgt pulau di Indonesia. Ga ada yg buka warung makan siang hari sana. Hormatilah mereka. Asik kan FPI punya pulau sendiri. Ada yg pasokin senjata?? GAWAT DEH!!!

    @
    Tenang saja, yang dihancurkan atau dilempari batu atau yang disita makanannya karena makan siang hari di bulan puasa itu kan cuma nenek tua pedagang kecil. Bukan yang di restoran mewah nan mahal. Tenang saja, yang diobrak-abrik itu kan tidak punya senjata. Lagian, dengan dirusakkannya warung-warung kecil ini atau memukuli kapolres maka kami menjadi semakin terkenal dan populer. Apalagi, kami mulai ditakuti oleh banyak kelompok di Indonesia ini. Inilah namanya hikmah kepopuleran, inilah hikmah ramadhan yang kami raih dalam syiar-syiar kami.

    Lagi pula ini sudah suratan tangan….

    Siapa menghormat yang tidak berpuasa… terlaknatlah ia. (eh.. sori ini bukan hadis, ini menurut nafsu ajah).

    Suka

  15. […] peran di ruang publik ? Coba kita lihat komentar manusiasuper yang “sudah mati” di postingan Pak Agor. Agama mempunyai peran di ruang publik, itu kenyataannya. Salah satu kenyataannya adalah banyak […]

    Suka

  16. Anonim said

    stuypid

    @
    Mas yang tinggal di Pahang Malay (Bentong)… awak rasanya sulit mengklarifikasi komentar ini. 😦

    Suka

  17. […] benar seperti pertapa yang telah menemukan kepuasan spiritualitas tingkat tingginya. Dia juga suka puasa, dengan alasan yang dia paparkan sangat […]

    Suka

Tinggalkan komentar