Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Isyarat ’Pohon Hijau’ Dalam Al-Qur’an

Posted by agorsiloku pada Maret 10, 2007

11 Nov 05 10:18 WIB
Isyarat Ilmiah Al-Qur’an Yang Menakjubkan

WASPADA Online
Oleh DR.H.Ramli Abdul Wahid, MA

A. Pendahuluan
Pada belahan kedua dari bulan Ramadhan ini biasanya umat Islam mengadakan peringatan dan perayaan Nuzul Al-Qur’an. Meskipun ini kebiasaan yang muncul di tengah masyarakat Islam, khususnya di Indonesia, tidak ditemukan dasarnya secara eksplisit dalam Al-Qur’an maupun Hadits Nabi SAW., namun kebiasaan yang sudah menjadi tradisi ini adalah baik. Sebab, peringatan Nuzul ini bertujuan setidaknya menguatkan keyakinan umat terhadap kebenaran Al-Qur’an sebagai wahyu Allah yang luar biasa dan mengajak umat untuk mengamalkan isinya.

Al-Qur’an diturunkan Allah untuk menjadi pedoman hidup bagi umat manusia dan sekaligus menjadi mukjizat atas kenabian Muhammad SAW. Kemukjizatan yang menonjol dari Al-Qur’an pada masa turunnya adalah aspek kebahasaannya.

Sesuai dengan ketinggian sastra bahasa Arab yang menjadi kebanggaan orang Arab ketika itu, Al-Qur’an datang dengan keindahan bahasa yang melebihi keindahan bahasa yang dimiliki para pujangga mereka waktu itu. Bangsa Arab ditantang untuk membuat kitab tandingan Al-Qur’an. Mereka tidak mampu juga. Namun, bagi sebagian kafir Kuraisy yang sudah tertutup pintu hatinya kepada kebenaran tetap tidak beriman dan menepis kebenaran Al-Qur’an dengan memandangnya sebagai sihir belaka.

Selain itu, Al-Qur’an juga membawa informasi tentang peristiwa-peristiwa purbakala yang telah hilang dari catatan sejarah. Lebih dari enam ribu ayat Al-Qur’an yang diturunkan dalam konteks dan tempat yang berbeda-beda serta dalam rentang waktu lebih kurang 23 tahun, ternyata kandungannya tetap dalam kesatuan yang harmonis, tidak satu ayat pun yang bertentangan dengan yang lainnya. Ini semuanya merupakan kemukjizatan Al-Qur’an yang membuat bangsa Arab dan bangsa-bangsa dahulu takjub dan tunduk di hadapan Al-Qur’an.

Akan tetapi, di zaman modern orang kurang tertarik dengan hal-hal seperti itu. Di zaman modern, orang mengagungkan ilmu pengetahuan. Sebagai mukjizat yang abadi, ternyata Al-Qur’an mampu membuktikan kebenarannya sebagai kalam Allah. Isyarat-isyarat ilmiah Al-Qur’an yang diturunkan 14 abad yang lalu, ternyata mendahului penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern. Isyarat-isyarat ilmiah Al-Qur’an tentunya menarik untuk dicermati. Dalam tulisan ini akan dikemukakan sebagian dari isyarat-isyarat dimaksud.

B. Isyarat-isyarat Ilmiah Al-Qur’an
Menurut ilmu pengetahuan modern, asal alam raya ini merupakan satu kesatuan yang padu. Karena kepadatan masanya yang demikian tinggi, terjadilah ledakan yang dahsyat. Melalui ledakan dahsyat inilah terbentuk bumi dan berbagai bintang dan benda angkasa. Hal ini digambarkan dalam surat Al-Anbiya ayat 30 yang artinya, “Dan tidakkah orang-orang kafir mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya dahulu suatu yang padu. Maka kami pisahkan keduanya.”

Pada tahun 1929, seorang ilmuan astrofisika Amerika Serikat, melalui teropong bintangnya terbesar di dunia, Edwin B. Hubble mengamati pergerakan galaksi-galaksi di alam raya. Ternyata, bintang-bintang mengalami pergerakan yang cepat merenggang antara satu dengan lainnya. Hubble menyimpulkan bahwa alam raya berkembang.

Penemuan ini sungguh menggemparkan sehingga para ilmuan astrofisika dunia memfokuskan penelitian mereka terhadap gerak-gerik benda-benda langit. Ternyata, mereka semua sampai kepada kesimpulan yang sama dengan Hubble bahwa alam raya ini berkembang dengan kecepatan yang tinggi. Inilah yang disebut dengan teori “expanding universe” (alam mengembang).

Penemuan ini sejalan dengan isyarat Al-Qur’an surat az-Zariat ayat 47, “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami, dan sesungguhnya Kami meluaskannya.” Gunung dalam bahasa Arab disebut “jabal” yang bentuk jamaknya “jibal.” Al-Qur’an banyak bercerita tentang gunung. Di dalam Al-Qur’an kata “jabal” yang berarti gunung ditemukan sebanyak 39 kali. Di antara fungsi gunung menurut Al-Qur’an adalah menjadi pasak bumi. Gunung-gunung berfungsi menstabilkan bumi dan mempertahankannya pada posisi yang mantap.

Hal ini dijelaskan dalam surat an-Naba’ ayat 7, surat an-Naml ayat 88, dan an-Nahl ayat 15. Sebagai pasak bumi, gunung berarti mempunyai bagian yang tertancap ke dalam perut bumi, tidak hanya tanah yang menonjol atau menjulang ke atas.

Selama berabad-abad, ilmu pengetahuan hanya mengenal gunung sebagai tanah yang menjulang ke atas. Karena itu, gunung didefinisikan sebagai bukit yang sangat besar, sedang bukit didefinisikan sebagai tumpukan tanah yang lebih tinggi daripada tempat sekelilingnya.

Ternyata, pada tahun 1960-an, para ilmuan menemukan bahwa gunung-gunung itu bukan hanya sekadar tumpukan tanah yang ada di atas permukaan bumi, tetapi mempunyai umbi yang tertancap dan mengakar ke perut bumi yang kadang-kadang kedalaman umbinya di dalam tanah 15 kali lipat daripada bagiannya yang menjorok ke atas permukaan bumi.

Sejumlah ilmuan menyatakan bahwa ditemukan sebuah alam sebagai kembaran alam dunia ini yang sampai saat ini hanya dapat ditangkap melalui gaya getaran. Ini dapat dipandang sebagai pendukung kebenaran secara ilmiah tentang adanya alam gaib yang diberitakan Al-Qur’an.

Perhimpunan Fisikiawan Amerika Serikat telah berkesimpulan bahwa suatu saat nanti setelah habisnya energi, bintang-bintang dan planet-planet akan lepas dan terlempar dari orbitnya yang menyebabkan tabrakan sesamanya sehingga alam ini hancur menjadi bubur partikel-partikel atom.

Tentunya ini mendukung kebenaran pemberitakan Al-Qur’an tentang peristiwa kiamat. Peristiwa gempa dan tsunami pada Desember 2004 pun sebenarnya sudah cukup sebagai bukti kecil bagi kebenaran berita kiamat pada surat-surat Al-Qiyamah (Kiamat), at-Takwir (Menggulung), Al-Infithar (Terbelah), Al-Insyiqaq (Terbelah), az-Zalzalah (Gempa), dan Al-Qari’ah (Hari Kiamat).

Sekarang manusia modern bergelut dengan angka. Ternyata, Al-Qur’an juga mengandung keajaiban tentang angka. Ayat-ayat Al-Qur’an yang turun dalam rentang waktu demikian panjang dan turunnya kadang-kadang secara spontan menjawab pertanyaan di tempat-tempat yang berbeda, ternyata Al-Qur’an berisi keseimbangan bilangan dalam berbagai aspeknya.

Misalnya keseimbangan jumlah antara kata dan lawannya. Jumlah kata al-hayah (hidup) dan al-maut (mati) masing-masing 145 kali; an-naf’u (manfaat) dan al-madharrah (mudrat) masing-masing 50 kali; ash-shalihat (kebajikan) dan as-sayyiat (keburukan) masing-masing 167 kali; Al-Harr (panas) dan al-bard (dingin) masing-masing 4 kali.

Keseimbangan jumlah kata dengan sinonimnya, seperti kata Al-Jahr (nyata) dan al’alaniyah (nyata) masing-masing 16 kali; Al-Qur’an (Al-Qur’an), Al-Wahyu (wahyu) dan Al-Islam masing-masing 70 kali. Keseimbangan antara kata dengan akibatnya seperti kata Al-Kafirun(orang-orang kafir), An-Nar(neraka) dan Al-Ahraq (pembakaran) masing-masing 154 kali; dan Az-Zakah (zakat) dan Al-Barakah (keberkatan) masing-masing 32 kali.

Keseimbangan antara kata dengan penyebabnya, seperti kata Al-mau’izah (nasehat) dan Al-Lisan (lidah) masing-masing 25 kali; al-israf (pemborosan) dan as-sur’ah (tergesa-gesa) masing-masing 23 kali. Sungguh banyak ditemukan hal seperti ini dalam Al-Qur’an. Ini membuktikan bahwa yang menysusun kalimat-kalimat Al-Qur’an itu benar Tuhan Pengatur seluruh alam. Karena itu, kalimat-kalimatnya tetap konsisten teratur.

Hal-hal ini hanyalah sebagai contoh dari sekian banyak penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern yang sebenarnya telah diisyaratkan dalam Al-Qur’an sejak 14 abad yang lalu. Memang cukup banyak pernyataan-pernyataan Al-Qur’an yang selama ini sulit ditafsirkan, tetapi dengan penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern menjadi mudah dipahami. Ini berarti bahwa banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang sulit atau tidak dapat dipahami dengan baik tanpa bantuan ilmu pengetahuan.

Hal ini secara gamblang diakui seorang dokter bedah dari Universitas Shorbon, Paris, Dr. Maurice Bucaille. Dalam bukunya The Bible, The Qur’an and Science, Bucaille melakukan perbandingan antara kandungan Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, Al-Qur’an, dan Sains Modern.

Melalui penelitian ini, ia berkesimpulan bahwa Al-Qur’anlah yang sejalan dengan sains modern. Ia juga menyimpulkan bahwa masih banyak pernyataan-pernyataan Al-Qur’an yang belum dapat ditafsirkan karena ilmu pengetahuan belum sampai ke sana. Bahkan, menurut dia Al-Qur’an selalu mendahului ilmu pengetahuan.

Sejalan dengan Bucaille, Syekh Mutawalli Sya’rawi menjelaskan dalam bukunya yang berjudul, Khawathiri fi Al-Quran Al-Karim bahwa tidak semua ayat telah ditafsirkan oleh Nabi saw. dan tidak juga oleh sahabat dan tabiin. Sebab, Nabi maupun sahabat dan tabiin menafsirkan ayat yang dibutuhkan masyarakatnya dan sesuai dengan kemampuan pemahaman masyarakat yang mereka hadapi.

C. Penutup
Uraian di atas menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan Al-Qur’an senantiasa sejalan dengan penemuan-penemuan ilmiah modern. Bahkan, dalam banyak kesempatan, pernyataan-pernyataan Al-Qur’an menyangkut ilmu pengetahuan selalu mendahului penemuan-penemuan para ilmuan.

Ini membuktikan kebenaran dan kemukjizatan Al-Qur’an sebagai wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tampaknya, kemukjizatan Al-Qur’an akan semakin terungkap dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Karena itu, umat Islam pantas bangga dengan memiliki Kitab Suci yang mengandung kemukjizatan sepanjang masa. Melalui peringatan Nuzul Al-Qur’an, hendaknya para muballig semakin banyak mengungkap kemukjizatan Al-Qur’an.

Sebab, kemukjizatan-kemukjizatan ini tentunya akan dapat memperteguh keyakinan manusia terhadap kebenaran Al-Qur’an sehingga mereka tidak ragu menjadikannya pedoman hidup secara konsisten untuk mencapai keselamatan dunia dan kebahagiaan akhirat.

* Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN-SU, Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Tk. I SU

(am)

5 Tanggapan to “Isyarat ’Pohon Hijau’ Dalam Al-Qur’an”

  1. Maju terus bos, show me the truth…

    @
    :), saya bukan boss, saya agor, anak jelek, yang belajar meneguhkan hati kok. Trims ya, mau berkunjung lagi. Semoga selalu sehat dan dikarunia semangat pantang putus asa. Semangat yang tak pernah putus…..

    Suka

  2. Sastro said

    Salam kenal dari kami salafyindonesia.wordpress.com

    @
    Salam kembali. Terimakasih bersedia berkunjung ke blog yang aneh-aneh ini.

    Suka

  3. dwi said

    Ass.Slm kenal ya…Ayo2 semangat!!!!Jangan berhenti berkarya

    @
    Wass.wr.wb. Salam kenal kembali mas Dwi…. trims atas dorongannya. Wass, agor

    Suka

  4. hid said

    terima kasih atas artikelnya, ini semua membantu saya dalam memperoleh referensi lebih mengenai al-Qur’an. wassalam

    @
    Amin.

    Suka

  5. ibnu ashim said

    isinya sangat bagus , sangat membantu saya mempersiapkan ujian ulumulqur’an ttg kemukjizan al-qur’an but ada ganjalan nih bos diawal disebutkan nuzulul quran diperngati itu baik, kok bisa ? padahal disebutkan juga scra explisit tidak terdapat dalam alquran dan hadits.bukankah dlm surat ke-2 dinyatan bahwa kadang2 apa yang dianggap baik justru itu adlah buruk begitu pula terkadang apa yang dianggap buruk justru itu adalah BAIK. so?…….

    Suka

Tinggalkan komentar