Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dimanakah Wahyu Diposisikan?

Posted by agorsiloku pada November 29, 2006

Ketika anakku masih balita, kadang hati bertanya. Apakah sifat genetis yang diturunkan itu adalah kombinasi genetis fisis yang menampilkan warisan sebagian dari ayah dan sebagian dari ibu. Resep genetis yang kemudian melahirkan segala karakter mahluk hidup ini benar-benar unik. Berbeda dengan Mobil jepang atau Eropa atau Amerika. Mobil sebagai produk tidak memiliki resep genetis, tapi tidak lebih dari sekedar kombinasi-kombinasi bahan dan apa yang kemudian disebut teknologi. Resep genetik adalah perkerabatan informasi dan catatan-catatan yang menjelaskann secara lengkap segala hal yang berkenaan dengan mahluk yang mendapatkan resep genetis itu. Perjalanan sehelai rambutpun, harus jelas perjalanannya, sejak ketiadaan sampai akhirnya tiada kembali.

Warisan genetik ini, boleh jadi bekerja pada level-level subatomik. Kekerabatan genetik antara mahluk hidup, antara manusia, manusia dan hewan, tanaman, atau “mungkin” juga yang kita sebut tak bernyawa (batu, misalnya) memiliki resep “genetik” untuk memiliki sifat dan karakterisitik tertentu.

Pada manusia, pemetaan genetik dengan memetakan rna, dna dilakukan untuk mencari asal muasalnya, sekaligus juga untuk meningkatkan “mutu” kehidupan.

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia“, (QS 16:68) menjelaskan bahwa lebah mendapatkan wahyu untuk membuat sarang-sarang di bukit-bukit. Setidaknya hal ini menjelaskan kepada kita bahwa “wahyu”, petunjuk Illahi berposisi pada struktur perintah pada bawah sadar mahluk hidup untuk melakukan tindakan, bagaimana dia membuat sarang, bagaimana perilaku kawinnya, perilaku berburunya, perilaku menyayangi anaknya, perilaku sosial antar mahluk hidup, dan lain sebagainya. Sangat boleh jadi pula manusia juga demikian (tentunya tanpa mengesampingkan sama sekali wahyu yang diturunkan melalui para utusanNya).

Resep genetis genetis itu juga mengungkapkan siapa diri kita, bawaan apa yang ada pada diri kita, pewarisan sifat fisik yang ada pada diri kita.

Kembali ke anakku tadi, kalau melihat cara dia tidur, dan beberapa sifat lainnya yang kecil-kecil. Terkadang terpikir, bukan hanya kondisi fisis saja yang diwariskan dan dikombinasikan, tetapi juga sifat-sifat psikologis. Barangkali juga, pengalaman masa lalu pewarisnya, tercatat juga pada ahli warisnya. Ada cerita trauma masa lalu, ada juga diwahyukan “perjanjian manusia” dengan penciptaNya. Namun, kebanyakan kita melupakan dan tidak bisa mengingat lagi. Bahkan hanya kejadian sesaat saja, kita hanya bisa ingat pokok-pokoknya atau bahkan lupa sama sekali.

Namun, tentu saja kita juga tidak bisa mengesampingkan apa yang kita temui dalam perjalanan kehidupan, yang memberikan bereaksi terhadap informasi awal yang telah kita miliki.

Gen tersusun secara linier serupa benang tipis yang kemudian kita namai kromosom yang dionce-once seperti kalung. Di situlah disusun “wahyu” pada mahluk hidup itu. Molekul-molekul pada dna yang teruntai sebagai kromosom itu bila direntangkan panjangnya diperkirakan mencapai 700 ribu km (jarak pp bulan-bumi). DNA dari satu sel tubuh manusia mengandung kira-kira 3000 juta huruf (pasangan molekul, sekuens yang sering dibahasakan sebagai misal : AATCATTCGGTACG). Kode-kode yang diterjemahkan ilmu pengetahuan itulah yang kemudian menjadi struktur informasi pembangun kehidupan.

Wah, ribet juga. Saya bukan biolog, tapi senang saja mengetahui, emang betapa banyak nikmat Allah pada setiap sekuennya. Takkan cukup air di laut sebagai tinta untuk menuliskannya. Subhanallah.

2 Tanggapan to “Dimanakah Wahyu Diposisikan?”

  1. Dono said

    Ass.wr.wb,
    Di Alquraan cukup jelas kok pada firman Allah yg tertuliskan bahwa kita sebahagian ketentuan dariNya dan sebahagian dari orang tua kita.

    Wassalam.

    Suka

  2. ramlee said

    Assalamualaikum,

    saya penikmat tulisan tulisan yang mengagungkan Allah lewat kacamata sains.
    tulisan-tulisan Anda memberi pencerahan terhadap saya yang lebih banyak lupa terhadap agama yang rahmatan lil alamin ini.

    tks.

    @
    Wass.wr.wb,
    terimakasih pula… banyak kutipan dari postingan di blog ini… untuk menyadarkan diri bahwa luas terbentang karuniaNya untuk sedikit memahami dan semakin menyadari, betapa pemahaman itu tak akan pernah sampai, seperti juga kita ingin memahami batas semesta ciptaanNya. Subhanallah…

    Suka

Tinggalkan komentar