Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Tamu : Iblis, Mayat, dan Bush

Posted by agorsiloku pada November 24, 2006

Ngantuk-ngantuk, ceramah Jum’at ini cukup menarik juga. Disampaikan dalam satu dialektika berpikir dan bersikap bahwa :

Tamu, itu siapapun dia. Layak dihormati, tidak boleh disia-siakan. Tuan rumah itu sebisa mungkin harus menghormati, menjamu, dan melayani tamu sebaik-baiknya. Sejumlah hadits dan ayat menyertai argumennya.

Bahkan, meskipun tamunya adalah musuh Islam. Yang membunuhi dan memporakporandakan Afganistan, Irak, dan lainnya. Tamu itu harus dihormati. Jadi tidak pantas di santet. Biarpun paranormal senusantara mau menyantet Bush : Tidak akan mempan. Mengapa. Karena dia itu rajanya Iblis, rajanya Setan.

Sejumlah argumen, ayat dan hadits disampaikan (saya nggak bisa jelaskan karena nggak hafal) . Tapi ok lah, emang tamu, siapapun dia harus dihormati. Bahkan, katanya dalam satu cerita, meski pembunuh dari anaknya.

Tamu itu ibarat mayat. Maksudnya, apa yang dilakukan tuan rumah, maka tamu akan berperilaku seperti itu. Maksudnya, tidak punya pilihan, kecuali yang disajikan, dihidangkan, dilayani oleh tuan rumahnya.

Memuliakan tamu adalah perintah Agama. Bagus juga tuh ceramahnya. Ada kemampuan untuk melihat kebenaran, berkombinasi dengan sikap terhadap musuh, terhadap orang yang tidak disukai, dan juga terhadap keharusan untuk bersikap arif dalam bermasyarakat.

Jadi, ini bukan soal setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka. Ada tuntunan yang harus diikuti. Sebesar apapun ketidaksukaan kita pada tamu itu….

arif juga, tapi kalau setan atau iblis….. please deh, plis …… jangan bertamu ke rumah ya.

Satu Tanggapan to “Tamu : Iblis, Mayat, dan Bush”

  1. kikie said

    tapi kan mesti tahu prioritas juga. masak 6 M dan helipad demi tamu negara, sementara rakyat lebih perlu itu 6 M dan helipad lalu dilepas pasca kedatangan si tamu.

    Suka

Tinggalkan komentar