Kemana Lagi Kemanusiaan Perginya….
Posted by agorsiloku pada November 28, 2007
Berita PN kalahkan Korban Lumpur (Kompas, Rabu 28 November 2007) lengkap sudah. Saya memang ragu akan kesungguhan Pemerintah mengurusi bencana dan juga akibat dari kegiatan pengeboran yang keluar dari pakem yang seharusnya. Saya juga nggak percaya Presiden Indonesia bisa menangani korban lumpur lapindo. Terlalu besar pekerjaan ini untuk seorang presiden. Jangan tanya kalau soal ikhlas. Oh ya, bukan soal bencananya yang diragukan, tapi kemampuan menangani korban lumpur ini yang diragukan mampu ditangani, meskipun untuk pemegang amanat sekelas presiden.
Karena itu, begitu tepat yang disampaikan quote dari Harian Kompas ini :
“LENGKAP SUDAH. EKSEKUTIF, LEGISLATIF, DAN PENGADILAN SUDAH TIDAK DAPAT DIHARAPKAN“
(KORBAN LUMPUR LAPINDO)
NuDe said
Presiden aja nggak mampu, apalagi nobody seperti saya. Mudah-mudahan kekuatan doa yang saya adukan ke hadirat-Nya masih cukup manjur untuk sekedar membantu…
@
Mudah-mudahan do’a orang teraniaya dan orang-orang yang bersimpati kepada korban keangkara murkaan didengarNya.
Presiden mungkin terlalu sibuk mengurusi negara ini atau punya acara segudang sehingga penderitaan korban itu tak mungkinlah bisa didengar dan diperhatikan. Semua pasti bisa makin menderita….
Wah prihatin kita mendengarnya. Jadwal yang padat dan tentu saja menonton 70 legendaris Titiek Puspa lebih menarik dari pada melakukan tindakan memadai untuk memanusiakan korban….
SukaSuka
manusiasuper said
Pengadilan kita mungkin bukan tempat mencari keadilan…
@
Mungkin lebih tepat, ketika kekuasaan ingin semena-mena, menjadikan pengadilan dunia sebagai sarananya….
Wah kalau begini, bagaimana “pedih”-nya para pendekar hukum yang sebenarnya ya…
SukaSuka
kewin said
sya pkir ini memang sudah terjadi sejak jaman dulu,,kemanusian memang hampir punah ,,apalagi jaman modern seperti sekarang ini…tapi semua itu bisa kita wujudkan kembali dengan kerjasama…
@
Harapan inilah yang sebenarnya sedang dipertaruhkan oleh para pemimpin bangsa ini kepada kita….
SukaSuka
no name said
presiden..kemana aja c??
ga liat pap pura-pura buta seluruh rakyat indonesia “melarat” dan “sengsara” kaya gini..
semua mentri-mentri juga pada kemana?
apa udah ga pubya prikemanusiaan lagi???
gimana mau maju kalo pemerintahannya aja ga punya rasa prikemanusiaan!
mending tsunami aja se Indonesia.
biar semua mentri pada “koit”!!!
turun Lu SBY !!!
@
Rasanya ya… kita merindukan kembali… satria piningit. Satu sebab mengapa kita merindukan sebuah harapan : Karena pemimpin yang ada sekarang gagal mengayomi rakyatnya…. 😦
SukaSuka
Donny Reza said
Hmm, di tengah-tengah ‘penderitaan’ masyarakat ini, bapak presiden bikin album…*sigh*
@
lupa… album lagu tidak mengentaskan kemiskinan ataukah lagu dibuat untuk menghibur mereka yang menderita….. Jadi, buat lagu lebih mudah dari pada usaha memanusiakan korban lumpur (dan korban-korban lainnya)… 😦
SukaSuka
kurtubi said
Pertanyaanya Lalu????
@
So What gitu loh: kita dan pemimpin kita?
SukaSuka
abdulsomad said
Assalamualaikum
Harapan satu satu nya memang hanya kepada ALLAH
Kita nya saja yang terlalu berharap banyak kepada makhluk makhluk itu
Padahal selain ALLAH adalah makhluk, dan makhluk tak punya daya apa apa, tak punya kemampuan apa apa tanpa Izin ALLAH…
@
Nabi Ayub berkata : “83. dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (QS 21. Al Anbiyaa’)
SukaSuka
Darth Spitod said
Kemanusiaan tidak pergi.. Tapi kemanusiaan hanya dimiliki oleh Manusia.
@
Kata-kata ini seperti mata anak panah yang menembus tepat pada sasarannya.
Wahai manusia….
SukaSuka
telmark said
setuju dgn wak Abdulsomad. Presiden saja tak mampu, jadi yg diperlukan adalah Super Presiden yg membawahi semua Alam ini.
@
Superpresiden yang menggerakan hati manusia untuk menjawab ujianNya…..
SukaSuka
andrie said
ga perlulah sampe super presiden. (krn emng ga ada..)
cukuplah manusia biasa yg ikhlas dlm memegang amanah dan bertanggung jawab thdp amanah yg ia pegang.
@
cukuplah manusia biaya yang ikhlas… punyakah kita ?
SukaSuka
haniifa said
Seandainya yang keluar bukan “lumpur”, tapi minyak gimana yach ??
@
Itu yang memang sedang ditunggu… !.
Teoritis ini cuma soal waktu.
SukaSuka