Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Bandung, Paris Van Java Vagrant City Van Java

Posted by agorsiloku pada Oktober 12, 2007

Sudah agak lama tak berkunjung ke Bandung lagi, tempat dari kecil hingga menjadi ‘dewasa’. Banyak yang sudah berubah. Bandung memang populer dan menjadi limpasan orang-orang Jakarta untuk pergi berlibur ke Bandung. Bandung sekarang luar biasa, luar biasa banyak pengemisnya. Bandung pernah populer dalam berbagai popularitas minor, seperti Bandung Lautan Asmara, Bandung Lautan Sampah, bahkan beberapa tahun yang lalu sekian orang meninggal tertimbun sampah. Kini, Bandung layak juga mendapatkan gelar terhormat : Bandung Lautan Pengemis. Bandung layak mendapatkan predikata sebagai kota pengemis (vagrant city), bukan apa-apa, berbagai jalan-jalan protokol di kota ini dipenuhi pengemis berjalur-jalur. Di banyak perempatan utama kota, saat sholat Jum’at, pengemis dengan berbagai warna-warna baju (umumnya gelap, kiut miut, dan kisruh) mewarnai keindahan kota. Mewarnai kejernihan hati, di ladang amal, di ladang kemewahan, di tempat kita bisa berbangga dengan kota seindah pengemis-pengemis Bandung. Haruskah profesi ini kita lestarikan?. Selamat Idul Fitri 1428H, Selamat Datang Para Pengemis dari berbagai usia, dan berbagai yang sungguh-sungguh dan pura-pura menderita. Yang kulit tulang dan dagingnya ditelan keriput tua, yang bayinya disewa-sewakan dan diperjualbelikan, yang tangisnya dicubit agar tampak memelas, yang boroknya dilabur oleh darah ayam atau sapi atau pakai terasi merah, yang biar dirubungi lalat, yang perbannya ditonjolkan agar tampak memelas, yang cacatnya diperdagangkan. Selamat datang kebekuan hati dan kesombongan berhari raya, bersama semua pengemis-pengemis di Bandung. Inikah cikal bakal industri belas kasihan yang akan kita lestarikan sebagai budaya bangsa. Selamat datang di kota pengemis, Kota Bandung. Paris Van Java sudah lama berlalu, Bandung Kota Kembang sudah hampir musnah, Bandung Kota Pengemis tampaknya lebih tepat. 😦

9 Tanggapan to “Bandung, Paris Van Java Vagrant City Van Java”

  1. […] Pak Agor memberi julukan baru Vagrant City Van Java. Bandung mengalami krisis yang sama dengan Jakarta dengan hadirnya pengemis dan gelandangan di […]

    Suka

  2. tia said

    tp sy klo lg liat pengmiskcian g haya dsni (jkt) ato dmnapun tmpatnya. tp bukanya pengmis, orang miskn & anak2 tlantar arusnya dplhara o/ ngra. nah dsni dmn peran ngr sbg pngayom rakyat miskin n tidak mampu. kcian bnr rakyat yg mdrita…

    @
    Tapi order untuk mengentaskan kemiskinan semakin banyak anggarannya… 😦 bisa dipakai bancakan…

    Suka

  3. fahri said

    gak juga tih

    Suka

  4. Nyo said

    heee…setuju…setuju…
    walaupun ga bisa disangkal bandung tuh keren…
    tapi emang masih banyak cacatnya sih….

    @
    Bagaimanapun juga, kita selalu rindu kepada tempat kita dibesarkan….

    Suka

  5. […] orang miskin dan anak-anak terlantar subur di negeri Indonesia ini, terutama neh di Pulau Jawa.  Bandung adalah kota indah yang dililit amanat UUD 45 yang gagal dilaksanakan. Tebaran pengemis di Kota Bandung menjelaskan kualitas kekhalifahan masyarakat dan pemerintah […]

    Suka

  6. […] pengemis jalanan.  Capek memang, capek mata ini melihat pengemis di banyak perempatan perkotaan.  Kota Bandung, juga termasuk yang banyak pengemisnya berkeliaran.  Kemiskinan memang produk kota besar, produk persaingan antar manusia yang kian […]

    Suka

  7. Yup … disetiap Sudut Kota di negara Indonesia ini mana sich yang ngak ada pengemisnya, sudah bukan barang aneh lagi mengemis dijadikan Pekerjaan Pokok, bukan karena tidak dapat pekerjaan tapi merupakan Pekerjaan yg sangat menggiurkan bagi sebagian orang,… sangat hina sekali memanfaatkan kebaikan orang untuk keuntungan pribadi…

    My Blog
    BANDUNG Paris van Java With Love: Wisata Belanja

    Suka

  8. dokidoki said

    Kebanyakan pengemis berasal dari luar bandung, malah dari luar jabar. tapi yang kena getahnya ya warga bandung.
    kalau anak jalanan memang kebanyakan dari penduduk lokal.

    Suka

Tinggalkan komentar