Sehelai rambut dari yang mulai memutih pada seseorang, setidaknya harus memiliki sejumlah informasi dan urutan peristiwa yang “maha” hebat. Register data saling bergantian dari waktu ke waktu untuk menetapkan posisi dan waktu kejadian.
Informasi-informasi yang tersimpan sejak dari pertemuan dua sel calon anak manusia setidaknya harus ada di sperma dan ovum untuk kemudian berkembang menjadi manusia. Sehelai rambut putih dari seseorang harus dipastikan :
lokasinya rambut akan tumbuh (tentu rambut di hidung atau di bibir harus berbeda dengan yang di kulit kepala), berapa panjang akan tumbuh, warnanya seperti apa, ukurannya, sifat dan karakter rambut tersebut, kapan (kondisi apa) dia akan menjadi uban, lalu jatuh ke tanah. Oh jangan salah, kalau menjadi putih di usia muda, atau helai rambut di kumis tumbuhnya di kaki, kalau yang seharusnya jadi bulu hidung, tapi tumbuh di dahi karena kacaunya sistem registrasi data, maka sejarah sehelai rambut akan menimbulkan ketidaknyamanan luar biasa bagi pemiliknya.
Menjadi sehelai rambut, dalam sistem komputasi, jelas merupakan keputusan-keputusan logis yang rumit dan tentu pula pemogramannya teramat sangat rumit. Sejarah perjalanannya harus terukur sempurna agar semua reposisi terhadap perubahan-perubahan selama perjalanan manusia itu tetap terukur dengan baik. Sistem itu, “katanya sih” ada pada genom manusia. DNA segala macamnya yang jumlah totalnya –“ngkali” hampir 2,5 milyar lebih yang jalin menjalin tersusun. Pokoknya ribetlah….
Maksudnya, Subhanallah, Sang Pengatur yang Maha Teliti telah menetapkan segala sesuatu dalam ukuran-ukurannya.
Ampunilah hambamu ini, hindarkanlah dari siksa api neraka.