Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Cikal Bakal Manusia Hanya Dari Satu Adam

Posted by agorsiloku pada Juni 30, 2008

Melalui analisis DNA,  – seorang geneticist, bernama Spencer Wells, menyimpulkan bahwa semua manusia yang hidup sat ini berasal dari seorang manusia yang hidup sekitar 60 ribu tahun yang lalu di Afrika.  Y-kromosom diperkirakan hidup antara 60 ribu – 90 ribu tahun yang lalu, menurut perhitungan jam molekuler dan studi perubahan genetik. Saya tidak mengerti banyak hal ini.  Namun, satu hal yang menarik bahwa hasil penelitian The Genographic Project ini memberikan informasi berharga, khususnya untuk kaum kreasionis bahwa memang Adam diciptakan sesuai dengan Kitab Genesis atau Al Qur’an bahwa ada kesamaan antara kesimpulan para peneliti dengan petunjuk yang disampaikan AQ.

Namun, perlu kita ingat bahwa ranah sains, meskipun sudah mulai berada pada wilayah-wilayah yang bersentuhan dengan problematika nonsains (sebenarnya juga dari dulu seeh, makanya kita mengenal filsafat materialism, posisivitisme), namun tetap saja wilayah sains bukanlah wilayah agama.  Pemikiran sains dan pemikiran agama dipisahkan secara jelas.  Mengapa dipisahkan, ya karena agama tidak bersumber dari metode penelitian, tidak bisa dibuktikan (apa iya tidak bisa dibuktikan ?), hanya hati yang beriman dan penuhi rasa syukur atas kehidupan, maka perjalanan sains buat seorang cendikiawan menjadi sebuah perjalanan spiritual.

Saya menyimpan tulisan mengenai perdebatan, mengapa ada penolakan terhadap teori darwin di sini. Sedang penulis aslinya dari tulisan yang dimuat ada di sini (Klik). Tentu saja lebih afdol di tempat aslinya ya.

Kembali ke awal, Kitab Allah sudah jelas dan menjelaskan bahwa ada satu Adam yang melahirkan bani Adam dan terus sampai sekarang ini — tentu saja sampai batas waktu yang ditentukan.  Toh kita juga menyadari, bahwa semua pertanyaan tentang sains sekalipun sering harus dijawab dari luar sains dan polemik dan bertanya tentang keagamaan, tidak sedikit pula kita dapatkan dari ranah sains.

Orang beriman dalam membaca sains adalah mereka yang :

QS 3 : 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Sebuah ayat yang begitu jelas bahwa hubungan spiritual antara dunia fisis dan spiritual. Agama memang tidak membuat pemisahan. Dunia materi dan spiritual adalah sambung menyambung, bahkan boleh jadi jalin menjalin begitu eratnya. Dalam setiap alunan nafas dan pikiran kita……

16 Tanggapan to “Cikal Bakal Manusia Hanya Dari Satu Adam”

  1. […] Urgen := Dicari-dicari teman penghilang stres… !! 2. “Dimanapun”, kapanpun… sampaikanlah walaupun satu ayat saja. Possibly related posts: (automatically generated)Adakah infiltrasi metoda Hermeutika sudah meraksuk […]

    Suka

  2. haniifa said

    Sezttt…. keep meneng yach… 😉
    29 kata nyah bilangan
    ganjil
    30 kata nyah bilangan genap

    Homo := Pria… “*”(sperma) X …Pria
    Homo := 2 Pria… ‘genap’
    “*”. := sama tapi peraraan ‘ganjil’… triger aid gituh ?!

    Lesbi := Wanita… “*”(ovarium) X …Wanita
    Lesbi := 2 Wanita.. ‘genap’
    “*”.. := sama tapi perasaan ‘ganjil’… triger aid bawaan gituh ?!

    Incest := Pria… “?”X …Wanita
    Incest := 2 insan manusia sedarah
    “?”… := tidak sama…. triger aid saling meniadakan antibody gituh ?!

    Saudara sepersusuan := Pria… “?” …Wanita
    Saudara spersususan := 2 insan sepersusuan (hik.hik.. agak malu neeh.. 😀 )
    “?” Air Susu Ibu… := sama… triger aid saling meniadakan antibody gituh ?!

    TIDAK ADA KECUALI-KECUALIAN SEMUANYA := ” H A R A M ”

    Klik := Silakan mbo-e jik sudi membahas soal Genap dan Ganjil 😀

    Wassalam, Haniifa.

    Nb:Lotongg… eh… tolong mari kito debat kusir ?! 😀

    Suka

  3. haniifa said

    ? 😀

    Suka

  4. MaIDeN said

    Kalau ada genticist lain yang membuat study serupa dan kemudian menyimpulkan bahwa semua manusia yang hidup saat ini berasal dari DNA yang ditemukan di planet mars dan diperkirakan hidup sekitar 900 ribu tahun yang lalu gimana om.

    Jangan-jangan akan ada blogger yang menulis, karena penelitian itu nggak cocok sama tafsir alqur’an bahwa manusia pertama itu adalah adam, maka penelitian tersebut haroommmm, genticist-nya halal darahnya :D. Tentunya plus bom puluhan ayat-ayat suci sebagai justifikasi pembenaran tafsirnya 🙂 bahwa manusia pertama haruslah adam.

    Suka

  5. haniifa said

    Jangan… jangan… ada sayur gituh 😀
    Itu mah, sama dengan orang jawa ditanya sayur sama orang betawi .
    1. Yang itu (sambil nunjuk sayur asem) ?! jangan
    2. Yang ini (sambil nunjuk sayur lodeh) ?! jangan
    Pusing juga…
    Kalau ini (sambil nunjuk “sambel pedas” ?! Sambel.

    Akhirnya orang betawi cuma makan NASI dan SAMBAL saja.

    HehiHa, Ho. 😀

    Suka

  6. Aburahat said

    @All
    Mohon penjelasan mengenai DNA. Saya awam sekali ttg ilmu kedokteran maupun biologi. Yg saya pernah dengar bahwa DNA bisa membuktikan dari keturunan siapa sesorang itu dicek melalui DNA. Benar atau tdk saya tdk tau krn saya awam mengenai hal tsb. Tolong siapa yg mengerti spy dijelaskan. Damai damai .Wasalam

    Suka

  7. Assalamu alaikum..

    Hmmm boleh juga nich…
    Kalau dalam postingan saya cuma singkat aja..
    http://ayruel.minanghosting.com/2008/06/adam-itu-tidak-ada/

    Tapi jgn marah dulu nich..kalo saya mengatakan adam itu tidak ada…..baca dulu yach..
    Wassalam..

    Suka

  8. agorsiloku said

    Mas Maiden, tentu ada perbedaan yang nyata antara tafsir dan pemahaman terhadap kita AQ dengan perkembangan sains. Sains dalam konteks manusia, boleh jadi adalah segala-galanya. Sehingga apapun yang berbeda dengan sains,dinilai dan dianggap tidak sah dan diragukan oleh kelompok orang atau ilmuwan. Meskipun juga, sains sendiri memulai dengan bertanya dan kerap menyimpulkan bahwa dunia ternyata lebih rumit dari apa yang diperkirakan sebelumnya. Kita mungkin sudah mengangap bahwa sains sudah sampai diujung dengan proses pencarian GUT-nya. Mungkin juga sebenarnya baru dimulai, toh tantangan AQ bahwa manusia mungkin melintasi alam semesta belum terbukti.
    Pandangan agamawan terhadap sains dan terhadap AQ dalam mengambil sikap kerap berbenturan, boleh jadi bersamaan/seiring. Namun, jelas harus digarisbawahi, AQ adalah kitab ahlak, bukan kitab sains, tapi di dalamnya ada berbagai varian yang sangat boleh jadi, ilmu pengetahuan berada jauh di belakangnya. Membakukan pada kekinian akan menimbulkan persoalan, menganggap AQ merumuskan isi alam semesta, juga tidak bisa dijelaskan oleh agamawan maupun sains. Namun jelas bagi orang beriman, AQ semakin dipahami, semakin dipelajari, kemudian (insya Allah) akan semakin menimbulkan kesadaran betapa kecil dan terpencilnya manusia yang diharapkan semakin bertambah rasa syukurnya. Demikian juga sains, namun pada arus yang berbeda.
    Perihal pengharaman karena perbedaan tafsir/pemahaman, saya belum memiliki dasarnya lho. Tapi kita kan tidak akan berdiskusi di sini kan. Bukankah kita tahu itu kesia-siaan belaka.
    Salam, agor

    Suka

  9. MaIDeN said

    Umur Adam sudah 550 juta tahun. Tidak heran walo ada ras suku bangsa; negro, cina, india dlsb 😉 Begitu ya 😀

    [http://www.mail-archive.com/ateis@yahoogroups.com/msg04793.html]
    Jenis makhluk hidup dibagi-bagi oleh para ahli biologi menjadi kelompok-kelompok utama, seperti tumbuhan, hewan, jamur, dst. Kelompok utama ini kemudian dibagi lagi menjadi filum (dari kata phylum atau phyla). Saat menelaah berbagai filum ini, haruslah diingat bahwa setiap filum memiliki struktur fisik yang amat berlainan. Hewan jenis Artropoda (serangga, laba-laba, dan makhluk lainnya yang kakinya beruas-ruas), misalnya, adalah satu filum tersendiri, dan semua hewan dalam filum ini memiliki struktur dasar fisik yang sama. Filum Chordata meliputi hewan yang memiliki notochord atau sumsum tulang belakang (kolumna spinalis). Semua hewan berukuran besar, seperti ikan, unggas, reptil, dan mamalia yang kita kenal sehari-hari, tergolong ke dalam sub-filum Chordata yang disebut vertebrata. Terdapat sekitar 35 filum hewan, termasuk Moluska, yang meliputi hewan bertubuh lunak, seperti siput dan gurita, serta Nematoda, yang mencakup cacing berukuran kecil. Ciri terpenting filum ini, seperti telah kita sebutkan tadi, adalah terdapatnya ciri-ciri fisik yang amat berbeda. Kategori di bawah filum memiliki rancangan tubuh yang serupa, tetapi satu filum amatlah berbeda dari filum lainnya.

    Jadi, bagaimanakah perbedaan-perbedaan ini timbul?

    Binatang sudah berwujud amat kompleks dan saling berlainan sejak saat pertama kali muncul di Bumi. Semua filum binatang yang telah kita ketahui muncul di saat yang sama, di tengah tenggang waktu geologis yang dikenal sebagai Zaman Kambrium. Zaman Kambrium adalah periode waktu dalam ilmu geologi, yang lamanya diperkirakan kurang-lebih 65 juta tahun, sekitar 570 hingga 505 juta tahun yang silam. Tetapi, kemunculan mendadak berbagai kelompok utama hewan terjadi pada fase yang jauh lebih singkat di masa Zaman Kambrium ini, yang sering disebut dengan “ledakan Kambrium “. Stephen C. Meyer, P. A. Nelson, dan Paul Chien, dalam sebuah artikel yang didasarkan pada pengkajian literatur terperinci di tahun 2001, menyatakan “ledakan Kambrium terjadi dalam sepenggal waktu geologis yang teramat sempit, yang lamanya tak lebih dari 5 juta tahun.” 6 Sebelum itu, tak ada sedikit pun catatan fosil tentang makhluk hidup, selain yang bersel tunggal serta sedikit makhluk bersel majemuk yang amat primitif. Semua filum hewan muncul serentak dalam wujud sempurna, dalam tenggang waktu singkat Ledakan Kambrium (Lima juta tahun adalah amat singkat dalam istilah geologi!) Dalam bebatuan Kambrium ditemukan fosil-fasil dari makhluk makhluk yang amat berbeda, seperti siput, trilobita, spons, ubur-ubur, bintang laut, kerang, dst. Kebanyakan makhluk pada lapisan ini memiliki sistem yang rumit dan struktur yang maju, misalnya mata, insang, dan sistem sirkulasi, yang persis sama dengan yang terdapat pada spesimen hewan di zaman modern. Semua truktur ini sangatlah maju dan sangat berlainan satu dengan yang lain. Richard Monastersky, seorang staf penulis jurnal Science News, menyatakan tentang ledakan Kambrium, yang merupakan perangkap maut bagi teori evolusi:

    Setengah miliar tahun silam, … beragam jenis hewan yang amat kompleks, yang kita lihat sekarang, tiba-tiba muncul. Saat itu, tepat di awal Zaman Kambrium di Bumi, sekitar 550 juta tahun yang lalu, menandai ledakan evolusioner yang mengisi penuh lautan dengan berbagai makhluk kompleks pertama di dunia.

    Suka

  10. haniifa said

    Weleh… weleh…
    Nyampe skarang “struktur dasar fisik VIRUS” apa yach… ?!
    Kayaknya masih tarik-ulur… (jadi inget “boneka kodok” pakai “celana kodok” milyaran tahun yang lalu) 😀

    Suka

  11. haniifa said

    Kata ahli nyah… 8)
    Virus berkembang pesat di daerah sub-tropis,….
    Virus flue burung babi dan antrax ?! (baca: nggak mempankan di Indonesia)

    Penulis Kebal Isyu, Republik Indonesia.

    Suka

  12. agorsiloku said

    @ Mas Maiden,
    soal umur Adam sudah 550 juta tahun, saya tidak bisa bilang apa-apa. Soalnya cukup jauh juga seeh dari ledakan Kambrium yang terjadi sekitar usia dinosaurus itu…. apalagi kalau itu dihubungkan dengan warna kulit yang hitam, putih. Cuma saya sangat yakin bahwa saat itu belum ada iklan Ponds yang disiarkan setiap hari di televisi… 😀
    Yang menarik adalah pernyataan pada kalimat terakhir dari paragraf sebelum paragraf terakhir :
    1. Kebanyakan makhluk pada lapisan ini memiliki sistem yang rumit dan struktur yang maju, misalnya mata, insang, dan sistem sirkulasi, yang persis sama dengan yang terdapat pada spesimen hewan di zaman modern. Semua truktur ini sangatlah maju dan sangat berlainan satu dengan yang lain. Richard Monastersky, seorang staf penulis jurnal Science News, menyatakan tentang ledakan Kambrium, yang merupakan perangkap maut bagi teori evolusi.
    Dengan kata lain, level kerumitan genetis yang terjadi sudah ada sejak ledakan kambrium terjadi. Jadi wajar saja kalau Oom Richard Monastersky melihat bahwa masing-masing “ummat” hewan adalah unik.
    2. saya kurang paham dengan maksud ledakan evolusioner. Maksudnya meledak (?) lalu terjadilah sejumlah mahluk hidup dengan kompleksitas seperti yang disebutkan terjadi pada ledakan Kambrium. Apakah bom itu seperti bom atom, ataukah tiba-tiba ada mahluk hidup bergentayangan datang dari sebuah ledakan meteor yang dikirimkan oleh alien-alien… Wah saya sungguh belum mengerti, mengapa ada ledakan. Saya membutuhkan banyak pencerahan terhadap kejadian ini.
    😀

    Suka

  13. restava said

    waduh, waduh…sulit juga ya..
    enggak ngerti tapi dikit-dikit ngerti lah
    hehe, enggak ada yang namanya menusia evolved dari kera, semoga semua darwinis disadarkan oleh-Nya.

    salam kenal, Mas!

    Suka

  14. abudaniel said

    Assalamu’alaikum,
    Umur Adam sudah 550 juta tahun. Menurut hipotesa ini, bahwa makhluk yang namanya “Manusia” sudah ada sejak 550 juta tahun silam. Betulkah?. Masih memerlukan penyelidikan. Karena sampai sekarang, fosil yang katanya merupakan sisa kerangka “manusia purba” tidak lebih dari berusia sekitar 2 juta tahun. Kalau Adam “sudah ada” sejak 550 juta tahun silam, sudah tentu sisa-sisa populasinya sudah bisa ditemukan merata diseluruh dunia. Karena asumsinya, selama 550 juta tahun sudah tentu makhluk yang namanya “manusia” sudah berkembang biak banyak sekali. Rujukannya adalah, hanya berapa ribu tahun saja, perkembangan populasi manusia dipermukaan bumi ini sudah bertambah milyaran orang. Apatah lagi selama 550 juta tahun. Tapi, herannya sisa fosil manusia-manusia tersebut susah diketemukan. Kalau memang betul bahwa keturunan Adam terjadi sejak 550 juta tahun silam, maka sudah pasti keturunan ini telah ikut musnah juga bersama dengan terjadinya kemusnahan binatang-binatang besar seperti kelompok “saurus” yang, katanya, telah musnah akibat bumi dihantam meteor atau astroid sekitar 65 juta tahun silam. Sehingga tidak menyisakan barang satu bijipun jenis saurus dipermukaan bumi ini (termasuk jenis manusia?). Jadi dari keturunan siapa kita-kita ini?. Apakah keturunan monyet seperti kata Kang Darwin?. Kapan manusia yang kita kenal sekarang muncul. Ataukah sisa-sisa dari manusia yang selamat dari bencana tersebut?. Apakah selama lebih kurang 400 juta tahun manusia awal tersebut tidak mengalami perkembangan otak?. Atau mungkin karena perkembangan otaknya mereka bisa selamat dari bencana yang menimpa kaum “saurus”?.

    Menurut teori yang diutarakan oleh Mas Maiden, bahwa makhluk hidup yang kita kenal sekarang, muncul secara serentak dengan struktur yang sudah sempurna dan kompleks dalam masa “Ledakan Kabrium” pada masa/periode Kambrium lebih kurang 570 juta tahun silam. “Tepatnya” dalam kurun masa 5 juta tahun pada awal periode Kambrium tersebut. Tiba-tiba muncul. Sempurna dan kompleks. Tanpa evolusi. Booom… jadi. Siapakah yang menjadikan?. Allah?. Islam menjawab : Ya!. Kun .. fayakuun. Bagi yang tidak mempercayainya?. Tidak. Tetapi makhluk-makhluk ini muncul tiba-tiba entah dari belantara mana atau rimba mana. Sekaligus, seperti janjian.
    Teruslah bermunculan makhluk sempurna dan kompleks sepanjang waktu 5 juta tahun pada awak masa / periode Kambrium. Ini kata teori dan hipotesa “para ahli”.
    Jadi kalau menurut teori dan hipotesa ini, semua makhluk hidup, apapun jenisnya, termasuk manusia, secara tiba-tiba muncul dengan segala kerumitan dan kemajuannya.
    Berdasarkan teori ini pula, setelah tiba-tiba muncul, masing-masing makhluk hidup, beramai-ramai membagi diri dalam phylum, ordo, species, genus dan sebagainya. Entah masuk phylum mana, ordo mana, genus mana dan species mana manusia, saya sendiri kurang paham.
    Wassalam,

    Suka

  15. Sorry, tetapi afaik dna hanya bisa melacak dari sisi ibu, bukan sisa ayah.
    Bila mungkin benar merujuk ke satu orang, mungkin semuanya merujuk ke Siti Hawa bukan Nabi Adam.
    Belum punya akses ke wikipedia, mungkin nanti bisa baca lebih lanjut soal The Genographic Project.

    Suka

  16. N. Arifin said

    QS 3 : 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

    Ini ayat buat manusia yang memikirkan tentang penciptaan – dimana terdapat suatu masa dimana manusia ini mentok tidak dapat membantah ayat-ayat dalam ranah kauniah yang membuktikan kebesaran Allah sang pencipta.
    Si manusia ini menemukan bahwa terdapat organisasi/manajemen yang begitu rapi tanpa ada kesalahan di dalam lama raya ini. Mulai dari partikel atom dan sub-subnya, penciptaan mahluk dan manusia, bumi serta alam raya ini terdapat suatu pengaturan yang begitu sempurna.

    Di abad ini sudah banyak terbukti, scientific findings yang tidak terbantahkan dalam Al Qur’an.
    Menurut hemat saya janganlah mengatakan Qur’an bukan buku tentang science. Umat islam jangan terpancing atau mengikuti sekularisme gaya barat akibat dari trauma mereka terhadap pengaruh gereja yang menentang pemikiran-pemikiran ilmiah di abad pertengahan.
    Mengenai adam – sedikit demi sedikit dengan berbagai penemuan ilmiah akan terdapat perubahan pemikiran bahwa kita adalah keturunan adam.

    @
    Mas N Arifin, pertama : Agor ucapkan terimakasih atas catatan komentar yang diberikan. Komentar-komentar seperti ini tentunya mengasah kita untuk bersama-sama mengenali sains dan agama di sisi lain. Jarang, agor mendapatkan catatan senilai ini.
    Ada yang ingin agor sampaikan dalam konteks ini :
    Justru menurut agor, jangan tempatkan metodologi sains dan bukti sains pada Al Qur’an sebagai bukti yang mengarahkan bahwa kita “jangan mengatakan Qur’an bukan buku tentang sains”. Justru lebih baik kita mengatakan bahwa Al Qur’an memberikan penanda sains (fact finding) tapi bukan buku sains. Jangan harapkan di Al Qur’an ditemui bagaimana caranya menempa besi atau menemukan komposisi hitungan jumlah bintang di langit. Metode sains hanya akan mengukur model-model eksperimen, trial n error, perhitungan-perhitungan sampai membangun rumus-rumus untuk mengenal ayat-ayat Allah di alam semesta ini. Dengan kata lain, sains adalah model dari bagaimana perjalanan mengenal Allah.
    Dalam hal ini, sains tidak bisa disebandingkan dengan AQ dan sains dibangun dan dipahami dengan tujuan-tujuan teistik. Selama ini sains, dianggap sebagai “Tuhan” yang membangun peradaban. Pendekatan yang dilahirkan dari seluruh pemahaman akal dan pembuktian. Agama, dalam konteks ini Islam memiliki tujuan-tujuan yang tidak ditangkap oleh pengetahuan Indrawi, tidak juga oleh sains.
    Sains juga tidak akan menjawab, mengapa ada kehidupan, apa tujuan hidup, apa makna hidup, mengapa ada spirit. Sains pada waktunya akan menyentuh juga pengetahuan spiritual. Namun, keagungan sains tidak punya makna, karena sains tidak menjawab pengetahuan-pengetahuan tentang mengapa manusia mati, adakah kehidupan sesudah mati, mengapa alam semesta diperhitungkan hancur. Pada akhir sains akan bertanya ke sana sedangkan agama sudah menjawabnya terlebih dahulu dan bagaimana caranya menyikapi sains. Hal ini berbeda, sains tidak menyikapi agama.

    Sains diperbudak ke arah materialistik, akal dan pembuktian. Sains tidak memiliki tujuan-tujuan, sedang manusia selalu bertanya tentang diri dan kehidupannya. Sains hanya bekerja pada realitas inderawi, tapi tidak mampu memahami realitas superindrawi yang justru menjawab berbagai pertanyaan tentang kehidupan. Agama memandang sains hanyalah alat untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.
    Kaum beragama dapat memegang penemuan sains sebagai tambahan bukti adanya kebenaran kalam tertulis Ilahi, tapi hal seperti ini hanya menjadi penting justru bukan untuk orang-orang beriman dan bertakwa tapi justru untuk orang-orang yang bimbang dalam keberagamaannya.
    Sain in religi, bukan sain n religi, apalagi religi in sains.
    Wass, agor

    Suka

Tinggalkan Balasan ke haniifa Batalkan balasan