Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Kartun Nabi; Bagaimana Sikap Ummat Islam ?

Posted by agorsiloku pada Februari 23, 2008

Seorang pengemis buta mengingatkan dengan nada kasar setiap hari :“Wahai tuan/nyonya jangan dekati Muhammad. Dia itu orang gila. Dia itu pembohong. Dia itu tukang sihir. Dia pemecah belah keluarga. Apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.” Sambil menengadahkan tangan, pengemis itu selalu meneriakkan kata-kata kasar setiap hari. Namun, setiap pagi hampir selalu ada seorang pria yang datang padanya dengan membawakannya makanan.

Dalam peristiwa lain, ada kisah hadis yang menjelaskan bahwa Nabi pernah dilempari kotoran, batu, bahkan malaikatpun “kesal” dan bertanya :”apa dimusnahkan saja” penghina Nabi. Namun, kearifan Sang Utusan Allah justru menampakkan keagungannya ketika deraan yang membuat marah ummat ditanggapi sebagai :”kaum yang tidak mengerti”.

Lalu… dapatkan kita membayangkan atau membuat simulasi, seandainya Nabi sedang berada di Denmark lalu membaca koran tabloid kuning itu lalu membacanya. Kira-kira apa ya yang akan diucapkan Sang Junjungan ?.

Kira-kira, mampukah kita meneladani Nabi?. Ya jelas tidak dong. Nabi selalu dalam pengawasan dan perlindungan Allah. Teramat terpuji akhlaknya. Kalau kita seeh lain. Tapi jelas, penghinaan seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kita harus tunjukkan kekuatan, kemampuan, dan harga diri kalau agama yang kita yakini diacak-acak. Kita harus melawan. Jihad untuk dan atas nama agama !. Jangan lupa, agama Islam itu jelas sekali berpesan dalam kitabNya :”… jika mereka memerangi …”

QS 2. Al Baqarah 190. Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. 191. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.

Memilih bagaimana sikap kita, ini yang memang menimbulkan banyak cara. Apa yang ditulis oleh ustad di Era Muslim, saya kira patut dirujuk :

…. Memanfaatkan momentum ini kita tiru dari kasus peledakan menara kembar WTC di Amerika. Musuh Islam punya skenario, kalau menara kebanggan dunia itu diledakkan dan dituduhkan bahwa umat Islam sebagai pelakunya, maka Islam akan dibenci dan tidak populer lagi di dunia barat.

Tapi alih-alih dibenci, justru orang barat semakin ‘penasaran’ dengan Islam. Mereka ingin tahu lebih banyak tentang Islam. Situs-situs keIslaman adalah salah satu rujukan yang paling banyak dicari. Dan dalam catatan kami, tidak kurang dari 25.000 orang Australia masuk Islam, justru pasca peledakan WTC.

Banyak dah ayat yang menjelaskan bahwa kalau saja Nabi bersikap keras, tentu akan semakin sulit orang menjadi beriman (Allah SWT memberikan kesempatan manusia memilih mau kafir atau beriman), namun mengingatkan orang beriman agar dapat menyampaikan taktikal tujuannya dengan cara yang lemah lembut. Kesabaran adalah kunci !.

Jadi, ketika hati kecil ditanya, saya menjawab :”Seandainya Nabi diperlakukan seperti kartun itu, lalu ummatnya marah !. Kira-kira apa ya jawaban Nabi ?”.

Haruskah kita marah untuk sebuah rekayasa kebohongan atau persepsi dari ketidakmengertian manusia lain terhadap junjungan yang kita hormati dan yang Allahpun bershalawat kepada Nabi.

Apakah kita harus marah dan tersinggung, sehingga kita menutup cahaya keagungan Nabi agar lebih banyak lagi manusia mampu mendengar suara yang diperdengarkan 14 abad silam?. Ataukah, kita akan menjadi semakin agung dan bercahaya karena kita menetapkan hukum mati untuk mereka? Lalu sebagian dari mereka yang malah tidak ikut serta membuat kartun menjadi semakin ketakutan kepada ummat Islam !?

Wallahu’alam. Semua ada pada pikiran dan pembenaran masing-masing. Namun, kalau boleh saya dapat memilih. Saya ingin berusaha mengikuti kira-kira jejak sikap Junjungan. Ataukah dalam pikiran kita, Nabi juga akan bersikap begitu marahnya.?. Dan alangkah luarbiasanya jika dialektika positip dapat dikembangkan jutaan ummat Islam, seperti yang menjadi catatan Ustad yang saya kutip tadi. 😀

(Sebuah catatan kecil untuk protes kartun Nabi yang dimuat kembali, setelah hampir dua tahun yang lalu dan mungkin akan terus berlangsung lagi di masa-masa yang akan datang. Dan kita tahu bahwa tidak ada yang bergeming dari kejadian itu.)

21 Tanggapan to “Kartun Nabi; Bagaimana Sikap Ummat Islam ?”

  1. Haniifa said

    Dan sahabatmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila. (QS 81:22)

    @
    Subhanallah. Dari beliau kita “membaca” keteladanan yang dapat kita pahami juga yang tidak kita pahami….

    Suka

  2. Anonim said

    Ass.wr.wb,pak Agor,
    Ini semua akan berlalu tetapi kepribadian Rasullallah yg begitu mulia ada tertera di kitab suci Alquran sampai akhir zaman.
    Saya juga rindu pada beliau, pak Agor juga kan?

    Wassalam Dono.

    @
    Wass. Wr.Wb.
    Betapa sulit membayangkan adanya kepribadian agung dari Sang Junjungan… mungkinkah kita dapat dekat pada beliau di waktu nanti.
    Pertanyaan Mas Dono membuat malu hati ini….
    Semoga Allah ampuni dosa kita ya…
    Amin.
    Wassalam, agor

    Suka

  3. Haniifa said

    Salam,
    Al Qur’an diturunkan : dari Allah lewat malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad s.a.w, selanjutnya kepada kita.
    Didalam QS 81:22, jelas semua umat muslim dianggap sebagai “sahabat” Rasul, kecuali orang yang kufur terhadap AQ.
    Jadi memang tepat sekali pandangan mas agor:
    Dari beliau kita “membaca” keteladanan yang dapat kita pahami juga yang tidak kita pahami….
    Wassalam.

    @
    Semoga…

    Suka

  4. mustofa said

    wahai saudaraku seiman,sesungguhnya sampai kapanpun musuh2 islam tetap tidak akan rela apabila Islam berjaya lagi untuk itu pesan kami tetap bina tali silaturrahmi dan pererat ukhuwah islamiah sebab hanya cara inilah musuh2 islam akan gentar, itu harapan kami selaku pribadi yg serba dhoif,tapi harapan kami yang universal adalah mari kita tegakkan jihad fi sabilillah sesuai ladang perjuangan kita masing2 dan sesuai dengan kemampuan kita masing2 tanpa kita meninggalkan fikir,ikhtiar dan do^a.
    saudaraku!! itu semua bisa terlaksana apabila bingkai kebenaran itu berpegang kepada Alqur’an dan Assunah
    selamat menegakkan kebenaran,wassalam

    @
    Terimakasih Mas Mustofa pesannya. Sepenuhnya saya sependapat, sampai kapanpun (diingatkan atau tidak) musuh Allah selalu akan mengingkari. Dan itu memang sudah ditegasi oleh Allah sendiri sampai waktu perhitungan dilakukan. Saya sendiri tidak mampu melihat (baru melihat lho) seberapa besar manfaat dan pilihan yang dibuat untuk “menggetarkan” kaum yang membenci agama Islam dan juga seberapa besar dampak yang ditimbulkan memberikan nilai positif ataukah negatif terhadap seluruh “permusuhan” ekonomi, politik, budaya, maupun keimanan dari sisi-sisi pandang kontrak sosial masyarakat. Termasuk posisi dan kekuatan ummat beragama ketika berhadapan dengan kontrak sosial yang lebih besar ukurannya. Perhitungan tentu harus dilakukan antara dampak positif dan negatif yang akan terjadi. Sepanjang kontrak sosial yang terbentuk dan kian meningkatkan cahayaNya dalam sanubari manusia, insya Allah perjuangan yang dilakukan menjadi pertanda dari ridhaNya.
    Di sisi lain, saya mencoba juga memahami, musuh-musuh Allah akan gentar ketika tekad jihad fi sabilillah ditegakkan dengan warna fundamental dan tentu saja penuh perhitungan dan matang. Ini memang sebuah kontrak sosial yang tidak mudah di masa kini. Wassalam, agor.

    Suka

  5. Donny Reza said

    Hanya saja, sebagian dari ‘kita’ juga sering terjebak dalam hal yang ‘melampaui batas’ itu ya? 😀

    @
    Sepertinya begitu. Ketika sebuah “peperangan” berpikir terjadi, jelas kita harus memahami bagaimana dialektika kebebasan terjadi di negeri-negeri pembuat kartun menyakitkan itu. Bagaiman kebebasan mereka lihat, bagaimana undang-undang liberal mereka disusun, apa yang mendasarinya. Bagaimana mereka mengkritik pemimpin mereka, bagaimana mereka mengolok-olokan agama mereka sendiri (lihat film-film drakula), memperolokan atasan, teman, atau lain sebagainya. Mereka boleh jadi heran, kok mengapa ya orang Islam tersinggung. What’s up men….
    Nah pada kondisi itu, kita juga melihat mereka memiliki sejumlah keunggulan sebagai peneliti, detail, hati-hati, relatif lebih tertib dan taat hukum, punya semangat melindungi diri yang tinggi (proteksi), sekaligus juga selalu adu pintar antar sesama dan mengakali (kapitalistik), dan lain sebagainya.
    Jika pemahaman-pemahaman ini merasuk juga pada pemahaman kita, sedang kita memiliki keyakinan yang lebih kuat (iman, tauhid) maka tentunya strategi terbaik apa dalam visi dan missi untuk “mari sama-sama” berada pada rel masing-masing atau kita berjaga dengan cara-cara yang bisa lebih taktikal atau strategis terhadap serangan-serangan ini. Tujuan syiar agama sebagai penawaran pilihan yang diberikan oleh Allah kepada ummat yang akan menjadi saksi boleh jadi akan lebih baik. Wallahu ‘alam

    Suka

  6. aricloud said

    Assalamu’alaikum

    Sebenarnya, sikap Barat yang seperti itu dapat disebabkan beberapa hal utama :
    1. Doktrin agama mereka sendiri.
    2. Ketidaktahuan mereka akan akan agama Islam.
    3. Informasi dan cerminan yang salah dari umat Islam itu sendiri.

    Pembahasan :

    1. Untuk nomor 1 ini tidak usah ada pembahasan lagi, karena dalam Al Quran sudah jelas bahwa mereka tidak rela hingga kita mengikuti mereka.

    Justru seharusnya sebagai umat yang mengaku penganut “Agama untuk Semesta Alam”, maka umat Islam perlu konsentrasi pada nomor 2 dan 3.

    2. Ketidaktahuan mereka akan akan agama Islam.
    Sudah jelas, masih banyak manusia di luar sana yang masih belum mengetahui “Agama Islam” secara benar. Hal ini tidak lepas dari kurang giatnya umat Islam itu sendiri dalam menyebarkan informasi tentang agamanya.
    Sebagai contoh di Indonesia, kebanyakan buku-buku tentang Islam masih eksklusif, belum ada yang secara khusus memiliki strategi marketing ke umat non-muslim. Kalaupun ada buku-buku “mengenal Islam” justru dikarang oleh orientalis atau penerbit nasrani, yang justru menjerumuskan.
    Bayangkan, mana ada orang kristen yang mau beli buku terbitan GIP atau terbitan Robbani Press, misalnya. Baru buka halaman pertama saja sudah ada tulisan Arab. Belum lagi covernya yang eksklusif. Buku-buku terjemahan karangan orientalis seperti karen armstrong, justru malah banyak dibaca orang Islam, bahkan lebih laku dibanding karangan Alm. Nashirudin Al Albany di kalangan umat Islam sendiri.

    Sementara buku-buku kristen di taruh di dekat kasir dengan judul “motivasi” dan sampul umum, maka buku-buku Islam di Taruh di deretan “Agama Islam” dengan sampul Islami.

    Sementara umat Budha (dengan ikon master Cheng Yen) membuat siaran TV DAAI (baru di jakarta dan medan) dengan konten yang LUAR BIASA bagus dan mendidik dan strategi marketing ke semua kalangan agama, maka dimana TV Islam?

    Taruhlah di kemudian hari Mas Agor berkesempatan bikin TV Islam (Amin..ya mas) misalnya, tapi namanya TV Al-Madinah, atau TV Al Hurriyah, atau TV Al-Istiqomah, atau TV As Sunnah (dll) maka “dari namanya saja” dijamin umat non-Muslim gak bakal ada yang nonton.

    3. Informasi dan cerminan yang salah dari umat Islam itu sendiri.
    Ini juga penting, Saya setuju dengan Mas Agor, jika kita menanggapi kasus kartun tersebut dengan emosional apalagi dengan kekerasan, maka bertambahlah Informasi dan cerminan yang salah dari umat Islam itu sendiri.

    Orang Barat, memandang negara-negara Arab sebagai negara Islam, namun mereka juga mengetahui kegemaran sebagian besar para Raja-Raja dan petinggi Arab yang doyan berhura-hura, masyarakatnya memiliki tingkat kekerasan tinggi terhadap wanita, dan merebaknya sumber perdagangan obat bius (co : nigeria, afganistan, dll).

    Orang Barat, juga memandang Indonesia sebagai negara dengan umat Islam terbesar. Namun mereka juga mengetahui betapa tingginya Tingkat Korupsi, Kolusi dan Tingkat kekerasan antar masyarakat di Indonesia.

    Well, kartun nabi itu adalah satu hal, namun kemarahan kita adalah lain hal…

    @
    Mas Aricloud… great surprised, i like to hear that. Pembahasan nomor 2 dan 3 dari Mas Ari adalah konsekuensi logis dan betul-betul pelajaran aksi dan reaksi. Ini disadari tapi kerap kurang dimaui. Terimakasih catatannya, buat saya ini cara pandang ini adalah busur yang mengingatkan kita ke depan dan ke belakang. Nice comment.

    Suka

  7. […] di/pada Februari 25, 2008 Saya sangat tertarik membaca diskusi postingan dari mas agor di : Kartun Nabi; Bagaimana Sikap Ummat Islam ? Agar terdokumentasi dalam blog ini, maka saya masukkan komentar saya di blog […]

    Suka

  8. taqiyya said

    Saudaraku kaum Muslim,
    Anda mengeluh hati anda terluka dan anda meminta orang peduli. Jika anda ingin orang lain peduli akan hati anda, kami yang pertama yang setuju dengan anda. Kami disini bukan untuk menyakiti perasaan anda. Namun mari kita balik pertanyaan ini.Apakah anda peduli dengan perasaan orang lain??Jika jawaban anda Ya, maka cabut lah dahulu dari kitab”suci” anda yang mana nabi anda menyebut Non Muslim khususnya orang Kristen dan Yahudi ,” Anak Kera dan Babi.”

    Saudaraku kaum Muslim,
    Anda mengeluh tentang perasaan anda yang terluka, apakah anda ingat perasaan orang lain saat anda mengutuki non muslim 17 kali sehari dalam doa ”Al Fatiha” anda? Inikah yang anda sebut menghormati perasaan kami . Dan mengapa anda dipermalukan dengan kartun yang menunjukkan Nabi anda dengan memakai bom diturbannya?? Anda membantah bahwa nabi anda berkata :” Aku telah meraih kemenangan dengan melakukan terror ( Sahih Bukhari Vol 4 Kitab No.220)..???” Itu adalah pengakuan Rasul sendiri,bahwa ia adalah seorang terroris Bukankah ini membuat anda bangga??Apakah ada kesalah pengertian dengan bahasa kami untuk kata ”terror”?Atau mungkin anda yang punya masalah dalam mengartikan perkataan nabi anda?Kami hanya membaca dari kitab anda. Jika anda tidak menyukai kitab anda lagi,jika anda lihat itu sekarang tidak sesuai dengan dengan masyarakat damai nan berbudaya – yang mana saya tidak setuju dengan anda dalam hal ini-maka saran kami sederhana,bakar saja kitab itu dan buatlah sendiri satu set kitab baru,tanpa kata ”TERROR” didalamnya.Maka semua masalah anda akan berlalu dan anda akan sembuh dari penghinaan. Lalu anda akan terbangun, dan kartun hanya menjadi tinggal kenangan buruk.

    Anda merasa kartun tersebut telah menghina nabi anda.Tidak, itu bukan nabi anda yang dihina dalam kartun tersebut.
    Kartun dapat saja membuat penghinaan terhadap Yesus atau Musa (dan itu terjadi)tapi Yesus dan Musa tidak terhina dalam karun karena tak ada sesuatu tentang mereka yang membuat mereka dan para pengikutnya terhina.

    Dengan mengacungkan pedang dan mengancam untuk membunuh, anda telah bersikap seperti apa yang ada dikartun tsb,membuktikan tidak ada lagi bayang-bayang keraguan, bahwa orang yang ada dalam kartun tersebut adalah Nabi anda,dan anda pengikut setianya,Dan anda telah menghina diri anda sendiri.Ini bukan kami yang menhina anda, adalah ”Nabi anda’ yang telah membuat penghinaan kepada anda dan anda menyebutnya ”yang sangat terhormat diantara semua Nabi”. Penghinaan adalah, anda tidak dapat mengingkari bahwa kartun itu adalah mewakili sesungguhnya nabi anda. Bukankah begitu??

    Penghinaan, karena anda ingin membunuh kebenaran dengan pedang anda. Anda tak bisa membunuh kartunis,juga kartunnya, ini terpahat dipikiran setiap orang, dan pedang anda tak bisa menyentuhnya.

    Anda sendiri yang menceriterakan kepada kami,bagaimana bangganya anda akan apa yang telah dilakukan dan dikatakan Nabi anda, mengapa anda mengeluh atau keberatan keika kami melihatnya sebagaimana dia menggambarkan dirinya sebagai seorang terroris??Apakah bom yang anda temukan tidak akurat?Jika ada bom yang dijaman Nabi, maka di bendera Islam (bendera Saudi Arabia)seharusnya tergambar dua buah bom daripada dua buah pedang.

    @
    Mas, terimakasih komentar Mas Taqiyya. Mohon maaf saya tidak bisa dan tidak mau berkomentar banyak terhadap catatan Mas, apalagi mencabut kata yang Allah pusakakan dalam Al Qur’an yang dalam pengetahuan saya, itu bukanlah ucapan Nabi.

    Postingan saya, sama sekali tidak mengeluhkan hati yang terluka, tetapi justru mengajak untuk melihat lebih jernih persoalannya.

    Anda keliru kalau kami mengutuki orang nonmuslim dalam shalat kami. Silahkan teliti dengan seksama, tentu dengan pemahaman arti dan hakikat muslim, arti dan hakikat islam.

    Dari catatan Mas, tampaknya Mas sangat menguasai persoalan. Termasuk juga memilih kata taqiyya dalam postingan ini. Dari pilihan kata, mas tentu sudah sangat mengerti perbedaan bagaimana perkembangan manusia dengan ketika bertemu dengan kitab sucinya dan bagaimana proses interaksi berlangsung antara kitab, manusia, persepsi.

    Suka

  9. haniifa said

    @mas taqiyya
    Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang dzalim. (QS 62:5)

    Suka

  10. udin said

    Mas Agor,
    Membaca tulisan anda :Jangan lupa, agama Islam itu jelas sekali berpesan dalam kitabNya :”… jika mereka memerangi …”:

    Saya jadi ingat kisah dan ajaran mafia dan gangster “jika kita diserang maka kita bales serang kalau perlu bunuh dan habisi mereka.”
    Masa begini sih agama damai ???!!!

    @
    Betul Mas Udin… kalau Allah hanya menyampaikan seperti ini, saya juga akan tidak merasa sense dengan perkembangan budaya dan perkembangan jaman.
    Namun agama Allah bukan gangster, maka apa kata berikutnya setelah kalimat …jika mereka memerangi … tidak ada kata yang merujuk seperti gangster… tapi malah mengingatkan agar tidak melampaui batas, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS 2:190) dan penjelasan selanjutnya. Kata memerangi dalam ayat AQ, prasarat jika (if), melampaui batas, zalim, adalah komitmen-komitmen yang dipesankan Allah.

    Namun, itu adalah pesan Allah kepada hambaNya. Tidak sama dengan kemampuan manusia mengendalikan sebuah kontrak sosial yang terjadi dalam segala kerlap-kerlipnya.

    Jadi, kalau pertanyaannya menjadi :”Masa begini sih agama damai !!!” maka artinya itulah koreksi yang seharusnya disikapi dengan bijak.
    Kira-kira itu saja yang dapat saya komentari.

    Suka

  11. aricloud said

    Nah..mas agor,
    contoh dari masalah nomor 2 dan 3 seperti yang saya ungkapkan dibuktikan dengan adanya komentar dari mas taqiyya dan mas udin kan?
    andai mas taqiyya dan mas udin tahu bahwa “yang sebenarnya” tidak selalu “yang sebenarnya”

    @
    Beliau tampaknya sangat memahami dan menjelaskan sendiri maksudnya. Semoga penjelasan yang kita sampaikan juga, beliau tidak berkeberatan hati untuk menelaahnya dalam sebuah proses yang matang. Allah menjanjikan dalam “problematika” itu, justru pengampunan dan teguran serta peringatan juga kepada kita untuk tidak boleh menyerah — apapun yang menjadi persoalannya. Allah juga menjanjikan bahwa “mereka” tidak akan diijinkan menguasai mereka yang berjuang di jalan Allah.

    Suka

  12. udin said

    Mas Aricloud,
    Saya melihat Muslim yang mendua dan tidak konsisten dalam bersikap,berfikir dan bertingkah laku.Anda lihat sendiri apa yang disampaikan Mas Agor, disatu sisi dia mencoba memberikan jalan dalam mengatasi problema dengan kata kunci bersabar (mungkin Mas Asgor mencoba mengikuti apa yang disampaikan dlm QS 73 : 10 “Bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yanga baik)disisi lain dia secara terang-terangan menyampaikan QS 2:190-191 ” jika mereka memerangi”

    Saya tidak yakin Muslim yang lain bisa setuju dan sepakat seperti anda untuk tidak menggunakan kekerasan dalam meresponi persoalan ini, karena jika dilihat dari kedua ayat diatas, siapapun punya alasan untuk menjustifikasi tindakan yang mereka lakukan.

    Jadi jika anda mengatakan bahwa sikap orang luar melihat Muslim itu negatif itu dikarenakan mereka tidak mengerti Islam yang sesungguhnya itu tidak benar.Perilaku Muslim, ajaran-ajaran yang tidak konsisten dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan sudah mempromosikan bagaimana dan apa Muslim dan Islam itu !

    Saya yakin siapa pun yang punya rasa kemanusiaan akan sepakat bahwa apapun alasannya membunuh adalah perbuatan yang bertentangan dengan manusia dan kemanusiaan dan pasti akan mendapat perlawanan dan penolakkan!!

    Suka

  13. aricloud said

    “ajaran-ajaran yang tidak konsisten dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan”

    perlu diralat mas, saya lebih suka mengatakan :
    “Perilaku-perilaku yang tidak konsisten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam”

    Jika menurut mas Udin ada ajaran Islam yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan “dalam perspektif” mas udin, maka terus terang saya mengatakan bahwa itu bukti dari pernyataan saya nomor 2.

    Kalau dihitung jumlah total pembantaian tak berperikemanusaian atas nama agama yang pernah ada di muka bumi sejak Islam ada, maka itu kebanyakan dilakukan oleh umat di luar Islam. Dan ini dibenarkan oleh para orientalis Barat.

    Mas udin mengatakan : “Saya tidak yakin Muslim yang lain bisa setuju dan sepakat seperti anda untuk tidak menggunakan kekerasan dalam meresponi persoalan ini, karena jika dilihat dari kedua ayat di atas, siapapun punya alasan untuk menjustifikasi tindakan yang mereka lakukan”

    Justru sebaliknya mas, kekerasan apa yang pernah terjadi setelah adanya karikatur nabi itu? bukankah malah sebaliknya? jika ada isu teror fitnah terhadap Islam, maka seringkali terjadi tindakan tidak berperikemanusiaan terhadap muslim di Australia, di Prancis, di Inggris, dsb.

    @
    😀
    begitu ditegasi :perlu diralat mas, saya lebih suka mengatakan :
    “Perilaku-perilaku yang tidak konsisten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam”
    Mas Ari telah menjelaskan benang merahnya. Saya kira Mas Ari, penjelasan Mas telah sangat cukup utk Mas Udin…

    Suka

  14. Haniifa said

    @mas udin
    Maaf mas harus hati-hati dalam menterjemaahkan Al Qur’an, misalnya dalam tulisan:
    ” Jangan lupa, agama Islam itu jelas sekali berpesan dalam kitabNya :”… jika mereka memerangi …”:
    Coba mas baca lagi dari (QS 2:189 s/d 202) secara baik (1 ain) biar nggak jadi kompor hansip.

    Didalam Kitab Al Qur’an surah An Nisaa 43, ada tulisan sbb:
    ” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat,…” (QS 4:43)

    Apakah umat muslim menjadi tidak shalat ?!

    @
    Mas Haniifa…, Mas udin = Mas taqiyya (dalam komen postingan ini). Dalam komen beliau, jelas maksudnya bukan pada derivasi takwa, tapi derivasi yang lain. Itu sudah cukup menjelaskan, sudah lebih dari cukup menjelaskan sehingga lebih layak catatan beliau sebagai peringatan untuk kita lebih berhati-hati. Bukankah lebih baik memberikan kesempatan beliau untuk merenungkannya sendiri. 😦

    Suka

  15. Haniifa said

    Betul mas agor, komen mas ari sudah menjelaskan secara gamblang.
    Saya sich, cuma saling mengingatkan pada beliau-beliau ? 😀

    @
    😀 betul Mas… di forum bebas ini, yang agor jaga jangan sampai kita menjadi bagian dari saudara-saudara yang saling menghujat karena disadari atau tidak, kadang hati menjadi panas juga dan jika menjadi panas… justru tujuan malah tercapai… Semoga tidak ya…. Mudah-mudahan beliau-beliau (dan juga saya tentunya) diingatkan dengan catatan Mas yang tajam dan full senyum ini…

    Suka

  16. Abudaniel said

    Assalamu’alaikum,
    Nabi SAW dikartunkan?. Gambar kartunnya juga berupa penghinaan?.
    Bagaimana sikap kita?.
    Saya pernah melihat kartunnya. Bukan hanya satu, tetap lebih dari sepuluh. Namanya juga sayembara. Nabi SAW, kartunnya disayembarakan?. Ya!. Kelewatan!. Memang!.
    Kalau kita ikutkan emosi, memang kalau ketemu orangnya tak pites-pites endase.
    Apakah mesti begitu?. Tidak perlulah. Reaksinya cukup dengan memberikan penjelasan. Apapun yang mereka perbuat, Rasulallah tetap Rasulallah.
    Malah seharusnya kita malah bersyukur. Dengan terbitnya kartun tersebut dan timbulnya tanggapan dari pihak Islam, ini merupakan pemacu bagi umat diluar Islam untuk melihat kedalam Islam itu sendiri. Kenapa terdapat sentimen yang sedemikian besar dari masyarakat Barat terhadap Nabi SAW dan Agama Islam?. Agama macam apa sebenarnya Islam itu. Manusia bagaimana sebenarnya Nabi SAW itu?. Pertanyaan-pertanyaan ini yang sekarang menjadi pemicu bagi sebahagian masyarakat Barat (Kristen)untuk lebih mendalami pemahaman mereka terhadap Islam. Mencari masukan dari sumber-sumber Islam sendiri. Tidak lagi hanya menerima dari para orientalis, yang sebahagian besarnya memusuhi Islam. Dengan demikianl mereka dapat mengetahui apa sebenarnya yang menjadi akar penyebab kebencian masyarakat Barat ( apakah itu Yahudi maupun Nasrani/Kristen )terhadap Islam cum Nabinya.
    Tidak heran hampir setiap hari kita dengar ada saja umat lain kembali ke pangkuan Islam.
    Wassalam,

    @
    Yang tentu akan dilihat adalah kemampuan ummat Nabi Muhammad yg kritis, tegas, dan tentu saja tetap dalam kearifan.

    Suka

  17. Haniifa said

    “…tentu saja tetap dalam kearifan“, Itulah mas saya sering/senang baca-baca blog yang tulisannya “komprehensif” tapi kalau dicermati isinya “komporhansip” alias bikin merah telinga.
    he.he.he.
    Untuk mengikuti style mereka…dengan terpaksa (padahal disengaja), ya bikin komen-komen yang komporhansip juga 😀

    @
    ah Mas ini ada-ada saja… komporhansip kan… kalau “mereka” berhasil mengompori, berarti tujuan tercapai. Sedangkan, biarkan saja tulisan mereka ada, karena mereka juga jangan-jangan sebenarnya tersisih. Kita tidak tahu, siapa di antara mereka yang beriman dan mereka yang sesungguhnya beramal shaleh….

    Jadi buat, kita, anggap saja ujian bagi kesabaran kita… demi waktu….

    Suka

  18. Abudaniel said

    Assalmu’alaikum,
    Saya belum bisa berkomentar banyak lagi dalam hal ini.
    Karena komen-komen dari sdr. Taqiyya dan Mang Udin sudah menjurus dan menyinggung “wilayah yang sensitif”.
    Kalau kita mau terus menanggapi mereka, sebaiknya kita buka forum baru. Tapi dengan syarat bukan menjelekkan salah satu keyakinan tetapi mencari kebenaran tentang ajaran itu sendiri berdasarkan dalil-dalil yang diambil dari kitab suci itu sendiri secara menyeluruh, bukan sepotong-sepotong, apakah itu Alquran, Holy Bible( yang terdiri dari Kitab Perjajanjian Lama -Torah, Talmud/Mazmur, dan sebagainya, maupun Perjanjian Baru yang meliputi 4 Injil – Markus, Matius, Lukas dan Yahya, serta beberapa surat tulisan Paulus)bukan sekadar mencomot sepotong ayat kemudian dipakai untuk menyalahkan agama tersebut. Atau menggunakan prilaku segelintir umat pemeluknya untuk menjustifikasi watak agama bersangkutan. Kalau mau, mari kita bermain fair. Anda tunjukkan salahnya, tidak konsistennya, “kebuasan” yang dilakukan mengatas namakan agama, maupun hal-hal lainnya yang menurut anda “tidak pantas” terdapat dalam suatu agama. Sementara yang lain bisa membantahnya dengan dalil-dalilnya pula, bukan dengan “dalih”. Tapi, sekali lagi, dengan dalil dan pemahaman yang betul. Bukan hanya main copot sana, comot sini dan ditafsirkan secara asal-asalan, asalkan bisa menghina, menjelekkan maupun merendahkan agama atau keyakinan lain. Kalau ini yang terjadi, maka tidak ada gunanya forum ini. Karena akan dipakai sebagai ajang caci maki sesama umat beragama, bukan menjadi ajang mencari kebenaran. Karena kepercayaan/keyakinan beragama terhadap suatu agama bukan perkara enteng, karena menyangkut kehidupan sesudah mati ( bagi yang percaya ada hari penghakiman dan pembalasan ). Karena kalau kita salah memilih dan meyakini suatu agama, begitu kita tutup buku alias jadi mayit, maka tidak ada lagi jalan kembali. Karena kita dipanggil ke akhirat oleh Allah, Tuhan kita, hanya diberikan one way ticket bukan return ticket.
    Mudah-mudahan ini menjadi renungan kita semua.
    Wassalam,

    @
    Taqqiya dan Udin itu orang yang sama… menjadi ujian buat kesabaran kita…. 😀

    Suka

  19. Piter said

    Ada yang paham tapi tidak bijak
    ada yang bijak tapi tidak paham

    Ada yang pintar tapi tidak cerdas
    Ada yang cerdas tapi tidak pintar

    Ada yang sabar tapi tidak logis
    ada yang logis tapi tidak sabar

    SEKARANG yang DIPERLUKAN INDONESIA ADALAH orang yang :
    PAHAM, BIJAK, CERDAS dan Pintar serta berfikir logis dan SABAR,..

    BRAVO INDONESIA

    @
    dan tegas memilah yang hak dan yang batil…. Sabar, tapi cepat bertindak dan tentu saja… tepat.

    Suka

  20. kurtubi said

    Agak tidak serius nih mas saya menanggapi. boleh yah.

    Mereka bikin kartun, barangkali juga dibenak mereka bersifat bercanda, menghasut umat Islam biar marah, berkreasi karena alam fikir mereka tercekoki oleh islamophobia.

    Jadi illustrasi dalam komiknya itu benar2 untuk bisa disensasikan oleh publik dunia. Jangan lupa, bahwa publik sana itu paling senang yang namanya TERKENAL.

    Kedua, seni kreasi mereka juga kadang kala menyerang komunitas kristen orthodox. Sperti kita lihat di film2 hollywood gereja dan anatominya kadang dijadikan parodi dalam filmnya.

    Trus “perang” dalam hal ini saya mengartikan bukan perang dalam arti fisik seperti gangster, tapi yaa perang antar seniman saja. Biar kita gak kehabisan emosi, jangan lupa marah adalah juga perbuatan syetan. Saya yakin Nabi tidak marah dalam hal ini.

    Ingat saat dulu orang2 Thaif melempari batu, yang marah Malaikat dan hendak mengangkat gunung untuk ditimpakan kepada orang2 Thaif tapi Sang Bijak Nabi Muhammad saw dengan mengakatan: Jangan mereka itu tidak tahu.

    maaf jadi kepanjangan dari bercanda ke serius… 😀
    saya lihat postingan ini dari manusia superman yang mereview postingan akan Agor… 😀

    @
    Catatan ini yang juga layak kita pertimbangkan, bagaimana sikap ummat (dalam seluruh kematangan berpikir da beremosi) bisa tidak terjebak dengan provokasi seperti ini….
    Karena mereka biasa mengolok-ngolok tuhan mereka, pemimpin mereka dengan cara begitu, mereka juga bisa heran dan membenarkan bahwa memang islam itu begitu. Baru melihat gambar segitu saja sudah sewot….
    tujuan mereka tercapai.

    Suka

  21. abumuadz said

    @taqiyya
    lucu komentarnya…
    1. dalam Al fatiha ada pengutukan ke orang selain muslim?
    (seyogyanya sebelum berkomentar dilihat dulu minimal terjemahannya)
    2. kristen dan yahudi anak kera dan babi?
    (saya gak tahu @taqiyya ini mengambil AQ dari mana? sebab dari awal AQ itu tidak pernah di revisi dan isinya tetap sama gak ada yang menyebutkan hal tersebut)
    3. dalam hadis ada kata “teror” ini juga lucu….

    @
    Taqiyya artinya kurang lebih saya berpura-pura/mengakali, sesungguhnya saya nggak suka kamu, tapi pura-pura senyum begitu kalau di depan kita….
    Jadi wajarlah kalau komentarnya begitu…. jadi biarlah, ini menjadi sekedar perhatian dan catatan agar berhati-hati.

    Suka

Tinggalkan komentar