Siksa Kubur dan Ndeso !
Posted by agorsiloku pada Mei 19, 2007
Saya mendapat dua komentar yang saya percepat angkat ke postingan. Sebenarnya banyak komentar yang menarik dan sangat layak naik ke postingan, namun karena belum punya waktu cukup untuk mengulasnya kembali, saya angkat dulu tulisan rekan Choiril yang mewacanakan dan mengingatkan saya agar menghapus penolakan atas foto-foto yang berkenaan dengan penandaan kebesaran Allah. Sebab lainnya, kebetulan saya cek lagi tulisan Beliau yang ternyata ada yang tertangkap sebagai spam (oleh askimet). Jadi komentar balik tanggal 12 Mei 2007, baru terbaca seminggu kemudian. Mohon maaf.
Ini komentar/pandangan beliau pada komentar-komentar dari postingan Jeritan Siksa Kubur.
Choiril Berkata: Mei 11th, 2007 pada 12:25 pm e (ditebalkan oleh penulis)
Kemudian komentar berikutnya :
Choiril | choiril_imron@yahoo.com | IP: 202.152.241.5Assalamu wr wb
Bagaimana juga anda menanggapi akan kebesaran Allah yg sudah tersurat (Alquran) dan yg tersirat (yaitu alam semesta ini). Bukankah ini adh tanda2 kebesaran Allah! Nah klo gitu gak usah dipermasalahkan lagi. Kalaupun kita diperlihatkan fenomena alam yg tak masuk akalpun, saya juga percaya itu adalah kehendak Allah, sebagai contoh adanya lafatz2 Allah di batu, di pohon di langit, di bumi. Itupun menunjukkan bahwa alam semesta inipun berdikir menyebut nama Allah.Memang semua tergantung cara pandang seseorang menerima dan mengartikan sebuah mistery, menerima atau tidaknya dan terlepas dari kesirikan kepada Allah, misal aja “batu/benda bertuliskan Allah atau sejenisnya dijadikan jimat” dan akhirnya terjebak dgn memuja-muja batu/benda tersebut”. yang ini jelas SALAH
Saya sendiri bukanlah pemikir seperti anda, karena manusia bisa gila bila terus memikirkan Dzat-Nya Allah yg maha besar. Bukankah Allah Maha berkehendak atas sesuatu?.
Polemik/selisih pendapat udah pasti ada karna manusia diberi akal, —> tapi sayangnya dgn akal yg cuma terbatas manusia seringkali bertingkah & sombong. selisih pendapat boleh tapi alangkah bijaknya klo kita tidak menambah-nambahi sesuatu yg blom paham,… ya tentunya semua itu kita kembalikan lagi kepada Alquran Kallamullah (nasehat Allah pada manusia). Saya Perlu belajar banyak untuk betul2 memahami kandungan Alquran.
Bagaimana pula dgn orang yg TIDAK berpikir akan tanda2 kebesaran Allah?….padahal mereka mengetahuinya ?—>(yaa tentunya mereka akan TELER terus)….Silahkan menjabarkan sendiri makna TELER.
Seandainya saja anda mempunyai bayi (kandung sendiri) dan bayi anda itu ada lafatz Allah di kening nya. Akankah anda masih menganggap itu adalah perbuatan setan atau menganggap anak anda adlh setan dan apakah anda akan membunuh anak anda sendiri? (padahal setan itu adh jelas2 musuh yg nyata).
(mungkin anda akan berkata “sayangnya anak saya tidak demikian”)Saya sendiri juga tidak suka berandai-andai karena seringkali membuat kita malas, tapi bagi Allah tidak ada yg mustahil jika Allah berkehendak. Bukan begitu
Mohon maaf, cara berpikir saya mungkin agak NDESO, tapi cara pandang Allah tentunya Sangat berbeda dgn semua mahluknya. Bukankah kandungan Alquran (Allah) mencakup masa lalu, masa Semarang dan masa yg akan datang. - artinya ini TIDAK NDESO dong.
Ini menjadi pemikiran lagi bahwa Allah (cara pandang Allah) tidaklah NDESO sebagaimana yg pernah anda utarakan sebelumnya.
Tapi ngomong2 janganlah suka menghina orang NDESO, sebab sebagian besar sego alias nasi berasal dari ndeso.
Yg jelas fakta saat ini NDESO sgt digemari orang KUTO/kota (baca: Tukulisasi)Demikian mohon maaf dan beda persepsi bukanlah perpecahan, marilah kita kembalikan pada Alquran karna Allah tentunya mempunyai rahasia terhadap segala sesuatu.
Wass
=========
Ada juga yang lebih keras lagi komentarnya, begini :
renee Berkata:
April 5th, 2007 pada 7:43 adalah esepertinya pak Agor harus menyaksikan pertanda-pertanda kebenaran agama Allah YANG DIPERLIHATKAN MELALUI MAHLUK DAN ALAM INI DENGAN MATA KEPALANYA SENDIRI SETELAH ITU SAYA YAKIN DIA TIDAK AKAN BERANI MENYEBUT HOAX LAGI PADA KEAJAIBAN2 SEPERTI ITU SETELAH ITU BAHKAN MUNGKIN AKAN LANGSUNG SHOLAT TOBAT GARA2 MENDUSTAI KEBENARAN ITU.
renee Berkata:
April 5th, 2007 pada 7:48 adalah eBTW, LOKASI PENEMUAN ITU PASTI DITULISKAN PADA SETIAP ARTIKEL YANG DITULISKAN MENGENAI MISALNYA IKAN YANG BERTULISKAN AYAT2 ALQURAN PD SIRIP2NYA DI NEGARA KENYA ATAU KAMBING YG BERTULISKAN NAMA ALLAH DAN MUHAMMAD PADA TUBUHNYA YG BARU2 INI DITEMUKAN DIINDONESIA…COBA SI AGOR LIHAT LANGSUNG, KIRA-KIRA APA DIA MASIH MENYEBUT PERTANDA ITU ADALAH KLENIK ???????
========
Pembahasan ini, karena perbedaan pandangan, memang melelahkan. Komentar saya atas komen Mas Abdullah dan ulasan kemudian, menurut agor menjelaskan sebagian besarnya :
Abdullah Berkata:
Februari 13th, 2007 pada 4:44 adalah eMas Agor kita tidak boleh mengatakan sesuatu yg kita sendiri belum tahu kebenarannya itu dikatakan Hoax, yakinkanlah sesuatu walaupun itu tdk sesuai dgn pikiran kita bahwa Allah S.W.T mampu membuat sesuatu untuk menunjukan kebesaran-Nya, dan cukup katakan AllahuAkbar apabila melihat sesuatu tentang mahluknya untuk menunjukan kebesaran-Nya, tugas kita hanyalah meyakini kebesaran Allah S.W.T. Apabila itu menambah keyakinan kita bahwa Allah itu Maha Besar dan tidak mengandung kesyrikan didalamnya maka tidak perlu dikatakan itu adalah hoax…
Wassalam.@
Mas Abdullah yang dirahmati Allah,
Cukup lama saya merenungkan berbagai “tanda-tanda” yang sering disebarluaskan di internet, kadang dikutip berbagai orang, bahkan oleh ulama terhadap “tanda-tanda” ini sebagai bukti kebesaran Allah. Mulai dari tulisan-tulisan pada buah semangka, pohon rukuk, tulisan Allah pada gelombang tsunami, suara azan di bulan, juga termasuk suara siksa kubur dari kedalaman bumi yang dibahas ringkas pada tulisan ini. Inikah bukti kebesaran Allah?. Apakah manfaatnya bagi kita, manusia, khususnya ummat muslim?, bagaimanakah kita menyikapinya?, mungkinkah kita menguji kebenarannya (atau seperti orang terdahulu, apapun yang ditunjukkan tentang tanda-tanda kuasaNya), ditertawakan, dikatakan sihir, dan lain-lain sebagainya.Lalu, kalau “tanda-tanda” itu muncul di masa kini, bagaimanakah kita menyikapinya?. Apakah kalau kita tidak mempercayai berarti kita tidak menghambakan diri, tidak berserah diri padaNya. Sebaliknya pula, kalau itu ternyata (dan harus dibuktikan), itu adalah kebohongan, maka bagaimana pertanggungjawaban hambaNya kelak di depan pengadilan akhir?.
Jujur saja, tidak mudah untuk menganalisis hoax, apalagi jika dibungkus dengan pendekatan ilmiah, kebesaran nama Allah yang terbungkus begitu. Bahkan di majelis keagamaan, oleh ulama top, oleh para ustad, itu juga dijadikan bukti kebesaran Allah. Sedangkan agor, menolak mentah- mentah hal-hal sejenis ini.Apa alasannya?.
Pikiran logis : Tanpa hal-hal seperti itu, di masa akhir kehidupan manusia (ciri-ciri jaman akhir sudah tampak), hal-hal seperti suara alam kubur begitu tidak logis sebagai bukti kebesaran Allah. Allah telah menunjukkan pada alam semesta ini dan pada diri manusia sendiri tanda-tanda kebesaranNya. Bagi orang berakal. Jadi, tidaklah logis itu kerjaan (atau atas perintah Allah) ditunjukkan hal-hal seperti itu. (itu menurut pikiran agor).
Sejarah Mujizat : Mujizat selalu ditunjukkan Allah kepada manusia (sesuai dengan kualitas berpikir manusia) dengan cara keluar dari hukum-hukum alam (sunatullah) kepada kaum yang ingkar agar mereka memilih jalan beriman. Sejak masa nabi-nabi terdahulu sampai nabi terakhir. Contoh tentu sudah banyak, seperti mujizat pada Nabi Musa, Nabi Ibrahim, Nabi Shaleh, dan lain-lain yang sebagian dijelaskan oleh Al Qur’an.
Kualitas dari Mujizat selalu meningkat (artinya lebih besar, dan lebih besar lagi), seperti ditegasi dalam QS 43:48 Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada mereka sesuatu mukjizat kecuali mukjizat itu lebih besar dari mukjizat-mukjizat yang sebelumnya. Dan Kami timpakan kepada mereka azab supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).
Al Qur’an adalah mujizat terbesar untuk ummat di penghujung waktu, Isra Mi’raj adalah mujizat yang tidak ada duanya dalam sejarah ilmu pengetahuan tentang alam semesta, bulan terbelah adalah sesuatu yang dahsyat yang ditunjukkan Allah kepada ummat zaman akhir. Al Qur’an memiliki sistem informasi dan keakuratan yang tidak tertandingi dengan tantangan kepada manusia sangat mengesankan : Buatlah ayat yang serupa…
Al Qur’an dalam beberapa bagiannya dijelaskan : sempurna, terinci, pelajaran untuk orang berakal.
Kemudian, bagaimanakah posisi “Suara Jeritan Alam Kubur” yang saya komentari panjang lebar dalam artikel di atas.
Apakah itu alam kubur, apakah itu gaib, bagaimana urusan gaib dikendalikan oleh yang mahaKuasa. Mengapa Allah menyatakan, yang gaib itu adalah urusanKu. Bahkan jin pun (mahluk tidak kasat mata), tidak masuk dalam kriteria gaib dalam penjelasan Al Qur’an. Jika jin mengetahui hal yang gaib, sudah tentu ketika Nabi Sulaeman wafat, jin mengetahuinya. Faktanya tidak.Suara Alam Kubur yang ditangkap oleh perangkat teknologi menurut hemat agor, menurunkan derajat kemampuan berpikir manusia, ditarik ke masa-masa kegelapan kembali ketika sihir dan tipu daya merajalela di muka bumi (dan sampai kini).
Juga dari link yang dirujuk pada artikel di atas, ada penjelasan tambahan. Mudah-mudahan ini memberikan makna dalam sebuah wacana.
Ini hanyalah sebuah ijtihad, sebuah proses berpikir yang boleh jadi si agor juga keliru. Kebenaran milik Allah semata.
Wassalam, agor.
====
Sayang tidak ada komentar yang membahas dari argumen terhadap ayat yang menjadi rujukan bagi saya :
QS 43:48 Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada mereka sesuatu mukjizat kecuali mukjizat itu lebih besar dari mukjizat-mukjizat yang sebelumnya. Dan Kami timpakan kepada mereka azab supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).
==
Sedangkan tanda kebesaran Allah, dalam ayat-ayat yang bertebaran, sama sekali belum menjumpai indikasi atau petunjuk bahwa tanda-tanda kebesaran Allah ditunjukkan dengan cara yang oleh banyak orang (termasuk saya) sebagai hoax. Tapi, tak apalah… tiap orang memiliki cara pandang yang berbeda. Alangkah baiknya juga jika rujukan pandangan lain direnungkan kembali, termasuk oleh agor juga tentunya.
Dalam hal Ndeso, mohon maaf sebagai sesama ndeso juga, memang ini ditulis hanya karena saya terkesan pada tulisan Emha yang juga saya kopi paiskan di blog ini :
ah-mosok-gusti-allah-ndeso-gitu
Jadi, kalau ada kata itu, Agor mohon maaf. Agor juga belum bisa (belum mau) menghapus postingan yang dinilai bisa menimbulkan perpecahan (?). Semoga tidak ya, karena perbedaan bukan bertujuan untuk saling menang-menangan atau dan lain sebagainya.
“Keajaiban sejenis” ini, tidak hanya tulisan Allah saja pada buah tomat, juga ada juga gambar Yesus dalam rahim manusia. Ada juga Bunda Maria menangis mengeluarkan darah (kalau tak salah), dan lain sebagainya. Apakah kita akan berkata, kalau itu sesuai Islam, kita harus percaya. Kalau bukan dari Islam, maka itu bohong. (?).
Ataukah kita tahu akan semakin beriman kalau Allah sewaktu-waktu menuliskan namaNya di batu, di pohon, di kening bayi lahir, di awan, di antara bara api yang menyembur. Baru kita akan percaya?.
Akhirnya, selalu pertanyaan hadir kembali, apa untuk siapa. Apa manfaatnya bagi kebudayaan dan keberimanan. Kalau di bagian sana tidak benar, apakah bagian sini harus benar?. Mengapa hal ini ada di jaman ini. Apakah ini adalah tanda-tanda yang diberikan oleh Allah melalui ciptaanNya.
Mengapa saya harus menerima bahwa tulisan Allah dalam foto dan tomat sebagai bukti kebesaran Allah?. Mengapa bukti ini harus disandingkan dengan ayat-ayat rujukannya?. Apakah betul berpikir bahwa itu sebagai bukti kehadiranNya. Saya kok lebih bisa menerima bukti bahwa anak cacat adalah sebagai pelajaran bagi orang berakal, yang mengembangkan ilmu kedokteran. Matahari dan bulan pada peredarannya, sebagai bukti bagi kaum yang memikirkannya.
Ini rujukan tambahan :
The Holy Qur’an in Your DNA Coding.
Hoax yang terkait Islam (link sdh tidak ada)
Wah terlalu banyak rujukan, malu rasanya mengulangi OOT ini. Tapi gpp, kita memang harus disampaikan ya.
Jadi, sebenarnya ini betul-betul hoax lama, hanya karena kebetulan saya mendengar lagi sewaktu berangkat ke tanah suci beberapa bulan lalu dan disampaikan oleh orang yang menurut saya sangat kompeten pada ilmu agamanya, maka saya memberikan beberapa catatan kecil bahwa : “boleh jadi, ada yang salah dalam cara berpikir kolektif ummat”. Karena itu, ingin menambah kontribusi untuk kita tidak mudah merasa menjadi lebih beriman dengan tanda-tanda “ndeso” seperti ini.
14 Tanggapan to “Siksa Kubur dan Ndeso !”
-
Mei 19, 2007 pada 8:47 pm
Lama tidak mampir kediaman Pak Agor nih…
Waduch kok jadi bermasalah begitu sih?
Saya tetap pada pendapat saya dulu…
Mari hargailah perbedaan…
Yang penting itu bukan hoax dan non hoax nya…
Yang penting adalah bagaimana kita menyikapi, mempelajari dan mengambil hikmah atas semua peristiwa tsb.
Percuma rasanya kalau kita berteriak2 bahwa itu bukan hoax dan merupakan tanda2 kebesaran Alloh tetapi pada akhirnya semua itu hanya berakhir sebatas teriakan saja tanpa adanya upaya untuk belajar dan pengambilan hikmah atas peristiwa tsb.
Yang beranggapan itu hoax pun bukan berarti mereka tidak percaya akan kebesaran Alloh…mungkin mereka sudah yakin bahwa Alloh benar2 Maha Besar sehingga tdk perlu menunjukkan kekuasaannya dengan berbagai peristiwa tsb
Yang penting hikmahnya kan?@
Betul, memang ada masalah dalam memahami “tanda-tanda” kebesaran Allah. Dari tulisan/komentar yang masuk terasa bahwa yang menerima itu sebagai “tanda kebesaran Allah”, kehendakNya juga. Yang menolak, juga dengan alasan yang sama. Juga dengan himbauan yang kurang lebih sama :”marilah mencintai Islam”.Namun, apakah itu perbedaan pendapat?. Ya, jelas… memang berbeda. Ambilah hikmah atas peristiwa tersebut. Memang betul, sisi hikmah yang bisa kita tarik dari hal seperti ini.
Di kesempatan lain, ingin juga membahas lebih mendalam mengapa buat saya ini bukan tanda-tanda kebesaran Allah, tapi malah sebaliknya : “pelecehan keyakinan dan keberagamaan” tapi yang lain malah berpikir sebaliknya.
Saya tidak hapus komentar berbeda, karena saya melihat, bagaimanapun ini adalah dialektika berpikir yang baik. Seperti kata Mas Choirul yang begitu jernih juga untuk mengatakan : “ini bukan untuk perpecahan”. Boleh jadi, di masa yang lain saya bisa menerima pendapat beliau, bisa juga malah sebaliknya.
Namun, seperti diurai pada berbagai postingan, saya betul-betul ingin belajar dari memahami ayat Allah yang tertulis maupun yang tersaji dalam ilmu dan pengetahuan. Pandangan Mas Chairul seperti : itu satu tanda bukti bahwa “alam semesta” berzikir, saya tidak sependapat. Alasannya karena :
QS 17. Al Israa’ 44. Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Karena ayat ini menjelaskan bahwa “…kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka…”. Jadi kalau kita menyimpulkan apa yang tidak dijelaskan petunjuknya, maka saya berusaha untuk tidak menarik kesimpulan atas dasar pemahaman yang bisa saya pahami.
SukaSuka
-
Mei 21, 2007 pada 10:51 am
Islam adalah universal, Al-Qur’an juga universal yang diturunkan kepada seluruh umat manusia dengan segala tingkat kepahaman dan cara berpikir manusia dari jaman Nabi Muhammad SAW sampai akhir jaman nanti.
Bagi yang berpikir dengan lebih mengutamakan rasionalitas yang kurniakan oleh Allah, maka berpikir dan meneliti adalah cara terbaik untuk memahami, meyakini dan mengimani tanda-tanda kebesaran Allah.
Bagi yang tidak selalu berpikir dengan rasional maka mereka juga tidak dapat disalahkan karena cara berpikir dan tingkat kepahaman setiap orang berbeda-beda kan.
Yang jelas, pendapat dan gagasan apalagi hasil penelitian janganlah dimatikan dan dipersalahkan langsung hanya karena berbeda dengan pendapat kita, karena latar belakang cara berpikir dan memahami akan menyebabkan pendapat menjadi berbeda.
Jangan menanggap bahwa keyakinan akan kebenaran yang kita miliki sekarang adalah satu-satunya kebenaran karena kebenaran yang hakiki hanya milik Allah kan (he..he..kayak lagu dewa 19 ya).
Kalo ada perbedaan pendapat itu wajar, tapi janganlan perbedaan itu membuat kita pecah. Tetap Satu! Terus kan mencari kebenaran dan semangat mencapai Taqwa.
Wassalam.@
Betul Mas Ibrahim… saya berpikir (dari sudut pikiran), selain dari penjelasan tentang hoax-hoax, adalah karena ayat ini :Kualitas dari Mujizat selalu meningkat (artinya lebih besar, dan lebih besar lagi), seperti ditegasi dalam QS 43:48 Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada mereka sesuatu mukjizat kecuali mukjizat itu lebih besar dari mukjizat-mukjizat yang sebelumnya. Dan Kami timpakan kepada mereka azab supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).
Sehingga saya berkesimpulan bahwa hal-hal yang sifatnya luar biasa (aneh bin ajaib) yang apakah dianggap biasa atau dianggap sebuah mujizat. Timbul juga pertanyaan, bahkan orang kafir, ketika bulan terbelah pun (QS Al Qamar), mereka langsung tidak percaya. Lalu, dengan kearifan apa Allah memberikan tanda-tanda dengan cara itu?.
Kenapa tanda-tanda itu baru “dimunculkan di abad internet?”, apakah kisah-kisah ribuan abad yang lalu atau jaman setelah nabi-nabi, setelah wafatnya nabi, ada “petunjuk” serupa yang dibukukan dan dibahas para ulama?.
Namun, buat agor nih, lebih menunggu, logika ini datang dari QS 43:48. Itu jadi patokan. Kalau patokan itu salah, pls tunjukkan. Ini bukan soal perbedaan, ini soal pembelajaran kok. Masa saya harus mengimani sesuatu yang tidak ada petunjuknya untuk diimani?. Tidakkah kalau begitu saya hanya mengikuti persangkaan belaka.
SukaSuka
-
September 7, 2007 pada 11:20 pm
banyak bukti kebesaran Allah.. tapi sedikit yang percaya.. parahnya lebih banyak yg lebih percaya dengan adanya dukun2, klenik2 yang mengakibatkan kemusrikan… kalau percaya setan,,, kok malah susah percaya kebesaran Allah and malah nempuh cara syetan.. padahal syetan musuh yang nyata and setan juga ciptaan Allah,…
@
Syetan dari golongan jin dan manusia. Fakta memang, manusia lebih sedikit yang menyembah Allah. Kecenderungan (baca : “tersesat yang jauh”, adalah ketika pilihan adalah menyembah yang bukan yang Maha Menciptakan). Hal ini memang sudah dijelaskan terinci di Al Qur’an. Jadi jelas bahwa penyembah Allah adalah kaum yang terpinggirkan (di mata manusia).
SukaSuka
-
September 8, 2007 pada 12:23 am
Ass.sebelumnya saya meminta maaf apabila komentar saya ini kurang dapat memberikan solusi tetapi bagi saya memang perbedaan pendapat merupakan warna warni dalam urusan duniawi, namun jika masalah akhirat itu masih diperdebatkan sehingga menimbulkan polemik bahkan lebih parahnya sebuah perpecahan diantara sekian banyak umat Islam didunia,maka lebih baik janganlah diperdebatkan tetapi alangkah baiknya biarkanlah pikiran kita mengalir bagai air yang sudah pasti mengalir dari hulu ke hilir.Artinya keyakinan dan keimanan itu tak bisa kita sampaikan lewat media lisan maupun tulisan tetapi hanya bisa disalurkan melalaui hati kita yang paling dalam kepada Allah semata. itu saja…..Wassalam.
@
Wass Mas Indra.
Mari kita berpikir, bahwa kita tidak dapat memberikan solusi. Apa yang kita tulis dan kita sedang pahami, hanyalah jalan kecil untuk lebih mengenalNya, karena karuniaNya. Polemik atau apapun juga adalah alat belajar kita tentang memahami kebaikan dan keburukan. Dan tentu kita selalu mencoba untuk memahami, beriman dan menguatkan hati dan akal adalah hidayah besar yang dianugrahkan Allah kepada kita. Semoga Allah memelihara dan menjadikan kita orang-orang yang beriman, beramal shaleh, dan diampuni dosa-dosa kita yang seabreg….SukaSuka
-
September 16, 2007 pada 8:51 am
Assalamualaikum
Maaf Mas pengelola blog ini, memang blog anda merupakan curahan isi hati dan pemahaman anda, tetapi saat ini sudah menjadi konsumsi publik (dg dipublish melalui internet) maka apapun yang tersurat di blog tersebut akan menimbulkan berbagai tanggapan. Maka sangatlah bijak kalau anda berhati-hati dalam mengungkapkan pendapat..jangan sampai pendapat anda menimbulkan polemik di kalangan ummat. Apa-apa yang akhirnya justru memecah ummat adalah perbuatan yang tidak baik, meskipun itu hanya sekedar pemikiran anda.
Jadi itu Mas pengelola….saya tahu anda tidak bermaksud buruk..anda hanya mengungkapkan pendapat anda sesuai dengan kefahaman keilmuan anda…tapi hati-hati dalam berucap. Salinglah bernasehat dengan lemah lembut.
Jazzakallah khairan katsiiran@
Wass.
Trimakasih atas catatannya. Saya melink beberapa hal yang menyangkut “suara alam kubur” yang tidak saya percayai. Tapi, bukan alam kuburnya yang tidak saya percayai. Juga menyertakan hal-hal yang berkenaan dengan hal ini. Kalau sudi, tentulah keseluruhan dari tag dan link-nya dibaca pula dengan semua komen yang berkenaan dengan hal ini. Bukankah kita dikarunia akal untuk memahaminya.SukaSuka
-
Desember 17, 2007 pada 2:18 pm
saya mulai prihatin dengan nasib manusia sekarang sudah tidak perduli dengan dosa malah beramai-ramai mermbuat dosa . Ada dengan dunia ? kan kita sudah di jaman akhir
sudah selayaknya kita berlomba lomba berbuat amal.@
berbuat amal…. walah… kok kita juga senang mengkafir-kafirkan ya, dan ketika melihat kemiskinan dan kebutuhan… kita bilang kita juga masih banyak kebutuhan yang tidak bisa kita penuhi….. 😦SukaSuka
-
Juli 29, 2012 pada 8:49 pm
[…] sempatbegitu banyak dipercaya “sebagai buah karya” Allah suara jeritan dari Neraka, Dr. Dimitri Azzacov di Siberia yang terjadi tahun 1990-an yang sempat populer beberapa tahun lalu dan menjadikan bukti […]
SukaSuka
Assalamualaikum wr.wbSungguh Allah SWT Maha Besar yg telah menunjukkan tanda-tandanya dilangit dan dibumi.
Berkenaan dgn bukti tanda-tanda kebesaran Allah (foto-foto) dsb, Anda boleh saja berpendapat bahwa anda tidak mempercayai bukti2 seperti itu karena menurut saudara itu adh pekerjaan setan, karena menurut saudara juga bukan zamannya lagi Allah SWT menunjukkan tanda2 kebesarannya seperti itu.
Sebaiknya pendapat saudara tsb tidak diutarakan/issue kan di depan khalayak (web). Karna ini bisa saja menjadi polemik diantara umat Islam sendiri. Naudubillah. Allah hu Akbar yg telah mununjukkan kebesarannya dilangit dan dibumi.
Memang bukti kebesaran Allah SWT tidak untuk diperdebatkan melainkan untuk diImani, karena Sampai kapanpun bukti kebesaran Allah akan tetap tersirat di langit dan di bumi ini baik itu dgn menuliskan lafadnya ataupun tidak.
Sekali lagi saran dr saya ‘tolong diedit/disaring lagi artikel ataupun pendapat pribadi yg mengandung polemik diantara umat Islam”. Sebelum hal ini betul2 menjadi polemik umat islam.
Mari kita sama-sama mencintai Islam
Wasslam
@
Wass. wr.wb. Saya menyampaikan suatu pendapat dengan rujukan seperti pada beberapa tanggapan pada komentar. Tentu saja saya tidak keberatan untuk menghapus, mendelete, atau meminta maaf bahwa dalam proses saya memahami ada kesalahan, atau tentu saja saya harus bertobat karenanya. Namun tunjukkanlah secara jelas. Juga terhadap pembahasan-pembahasan sejenis baik yang setuju atau pun menolak yang bertebaran sangat banyak “keajaiban seperti itu”, baik dari “keajaiban Islam”, maupun dari “agama yang berbeda”. Kalau terjadi selisih pendapat, polemik, atau bagaimana gitu, bagaimana nasehat Allah kepada manusia?.