Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Indahnya Kepalsuan Hidup

Posted by agorsiloku pada Februari 13, 2007

Alangkah indahnya kepalsuan dalam keseharian kita, tanpa kepalsuan maka keindahan itu berkurang cita rasanya.  Sejak kecil, begitu terbiasa kita belajar berpalsu ria.  Hadirnya sosok manusia dalam kepalsuan adalah tradisi semu yang memberikan warna bagi keindahan.

Keindahan adalah tabir bagi kepalsuan kehidupan, tabir bagi kehadiran warna-warna manusia.  Karena itu, kenapa tidak sejak sekolah, sampai kehidupan bernegara dalam berdemokrasi kita menikmati seluruh kepalsuan-kepalsuan itu.

Kepalsuan itulah yang menarik, karena kita suka pada kepalsuan itu maka salah satu prosa eh puisi palsu ini memberikan esensi bagi kehadiran manusia Indonesia.  Ternyata, kepalsuan itu indah ya, aromanya harum, bunyinya nyaring, kualitasnya sama palsunya dengan tata warna kehidupan itu sendiri.

Berpikir memang selalu dimulai dari pertanyaan-pertanyaan paling sederhana.  Kepalsuan mana yang paling indah terekam dalam hati :

“Ketika menyatakan cinta kepada tanah air, kepada isteri, kepada bendera merah putih?”.

“Salam mana yang disambut indah ketika kita menyampaikan dengan tulus segala kepalsuan ucapan?”

Yah… semua keramaian itu, palsu lah, kata penyair palsu itu.

Namun, kepalsuan itu juga yang dinikmati, menjadi bumbu dari segalanya.  Dan, kita hadir menikmati seluruh kepalsuan itu, di sepanjang langkahnya.  Karena itu pula, agor jadi bisa menikmati kepalsuan hidup itu, seperti kata sajak itu.

Tapi, akhirnya toh kita tahu, satu yang asli.

Kematian.

Itu asli lho…..

5 Tanggapan to “Indahnya Kepalsuan Hidup”

  1. Kesimpulannya hidup palsu dan mati asli ya gor? menurutku hidup ga usah palsu apa adanya aja, ga bisa ya ngomong ga bisa, capek kalau palsu melulu

    @
    hi… mba ini, capek emang kalau palsu melulu. Penuh kosmetika dalam setiap jalinannya ya Mba. Tapi nggak cape juga, karena kita kan suka asyik dengan pilihan ini.

    Kan, kehidupan ini, bukankah main-main dan senda gurau belaka?.

    QS 6:32. Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?

    Suka

  2. Terimakasih ya gor pencerahananya, kehidupan memang bukan main2 dan senda gurau, hakikat manusia diciptakan itu sbnrnya apa? pasti ada gunanya to? wong ayam aja ada gunanya…cuman aku masih bingung apa gunanya diriku… dan kenapa aku diciptakan? Itulah gor…aku masih belajar juga, kamu hebat bisa ngupas Al-Quran, kalau saja semua mengaji (mengkaji) spt kamu, sayang berapa persen yg benar2 baca Mukjizat?
    Oh ya nomer rekening udah kupasang GOR, thanks banget atas atensinya ya…semoga Allah selalu mebahagiakanmu amien

    @
    trims Mba Evy apresiasinya, agor sih berbagi pikiran, mencari pahala akherat saja. Sama sekali bukan mengupas Al Qur’an, tapi belajar memahami ayat-ayat Allah karena begitu banyak yang agor tidak mengerti. Yang mengkaji ayat-ayat Allah, menurut agor seisi dunia, sebagian kecil yang mengimaniNya. trim’s no. rek nya, alangkah bagusnya kalau no. rekeningnya BCA, Mandiri, atau Danamon; yang tiga itu paling banyak ATMnya di Indonesia. Kalau itu, betul-betul memudahkan. Bilang sama prof agar tambah gitu no. rekeningnya ya. Insya Allah agor penuhi, biar saeutik.

    Suka

  3. Dono said

    Ass,wr.wb, pak Agor.
    Ciptaan Allah s.w.t atas bumi dan isinya adalah aseli ( hak patentnya adalah Firman-firman Allah s.w.t ).
    Manusia lebih cenderung memalsukan keindahannya agar hati mereka lebih senang dan tenang padanya.
    Iya pak Agor, kematian adalah kenyataan.
    Marilah kita bersama-sama memikul beban dunia ini bersama agar lebih ringan, sebelum datang suatu hari nanti, bahwa kita akan dipikul.
    Segala puji hanya untuk Allah s.w.t semata.

    Oh iya, pak Agor, saya ada pertanyaan sedikit nih,
    Sholat tahajud biasanya boleh berapa rakaat?
    Tolong jawab iya, pak Agor.

    Amin.

    Wassalam.

    @
    Wass. Wr.Wb.
    Mas Dono selalu bernas dan tajam pandangannya, melengkapi kekurangan yang ditulis agor. Terimakasih selalu ya.
    Perihal Sholat Malam, Tahajud gitu. Sebenarnya pertanyaan ini salah alamat lho, karena pemahaman di sini agor sangat miskin. Tapi, agor ingat ada ustad kami menasehati begini :
    Sholat malam (tahajud) Nafilatul Lail –> 8 rakaat (4 kali 2 rakaat), Shalat Syafa’ : 2 rakaat, dan Shalat Witir 1 rakaat. Dianjurkan membaca Al Ikhlas di rakaat pertama, lalu al Kafirun di rakaat kedua pada shalat pertamanya (dianjurkan baca Qunut), setelah itu surat pendek lainnya atau nggak juga gpp.
    Dalam buku Mukjizat Shalat Malam, Penerbit Mizania, dijelaskan ada 4 cara. Cara pertama : Rasulullah shalat malam sebanyak 11 raka’at. Delapan rakaat pertama tanpa duduk (tasyahud). Pada rakaat ke delapan, beliau duduk sambil berzikir dan berdo’a kepada Allah. Kemudian, pada raka’at ke sembilan, beliau duduk, membaca tasyahud, dan membaca salam. Setelah itu shalat 2 raka’at lagi.
    Cara Kedua
    Rasulullah mulai dengan dua raka’at yang ringan. Beliau membaca salam setiap dua raka’at dan shalat witir satu raka’at.
    Cara Ketiga
    Rasulullah shalat sebanyak delapan rakaat dan membaca salam tiap dua raka’at, lalu shalat witir 5 raka’at berturut-turut dan duduk (tasyahud) pada raka’at terakhir. Ini jumlahnya jadi 13 lho. Hal ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.
    Cara Keempat.
    Shalat dua raka’at dua rakaat, lalu shalat witir tiga rakaat sekaligus dengan satu salam.

    Kembali ke pertanyaan awal : Sholat tahajud biasanya boleh berapa rakaat?
    Sholat sunnat tahajud yang pernah saya terima penjelasannya. Kalau bisa, seperti nabi. Kalau nggak ya kurang dari Nabi juga gpp. Maksudnya ya, 3 kali dua rakaat, 2 kali dua rakaat, 2 rakaat saja atau kalau juga tidak bisa (merasa berat) ya satu rakaat saja.
    Kalau nggak juga, ya jangan tinggalkan yang wajibnya, kalau ketinggalan juga atau sibuk ya di ringkas atau qadla juga. Kalau nggak juga gimana ya?.
    Yang penting, tentu saja kita ikhlas melakukannya.
    Begitu penjelasan yang pernah agor terima.

    Suka

  4. Kematian itupun ternyata palsu, Itu hanyalah masa peralihan…

    @
    Betul Kang Urip, hanyalah masa peralihan…. membran dari proses osmosis yang bernama alam kubur…..

    Suka

  5. Dono said

    Ass,wr.wb, pak Agor.

    Thanks pak Agor, atas penjelasannya mengenai sholat tahajud.
    It,s clear now, thank you.

    Wassalam.

    @
    sama-sama.

    Suka

Tinggalkan komentar