Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Sapi Lebih Mirip Ikan Paus Dari Pada Kuda.

Posted by agorsiloku pada Februari 24, 2008

Saya temukan diskusi santun ini di sini.  Tampaknya mereka sedang membicarakan evolusi.  Panjang sekali diskusinya, saya hanya mengambil (kopi pais) sedikit saja, namun menurut saya bermanfaat :

Menurut klasifikasi evolusionis, diatas ordo ada kelas dan filum. Tawon dan semut masuk dalam filum Arthropoda (serangga, laba-laba, dan makhluk lain dengan kaki berbuku- buku). Filum yang disebut Chordata meliputi makhluk dengan notokorda, atau, lebih dikenal, tulang belakang.  Semua hewan dengan tulang belakang seperti ikan, burung, reptilia, dan mamalia yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam sub-filum dari Chordata yang dikenal sebagai vertebrata.

Bukan berarti hewan yang dengan ciri2 kemiripan morfologis dan kedekatan kerabat adalah merupakan bentuk peralihan dari binatang yang lain, ini jelas mengada2, karena mereka secara genetik adalah sangat berbeda.
sebagai contoh struktur DNA manusia yang katanya berasal dari kera ternyata bahwa “hampir 75% gen manusia memiliki kesamaan dengan nematoda—cacing-cacing tanah yang panjangnya beberapa milimeter. Sehingga saat ini sistem klasifikasi tersebut sudah banyak yang menolaknya

Patokan 75% gen tidak bisa menjadi sekedar dasar klasifikasi, lagipula persamaan gen pada yang sekerabat itu seharusnya malah lebih tinggi dari 75%

Di tahun 1990-an, penelitian ke dalam kode-kode genetis makhluk hidup memperburuk kebingungan yang dihadapi oleh teori evolusi tentang hal ini. Dalam percobaan-percobaan ini, tidak seperti pembandingan-pembandingan sebelumnya yang dibatasi pada urutan protein, urutan “RNA ribosom” (rRNA) dibandingkan. Dari temuan-temuan ini, ilmuwan evolusionis mencoba membangun sebatang “pohon evolusi.” Akan tetapi, mereka dikecewakan oleh hasil-hasilnya.

Singkatnya, dengan semakin berkembangya biologi molekuler, konsep homologi kian kehilangan pijakan. Pembandingan-pembandingan yang telah dilakukan atas protein, rRNA, dan gen mengungkapkan bahwa makhluk-makhluk yang disangka kerabat dekat menurut teori evolusi sebenarnya sama sekali berbeda satu sama lain.

Itu sebabnya klasifikasi selalu berubah berdasarkan temuan baru, sifat ilmu peengetahuan seperti itu. Mimi karena penelitian genetis yang berulang kali dinyatakan lebih dekat secara kekerabatan dengan laba-laba, bukan dengan kepiting, akibatnya taksonomi mimi berubah.

Sebuah penelitian tahun 1996 menggunakan 88 urutan protein mengelompokkan kelinci ke dalam primata, bukan rodensia.
Analisis tahun 1998 terhadap 13 gen pada 19 spesies hewan menempatkan babi ke dalam Chordata; dan penelitian lain di tahun 1998 pada 12 protein menempatkan sapi lebih dekat ke ikan paus daripada kuda.

Sebuah taxon tidak serta merta langsung dirubah berdasarkan satu penelitian. Sifat ilmu pengetahuan bukan dogma yang tidak bisa ditentang. Apabila didukung oleh banyak bukti, penempatan taxon bisa berubah. Jadi kelinci yang rodensia tidak serta merta dirubah ke primata. Tapi babi kan emang chordata (hewan bertulang belakang), dan mungkin saja kekerabatan sapi lebih dekat dengan ikan paus daripada kekerabatannya dengan kuda.

Diskusi di atas menjelaskan hal yang menarik bahwa pohon evolusi tidak lebih kurang sekedar klasifikasi yang jika sudut pandangnya diubah, maka pohonnya goyang ke kiri dan kanan atau bahkan ambruk…. 🙂

Namun, harus juga kita akui bahwa dunia empiris, kesamaan, klasifikasi adalah model statistik/gambaran yang paling mudah dipahami.

6 Tanggapan to “Sapi Lebih Mirip Ikan Paus Dari Pada Kuda.”

  1. Sir Spitod said

    Saya menjadi semakin yakin teori evolusi itu bohong.

    @
    Mungkin tidak benar… tapi pendekatannya dalam mengklasifikasi, membagi-bagi kesimpulan saya kira pantas diacungi jempol juga 😀

    Suka

  2. Haniifa said

    Ohhh…
    Perangnya sudah beralih antara arkeolog dengan bio molekuler yach !??
    Trim’s artikelnya.

    @
    😀

    Suka

  3. dhe kamto said

    Saya setuju, bahwa klasifikasi tidak berlanjut kepada evolusi.terima kasih untuk wacana dan pengetahuannya.

    Suka

  4. Abudaniel said

    Assalamu’alaikum,
    Teori Evolusi Darwin dibangun dari merangkai hipotesa ditambah dengan pengamatan sekilas. Jadi bukan berdasarkan bukti hasil eksperimen dan pemantauan berkelanjutan.
    Begitu juga dengan teori “evolusi” manusia, dibangun berdasarkan pada “sekelumit” penemuan atas sisa kerangka “suatu” makhluk. Dari hasil penemuan yang hanya sedikit itulah dibuat bagan evolusi manusia.
    Sampai sekarangpun, setelah lebih dari 1 abad, sejak Darwin menelurkan teorinya, belum ada manusia, apakah sarjana maupun orang biasa yang melihat monyet berevolusi menjadi manusia. Tidak secara utuh maupun bertahap.
    Penjelasan yang cukup panjang lebar mengenai evolusi dan bantahan terhadap teori ini bisa kita baca dalam buku karangan seorang ahli bedah merangkap ahli bio-molekuler berkebangsaan Perancis Dr. Maurice Buccaile ( Asal Usul Manusia menurut Sains, Bible dan Al-Quran ).
    Wassalam,

    @
    Wassalamu’alaikum Ww.
    Memang di situlah letak polemiknya… dan kita kerap juga “menyukai” sekaligus “marah” dengan polemik ini…
    penjelasan dari Dr. Maurice Buccaile juga tidak kalah menariknya dari berbagai uraian dari HY…
    😀
    Wsl.

    Suka

  5. abumuadz said

    saya lahir tahun 1976
    saya merupakan makhluk yang hidup 300.000 tahun yang akan datang dari tahun 298.024.
    selama saya hidup belum pernah melihat ada makhluk berevolusi.
    tapi kalo beradaftasi saya akui yes!

    @
    bingung… 😀
    berarti 2008 = 298.024

    Suka

  6. […] moyang yang sama), seharusnya mulai ditinggalkan.   Contohnya, kalau melihat komposisi genetik, Sapi lebih mirip ikan paus dari pada kuda !.  Dengan kata lain, bicara di ranah pemikiran ala Darwin dan kemiripan morfologis di era biologi […]

    Suka

Tinggalkan komentar