Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Manusia Itu Tidak Memiliki Kehendak Bebas Sama Sekali…

Posted by agorsiloku pada Mei 1, 2008

Ada komentar-komentar yang saling melengkapi dan indah dari tulisan pendek mengenai kehendak bebas. Saya harus sampaikan terimakasih dari rekan Haniifa, Truthseeker, Anonymous, Mas Abudaniel, dan rekan lainnya yang memberikan gambaran saling melengkapi dan mencerahkan. Sebuah proses dari perjalanan berpikir kerap lebih penting dari pada hasil itu sendiri. Ada memang skala-skala perbedaan dan penafikan, tapi saya percaya, perbedaan itu adalah rahmat bagi sebuah proses untuk mendapatkan keniscayaan pemahaman. Dan kita sedang mengarah ke sana. Semoga.

Saya ingin mengatakan skala-skala, karena perbedaan antara tataran diskusi memang beragam dan tidak mudah dipersatukan. Ambil misalnya sebuah diskusi tentang “jumlah sudut satu segi tiga sudah pasti tidak 180 derajat”, “Jarak dua buah titik di permukaan bumi dari A ke B tidak sama dengan jarak dari B ke A”, “tinggi sebuah benda adalah selisih jarak antara dua bidang ekuipotensial”. Karena bidang ekuipotensial dipengaruhi oleh masa; maka sudah tentu pula tinggi benda dipengaruhi oleh massa bumi. Tentu saja ini bukan berarti pula “penyederhanaan” jumlah sudut sebuah segitiga 180 derajat itu salah. Itupun benar.

Istilah lain, Mas Haniifa menyebutnya “serupa tapi tak sama”. Saya hanya ingin menegasi bahwa kehendak bebas dalam postingan yang di link adalah dalam tema bebas mutlak. Tidak menafikan kebebasan dalam batasan manusia, tapi memang berada pada tataran diskusi memahami kebebasan dalam pengertian bebas dari (segala) pengaruh. Karena manusia bergantung selalu pada sesuatu apapun juga, maka manusia tidaklah memiliki kebebasan dalam arti sebenarnya.

Kebebasan memilih dan kehendak bebas adalah dua persoalan yang berbeda. Memilih dalam artian sederhana seperti memilih a, b, c, atau d adalah kebebasan untuk menentukan pilihan terbatas. Bukan kehendak bebas dalam pengertian bebas dari pengaruh lainnya.

Kita tentu bersepakat bahwa kita berlayar karena kita diijinkan dan disediakan oleh Allah sarana untuk berlayar. QS 10. Yunus 22. Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata): “Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur.” Ayat ini menegasi posisi kita adalah tidak bebas, tapi disediakan tempat untuk melakukan sesuatu. Karena itu, manusia tidak dapat berangkuh diri mengatakan dirinya bebas merdeka, bebas melakukan apa saja. Sesungguhnya, dan jika dipikirkan kembali, terasa bahwa pada segala apapun yang menjadikan kita ada, kita tidak memiliki kebebasan “mutlak”. Jadi kehendak bebas itu tidak ada, kita bebas dalam segala keterbatasan kita.
Kalau kita bebas dalam keterbatasan kita, kita juga dipengaruhi oleh kebebasan yang dimiliki oleh orang lain yang akan mempengaruhi kebebasan kita.
Dalam alam demokrasi, kita bebas menentukan pilihan siapa pemimpin kita (tapi dibatasi oleh calon yang telah ditetapkan oleh Komite Pemilihan Umum), kita bebas memilih, tapi pilihan kita dipengaruhi oleh pemilih yang lain, yang menang, belum tentu yang kita inginkan.
Lalu adakah kita memiliki Kehendak Bebas dalam arti sebenarnya. Contoh tentu saja banyak sekali, seperti pada postingan, saya tidak bisa mengubah diri saya jadi alien yang darahnya bisa melumatkan besi 😀 (film alien), saya juga tidak bisa mengusir seluruh penduduk bumi agar hijrah ke Mars. Kehendak bebas saya tidak bebas karena saya terbatas.
Mas Anonymous menegasi agar saya memberikan satu contoh bebas mutlak, namun kesimpulannya dalam kalimat terakhir “justru itu yang saya maksudkan dalam postingan ini”. Jadi persepsi itu sama. 😀 Contoh kehendak bebas dari segala pengaruh jelas ada. Dan itu tentu saja yang kita imani dari Sang Maha Berkehendak. 😀

Oh ya.. saya tidak ingin memberikan contoh satupun mengenai bebas in konteks, karena saya tidak bisa membuat matahari atau mengubah hukum-hukum fisika 😀

Lalu bagaimana dengan kata, burung “terbang bebas” atau “bebas merdeka”?.

Hm…m… ini seeh seperti kita mendiskusikan contoh di atas tadi, segitiga tidak 180 derajat. Berada pada konsepsi yang berbeda, di kelas yang berbeda… tentu kalau diadu-adukan atau disama-sama kan menjadi (sepertinya) bertentangan.

Mas Abudaniel menjelaskan kembali dengan jernih kehendak bebas untuk sebebas-bebasnya memilih. Yang kemudian harus kita cermati adalah keterbatasan kita ketika kita sebebas-bebasnya memilih selalu dipengaruhi oleh kebebasan yang lain. Betul itu adalah efek dari yang mempengaruhi kita, karena itu pula kita sebenarnya terbatas dalam melaksanakan kebebasan pilihan kita.

Namun, apa seeh yang dimaui dari postingan keseluruhan terhadap kehendak bebas, kebebasan memilih itu. Yah… sederhana juga, manusia hanyalah ciptaan Allah yang bergantung kepada ciptaanNya yang lain. Tidak berdiri sendiri. Kita tidak bisa angkuh di hadapanNya bahwa kita telah diberikan kebebasan, seperti kata ayat yang menjadikan manusia berlayar atau berjalan di daratan, adalah wahana dari bagian yang memungkinkan manusia bersyukur atas nikmatNya. Atau seperti ayat ini : 7. Al A’raaf 57. Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

Juga seperti disampaikan Mas Abu, kebebasan memilih itu memiliki konsekuensi. Artinya semua pilihan apapun yang akan diambil manusia, seperti juga di alam dzar… terang penuh, terang gelap, gelap adalah pilihan-pilihan yang telah disediakan dan berkonsekuensi. Kita tidak berada dalam kehendak bebas, dan kita tidak akan pernah bisa keluar dari untuk berkehendak bebas dari seluruh konsekuensi. Sebagai mahluk ciptaan, kita diingatkan dengan ayat yang menegasi, siapa yang sesungguhnya yang berkehendak bebas. Ayat yang dikenal sebagai ayat kursi menjelaskan reposisi pemahaman ini dengan sangat seksama.

Subhanallah…..

28 Tanggapan to “Manusia Itu Tidak Memiliki Kehendak Bebas Sama Sekali…”

  1. akmal said

    Bagaimana manusia dapat memiliki kehendak bebas mutlak, kalau untuk memilih tempat kelahiran, bentuk wajahnya, bagaimana pola detak jantungnya saja tidak bisa?
    Kehendak bebas manusia dibatasi oleh keterbatasan akalnya, sejauh persepsi dan pemahaman yang dapat dicapainya. Pilihan-pilihan nampak beragam dalam keterlibatan akal, namun pada akhirnya hanya satu keputusan yang dijalankan. Posisi manusia sebagai pelaku/pemutus pilihan memang tidak bisa lepas dari “objek” di sekitarnya. Dalam fase kehidupan di dunia ini, tiap-tiap sesuatu telah ditentukan ukurannya.

    Salam…

    @
    Bahkan untuk memilih jam berapa bangun pagipun.. bukan perkara mudah….

    Suka

  2. winsolu said

    nggak ada yang mutak kecuali sang Pencipta..
    😀

    @
    Subhanallah….

    Suka

  3. haniifa said

    Subhanallah…..

    @
    Subhanallah, judul ini memang membingungkan ….
    manusia itu tidak memiliki kehendak bebas sama sekali
    manusia itu – tidak memiliki kehendak bebas – sama sekali
    manusia itu – tidak memiliki kehendak – bebas sama sekali
    manusia itu tidak memiliki – kehendak bebas – sama sekali
    manusia itu tidak memiliki – kehendak – bebas sama sekali
    Pada pengertian mana yang lebih tepat.
    Terkendalan garis pemisah … batas kata, batas pengertian….

    Suka

  4. alex said

    Saya memang tidak pernah percaya pada adanya kehendak bebas yang ‘bebas sama sekali’ itu, Mas.

    Karena tetap saja ada keterbatasan yang menunjukkan bahwa kita adalah ciptaan sesuatu. Sesuatu yang kita sebut dengan Tuhan 🙂

    @
    Namanya juga ciptaan… manalah mungkin terbebas dari ukuran-ukuran penciptaan… 😀

    Suka

  5. Assalamu alaikum wr wb
    kalau di postingan saya,Malaikat itu robot.sebenarnya begitu juga manusia.akan tetapi pemahaman seseorang berbeda2,takut menyesatkan.mendingan yang ringan dipahami dulu…malaikat adalah robot

    wassalam

    @
    Wass. apakah karena patuh, maka diasumsikan robot… 😀

    Suka

  6. pada akhirnya segala yang kita alami hanya patut untuk disyukuri dan disabari

    @
    Ini yang memang agor juga harus banyak belajar.. bersyukur, sabar… Trims diingatkan….

    Suka

  7. truthseeker said

    Judulnya kontroversial, kayak yg akan banyak yg ribut.
    Ehh..isinya gak bisa didebat lagi, wong crita ttg kebebasan mutlak..hehehe.. 🙂
    Kebebasan Mutlak hanya milik Allah, jd pasti “manusia tdk memiliki kehendak bebas (mutlak)”.

    Mas Agor tolong kasi tau, dimana kira2 akan terjadi silang pendapat..:)

    @
    ha..ha..ha.. seperti yang ditulis di awal, pada lingkup bahasan mana yang disampaikan dan dipahami. Kadang meluas, kadang menyempit. Seperti segitiga tidak 180 derajat dan segitiga selalu 180 derajat itu. Semuanya benar, hanya pada radius mana kita berwacana. Jadi happy-happy saja. Kita kan sedang mengasah satu anugerah (dan ujian) dari Allah Swt. Akal.

    Suka

  8. haniifa said

    @mas Truthseeker
    dimana kira2 akan terjadi silang pendapat..
    Bagai mana kalau disini saja… 😀

    1. Menurut saya yang hanya percaya teoriBumi mengelilingi Matahari ?? BOHONG

    2. Menurut saya juga yang hanya percaya teoriMatahari mengelilingi Bumi ?? BOHONG

    Menurut mas, yang super bohong siapa ?? iseng ajah.. 😀

    @
    wah… yang bohong yang mengelilinginya. tapi bumi dan matahari kan sama-sama beredar pada garis edarnya. Ini nggak bohong… 😀

    Suka

  9. haniifa said

    @mas Agor
    a..haa 😀
    Gimana kalau bikin judul.
    Teori Bumi mengelilingi Matahari = Teori Matahari mengelilingi Bumi”

    Tambahan:
    Siapapun boleh mewakli mas Agor atau mas Truthseeker
    Boleh juga mewakili dua-duanya lho… 😀

    @
    Lho.. di blog ini pernah membahas diskusi mengenai bumi mengelilingi matahari dan juga link-linknya yang saling tumpang tindih….. Tapi kalau keduanya dianggap sama, lalu piye toh. Pertanyaannya akan menjadi, kita lagi di bumi, matahari, atau kita menjadi pengamat di luar bumi dan matahari… 😀

    Suka

  10. haniifa said

    Ha..ha..ha… 😀
    Jeruk minum jeruk !!!
    Gimana kalau saya percaya 100% “Teori Matahari mengelilingi Bumi”
    dan…
    Mas Agor percaya 100% “Teori Bumi mengelilingi Matahari”
    Kalau setuju…
    Step by step kita cari persamaannya…demi kedamaian 😀

    @
    Nanti kita diskusikan kembali ya di postingan yang sesuai temanya… 😀

    Suka

  11. insansains said

    ^_^ hihi… ternyata kalian bisa saling melengkapi ya..!
    Subhanallah, jadi pengen ikutan.
    Nandain dulu blog-ny yach…!! SIP
    salam kenal

    @
    Salam kenal kembali… terimakasih Mas Insan sudi berkunjung. Lama agor juga tidak bisa menyempatkan waktu untuk berkunjung ke rekan-rekan maya yang daftarnya begitu banyak… dunia betul-betul melenakan….

    Suka

  12. haniifa said

    @mas Insahsains
    Waah… seri neeh… 😀
    Ginma kalau saya menawarkan sama mas ??

    Suka

  13. Assalamu alaikum wr wb
    waduch….dah telat nich..
    Oh iya..
    Malaikat hanya melakukan perintah (program)
    Robot Tanpa program pun takkan bekerja.
    Echhh..nggak taunya ada program default buat manusia & jin..contoh butuh makan,minum, atau bisa melihat,mendengar & berpikir tapi…programnya bisa di update and upgrade..
    Yang kasih program siapa ya???
    jangan salah ambil program”””ntar yang ke update bukannya program malah virus dari iblis..Eit tenang aja ..kan dach ada anti virus..
    Eit lupa lagi…kok kita butuh oksigen,makan dllnya ya..???
    kalau yang bebas mungkin cuma ketika udach mati ya…???
    Ech..nggak juga tuch..Masih ada pertanggung jawaban..
    Wassalam..

    @
    Wass.
    Makanya saya harus memikirkan kembali pernyataan pendeketan model berpikir : malaikat sebagai robot !?. Namun jelas disampaikan Allah, bahwa malaikat itu patuh.
    Wass.

    Suka

  14. haniifa said

    ??… 🙂 🙂 🙂

    Pertengkaran antara Heliosentris dan Geosentris hanyalah ribut-ribut mengenai tidak apa-apa (much ado about nothing)

    so…
    Teori Bumi mengelilingi Matahari = Teori Matahari mengelilingi Bumi”

    What’s Next…

    @
    Saya pernah membahas di postingan dengan tema ini :
    Bumi mengelilingi matahari.
    Memang tidak ada solusi/konklusi… sekedar ikut-ikutan saja 😀

    Suka

  15. Herianto said

    Apa kabar nih mas Agor … 🙂
    Mas haniifa “membisikkan” ada diskusi asyik mengenai ini di sini.
    So saya tertarik nih untuk memberi komentar begini :
    ====================================================
    Manusia memiliki kehendak atas dirinya dan Allah berkehendak atas manusia. Jadi semacam ada hubungan transitif seperti :
    Tuhan (Kehendak=NYA) –> manusia –> kehendaknya

    Jadi kehendak manusia berada dalam Kehendak Allah.

    Kita tentu berkehendak atas diri kita, dan Allah pun berkehendak atas kehendak kita itu.
    Sebagian Kehendak-NYA ada di sunnah-NYA yaitu aturan2 baku di alam/kehidupan ini.

    Bukankah Rekayasa manusia (kehendak manusia) sangat tergantung (harus berdasarkan) pada aturan2 alam (Kehendak)-NYA.

    Dalam hal ini tentu kita juga harus meyakini bahwa Kehendak-NYA bisa saja berada di luar aturan alam-NYA.

    Demikian apa yg saya pahami selama ini.

    Ma’af ya kalo komentarnya dah basi. 🙂

    @
    Hallo Mas Herianto, sudah lama ya kita tak bertukar sapa.. 😀
    Saya tak berani lagi memberikan catatan… langsung keluar jurus pamungkas sih….
    Semoga catatan dari Mas Herianto ini menjadi penyejuk pemahaman atas pemahaman kehendak-kehendak yang bertebaran di muka bumi manusia ini… 😀

    Suka

  16. Abudaniel said

    Assalamu’alaikum,
    Wah lagi seru ngebahasin Bebas dan nggak bebasnya berkehendak ya ?.
    Maaf baru bisa gabung. Barusan pulang dari umrah, mumpung ada nyang ngebayarin.

    Di Mekkah sekarang Pemerintah Saudi lagi menggunakan hak bebas berkehendaknya. Semua gedung dalam radius +/- 200 meter dari Masjidil Haram sedang dirobohin. Konsekuensinya, hak bebas menghirup udara segar jamaah jadi terganggu. Padahal jamaah mempunyai hak sebebas-bebas berkehendak menghirup udara segar. Tak boleh seorangpun menggangu. Tapi itu tadi, hak bebas jamaah akan berbenturan dengan hak sebebas-bebasnya untuk merobohkan bangunan pemeintah KSA demi perluasan mesjid. Kita boleh berkehendak bebas. Tapi apakah kehendak kita tersebut bisa wujud?. Belum tentu!. Sekedar berkehendak, monggo mas. Bahkan, kasarnya, berkehendak jadi Tuhan sekalipun nggak ada nyang ngelarang. Berkehendak jadi kafir juga, taffadhdhal akhi. Mau jadi nabi, seperti Lia Edan atau Kang Mussadeq, sile saje bang.
    Konsekuensinya itu. Kehendak kita atau mereka, pasti akan berbenturan dengan kehendak engkau dan dia. Ini baru benturan dengan kehendak sesama manusia. Apa lagi dengan kehendak Yang Maha Berkehendak. Kehendak bebas kita akan terujud, sejauh bersesuaian dengan kehendak Allah ( walaupun bebenturan dengan kehendak bebas manusia lain).
    Wassalam,

    @
    Waalaikum salam Mas Abu… bahagianya kembali dari rumah Allah. Semoga senantiasa dalam rahmat yang maha Pemurah dan diampuni segala salah dan khilaf Mas Abu n keluarga. Amin…
    Dari beberapa uraian postingan, ini yang sebenarnya ingin disampaikan, selain yang secara jernih disampaikan oleh Mas Herianto. Kehendak-kehendak yang berbenturan akan menghasilkan sinergi baru untuk menghilangkan atau mendapatkan energi tambahan. Sejumlah manusia yang berhimpun dalam satu ibadah adalah resultate kehendak dari sebuah keniscayaan. Pada dasarnya setiap langkah kehidupan manusia dan seluruh unsur kehidupan di alam semesta adalah penjumlahan resultante-resultante kecil kehendak yang bergabung menjadi sesuatu dan sesuatu.
    Saya teringat teori acak, satu tiupan atau kepak sayap kupu-kupu dapat menjadi badai besar di belahan benua lain. Ini adalah makna resultante kehendak. Benturan kehendak adalah keniscayaan yang muncul atau menjadi lenyap. Lenyap juga adalah tidak lenyap ketika dipahami 1-1 = 0. Hasil nol bukan tidak ada daya, tapi berkolaborasi dalam arah berbeda.
    😀

    Suka

  17. haniifa said

    @mas Abudaniel “BIN” Mei 14, 2008 pada 5:10 pm
    Saya mau nanya neehh… 😀

    Apa betul di Kerajaan Saudi Arabia (KSA) hanya ada “satu” tempat peribadatan kaum yang meng-Esa-kan Tuhan (Baca:Allah saja ??

    Apakah sudah menjadi kehendakNya ?!

    @
    Hanya ada satu tempat saja, KSA yang sebagiannya menjadi tanah haram. 😀
    di KSA ada dua tempat yang menjadi tempat istimewa (Mekkah dan Madinah), sebelumnya juga di Yerusalem sampai Nabi diijinkan Allah mengalihkan arah kiblat…. 😀

    Suka

  18. haniifa said

    @mas Agor
    Wallah… knapa @mas Abudaniel “BIN” Mei 14, 2008 pada 5:10 pm, kok.. meneng bae .)
    Alhamdulillah…
    Duhhh maafkan @mas Abudaniel “BIN” Original 😀

    @
    mungkin sedang sibuk bagi-bagi air zam-zam…. 😀

    Suka

  19. Abudaniel said

    Assalamu’alaikum,
    Setahu saya memang betul pada saat ini hanya ada “satu” tempat beribadat untuk menyembah Allah diseluruh wilayah tanah haram (Mekkah, Madinah, Mina, Muzdhalifah dan sekitarnya). Sementara di tanha halal, seperti Riyadh, Jeddah dan lain-lainya, saya belum dapat berita.
    Tapi dari informasi selentingan, memang tidak terdapat rumah ibadat lain selain mesjid diseluruh wilayah KSA. Inilah yang menjadi bahan protest oleh pihak umat Nasrani/Katolik Vatikan (Roma) ketika umat Islam yang berdomisili disana berkeinginan untuk mendirikan mesjid di Vatikan khususnya.
    Apakah ini sudah kehendakNya?. Saya rasa, saat ini iya. Kehendak bebas pemerintah KSA (sementara ini ), untuk tidak mengizinkan berdirinya rumah ibadah selain mesjid di KSA bertemu dengan kehendak Allah, walaupun harus berbenturan dengan kehendak bebas umat Nasrani/Katholik untuk mendirikan gereja disana.
    Padahal pada zaman Rasulallah, masih terdapat gereja atau synagog di tanah Arab. Bahkan Rasulallah sendiri melarang umat mengganggu atau merobohkannya. Tapi, khusus di Tanah Haram, sejak Fathul Makkah, maka sudah tidak terdapat lagi yang namanya tempat untuk ibadah para penyembah berhala, termasuk didalamnya rumah ibadah Yahudi maupun Nasrani. Walaupun masih terdapat penduduknya yang belum Islam. Wallahu a’lam.
    Wassalam,

    Suka

  20. haniifa said

    Subhanallah….
    Kita kecipratan air zam-zam (baca:siraman rohani) dari seorang hamba Allah, yang setia mengunjungi rumahNya (Ka’bah).
    Terima kasih mas @Abudaniel, semoga Allah senantiasa mencurahkan karuniaNya pada mas sekeluarga. Amin.

    Suka

  21. aburahat said

    Kalau menurut saya utk memilih kita MASIH mempunyai hak mutlak. Tp berkehendak tdk ada hak mutlak. Mengapa saya katakan kalau hak memilih kita MASIH mempunyai hak mutlak sebab Allah mengizinkan seperti Firman Allah Yg artinya SIAPA YG INGIN PETUNJUKKU AKAN KUBERI PETUNJUK DAN SIAPA YG MENGINGINKAN KESESATAN AKAN KU SESATKAN. Klu menurut pemahaman saya mk kemutlakan hak memilih telah dilimpahkan pada kita.Kita mutlak berhak memilih sesat atau petunjuk. Wallahu A’lam. Allah lbh mengetahui

    @
    Kurang lebih begitu. Pada bagian postingan ini, saya menyampaikan sedikit untuk kebebasan berkehendak dibatasi oleh kehendak-kehendak yang lain dalam pengertian seluas-luasnya. Ambilah contoh, ketika saya hendak menulis di layar monitor, maka kehendak mutlak saya dibatasi oleh “Bill Gates” sehingga saya hanya bisa menulis dengan jenis huruf yang telah disediakan oleh Microsoft Word atau oleh Matt WordPress. Saya tidak bisa menjalankan kehendak bebas saya secara mutlak.
    Dalam hal petunjuk Ilahi, apalagi seperti difirmankan Allah, posisi petunjuk berada pada posisi yang memang harus diakui tidak ada daya fisis manusia atau teknologi atau kekerasan apapun yang membuat seseorang kehilangan hak mutlaknya untuk “kesediaan” menerima atau menolak petunjukNya. Bahkan orang yang teraniaya dan dihukum mati, dirajam sekalipun, jika dia tetap beriman dalam segala “ujian”nya maka tidak ada sesuatu apapun yang bisa diketahui manusia bahwa hatinya ingkar. Kepada jiwalah dipahami petunjukNya, dicari, dan didapatkan. Raga bisa terkurung, tapi tidak jiwa. !
    Salam dan terimakasih untuk catatannya yang bernas.

    Suka

  22. haniifa said

    @mas Aburahat
    Setuju mas, memilih kita mempunyai hak mutlak (tapi dalam koridor habluminanash)
    Sementara berkehendak tidak mempunyai hak mutlak (baik dalam koridor habluminanash maupun habluminallah)

    Sebagai gambaran :
    Jika seorang siswa memilih jawabah Benar atau Salah .
    1. Memilih jawaban Benar.
    2. Memilih jawaban Salah.
    3. Tidak memilih (tidak menjawab)
    Nilai yang diperoleh tergantung soal, dan kehendak guru pemberi nilai (bisa saja jawaban ngawur tapi nilai tinggi, atau sebaliknya 😀 )

    Salam kenal kembali, Haniifa.

    Suka

  23. armand said

    Salam kenal.
    Terima kasih mas Agor dan mas-mas yg kasi komen. Simpul-simpul yang rumit (menurut saya) diblog ini dicoba untuk diurai. Go ahead!
    Semoga kehendak kita dipertemukan dan sesuai dengan kehendak Allah swt. Amin.

    @
    Amin, salam kenal kembali dan terimakasih untk kesediaannya berkunjung ke blog ini….

    Suka

  24. aburahat said

    Saya ingin tambahan penjelasan agar dirasakan lbh mantap dg cth:
    Ump kita dihadapi memilih kaya atau miskin maka kita mempunyai hak mutlak menentukan dan kita dpt. Di sinilah yg disebut mutlak krn kita mendpt apa yg kita pilih. Tp kehendak tdk kita berkehendak jd kaya blm tentu kehendak kita terkabul bs 50/50 bs juga gagal jd dlm berkendak tdk ada yg mutlak. Insya Allah benar hehehe

    @
    😀 lebih mantap….

    Suka

  25. haniifa said

    @mas Aburahat
    Wahh… Alhamdulillah
    Ternyata banyak yang senada.
    Terima kasih mas, terasa semakin mencerahkan. 😉

    Suka

  26. […] Kebebasan memilih dan kehendak bebas adalah dua persoalan yang berbeda. Memilih dalam artian sederhana seperti memilih a, b, c, atau d adalah kebebasan untuk menentukan pilihan terbatas. Bukan kehendak bebas dalam pengertian bebas dari pengaruh lainnya. […]

    Suka

  27. […] Pemain pertama manusia, pemain kedua komputer.  Semua langkah-langkah kemana saja boleh, sepanjang dibolehkan.  Dengan kata lain, skak mat boleh dan permainan berhenti.  Raja dari bidak catur tidak bisa […]

    Suka

  28. antelove7 said

    OO…jadi Tuhan memiliki “kehendak bebas”,
    misalnya membuat soal dengan pilihan a, b atau c

    dan manusia memiliki “bebas kehendak”, atau
    dalam artian, cuma bebas berkehendak , atau bisa juga cuma “bebas memilih” salah satu dari a, b atau c ….

    manusia bebas berkehendak yang dibatasi

    Suka

Tinggalkan komentar