Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Kiamat, Lalu Surga dan Neraka itu, Sudahkah Terjadi?

Posted by agorsiloku pada November 26, 2010

Ini bukan soal Jabariah atau Qadariah. Ini hanya bertanya kembali : Apakah masa depan di sisi Allah sudah terjadi?.  Lantas, semua kejadian memiliki jalurnya masing-masing.  Paralel ?.

Untuk seorang programmer, katakanlah sebuah program komputasi permainan catur.  Semua kemungkinan dan ketidakbolehan dalam permainan dibuat script-nya.  Pemain pertama manusia, pemain kedua komputer.  Semua langkah-langkah kemana saja boleh, sepanjang dibolehkan.  Dengan kata lain, skak mat boleh dan permainan berhenti.  Raja dari bidak catur tidak bisa terus bersembunyi di balik benteng atau lari naik kuda, keluar dari arena.

Untuk sang programmer, semua langkah diperhitungkan dan disediakan.  Semua harus dikalkulasi menurut tingkatan kompleksitas permainan dan gerakan lawan main.  Begitu kiamat skak – mat, maka permainan baru dimulai.  Diperhitungkan yang masuk surga dan neraka menang dan yang kalah.  Untuk sang programmer yang menyusun setiap gerakan dari bidak putih dan hitam, semuanya harus masuk dalam kalkulasinya.  Kalau tidak, akan muncul bug-bug yang membuat dunia permainan catur komputer menjadi hang, alias tidak berfungsi sebagaimana kehendak programmer.

Tentu saja uraian ini sama sekali tidak cukup untuk menjelaskan atau menganalogikan bahwa surga dan neraka belum terjadi.  Cukup banyak uraian yang dijelaskan oleh Allah mengenai kejadian kiamat yang rahasia waktunya hanya Allah yang mengetahui, kejadian ketika manusia dan jin dicemplungkan ke dalam azabnya atau menerima ridhaNya dan dimasukkan ke dalam surgaNya.   Apakah semua kejadian itu sudah terjadi?.

Hanya kalau sudah terjadi (tentunya dalam perhitungan relativitas waktu), maka masih ada pernyataan berikutnya : “Lha, kalau sudah terjadi, lalu apa maksud Allah dengan menyatakan … senantiasa dalam kesibukan…. (QS  55:29) atau jika ada ayat yang menjelaskan : Jika Allah menghendaki…. bagaimana kita memahami dan menyikapinya, kalau itu sudah terjadi, atau Nabi Khidir (menurut ahli tafsir pertemuan Nabi Musa dengan seorang hamba Allah yang telah diajarkan ilmu Allah adalah Nabi Khidir, Al Qur’an sendiri tidak menjelaskan nama Nabi Khidir) yang membunuh anak yang kalau sudah besar akan menjadi jahat? dan kisah-kisah janji Allah terhadap masa depan, sedang kita berada pada kekinian.

Duh, bingung juga.  Memang waktu invarian terhadap pengamat.  Tapi, kalau alam semesta ini sudah selesai dan surga dan neraka juga sudah selesai, masing-masing sudah berada di tempatnya masing-masing, maka pernyataan masa depan tidak memiliki makna secara akal.  Namun, kalau dipahami sebagai grand disain dari variabel yang mungkin terjadi dan mungkin pula tidak terjadi (jika Allah menghendaki) maka kejadian yang disebut masa depan, semestinya belum terjadi.

Ini memang sih membingungkan, seperti sebuah  pesawat yang terbang dengan cepat  memburu pesawat di depannya, lalu menembak dengan senjata sinar laser.  Sang pilot pemburu melihat senjatanya melesat dan menerjang pesawat musuh di depannya, tidak lama kemudian pesawat musuh hancur berantakan.  Tapi, ketika kedua pesawat terbang itu melaju mendekati kecepatan cahaya, maka senjata itu tidak pernah sampai menerjang musuhnya, karena senjata lasernya tidak pernah bisa menembak (dilasi waktu, tidak bisa lebih cepat dari cahaya, jadi limit c+c = limit c juga. Wah pusing memikirkannya.  Biar saja itu urusan pakar.

Toh, untuk seorang programmer catur,  semua langkah-langkah dari setiap bidak dan sejumlah bidak catur sudah berada dalam kerangka perhitungan.  Sudah tertentu, tapi tentu bukan berarti dua pemain catur itu sudah selesai bermain catur. Saya lebih suka memahamkannya, anak yang dibunuh Nabi Khidir itu masuk surga di usia mudanya, dan tidak pernah menjadi jahat di usia tuanya, karena kehendakNya telah memutus semua resultante kemungkinan yang “jika dia besar” akan menjadi seorang anak yang mendorong kedua orangtuanya ke arah kesesatan dan kekafiran (QS 18:80).  Apakah orang tua anak itu “kemudian sesat dan kafir?”.  Tentu tidak, Allah menggantinya dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya.  Di situ Allah menyatakan : Kami menghendaki…. (QS 18:81).

Begitu juga kiamat, yang pengetahuan tentang waktunya hanya ada di sisi Allah.  Kalau sudah terjadi, ya tentulah para malaikat juga sudah tahu.  Kan sudah terjadi.  Ya, nggak begitu… malaikat tetap belum tahu, karena ini terjadi dalam dua pengamat yang berbeda, karena invarian waktu.  Ada pemuaian waktu.  Tapi, kan malaikat dibuat dari bahan dasar cahaya, bisa jadi berada dalam keseluruhan waktu (?).

Wah pusing… ini memang bagian-bagian yang tak mudah dipahami, dijelaskan dengan akal.  Memang begitulah orang-orang yang sukanya mempergunakan akalnya untuk memahami wahyu.  Ini memang bagian dari keimanan, tak usah ragu-ragu dan jangan lupakan : QS 10:100 Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

 

 

 

 

 

 

 

39 Tanggapan to “Kiamat, Lalu Surga dan Neraka itu, Sudahkah Terjadi?”

  1. Toh, untuk seorang programmer catur, semua langkah-langkah dari setiap bidak dan sejumlah bidak catur sudah berada dalam kerangka perhitungan. Sudah tertentu, tapi tentu bukan berarti dua pemain catur itu sudah selesai bermain catur. ==> Yang dicoret ini paling menarik…

    Suka

    • agorsiloku said

      😀

      Suka

      • Bois said

        Assalamu’alaikum… Mas Agor

        Kok hanya tersenyum saja sih? 😀

        Toh, untuk seorang programmer catur, semua langkah-langkah dari setiap bidak dan sejumlah bidak catur sudah berada dalam kerangka perhitungan. Sudah tertentu, tapi tentu bukan berarti dua pemain catur itu sudah selesai bermain catur. ==> Kata Mas lovepassword yang dicoret ini paling menarik…, begitu juga dengan saya 😀
        ====================================================
        Namun siapa yang tahu kalau sebenarnya permainan catur itu sudah dimainkan beberapa kali oleh player A, B, C, … Seperti dalam film The Matrix, ternyata Neo yang kita saksikan adalah Neo yang sudah kesekian kalinya, alias sebelumnya sudah ada Neo-Neo lain dalam The Matrix.
        Kata si Neo dalam hati: Alamak… ternyata gue cuma “The One” pada “Run Time” kali ini.

        Wassalamu’alaikum… Mas Agor

        Suka

      • agorsiloku said

        Wassalamu’alaikum Kang Bois, sebelum senyum :D, saya terkesan betul oleh komentar mengenai
        Matrix Takdir.
        Boleh jadi, saya harus “meralat” postingan ini, setelah membaca postingan Bang Bois yang panjang lebar dan penuh inspirasi ini. Menarik, sebagai bahan diskusi.
        ++++++++++
        Namun siapa yang tahu kalau sebenarnya permainan catur itu sudah dimainkan beberapa kali oleh player A, B, C, …
        ++++++++++
        Memang siapa yang tahu. Dalam situasi dan aturan sunatullah yang berbeda “konstata”nya, beda pemain caturnya, tapi sama Pemiliknya. Itu adalah wallahu’alam, setahu agor, kita tidak mendapatkan informasi dari AQ mengenai adanya matrix ini. Namun, Hawking, kalau tidak salah memang mempertanyakan singularitas kejadian yang membentuk banyak horizon kejadian yang “mungkin berbeda-beda”.
        Kita tidak bisa mengatakan alam semesta ini, adalah “satu-satu”nya yang diciptakan Allah. Kita juga tidak bisa mengatakan bahwa permulaan penciptaan adalah alam semesta yang kita kenali sekarang. Semua pembatasan yang dibuat adalah prasangkaan sepenuhnya, karena kita tidak tahu dan sepenuhnya tidak tahu.
        Statistik selalu akan mengatakan, “selalu” ada kemungkinan.
        ———————–
        Namun, AQ menjelaskan sejak penciptaan kita pertama kali dari alam ruh sampai akhirnya kita dibangkitkan kembali, setelah alam semesta dibentuk kembali untuk kedua kalinya. Kita hidup kembali dan saat ini alam semesta sedang bergerak menuju arah kembali kepadaNya. Kampung akhirat adalah kampung keabadian yang masanya lebih langgeng dan lama dibanding perjalanan trasisi di alam semesta fisik. Itu yang agor pahami dari AQ.
        Bergerak dari awal permainan catur sampai berakhirnya, AQ menegasi tidak ada proses keberulangan untuk kembali ke singularitas lain di alam semesta lain…
        Namun, setiap pemahaman, tentu memiliki kebenaran dan juga memiliki peluang untuk keliru.
        —–

        Dari sudut logika keimanan, jika “asumsikan” ada the one, maka makna surga dan neraka sebagai balasan bagi yang beriman dan yang mengingkari, bisa jadi akan ada pemahaman yang “memperdayakan”.

        ———-
        All of all, saya tetap menikmati The One atau Matrix sebagai film penuh inspirasi dan mengasyikan….. Cara pandang Bang Bois juga mengasyikan …. 😀
        —-
        Wallahu’alam, agor

        Suka

      • Bois said

        Mikir… mikir… mikir… 😀

        ===========================
        Namun, AQ menjelaskan sejak penciptaan kita pertama kali dari alam ruh sampai akhirnya kita dibangkitkan kembali, setelah alam semesta dibentuk kembali untuk kedua kalinya. Kita hidup kembali dan saat ini alam semesta sedang bergerak menuju arah kembali kepadaNya. Kampung akhirat adalah kampung keabadian yang masanya lebih langgeng dan lama dibanding perjalanan trasisi di alam semesta fisik. Itu yang agor pahami dari AQ.
        Bergerak dari awal permainan catur sampai berakhirnya, AQ menegasi tidak ada proses keberulangan untuk kembali ke singularitas lain di alam semesta lain…
        ===========================

        Iya Kang Agor, saya sependapat. Memang sebenarnya diluar itu bukanlah urusan kita yang mana hanya sebagai pemain di dalam permainan ini, dan sebagai pemain yang berhati-hati tentulah harus mengikuti aturan main sebagaimana yang sudah Allah tetapkan dalam “Normal Mode” yaitu Al Qur’an, Hadits, Ijma, dan Kias. Mengenai apa yang saya sampaikan, sebenarnya hanya untuk mempermudah pemahaman atas segala yang “memusingkan” saat seseorang sudah memasuki “Extreme Mode” yaitu melalui berbagai hal yang ada di alam semesta ini, baik dari yang paling kecil hingga ke yang paling besar, dari yang paling sederhana hingga ke yang paling rumit, dan dari hal yang paling sepele hingga ke hal yang paling serius.

        ===========================
        Dari sudut logika keimanan, jika “asumsikan” ada the one, maka makna surga dan neraka sebagai balasan bagi yang beriman dan yang mengingkari, bisa jadi akan ada pemahaman yang “memperdayakan”.
        ===========================

        Seperti dalam catatan sahabat saya Muhamad Yusuf:
        “level meningkat, makin rumit. di setiap level, selalu ada pemahaman makna, misalnya makna tiada daya tiada upaya kecuali atas pertolongan Allah, dan lain2. untungnya selalu ada bonus “key” untuk memudahkan kita mendapatkan solusi.

        yang bikin rumit adalah bahwa Allah itu Tuhan alam semesta yg meletakan kunci solusi di mana2 sekehendakNYA. bahkan beberapa solusi itu ternyata ada di software musik, di pesan2 pemuka agama, bahkan ada di rumah bordir!”

        Karena itulah, bagi saya semua itu hanyalah media/tempat di mana diletakkannya “key solusi” untuk siapa saja yang ingin mendapatkan sesuatu yang tersembunyi (diluar keterangan text Alquran / segala yang tersirat). Dan yang terpenting adalah output dari proses pencarian itu, kita bertambah cinta kepada Allah atau tidak, bertambah takwa kepada Allah atau tidak. Lagi-lagi kita harus kembali kepada aturan dalam “Normal Mode” karena jika tidak, tentu akan sangat berbahaya alias bisa “lupa syariat” dan “error permanen” 😀

        Suka

      • agorsiloku said

        Kang Bois, alinea terakhir : “Karena itulah, bagi saya semua itu hanyalah media/tempat di mana diletakkannya “key solusi” untuk siapa saja yang ingin mendapatkan sesuatu yang tersembunyi (diluar keterangan text Alquran / segala yang tersirat). Dan yang terpenting adalah output dari proses pencarian itu, kita bertambah cinta kepada Allah atau tidak, bertambah takwa kepada Allah atau tidak. Lagi-lagi kita harus kembali kepada aturan dalam “Normal Mode” karena jika tidak, tentu akan sangat berbahaya alias bisa “lupa syariat” dan “error permanen”
        —-
        Extreme Mode, Tune Up diajarkan oleh Nabi Khidhr ke Nabi Musa secara langsung melalui 7 perbuatan yang menceritakan kejadian yang “mungkin” terjadi di masa depan. Diceritakan pula Dzulkarnain yang diberikan jalan untuk mencapai segala sesuatu (QS 18:84) dan dia menempuh satu jalan. QS(18:85). Menjelaskan sebuah pilihan singularitas perjalanan dari permainan catur. “Key Solusi” untuk mendapatkan sesuatu yang tersembunyi seperti pertemuan dan pertanyaan Nabi Musa kepada hambaNya yang telah diberikan ilmu dari sisiNya (QS 18:65,18:55).
        Agor berprasangka (kata lain dari berpikir) tidak ada lagi keterangan di luar AQ bagi manusia karena AQ adalah mujizat pengetahuan yang di dalamnya tersimpan khasanah ilmu dari sisiNya. Dalam bahasa matrix, telah terurai di dalam ketersembunyian ilmu yang tersaji di dalam AQ. Meski tentu saja, kita dibatasi oleh kemampuan potensi untuk memahami, karena jin dan manusia mengadakan seminar dan meeting untuk berkolaborasi tak akan dapat menirunya. Atau dengan kata lain, rahmat dari ilmuNya, tak cukup 7 samudera sebagai tintanya…
        Dalam bahasa lainnya, sebuah pertanyaan : Apakah AQ adalah kitab alam semesta yang dibawa Nabi Muhammad : “Sesungguhnya tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan rahmat bagi semesta alam” (QS 21:107). Subhanallah, alangkah esoterisnya pernyataan ini.
        Apakah dapat kita menarik satu pemahaman : “… bahwa Allah itu Tuhan alam semesta yg meletakan kunci solusi di mana2 sekehendakNYA…” dan “key solusi”nya ada pada AQ?.
        Wassalam, agor.

        Suka

      • @Kang Agorsiloku and @Kang Bois
        😀 hahaha

        “Normal Mode” => USA (United States of America)
        “Extreme Mode” => USA (United Support of Artists) :mrgreen:

        “Normal Mode” => الم Alif-lam-mim (Hanya Allah yang tahu maksudnya, pendapat Ibn Jarir
        “Extreme Mode” => الم Alif-lam-mim
        (bonus key “19” by Rashad Khalifa)

        ?? => الم Alif-lam-mim (AsaLaM) by Haniifa 😀

        Alif-Lam-Ro => AsaLamu’alaika yaa Rasulullah

        Alif-Lam-Mim-Shod => ALadziina ‘aManu Shollu ‘alaihi wa sallimu taslima
        …Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS 33:56)

        Insya Allah, tulisan @Kang Agor atau @Kang Bois lebih enak dibaca dan dicerna.

        Suka

  2. Filar Biru said

    Kiamat atau tidak kiamat bagi Allah sama saja. Ghaib dan tidak Ghaib bagi Allah sama saja.

    Suka

    • agorsiloku said

      Ah masa… namun tentu setiap kejadian ada perbedaannya juga….

      Suka

      • Filar Biru said

        begini, yang menjadi ghaib dan tidak ghaib itu hanya di mata, pikiran manusia atau mahluk yang lainnya. sedangkan di mata Allah hal itu tdk berlaku. Kiamat terjadi atau belum terjadi tetap juga sama di mata Allah, Dia mengetahui secara detil hal2 tersebut.ada dan tidaknya mahluk hidup di dunia juga sama bagi Allah. Allah telah menciptakan sebuah gambaran saja untuk manusia tentang apa, siapa dan dialog2 yg terjadi di masa kiamat itu,semuanya ada dalam genggaman Allah. artinya apa yang terjadi 100 tahun ataupun 1000 tahun ke depan bagi Allah sama saja nyatanya apa yang sedang terjadi dengan hari ini. karena skenario alam semesta ini sesungguh tersimpan rapi dalam ArsipNnya (lauhmahfuz).

        Suka

      • agorsiloku said

        Ya Kang.. setuju … sampai suatu titik tertentu. Di sini memang ada sedikit “permasalahan”, yaitu ketika kita menyifati Sang Pencipta dengan keberlakuan pemikiran kita. Di sisi lain, kita menyadari ketidakmampuan akal berpikir kita untuk menyifati sifat dan wujudNya. Karena itu, ketika kita menyatakan, untuk Allah semua sama saja, maka “pengetahuan” kita sudah mengambil alih pengetahuan dari Sang Maha.

        Mohon maaf jika komentar tambahan ini kurang berkenan ya. Tidak bermaksud menggurui, hanya mencoba berhati-hati saja. Namun, insya Allah, agor dapat memahami apa yang Mas Filar sampaikan. Konsepsi meliputi segala pengetahuan tentunya ada dalam konsep yang Mas Filar jelaskan pula.
        Salam selalu, agor

        Suka

  3. The70No said

    Daku kira person “Nabi Khidir” tahu karena diberi tahu oleh ALLAH YANG MAHA TAHU, tentang kejadian masa depan itu artinya bukan beliau sudah datang dimasa depan kala itu 🙂

    Suka

    • agorsiloku said

      Maksudnya masuk ke rumus ekstrapolasi kejadian di masa depan. Kira-kira seperti rumus melempar bola dengan rumus tertentu dan pada waktu tertentu maka bola ada di posisi tertentu. Lalu kita substitusikan pada t sekian, bola ada dimana.
      Tapi bola yang sebenarnya sih, belum juga dilemparkan, tapi hasil lemparan “bola” tersebut sudah sampai di posisi koordinat tertentu, pada waktu yang tertentu.

      Nabi Khidir lalu diperlihatkan posisi pada waktu ketika orang tua si anak akan menjadi kafir, anak yang besar tersebut jahat. Sedang di depan Nabi Khidir sendiri, anak itu sedang berdiri dan akan dibunuh karena ilmu yang diturunkan Allah kepada Nabi Khidir.

      Skenario itu atau skenario film Terminator… 😀
      Wallahu’alam

      Suka

  4. Samaranji said

    Proses ber”guru”nya nabi musa a.s pd org misterius (sebagian mufasirin menganggap sbg nabi khidir a.s) memang unix. Yang lebih unik lagi adalah apa yg dialami nabi ibrahim a.s dalam mencari “Tuhan”, nabi ibrahim a.s sempat ber”guru” pd bintang, bulan, dan matahari.

    Apakah saat itu manusia sekedar “kehilangan jejak” dlm mengenal Allah SWT ? ato malah “belum” mengenal Allah SWT sama sekali dan itu merupakan “penemuan” terhebat dan terdahsyat dlm sejarah peradaban manusia ?.

    Suka

    • agorsiloku said

      Iya Kang, proses berguru Nabi Musa terbilang unik, karena kepada beliau ditunjukkan atau dikabarkan sisi-sisi dari ilmuNya yang di masa kini dielaborasi dari sisi-sisi ilmu pengetahuan yang kerap disebutkan oleh pakar fisika :”memahami bagaimana Tuhan merancang dan merumuskan alam semesta ini”. Nabi Musa memang terkenal dengan sikapnya yang “banyak bertanya” dan meminta penjelasan. Nabi Ibrahim dikenali dalam proses pencariannya menggunakan akal berpikirnya untukk menemukan jati dirinya dalam bertauhid. Dalam kacamata pandang agor, Nabi Ibrahim menjalankan proses pencariannya tidak unik,namun penuh inspirasi. Karena itu, pertanyaan itu Sang Nabi, dikisahkan mempertanyakan kelogisan dan rasanya. Tidak mungkin sesuatu yang tenggelam itu tuhan !. Setelah ditemukan, didapati pula keikhlasan yang kita kenal dan ikuti dengan berkurban.
      Nabi Ayub dikisahkan Al Qur’an berguru pada kesabarannya, keikhlasan untuk menerima apa yang diberikanNya. Nabi Sulaeman berguru pada kekuasaan dan perangkat kerajaannya yang sangat besar, termasuk menundukkan jin. Tidak ada Nabi yang memiliki kerajaan sebesar dan selengkap Nabi Sulaeman.
      Semua kisah Nabi itu yang dijelaskan menjadi inspirasi dan pengokohan untuk keberimanan.
      Agama Islam, dengan risalahnya menunjukkan keharusan taat secara tauhid (dan syariat) tentunya serta menggunakan akal berpikirnya untuk melihat alam dan pada diri kita sendiri. Ajakan, “tidakkah kamu perhatikan”, mengisyaratkan pengkondisian ini. Al Qur’an sebagai kitab kajian karenanya memiliki prasayarat untuk diimani dari sudut pemahaman berbagai disiplin ilmu, bukan hanya dari segi bahasa, tetapi juga dari logika, matematika, ilmu pengetahuan geografi, sampai kepada ujung-ujung ilmu pengetahuan saat ini. Hijab tersembunyi, tampil ketika ilmu pengetahuan dan teknologi manusia kian berkembang sampai tingkat kemajuan saat ini dan sampai akhir masa. Dengan demikian keluasa ijtihad pada Al Qur’an seperti membaca muji’zat yang tidak diketahui batasnya……

      Suka

  5. Urip LGKB said

    Yuk berbuat baik 🙂

    Suka

  6. qarrobin said

    Kalo dari sudut pandang Allah yang berada diluar waktu yang diciptaka-Nya
    Dia adalah Al Awwal
    Al = 1
    Aw = atau
    Wa = dan
    La = 0

    Al Awwala = 1 or/and 0
    Berarti ‘aqibat (akhir waktu) dan asbab (awal waktu) bersuperposisi

    Kalo dari sudut pandang manusia yang berada dalam waktu,
    kita tidak dapat berada pada posisi setara dengan Allah. Kita tidak dapat mengetahui kecuali diberitahu.

    Dalam Kisah Musa-Joshua dan Khidhir, Masa depan dapat menjadi asbab, yang mengubah masa lalu dan meng’aqibatkan masa depan berubah. Namun akhir waktu belum terjadi di sisi kita, jadi pengubahan syajarah itu pun berada dalam pengetahuan Al Awwala (yakni salah satu nama Allah).

    Khidhir artinya hijau, maknanya ia selalu muda, dalam arti relatif terhadap kita, waktu kita mengalir lamban (sakinah), jadi kita melihat usia khidhir lamban dalam menjadi tua. Namun bukan berarti ia tidak mengalami kematian, ia akan meninggal nanti sesuai ‘ajal yang diberikan dan sesuai waktu yang mengalir di sisi khidhir, relatif terhadap kita khidhir akan meninggal di masa depan.

    Namun relatif terhadap khidhir, waktunya mengalir seperti biasa.
    Sama halnya dengan usia jinn yang kita anggap berusia panjang, padahal relatif terhadap jinn, usia jinn bertambah seperti biasa.

    Nama Allah yang lain adalah Ash-Shabar
    Khidhir berkata kepada Musa, bahwa Musa tidak akan Shabar atas pengetahuan yang belum ia ketahui.

    Shabar berarti menunggu dalam penantian dengan waktu yang lama. Dengan nama Ash-Shabar kita mengenal Allah di dalam ruang-waktu kita, di antara Al dan La, di antara ‘aqibat (akhir waktu) dan asbab (awal waktu).

    Insya Allah saya akan berkomentar lagi, saya lagi di kantor nih @Kang Agor

    Suka

    • agorsiloku said

      Dalam Kisah Musa-Joshua dan Khidhir, Masa depan dapat menjadi asbab, yang mengubah masa lalu dan meng’aqibatkan masa depan berubah. Namun akhir waktu belum terjadi di sisi kita, jadi pengubahan syajarah itu pun berada dalam pengetahuan Al Awwala (yakni salah satu nama Allah).
      Di sinilah titik yang buat agor, masih banyak tanda tanyanya
      Wassalam, agor

      Suka

  7. Kalo Surga mah udah dibuat…yang belum neraka :mrgreen:

    sekarang yang jadi pertanyaan, jika kita nanti masuk surga, apakah masih bisa membantah di surga?…hehehe

    Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan yang kafir. QS 2: 34

    Suka

  8. Roy Rey said

    Kli ini gw se7 ama wedul…
    gimana cara pandang “esok hari” bagi mahluk yang dapat berjalan menembus ruang dan waktu?
    apalagi Allah yg tidak terikat ruang dan waktu karena ke2nya merupakan ciptaan-Nya.

    Suka

  9. […] Pergerakan Lempeng Bumi : MEKKAH !?Jeritan Siksa Dari Alam KuburSkenario Akhir Sinetron Cinta FitriKiamat, Lalu Surga dan Neraka itu, Sudahkah Terjadi?Mampukah Manusia Mengubah Takdir […]

    Suka

  10. Elza said

    Assalamu’alaikum wr wb

    Luar biasa,hebaaaat,
    pemikiran manusia tuh sudah jauuuuuuh…hehehe..
    siapa dulu donk yang Menciptakan?
    Dia Allah, tiada tuhan selain Dia.

    ehem…
    saya mau melempar batu di sungai….
    biar jadi pertanyaan baru di seluruh dunia,
    seperti saat dulu melempar bola paralel..
    dan pemahaman mereka malah jadi berantakan…;)
    begini…
    manusia itu suka-nya berpikir dirinya adalah pusat dunia… hahaha..
    pengetahuan, hanya mengulang yang sudah pernah terjadi
    seperti gulungan kertas yang dibuka, digulung, dibuka, digulung…
    sebenarnya, sebelum bumi yang kita tempati ini sudah ada tuh bumi yang lain,
    yang sudah mengalami kiamat…
    yang sudah mengalami hisab…
    yang sudah mengalami surga… juga neraka…
    kalau nggak percaya neraka itu abadi, boleh tuh liat disana yang sudah disiksa sejak ratusan kali bumi diciptakan, dan mereka belum diampuni…

    hiiiiiiii… ya Allah, ampuni dosa hamba ini…
    hamba nggak mau keminter…
    hamba nggak mau keblinger…
    hamba hanya ingin selamat…

    tunjukilah (jiwa, akal dan hati )hamba ke jalan yang lurus..
    jalan orang-orang yang lurus
    jalan orang-orang yang selamat..
    jalan orang-orang yang engkau karuniai hidayah sehingga selamat dunia akhirat…
    bukan jalan orang-orang yang sesat dan disesatkan
    bukan jalan orang yang dikutuk dan dimurkai…

    Wassalamu’alaikum wr wb.

    Suka

  11. Ifan said

    Jawaban saya : tidak tahu, kecuali jawaban dengan dalil naqli

    Suka

  12. […] Agorsiloku pernah bertanya, apakah masa depan di sisi Allah sudah terjadi? Saya akan menjawab dengan cerita Dzulqarnayn, yang mempunyai dua tanduk, lambang dua corong waktu, […]

    Suka

  13. Ifan said

    Saya kok kurang setuju yah dengan opini sbb: surga dan neraka plus penghuninya sudah ada, karena berada di koordinat waktu yang berbeda saja sehingga kita tidak sedang berada surga & neraka.

    Bukankah surga dan neraka adalah alam ghaib, yang tidak tersentuh oleh hukum fisika termasuk teori relativitas ???

    Tidak usah yang canggih-2, saya saja pusing dengan masalah yang sederhana :
    Allah Maha Mengetahui, betul ? Kalau begitu Allah juga telah mengetahui masa depan setiap orang di akhir hayatnya seperti apa.
    Lalu, apakah manusia masih bisa merubah jalan hidupnya atas kehendaknya sendiri ?
    Jalan hidup manusia itu ditentukan oleh kehendaknya sendiri atau oleh kehendak Allah ?
    Mirip-2 dengan Jabariah VS Qadariah.
    Allah mengetahui atau tidak ending dari jalan hidup tiap-2 manusia ?

    Suka

  14. Ayruel said

    hhhh..kang agor mau berpikir seperti Programer (ALLAH)….ups….hati2…

    Suka

  15. reza said

    blog yang anda miliki bagus!!!
    dan saya hanya blog walking
    jika berniat liat blog saya kunjungin balik ya??

    Suka

  16. Chokey said

    Maaf jika saya sok tau, tapi dalam menafsirkan ayat dari Al Qur’an janganlah separuh2 dan kalau bisa didampingi oleh ahlinya. Untuk Surga dan Neraka sendiri, ga satupun makhluk di dunia yang mengetahuinya kecuali yang di-Atas karena Ia yang menciptakan-Nya. Buat para khalifah di bumi cukup melakukan satu hal. yaitu berdoa dan beribadah untuk mendapatkan ridho-Nya. That’s it.

    Suka

  17. nice artikel gan. sangat bermanfaat dan berguna.

    Suka

  18. mudjiono said

    Ass wr wb
    Surga dan neraka atau alam akhirat adalah kelanjutan dari alam semesta saat ini yang dibentuk melalui proses kiamat. Untuk membahas alam akhirat harus diawali dari penciptaan alam semesta dalam enam masa, yang sudah saya bukukan dengan judul Kosmologi yang Sebenarnya, Penciptaan Alam Semesta dalam Enam Masa. Penciptaan senyatanya berasal dari Dzat Allah sendiri, bukan dari ketiadaan.

    Wass wr wb

    Suka

  19. najwa said

    Ass Wr Wb

    bang igor yang ditunjukkan pada nabi tentang surga neraka dll itu hanya film atau nyata terjadi,jika nyata berati udah ada yang dihisab saya kepingin yahu

    Wass Wr Wb

    Suka

    • @Najwa
      Mohon maaf ikut ningbrung neeh… 😀

      Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (QS 3:169)

      Kalau menurut sayah seeeh, mereka yang gugur dijalan Allah itu dah di hisab dan endingnya sangat jelas yaitu mereka termasuk Golongan Kanan atau sekarang berada di Syurga

      Suka

  20. boenks said

    1. Kiamat adalah berakhirnya suatu kehidupan, secara massal al : kiamat kubro , yaitu kehancuran alam semesta yang dahulunya padu atau menjadi satu, yang dibentuk ALLAH DALAM 6 MASSA, kemudian Allah bersemayam diatas Arasy, selanjutnya kiamat sedang adalah bencana alam yaitu kematian makhluk hidup saja termasuk manusia , dan kiamat kecil yaitu kematian manusia saja,
    2. Kemudian tentang surga dan neraka di dunia ini sudah Allah realisasikan, namun sifatnya tidak kekal. hanya kekekalan itu berlaku bila manusia sudah mencapai kematian dermikian adalah sebagai perumpamaan dalam Al Quran , agar umat manusia dalam keadaan berserah diri atas segala sesuatu , bahwa Allahlah Yang Maha Kuasa.

    Suka

  21. Brother said

    A. Bagi Allah yg tak terbatas waktu semuanya sudah terjadi, “Dan qolam (pena) pun telah mengering.” (Lauh Mahfudz). Jadi bagiNya kiamat, surga dan neraka beserta penghuninya sudah ada.

    B. Bagi kita yg dilingkupi waktu, terjadinya kiamat dan sudah terciptanya surga dan neraka hanya bisa kita pasrahkan kepadaNya. Karena adanya kisah Nabi Adam yg pernah tinggal disurga dan itupun masih terjadi perbedaan pendapat apakah surga tsb sama dgn surga saat nanti. Dan ada hadist (maaf saya agak lupa/tidak hafal)yg krg lebih mengisahkan tentang seseorang berbuat amal baik dan pda saat itu juga dibuatkan/dirancangkan satu bangunan di surga. Begitu juga kisah mi’raj nya Rasul SAW, yg bisa jadi Rasul SAW sedang dibawa ke masa depan saat melihat keadaan surga dan neraka (atas ini saya memilih untuk tidak tahu), sdangkan saat menemui Allah saya tidak berani menduga-duga.

    Pertanyaannya, apakah penghuni surga dan neraka sudah ditetapkan? Dan apakah yg dilihat Rasul SAW tentang surga, neraka dan penghuninya itu sudah pasti/tdk dpt dirubah? Atau yg dilihatnya hanya skenario default? Dengan ini saya menjawab tidak tahu dan hanya bisa bersyukur atas nikmat terbesar yaitu DICIPTAKAN/DIWUJUDKAN. “Hal ataa alal insaani hiinun(m)minaddahri lam yakun syaian madzkuuran” (Al-Insaan)

    Suka

Tinggalkan komentar