Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Utak-atik Al Fatihah.

Posted by agorsiloku pada Mei 16, 2009

Kalau ingat kembali semangat membuat blog ini dinamai Sains-inreligion, adalah keterperangahan saya kepada keseimbangan Al Qur’an yang dikumpulkan dalam beberapa seri tulisan dari ragam sumber.  Ketinggalan memang, tapi apa yang disampaikan oleh Rashid Khalifa di awal menemukan “konstata Al Qur’an“.  Di hati kecil, saya tidak ingin menyebutnya sebagai keajaiban, tapi lebih menyukai pilihan kata keseimbangan atau kesempurnaan.  Dari ragam sumber, kiranya dapat disimpulkan keteperincian Al Qur’an datang dari khasanah yang memang bukan karya berpikir dan analisis kemampuan manusia untuk melakukannya.Tidak sedikit orang atau analisis model yang memberikan judgment bahwa Al Qur’an tidak sistematis dan sebarannya tidak mencerminkan dunia sains.  Namun, kalau melihat gambaran kesetimbangan yang banyak diungkap, seperti jumlah kata hidup dan mati ditulis 145 kali, jumlah panas dan dingin masing-masing ditulis dalam Al Qur’an 4 kali dan banyak lagi maka kita mendapatkan fakta definisi sosial antara sinonim dan antonim memiliki pasangan yang dengannya kita mendapatkan definisi-definisi yang lebih terukur dan matematis.

Karena itu, kecerdikan rekan yang kerap komentarnya tidak mudah untuk segera dipahami. perlu mendapatkan perhatian berlanjut.  Penjelasan bahwa jumlah huruf dari Al Fatihah bukan 139 seperti yang dijelaskan oleh Oom Wiki, tetapi 140 huruf  adalah fakta yang dijelaskan rinci, teratur, dan perlu disimak lanjut. Apalagi komentar pada postingan tersebut juga mempertajam penjelasan yang diungkap.

Otak-atik Gatuk !.

Memang sih… semua itu adalah otak-atik, tidak ada metoda yang menjadi pakem ilmu yang bisa mudah dipahami, mengapa dijumlahkan, mengapa dikali atau dibagi dengan bilangan ini itu, mengapa pula direndengkan.  Semua otak-atik dan semuanya menunjukkan kemunculan hipotesis-hipotesis baru yang menunjukkan suatu konstruksi yang begitu kokoh dan mengunci.  Menunjukkan adanya informasi yang terkunci dalam urutan ayat, huruf, surat, sampai menjadi sebuah kitab petunjuk yang dinamai Al Qur’an.

Karena itu pula, sejarah mushaf Utsmani yang diserang dari berbagai sudut, menjadi garing dan kehilangan maknanya ketika kekuatan intelektual yang disajikan dari alunan keindahan susunan kata dan makna unjuk diri dalam kesempurnaan Al Qur’an.

Dari banyak uraian, apakah itu datang dari Rashid, Fahmi Basya, maupun Mas Haniifa serta beberapa orang terdahulu menunjukkan bahwa ilmu Al Qur’an dan kesempurnaannya menempati sebuah wawasan baru petunjuk, bukan hanya berdimensi matematis, tetapi juga dalam dimensi kehidupan sosial.

Eh.. tapi ngomong-ngomong.. apakah materi matematis dari Al Qur’an itu sudah menjadi spesialisasi bidang keilmuan yang menekuni agama di balik tembok-tembok bernama universitas atau hanya sekedar berlalu begitu saja ya?.  Apakah pasantren-pasantren dan para Islamic Studies yang menekuni, memperdalam ilmu-ilmu Al Qur’an melihat ini sebagai batu sandungan atau sebagai bidang baru yang perlu ditelaah dengan lebih seksama.

Bukankah dari padanya juga, berpeluang besar untuk mendapatkan petunjuk yang lebih luas lagi… ?.

26 Tanggapan to “Utak-atik Al Fatihah.”

  1. […] Utak-atik Al Fatihah. […]

    Suka

  2. […] oyonk on Pesan terakhir Yesus sebelum…nalarcerdas on Pesan terakhir Yesus sebelum…Utak-atik Al Fatihah… on Super Miracle-19 := QS Al…Utak-atik Al Fatihah… on Saya […]

    Suka

  3. rohedi said

    Menurut Rohedi, tiada cara lain otak atik gatuk lah langkah awal yang penting pula dilakukan kalau berharap meraih sesuatu yang besar. Contoh apa yang Rohedi lakukan selama ini, siapa yang menyangka kalau Hari Proklamasi RI sangat akademis….
    Kawan-kawan bisa simak di link ini….

    http://tech.groups.yahoo.com/group/iptek-diskusi/message/4001

    dan

    http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1008392.

    Salam….

    Suka

    • agorsiloku said

      Betul Pak Rohedi, otak-atik itukan bahasa ilmiahnya trial n error…. Banyak karya besar yang bermanfaat bagi kemanusiaan dan kebudayaan selalu bermula dari otak-atik… percobaan-percobaan yang tak kenal putus asa…

      link Pak Rohedi menarik, sy ingin mempelajari lebih seksama… maknanya….

      Suka

  4. aburahat said

    @all
    Masa yang benar mau diotak atik?
    Yang mana yang mau diotak atik
    Jangan2 setelah Alqur’an Allah yang diotak atik. Wasalam

    Suka

    • agorsiloku said

      Ass.wwbr. Mas Abu…
      Senang mendapat catatan kembali dari Mas Abu… Sentilannya seperti buah di musim kemarau, sedikit air tapi manis…. 😀
      Kalau soal Sang Pencipta di “otak-atik”; bukankah itu sudah terjadi di mana-mana dan banyak sekali….
      Kalau Al Fatihah di otak-atik, ketika dilakukan orang beriman, maka cahaya yang ditimbulkannya menyelimuti hati, menentramkan, menyembuhkan, dan mendayagunakan…. Kokoh di antara lantunan semua kata manusia….

      Salam, agor

      Suka

  5. rohedi said

    Pak Agor kalau menurut info yang Rohedi baca dari link ini

    http://www.mail-archive.com/fisika_indonesia@yahoogroups.com/msg04439.html

    ternyata teori relativitas Einstein awalnya dianggap sampah. Rohedi tidak tahu apa yang terjadi kelak, karena Fisikawan Indonesia yang sepaguyuban dengan saya menilai seluruh produk Rohedi LAboratory itu sampah, sebagaimana yang dilontarkan boss MFI itu.

    Rohedi menyesal sekali kenapa terlambat lahir ke dunia ini coba Rohedi yang menemukan hukum Stefan tentang Total Energi persatuan volum suatu benda yang bertemperatur T itu, yaitu U=sigma*T^4, disitu sigma konstanta Stefan Boltzmann. Coba yang menemukan formula itu adalah Rohedi pastilah berbentuk U=alfa*T^4, mengapa? ya Rohedi yakin sumber energi kehidupan Semesta Alam itu berasal dari Matahari, sedangkan sari Al-Qur’an ada di ummul kitab Alfatihah yang saya eja menjadi (alfa)(T)(arbaah). Tentu Rohedi mohon ampun pada Allah bila telah salah dalam mengeja lafal Alfatihah tersebut.

    Wassalam,
    Rohedi.

    Suka

    • haniifa said

      @Mas Rohedi
      Jika kita ingat Vincent Van Gogh yang harga lukisannya… yang super wahhh, mungkin tadinya juga dianggap sampah.
      Saya kira tidak berbeda jauh dengan keberadaan penemuan @mas Rohedi, seperti apa kata @Mas Agor yang penuh dengan optimis
      Kadang terlintas dalam angan, apa yang akan ditemukan manusia satu abad mendatang dengan komposisi ini.
      Sedikit ganjelan komentar @mas diatas tentang:
      Sumber energi kehidupan Semesta Alam itu berasal dari Matahari
      1. Barangkali yang diaksudnya kehidupan di BUMI.
      2. Rasanya tidak selalu “Matahari” sumber Energi kehidupan di bumi, karena bumi juga tumbuh dengan milyaran meteor yang menimpa bumi ini bisa berubah menjadi GAS, CAIR atau zat PADAT berupa pasir meteor akibat gesekan dengan Atmosfir.

      Wassalam, Haniifa.

      Suka

      • agorsiloku said

        Pak Rohedi, Mas Haniifa.
        Saya belum paham apa yang dimaksud dengan Alam Semesta pada konteks Pak Rohedi. Kalau yang dimaksud adalah universe, saya belum mampu menangkap hubungan-hubungan logis yang dimaksud. Kalau yang dimaksud adalah konstanta kosmologis yang kondisi menyebabkan kehadiran alam semesta ini, maka saya juga tidak memiliki cukup pengetahuan untuk memahaminya.

        Kalau yang dimaksud adalah komposisi dalam tatasurya, dimana bumi memiliki sumber energi dari Matahari, maka saya cenderung (atau lebih dapat memahaminya). Letak bumi yang begitu khas terhadap matahari, sudut-sudut posisi bumi terhadap matahari, dan berbagai kondisi lainnya yang memungkinkan bumi dihangatkan, bumi ditumbuhkan, terjadinya segala fotosintesis yang menyuburkan kehidupan plankton, virus dan bakteri, kehijauan bumi, sampai perubahan yang melahirkan segala ekosistem bumi memang sangat dipengaruhi (baca : bersumber dari energi) matahari adalah kondisi faktual yang memang dapat kita amati. Apakah total energi itu yang dirumuskan Pak Rohedi melalui tetapan formula Boltzmann?. Jika ya, menarik dan boleh jadi membenarkan perumusan ini sebagai salah satu kondisi ketertutupan energi dalam sistem.
        Wah, terlalu banyak yang saya tidak pahami juga di sini.
        Wass, agor.

        Suka

    • agorsiloku said

      Pak Rohedi yang saya hormati,
      Sangat banyak yang saya tidak pahami dari teori Bapak itu, dan tentulah skala analisisnya baru layak teruji melalui jurnal-jurnal ilmiah internasional. Tentu pula tradisi keilmuan yang akan membuktikan kini ataupun di masa depan. Namun, selalu kemudian terbukti bahwa sejarah keilmuan akan sampai pada titik kemenengan ketika aspek-aspek praktis dalam kesejarahan memiliki manfaat bagi kemanusiaan atau menghasilkan suatu kedahsyatan yang membawa ketakutan atau membuka wacana baru. E=MC kuadrat, relativitas di awal kelahirannya menimbulkan kontroversi dan kemudian karya berpikir Albert Einstein itu melahirkan bom atom !.
      Sedangkan kesejarahan analitis yang bersumber dari dunia keilmuan dan teks suci (wahyu), memiliki dimensi yang dunia keilmuan sendiri masih menatap sangat gamang. Tidak lain karena penjelasan keilmuan masih jauh dari cukup untuk memahami teks-teks wahyu (walaupun pada sebagian nash, terbukti memiliki informasi akurat).

      Dari link yang disebut sampah pada yang Pak Rohedi rujuk, saya cari, tak ditemukan mana yang dimaksud. 😦 Karena yang saya temukan adalah diskusi hangat tentang diskusi fisika teoritis dan eksperimen. Fisika teoritis berada di ujung-ujung ilmu pengetahuan yang perkembangannya belum dapat diuji oleh eksperimen, namun lebih banyak oleh perhitungan matematis. Mengikuti bagaimana “Sang Pencipta” merumuskan alam semesta ini.

      Mengenai sumber energi alam semesta dari Matahari, saya komentari lagi ya di bawah catatan Mas Haniifa di atas.
      Wass, agor.

      Suka

      • haniifa said

        @Mas Agorsiloku
        matahari adalah kondisi faktual yang memang dapat kita amati.
        Mohon maaf kalau saya keliru, bumi memuntahkan isinya juga dan dalam periode tertentu menghasil efek fotosintesis yang lebih baik lagi bagi tumbuhan ?!

        @mas Rohedi
        Apakah formula Boltzmann dalam skala mikro ?!
        Jikalau ya, milyaran meteor bergesekekan dengan atmosfer bumi sehingga membentuk molekul gas dan terkondensasi… tentu harus diperhitungkan bukan !!

        Wassalam, Haniifa.

        Suka

  6. Rohedi said

    Assalamu’alaiku Bapak Aburahat dan salam kenal dengan Rohedi. Menurut bapak apakah diskusi bawaan “otak atik gatuk di atas” di atas tidak menggairahkan bagi yang membacanya? Wassalam.

    Suka

  7. Rohedi said

    Agorsilaku wrote: “Wah terlalu banyak hal yang tidak saya pahami di sini”. Pak Agor yang tercinta, mohon bersabar, Insyaallah segera saya klarifikasi. Wassalam. Rohedi.

    Suka

  8. aburahat said

    @Mas Agor
    Tiupan mas Agor sangat keras sehingga saya tidak mengetahui sudah sampai dilangit keberapa. Dan sangat sakit jatuhnya mas.
    Mas kalau di otak atik dengan nash yang kuat mungkin menjadi cahaya dihati kita. Tapi kalau diotak atik oleh mereka (menurut mas mereka yang beriman) belum tentu merupakan cahaya yang akan menjadi petunjuk mungkin kita tersesat kedalam kegelapan. Saya bukan mengkoreksi atas tulisan mas pd saya. Saya hanya ingin menjelaskan maksud saya. Banyak Firman2 Allah SWT yang dimulai dengan “Hai orang2 beriman” yang diancam dengan siksaan apabila mereka melanggar. Jadi menurut hemat saya mereka bisa berbuat salah sehingga ada peringatan bagi mereka yang beriman. Nah apabila orang beriman bisa berbuat salah. Apakah tidak mungkin mereka mengotak atik sehingga membuat kesalahan? Wasalam

    Suka

  9. haniifa said

    @Mas Agorsiloku
    Saya jadi teringat (QS 20:125-126):

    125. Berkatalah ia: “Ya Rabbi, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?

    126. Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan”.

    Setidaknya mengotak-ngatik ayat-ayat selama diniati dengan memohon pentunjuk dari Allah, maka insya Allah tidak akan dimaksukan kedalam golongan orang buta.
    Oleh karena itu didalam Surah Ibrahim ayat 25 dikatakan “… Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  10. […] Dorongan untuk melanjutkan bukan karena tampa sebab, alasan lain adalah kerena @Mas Agorsiloku memberikan motivasi kepada saya dengan catatan beliau yang sangat mengena dihati , begitu juga rekan @Mas The70no. […]

    Suka

  11. Rohedi said

    Assalamu’alaikum Wr.Wb,

    Kawan-kawan Rohedi yang dirahmati Allah SWT…..

    Membaca reply comment terakhir dari mas @aburahat, Rohedi bisa memahami pesan yang beliau sampaikan. Tapi percayalah pengomentator yang nimbrung di artikel ini tidak akan mengotak atik ayat Al Qur’an, karena itu jelas bertentangan dengan Aqidah Islam. Terlebih dengan apa yang Rohedi lakukan dalam mengembangkan smart mathematics berbasiskan Theology Islam itu. Sebenarnya basis Rohedi bukanlah meng-otak-atik-gatukkan angka-angka jumlah ayat dan surah AlQur’an. Tetapi lebih mendasarkan pada berbagai ritual di dalam Agama Islam, salah satunya Perjalanan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang kemudian melahirkan Smart Method untuk memecahkan Persamaan Diferensial Biasa (PDB) orde 1, seperti Persamaan Diferensial (PD) Bernoulli, PD arctan, PD Chini, dllnya.

    Pak Agor,
    Rohedi bisa memahami pula kalau Pak Agor tidak paham dengan teori-teori Rohedi yang diposting via banyak artikel, baik di website rohedi.com maupun di website Penerbit Buku eqworld itu. Mohon maaf background Pak Agor bukan matematika kan. Kalau memang bukan, jangankan Pak Agor, semua rekan sejawat Rohedi di Jurusan Fisika FMIPA-ITS dan bahkan mereka yang berasal dari Jurusan Matematika FMIPA-ITS pun tidak bisa menerima dengan langkah aneh Rohedi semisal ketika menyelesaikan PD Bernoulli

    dy/dx+P(x)y=Q(x)*y^n untuk n tidak sama dengan 1.

    Coba Pak Agor simak penyelesaian versi yohoo yang di

    http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20080919193809AAq4Xtu

    Lalu bandingkan dengan solusi Rohedi di

    http://rohedi.com/content/view/25/26/

    Jika Pak Agor dkk telah teregistrasi di web rohedi.com, maka panjenengan akan bisa mendownload paper Rohedi itu dan mendapatinya bahwa Pers.(4) di paper application of Stable Modulation Technique for solving Bernoulli equation itu sebagai solusi ter-smart di dunia. Tinggal waktu saja yang akan membuktikannya.

    Publikasi Ilmiah?

    Oh tentu saja …., dan seluruh paper Rohedi.com yang terkait dengan kata kunci “Stable Modulation Technique (SMT)” itu sudah Rohedi seminasikan via Symposium Internasional (walaupun masih di Indonesia) sebagaimana saya paparkan di

    http://eqworld.ipmnet.ru/forum/viewtopic.php?f=2&t=34&start=20 dan di folder berikutnya.

    Jadi paper-paper itu sudah terinventaris di setiap Prosiding Symposium yang Rohedi ikuti. Contoh,

    http://rohedi.com/content/view/30/26/

    untuk solving Ricatti DE by SMT yang di ICMNS Natural Sciences ITB Bandung Th.2006 diikuti lebih dari 1000 peserta. Bahkan solving PD Bernoulli tak homogen yang Rohedi sampaikan di International Conference of Laser and Its Applications Universitas Indonesia Th.2007

    http://rohedi.com/content/view/31/26/

    dimoderatori oleh salah seorang Ahli Matematika dari NASA.

    Publikasi ke Math Journal secara Resmi…..?
    Juga tentu saja, tetapi tidak salah juga khan kalau Rohedi mempublikasikannya sembari nyantai, dengan terlebih dahulu menyebarluaskan via internet. Siapa tahu pereview itu tahu duluan terhadap paper-paper Rohedi. Sehingga ketika mereka menerima tugas mereview, mereka akan koor “ohh paper SMT-nya Mr.Rohedi yang berasal dari Indonesia itu”. Sembari berharap ada banyak pakar asal Indonesia yang terjebak membaca paper SMT itu, lalu mereka menerapkannya di bidangnya masing-masing.

    Diakui setelah ada produk nyata semisal Einstein Theory yang ramai-ramai diakui setelah E=mc^2 itu berhasil mengebom Heroshima dan Nagasaki?. Nah disinilah letak perbedaan utamanya. Sesungguhnya mathematical Research yang dilakukan Rohedi bukanlah hal yang baru. Bahkan materi itu sudah dikenal luas oleh mahasiswa S1. Mari simak yang ini

    http://rohedi.com/content/view/15/26/

    Siapa sih yang tidak mengenal pentingnya Ricatti Differential Equation? PD itu justru populer di kalangan Teknik Elektro, semisal dalam memproduksi peralatan kontrol otomatis. Tetapi apa mereka tahu solusi umum dari PD Ricatti dy/dx=P(x)y^2+Q(x)y+R(x) itu? Solusi itulah Pak Agor yang hendak Rohedi Lego, sayangkan kalau hanya di tabur di internet. Kalau yang sudah-sudah itu memang Rohedi maksudkan sebagai ajang pengenalan Rohedi ke dunia Internasional. Bukankah Rohedi hanya lulusan S2 dalam negeri, itupun bukan dari bidang Matematika lho.

    Silahkan baca komentar yang di sini

    http://www.mail-archive.com/fisika_indonesia@yahoogroups.com/msg04322.html

    Ini dulu klarifikasi pertama dari Rohedi. Nanti Rohedi lanjutkan dengan klarifikasi energy of universe itu.

    Wassalam,
    Rohedi.

    Suka

  12. Rohedi said

    Assalamu’alaikum Wr.Wb,

    Kawan-kawan Rohedi yang dirahmati Allah SWT…..

    Membaca reply comment terakhir dari mas @aburahat, Rohedi bisa memahami pesan yang beliau sampaikan. Tapi percayalah pengomentator yang nimbrung di artikel ini tidak akan mengotak atik ayat Al Qur’an, karena itu jelas bertentangan dengan Aqidah Islam. Terlebih dengan apa yang Rohedi lakukan dalam mengembangkan smart mathematics berbasiskan Theology Islam itu. Sebenarnya basis Rohedi bukanlah meng-otak-atik-gatukkan angka-angka jumlah ayat dan surah AlQur’an. Tetapi lebih mendasarkan pada berbagai ritual di dalam Agama Islam, salah satunya Perjalanan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang kemudian melahirkan Smart Method untuk memecahkan Persamaan Diferensial Biasa (PDB) orde 1, seperti Persamaan Diferensial (PD) Bernoulli, PD arctan, PD Chini, dllnya.

    Pak Agor,
    Rohedi bisa memahami pula kalau Pak Agor tidak paham dengan teori-teori Rohedi yang diposting via banyak artikel, baik di website rohedi.com maupun di website Penerbit Buku eqworld itu. Mohon maaf background Pak Agor bukan matematika kan. Kalau memang bukan, jangankan Pak Agor, semua rekan sejawat Rohedi di Jurusan Fisika FMIPA-ITS dan bahkan mereka yang berasal dari Jurusan Matematika FMIPA-ITS pun tidak bisa menerima dengan langkah aneh Rohedi semisal ketika menyelesaikan PD Bernoulli

    dy/dx+P(x)y=Q(x)*y^n untuk n tidak sama dengan 1.

    Coba Pak Agor simak penyelesaian versi yohoo yang di

    http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20080919193809AAq4Xtu

    Lalu bandingkan dengan solusi Rohedi di

    http://rohedi.com/content/view/25/26/

    Jika Pak Agor dkk telah teregistrasi di web rohedi.com, maka panjenengan akan bisa mendownload paper Rohedi itu dan mendapatinya bahwa Pers.(4) di paper application of Stable Modulation Technique for solving Bernoulli equation itu sebagai solusi ter-smart di dunia. Tinggal waktu saja yang akan membuktikannya.

    Publikasi Ilmiah?

    Oh tentu saja …., dan seluruh paper Rohedi.com yang terkait dengan kata kunci “Stable Modulation Technique (SMT)” itu sudah Rohedi seminasikan via Symposium Internasional (walaupun masih di Indonesia) sebagaimana saya paparkan di

    http://eqworld.ipmnet.ru/forum/viewtopic.php?f=2&t=34&start=20 dan di folder berikutnya.

    Jadi paper-paper itu sudah terinventaris di setiap Prosiding Symposium yang Rohedi ikuti. Contoh,

    http://rohedi.com/content/view/30/26/

    untuk solving Ricatti DE by SMT yang di ICMNS Natural Sciences ITB Bandung Th.2006 diikuti lebih dari 1000 peserta. Bahkan solving PD Bernoulli tak homogen yang Rohedi sampaikan di International Conference of Laser and Its Applications Universitas Indonesia Th.2007

    http://rohedi.com/content/view/31/26/

    dimoderatori oleh salah seorang Ahli Matematika dari NASA.

    Publikasi ke Math Journal secara Resmi…..?
    Juga tentu saja, tetapi tidak salah juga khan kalau Rohedi mempublikasikannya sembari nyantai, dengan terlebih dahulu menyebarluaskan via internet. Siapa tahu pereview itu tahu duluan terhadap paper-paper Rohedi. Sehingga ketika mereka menerima tugas mereview, mereka akan koor “ohh paper SMT-nya Mr.Rohedi yang berasal dari Indonesia itu”. Sembari berharap ada banyak pakar asal Indonesia yang terjebak membaca paper SMT itu, lalu mereka menerapkannya di bidangnya masing-masing.

    Diakui setelah ada produk nyata semisal Einstein Theory yang ramai-ramai diakui setelah E=mc^2 itu berhasil mengebom Heroshima dan Nagasaki?. Nah disinilah letak perbedaan utamanya. Sesungguhnya mathematical Research yang dilakukan Rohedi bukanlah hal yang baru. Bahkan materi itu sudah dikenal luas oleh mahasiswa S1. Mari simak yang ini

    http://rohedi.com/content/view/15/26/

    Siapa sih yang tidak mengenal pentingnya Ricatti Differential Equation? PD itu justru populer di kalangan Teknik Elektro, semisal dalam memproduksi peralatan kontrol otomatis. Tetapi apa mereka tahu solusi umum dari PD Ricatti dy/dx=P(x)y^2+Q(x)y+R(x) itu? Solusi itulah Pak Agor yang hendak Rohedi Lego, sayangkan kalau hanya di tabur di internet. Kalau yang sudah-sudah itu memang Rohedi maksudkan sebagai ajang pengenalan Rohedi ke dunia Internasional. Bukankah Rohedi hanya lulusan S2 dalam negeri, itupun bukan dari bidang Matematika lho.

    Silahkan baca komentar yang di sini

    http://www.mail-archive.com/fisika_indonesia@yahoogroups.com/msg04322.html

    Ini dulu klarifikasi pertama dari Rohedi. Nanti Rohedi lanjutkan dengan klarifikasi energy of universe itu.

    Wassalam,
    Rohedi.

    Suka

  13. konyol said

    Saya kira telah terjadi misinterpretasi dari Pak Aburahat soal otak-atik Al Qur’an.
    Pak Agorsiloku tidak mengotak-atik huruf/ayat Al Qur’an dalam artian mengubah dari naskah aslinya, melainkan prespektif lain dalam penafsiran Al Qur’an, namanya juga tafsir…hehehe

    Tidak ada seorang didunia inipun berani mengatakan bahwa ukuran panjang suatu objek benar-benar tepat 10 cm, bukan ?!

    Buat apa dunk, capek-capek belajar tafsir bahasa keren-nya : “probability theory and statistics”

    http://en.wikipedia.org/wiki/Standard_deviation

    Suka

  14. agorsiloku said

    Ass. Ww. Agor kira, yang disampaikan oleh Mas Aburahat, ada benarnya dan mengajak kita berwaspada. “Otak-atik” ummul kitab, menyundul langit, tiupannya sangat keras. Jatuhnya tak tertahankan lagi. Itu yang diingatkan oleh Mas Abu. Ini menjadi peringatan untuk kita semua. Berhati-hatilah, jangan karenanya berjalan dalam kegelapan..
    Kiranya itu benar, karena itu meniati di wilayah ini haruslah amat berhati-hati.
    Lakukanlah dengan persiapan sebaik-baiknya, niati dengan ketulusan.

    Kiranya, pesan ini yang ingin disampaikan. Terimakasih Mas Abu, Ketika agor mengumpulkan berbagai penjumlahan, logika, kesatuan-kesatuan yang terpisah.. selalu ada keraguan, menerangi ataukah menggelapkan… Subhanallah, Astagfirullah. Semoga dapat menghindari dari keangkuhan pengetahuan, ilmu dan sebagai bagian dari upaya memahami kalam Sang Mahakuasa yang dikirimkan kepada manusia untuk dipelajari, dipahami, direnungkan…

    Wass, agor

    Suka

  15. […] susah untuk menjawab pertanyaan diatas, bahkan seorang rekan mengkritisi cukup tajam perihal otak-atik penafsiran Ayat-ayat Al Qur’an terutama surah Al Faatihah sebagai Umul […]

    Suka

  16. el za said

    Assalamualaikum wr wb
    1. Dengan Nama Allah Yang Maha Kasih sayang
    (Yang kasih sayang kepada seluruh mahluk, mulai yang nampak maupun yang tak nampak, yang segedhe gajah hingga virus, semua diatur makan dan rezqinya, di satu planet kecil ini maupun diluar sana yang tak terbayangkan manusia. Yang menyayangi dan memberi kesempatan pada manusia selama hidupnya untuk bertaubat meskipun banyak yang durhaka!, yang mengasihi manusia dengan memberi akal dan semua indera untuk berpikir, yang menyayangi manusia sehingga diturunkannya para Nabi dan Rasul untuk lebih mendekatkan manusia kepada Hidayah jalan yang lurus/benar).

    Ya Allah —sampai disini, air mata menangis… tak kuasa lagi menulis..
    Ya Allah ampunilah dosa-dosaku…ampunilah dosa-dosa kami…maafkanlah hambaMu ini…maafkanlah kami…

    Wassalamualaikum wr wb.

    Suka

  17. Hendarto said

    Ilmu pengetahuan dan matematika adalah suatu perpaduan yang hampir tidak terelakkan, matematika digunakan sebagai alat untuk kebernaran atau sebaliknya untuk menemukan sesuatu yang menurut perhitungan harus ada dan nyata.

    Penyelidikan dan berbagai percobaan ilmiah akan membawa kita kepada pola berpikir positif, kita tidak akan mengetahuai apa hakekat dibalik perisitiwa atau fenomena alam, akan tetapi kita harus membatasi diri dengan menerangkannya dengan pertolongan rumus-rumus dalam ilmu pasti, salah satunya dengan menggunakan matematika.

    Dengan rumus-rumus dalam ilmu pasti itu kita dapat menemukan pula hakekat sesuatu, misalnya elektron. Dengan pertolongan rumus kontraksi dari Fitzgerald-Lorentz dapat dibuktikan bahwa elektron bukanlah materi melainkan timbunan energi semata.

    Para ahli filsafat sefaham dan sependapat bahwa pengetahuan tentang ilmu pasti yang pada umumnya hasil dari pada pengolahan abstraksi, diperoleh hanya dengan pertolongan proses-proses berpikir, tanpa pertolongan dari keadaan diluar kita.

    Dengan pendekatan matematika pula kita bisa melakukan pendekatan akan pembuktian tentang kebesaran Tuhan. Adapun yang dapat dibuktikan dengan matematika ialah bahwa tiap-tiap sesuatu atau keadaan berasal dari Zat Mutlak (Absolute Substance) ialah Tuhan itu sendiri, dengan pemaparan ini mau tidak mau akan memaksa kita untuk mengakui adanya Tuhan.

    Zat Mutlak adalah zat yang tidak mempunyai bagian dan kita bisa beri lambang dengan angka 0 dan sifat dari zat mutlak ini adalah mengisi seluruh ruang atau bahkan Maha Ruang yang tak terhingga sehingga bisa kita beri lambang ∞ yang berarti sesuatu yang tak terhingga besarnya.

    Dengan lambang-lambang ini maka kita bisa membuktikan dengan matematika bahwa tiap-tiap keadaan diciptakan oleh Tuhan terdiri dari sesuatu yang tidak mempunyai bagian dan dalam jumlah yang tak terhingga. Sekarang kita ambil contoh angka 2 (yang mewakili suatu keadaan atau sesuatu), meskipun kita bisa juga mengganti dengan angka berapapun juga maka akan menghasilkan jawaban yang sama.

    Apabila angka 2 ini kita bagi berturut-turut dengan pembagi yang makin lama makin kecil sampai pada pembagi yang terkecil yaitu angka 0, maka kita akan memperoleh hasil-hasil pembagian sebagai berikut :

    2 : 3 = 2/3
    2 : 2 = 1
    2 : 1/4 = 8
    2 : 1/1.000.000 = 2.000.000
    2 : 0 = ∞

    Coba anda perhatikan, semakin kecil angka pembagi makin besar pula hasilnya. Angka 0 merupakan lambang yang paling kecil sedangkan ∞ merupakan lambang jumlah yang tak dapat dihitung atau tak terhingga.

    Apabila dua suku perbandingan yang terakhir kita kalikan dengan angka 0, maka akan kita peroleh :

    (2 : 0) x 0 = ∞ x 0
    2 = ∞ x 0

    Dari perhitungan diatas kita bisa melihat bahwa tiap-tiap keadaan tersusun dari zat mutlak yang tak mempunyai bagian dan yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Angka 2 atau angka berapa saja merepresentasikan sesuatu atau keadaan, jadi tiap-tiap sesuatu itu tercipta dari Zat Mutlak yang bersifat tak terbatas. (bukankah kita semua berasal dariNya ? dan bukankah semua juga akan kembali padaNya ?…)

    Tiap-tiap keadaan seperti yang dimaksud diatas merupakan lambang keadaan yang bermacam jenis sifatnya, ada yang riil, relatif, theoritis, hypothetis dan pustulair. Keadaan manakah yang dimaksud ?
    Untuk menjawab pertanyaan ini maka mari kita pergunakan juga matematika dan dengan menggunakan formula kontraksi dari Fitzgerald-Lorent seperti dibawah ini :

    m = m0/√(1-v²/c²)

    m = Benda (massa) yang bergerak atau digerakkan,
    m0 = Benda dalam keadaan diam
    v = kecepatan
    c = kecepatan cahaya

    Rumus ini adalah dasar dari teori relativitas Einstein. Sekarang mari kita bahas rumusan diatas.
    Apabila M dan m0 digerakkan dengan kecepatan cahaya (lambang v yang berarti kecepatan diberi nilai c yang mewakili kecepatan cahaya), maka hasilnya akan menjadi sebagai berikut :

    m = m0/√(1-v²/c²)

    m = m0/√(1-c²/c²)

    m = m0/√(1-1)

    m = m0/ √0

    m = m0/0 = ∞

    m0 = 0 x ∞

    Melihat perbandingan yang terakhir maka yang dimaksud dengan keadaan yang tersusun dari zat yang tak terhingga itu ialah m0 atau benda diam (rest mass) yakni tiap-tiap keadaan materiil yang tidak bergerak. Seperti yang dibicarakan diatas, rumus ini adalah merupakan dasar dari rumus relativitas Einstein yang berpendapat bahwa massa relative sama nilainya dengan energi menurut rumus :

    E = m.c²

    E = Energi
    m = massa relative
    c = kecepatan cahaya

    Menurut rumus ini, maka massa relative yang dikalikan dengan kecepatan sinar dalam kwadrat akan berubah menjadi energi. Tadi telah dibuktikan bahwa m0 ialah keadaan materiil yang tidak digerakkan atau tidak bergerak (rest mass). Mengapa m0 (rest mass) ini bila cukup digerakkan dengan kecepatan sinar saja bisa berubah menjadi 0 x ∞, sedangkan m (massa relative) harus dikalikan dengan kecepatan sinar dalam kwadrat untuk bisa berubah menjadi energi ?

    Hal ini disebabkan karena m0 (rest mass) bersifat materiil, sedangkan didalam m (massa relative) masih terdapat energi kinetis.

    Kesimpulan dari kenyataan ini adalah bahwa yang membutuhkan c² bukan m0, melainkan energi kinetis. Jadi energi kinetis bukanlah energi tertinggi hal ini harus dipecahkan lagi untuk menjadi energi yang terakhir, yaitu E yang didapat oleh Einstein.

    Oleh karena tiap-tiap sesuatu benda materiil tersusun dari Zat Mutlak menurut rumus m0 = 0 x ∞, maka m terdiri dari 0 x ∞ ditambah dengan energi kinetis.

    Energi kinetis yang digerakkan dengan kecepatan yang belum diketahui berubah menjadi E, dikurangi dengan 0 x ∞ menurut rumus berikut :

    m – m0 = Ek/c²
    Ek = c² (m – m0)
    Ek = mc² – m0c²
    Ek = E – m0c²
    E = Ek + m0c²

    Oleh karena m0 yang digerakkan dengan kecepatan c (kecepatan cahaya) sudah bisa berubah menjadi ∞ x 0,maka hal ini akan lebih cepat lagi terjadi pada kecepatan yang belum diketahui. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa :

    E = Ek + (∞ x 0)

    Ek yang digerakkan dengan kecepatan c² berubah juga menjadi E1 (energi), maka :

    E = E1 + (∞ x 0)

    E1 ini dapat diduga juga bahwa ia terdiri dari ∞ x 0 (bukankah tiap-tiap sesuatu terdiri dari ∞ x 0 ??…) maka E merupakan :

    E = ∞ x 0 plus ∞ x 0

    atau

    E = ∞ x 0
    E = Zat Mutlak = Energi Maha Suci (Actus Purus)
    E = Tuhan….

    Maka tiada energi yang tidak berasal dari Tuhan….La khaula wala kuwata illa billah

    Suka

    • haniifa said

      Subhanallah…
      E = Zat Mutlak = Energi Maha Suci (Actus Purus)
      Maha Benar Allah dengan segala firmanNya:

      Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: KUN (Jadilah!) maka terjadilah ia.

      Rupanya @mas Entein dapat merelasikan kesetaraan salah satu bentuk Energi Suara, Percepatan Gelombang dan Suatu bentuk materi baru dari ketiadaan materi.

      Subhanallah…
      Mencerahkan sekali @mas Hendarto
      😉

      Wassalam, haniifa.

      Suka

  18. […] Seorang rekan @mas Hendarto dengan bahasa yang mudah dan lugas bersedia menjabarkan rumusan yang populer tersebut dalam salahsatu blog favorit […]

    Suka

Tinggalkan komentar