Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Untuk Apa Nabi Isa Turun Ke Bumi Di Akhir Jaman?

Posted by agorsiloku pada Oktober 7, 2012

Gubrak … gedubrak, pertanyaan ini menjadi judul postingan di ambil dari sini.  Juga karena ada komentar di blog ini yang cukup panjang lebar.   Apalagi, kehadiran Nabi Isa di akhir zaman sudah menjadi komitmen dari sebagian kaum muslimin, khususnya ahli sunnah wal jama’ah (sumber dari sini). Namun,

yang tidak sependapat dengan isi dari hadits  ini juga ada, entah banyak atau tidaknya.  Duh, kok “ingkar sunnah seeeh“.   Saya juga bingung juga.  Namun, lepas dari tuduhan dan lain sebagainya, akal berpikir manusia memang selalu bertanya apa dan mengapa?.  Selalu penasaran.

Ada anggapan, salah satu dasar penolakan terhadap turunnya Nabi Isa di akhir zaman adalah soal  Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir, lalu masak ada Nabi yang turun lagi.  Nggak matching dunk.  Saya menjadi peserta yang meragukan hal ini bukan karena alasan ini.  Informasi dari : Kenapa musti percaya adanya “Dajal” ?!  dan  hadits-yahudi-tentang-al-mahdi adalah salah satu yang saya kira menarik untuk dipahami juga.  Masih ada bagian uraiannya yang sangat variatif.

Uraian mengenai hal ini, sebab dan hikmah atau penjelasan serta urutannya, buat saya tetap sebuah tanda tanya yang tetap menimbulkan pertanyaan.  Pertanyaan atau lebih tepat disebutkan masalahnya antara lain adalah :

Ayat 3:55 jelas-jelas menyatakan … hingga kiamat…, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.

  • Lha kalau sudah jelas ayat mengatakan begitu, buat apa ya Nabi Isa turun ke bumi.  Kan, jelas Allah memutuskan segala perselisihan pandangan itu setelah hari H.   Kalau Nabi Isa turun sebelum hari kiamat, ya tentunya redaksi ayat ini nggak begitu.
  • Karena menjelang hari H, dajjal dibunuh lalu kiamat tiba.  Agak ngenes juga, karena ini menegasi pada waktu kiamat tiba, Islam lah yang sedang berjaya.  Di hari kiamat itu, orang-orang muslim yang berlarian dan bayi yang disusui ditinggalkan karena gunung dihancurleburkan dan langit digulung.  Padahal, bumi ini, seperti tertulis di perbendaraan Lauh Mahfuzh, dipusakai oleh hamba-hamba Allah yang sholeh (QS 21:105).  Bukankah kedahsyatan seperti ini tidak akan ditimpakan Allah kepada hamba-hamba Allah yang sholeh?.
  • Ataukah setelah itu akan timbul kekacauan luar biasa dan semua orang meninggalkan agama Allah, sudah tidak ada lagi adzan dikumandangkan, orang sudah lupa agama dan moral agama, dan lain sebagainya sehingga tiba saatnya kiamat?.  Kalau itu logikanya, lalu untuk apa babi dibunuh, salib dipatahkan, dajjal dimusnahkan hanya karena sebuah pembuktian atas narasi kehadiran Nabi Isa turun ke dunia.

Saya tidak bisa mengunci akal saya untuk berkata :”Kalau itu sudah ada haditsnya yang oke”, mengapa masih nekad meragukan.  Soal apakah saat kiamat tiba itu dalam keadaan damai adem ayem tentrem atau sudah kacau balau ya itu urusan Allah.  He…he..he…,, tapi keadaan menjelang hari H yang kacau balau juga haditsnya oke punya juga lho.  Namun, yang saya merasa perlu digaris bawahi adalah Allah akan memutuskan apa-apa yang diperselisihkan itu di alam akhirat, bukan menjelang kiamat, bukan di dunia yang fana ini.  Ini satu keniscayaan yang saya percayai tanpa reserve apapun.

Kita imani saja deh, itu pertanyaan sampeyan saja yang absurd.

Duh piye toh, itu tidak ada di rukun iman.

Perdebatan dalam ranah berpikir sendiri, kerap lebih ramai dari pada ngeblog.  Tanya jawabnya kerap seru, kadang penuh ketakutan, kadang melas, kadang menjadi berita dan peringatan.

Karena itulah sampai saat ini masih berupa pertanyaan, maka saya meragukan penjelasan-penjelasan mengenai hal ini.

85 Tanggapan to “Untuk Apa Nabi Isa Turun Ke Bumi Di Akhir Jaman?”

  1. assalamualaikum kang Agor….saya dahulu orang yg sangat percaya dgn turunnya Nabi Isa AS dan Imam Mahdi….rasa penasaran saya membuat saya bertekad menelusuri semua sumber yg ada baik pro dan kontra….hingga sekitar 3 th lalu saya mengenal blog Kang Haniifa dan Kang Agor….kok semakin pudar kepercayaan sayahnyah itu kang….apalagi stlh mengetahui adanya perawi yg dua org dari mantan kristen yg masuk Islam tsb…..:-)D

    Suka

    • agorsiloku said

      Wa‘alaikumus salam wa rahmatullahi wabarakatuh Mas Alap-alap Kedu…
      Terimakasih sudah berkunjung dan memberikan komennya. Kita sama Mas, karena kerap berdiskusi dengan rekan atau saudara soal ini, kemudian ada ketertarikan untuk lebih memahami. Apalagi ketika hidup di masa-masa “sulit”, harapan untuk hidup maju dan baik serta berkeadilan menjadi harapan, sehingga kehadiran petinggi yang berkeadilan, ratu adil, imam Mahdi, dan seterusnya dan seterusnya menjadi harapan wong cilik. Harapan itu “terpenuhi” dengan akan turunnya ratu adil. Demikian juga dengan turunnya Nabi Isa berkonotasi sama.
      Lha, makin dicari sumbernya dari sana-sini, kok rasanya semakin terasa ketidaklogisannya. Ya, bagaimana lagi, agama Islam itu untuk orang berakal, jadi akallah pemimpinnya…

      Suka

      • Saya sangat sependapat dengan Blog Anda ini Mas, tapi maaf, pemimpin kita itu Ajaran Allah dan Rasul-Nya, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, bukan Akal. Akal itu kita gunakan untuk memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah. Begitu Mas… 🙂

        Suka

  2. akiadnani said

    Sepanjang akal terus bergerak, a.l. berpikir kritis, maka dalam dunia keagamaan banyak yg kena “koreksi”, artinya banyak hal dlm keyakinan yg telah terpatri harus dipikir ulang alias tidak benar. Pemikiran seperti ini, sayangnya hanya terdapat pada beberapa gelintir orang saja dg vonis inkarussunah , murtad, wahabi, mu’tazilah bahkan kafir. Lagi-lagi karena kita harus berpegang kepada Alquran, yg di dalamnya tidak tersirat sama sekali akan turunnya nabi Isa ke bumi, namun lantaran gara-gara meyakini kebenaran bahwa “setiap lembar hadits” nyaris disamakan dengan Alquran – apa lagi pemahaman ttg Ahlus-sunnah, yg dikaitkan qala wa qiila (katanya-katanya) Rasulullah – sehingga terjadi tabrakan antara Alquran dan hadits. Demikianlah kenyataan yg terjadi di kalangan ummat Islam yg rata-rata kadar keagamaannya “awwam”, maka antara ahsanul hadits (sebaik-baiknya hadits, yakni Alquran), tidak akan dibedakan dengan hadits ataupun bukan hadits sama sekali. Bila kita mencoba menyatakan hal yg terkait dengan pendalaman ilmu ini, maka yg menjadi pegangan adalah pegangan orang banyak (awwam).Semisal ungkapan, ngapain berbicara soal itu, nanti bisa jadi menjadi pemecah kesatuan ummat. Atau ungkapan:”ngapain mencari-cari kesalahan orang lain, yg lebih penting, tuh yg belum salat biar pada salat”. Demikianlah bukti bahwa keislaman atau keimanan manusia berada dalam tingkatan-tingkatan. Sebaiknya kita berbicara hanya pada tingkat yg sama atau sejajar. Insya Allah, dihadapanNya, belum tentu ada hisab ihwal kelompok Sunnah Waljamaah, Syiah, Wahabi, pro Abdullah bin Baaz, pro Habib Munzir atau madzhab mana saja. Hubungi saya di 08153049 atau mustafaadnani@gmail.com.

    Suka

    • agorsiloku said

      Betul Mas Akiadnani, sepanjang akal maka ada banyak kena “koreksi”. Dalam hal kepada Al Qur’an, rasa-rasanya pikiran saya yang terus menerus dikoreksi dari waktu ke waktu, baik oleh karena sebuah proses diskusi, perenungan kembali, atau karena teguran dari rekan-rekan dalam memberikan komentarnya yang meluruskan kekeliruan berpikir. Alhamdulillah…..

      Suka

    • Rubon said

      @Bung Akiadnani
      Anda sepertinya bepengetahuan luas dan melebihi siapapun.
      Ada satu kasus yang belum terpecahkan dari rekan kita, mudah-mudahan Anda mampu mentranslate sekaligua menjelaskannya mengingat.
      1. Ayat terpendek dalam Al Qur’an, hanya mempunyai 3 huruf.
      2. Ayat terpedek tapi ditempatkan pada ayat terpanjang dan terbanyak penggunaan frasa / kalimat.
      3. Posisi ayat selalu pada nomor pertama (ayat 1)
      Insya Allah, saya tidak akan sungkan dan ragu pada Anda, jika penalaran Anda masuk dalam ranah ilmiah.

      Mr. Zoe
      March 8, 2009 at 6:22 pm

      Assalamu’alaikum wr.wb,…
      inaa tarjamatuka ‘anil-Quran laisa fii fikrii,..kuntu fii haalati farhatan!!!
      tumkin,..anta’mal saiian manaafi’ fii diinil-Islam!!!
      bimaa tanaal,..’ilman maahiran minHaa!!!
      Sa asalu ‘alaika ‘anil ma’naa (Alif) (Laam) wa (mim),..Maa ma’na minhaa kullun???
      Syukron ‘alaa ihtimaamika!!!
      Wassalaamu’alaikum Wr.Wb,…

      Satu hal lagi, saat ini anda sudah mempunyai berapa domba ?! :mrgreen:

      Suka

      • akiadnani said

        1. Sebetulnya ayat terpendek tidak selalu tiga huruf (Alif Laam Miim, Tha Sin Miim), ada juga yang hanya dua huruf semisal Yaa Siin (QS36), Tha Haa (QS20) atau Haa Miim (QS42) Ada juga yg satu huruf, namun digabung dengan kalimat lain, semisal Qaaf, Wal Quranil Majiid, atau Nun, wal qalami wamaa yasturun. Huruf singkatan terpanjang adalah Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shaad (QS19). Mengapa demikian? Tentu saja bertanya untuk hal demikian sangat tidak salah, demi keilmuan. Waktu saya masih kanak-kanak, bila bertanya sesuatu yg ustadnya tidak mengetahui, langsung divonis dosa atau pamali. (Boleh jadi dalam bahasa Arab, Fa maa lii adalah jawaban, yg artinya: maka (untuk jawabannya) tidak ada padaku… tapi, entahlah). Bila kini huruf2 pendek itu terjadi (tertulis), demikianlah Rasulullah melisankannya dalam bahasa manusia seperti itu. Yang kemudian setelah firman itu diganti dalam bentuk fonetik (dimush-hafkan) seperti itulah adanya. Tentu saja, penyajian agama pada zaman Rasulullah hanya berdasarkan bahasa lisan. Sekali lagi wahyu atau firman yang sekarang dapat kita tangkap adalah dari lisan atau tutur kata Rasulullah. Lalu bahasa apa yang Allah wahyukan kepada Rasulullah? Bahasa Allah? Wallahu ‘a-lam. Itulah yang kemudian dipertanyakan penduduk Makkah (alasannya: ayat ini turun di Makkah) Yasaluunaka ‘anirruuh, qullirruuhu min amri rabbi, wamaa utiitum minal ‘ilmi illa qaliila. artinya: Mereka bertanya padamu (Muhammad) tentang Ruuh (wahyu), jawablah bahwasanya Ar Ruuh itu urusan Allah, tiadalah Aku datangkan kepadamu, kecuali sangat sedikit”. (QS17:85) Dinyatakan sedikit lantaran manusia hanya memperoleh atau mengenal wahyu itu dari Rasulullah. Adapun bagaimana Allah memampukan RasulNya, sehingga wahyu itu meluncur dari lisan Muhammad Al Mustafa SAW.? Bagi manusia tertutup kedap untuk hal ini. Beberapa ayat banyak, menerangkan prosesi tutunnya wahyu. Dan tanpa bosan Allah terus mengulang penjelasan-penjelsan itu.
        Setelah Rasulullah wafat, artinya agama tanpa nabinya. Maka penyajian agama berangkat dari tulisan yg kita sebut mush-haf. Pengkajian hal seperti ini termasuk dalam ilmu: “Ulumul Quran”. Sungguh sangat menarik bila dikaji. Namun sedikit sekali orang (kaum muslimin) mencari ilmu ini. Setelah muncul ilmu tafsir, huruf- huruf Muqath-tha’at menjadi wilayah penafsiran para mufasirin yang sangat variable, sesuai dengan tingkat keilmuannya.
        2. Dalam periode-periode permulaan kenabian, wahyu yg diterima Rasulullah dalam kalimat pendek-pendek. Semisal surah Al Muddatstir (QS74) atau Al Mursalat (QS77) atau lihatdlam Juz “Amma Yatasaa-aluun”. Sangat berbeda dengan surah-surah yg diturunkan di Madinah, lihat ayat no. 282 surah Al Baqarah. tertuis dalam 16 baris, Alquran standar Indoneisa. Sayapun tidak tega membacakannya dalam salat. Pasti dikomplen jamaah seusai salam. Meski demikian, terdapat juga ayat-ayat pendek dalam surah pendek, padahal surah itu diturunkan di Madinah atau surah terakhir dalm mush-hafm yakni surah An Nashr (Idza jaa-a nashrullah…) QS110.
        3. Kecuali surah Al Fatihah, maka tulisan Bismillah dalam setiap surah, tidak diberi nomor. Menandakan bismillah tsb bukan bagian dari surah. Karenanya jangan aneh bila seorang imam, mambaca surah setelah Al Fatihah tanpa membaca Bismillahirrahmanirrahiim. Bahkan – menurut beberapa pendapat – Al Fatihahpun sebenarnya tanpa bismillah. Karena kalimat Bismillahirrahmanirrahim berada dalam surah An Naml, QS27:30. Dalam hadits yg diriwayatkan oleh Anas bin Malik, bahwa berulang kali dia menjadi makmum dibelakang Rasulullah, Abu Bakar, ‘Umar, dan Utsman dalam pembacaan surah Fatihah tidak terdengar bacaan Bismillahirrahmanirrahim. Demikian Shahih Muslim. Sedangkan dalam shahih Bukhari, Anas bin Malik meriwayatkan, bahwa ia shalt dibelakang Nabi, Abu Bakar dan ‘Umar, mereka membaca Fatihah dimulai dengan Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.
        Bila kita ingin menganalisa, banyak peluang untuk itu, semisal siapakah yang memberikan nomor-nomor ayat pada setiap surah? Atau siapkah yg menentukan nomor urutan setiap surah, semisal Al Fatihah surah pertama Al Baqarah no, 2, No.3 Ali Imran, surah Iqra (yg pertama diturunkan) no.96 ….. dst., dst.,?
        Semoga Mas Rubon berkenan. Saya ucapkan terima kasih, atas keingin-tahuan Anda. Ingin tahu adalah pintu masuk untuk luasnya wawasan seorang pengikut Rasulullah SAW.

        Suka

      • Rubon said

        @Bung Akiadnani
        Terima kasih atas uraian yang panjang dan lebar, namun ada baiknya kita flashback sejerah Bani Qurasy.
        Qushay bin Kilab adalah seorang tokoh penting dalam pembebasan kota Mekkah, yang dalam kurun ratusan tahun menjadi bagian dari tatanan masyrakat Arab di sekitar Mekah dimana kota tua itu adalah peninggalan Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s, mereka adalah termasuk orang-orang pilihan serta amat sangat pandai dalam segala bidang, yang salah satunya adalah baca tulis.
        Abdul Mutthalib (Kakek Rasululloh) adalah tokoh sentral ketika Muhammad bin ‘Abdullah lahir, sehingga akan sangat tidak masuk akal jika seorang cucu ternama tidak pandai baca tulis (“ummi” dalam artian tidak bisa baca tulis) dan ini ditegasi oleh Surah Al An’aam ayat 7 dan 91

        Al An’aam ayat 7
        Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang yang kafir itu berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata”.

        Al An’aam ayat 91:
        …Katakanlah: “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai…

        Dengan demikian kesimpulan anda tentang penyampaian ayat-ayat Al Qur’an jaman Rasululloh berupa lisan belaka adalah jump to conclution
        Bukti lain adalah surah ke 68 Al Qalam yang berarti “Pena”
        Nun, wal qalami wamaa yasturun.
        Nun, demi Pena dan apa yang mereka tulis, (QS 68:1)

        Yang kedua mengenai “Basmallah” atau kalimah Bismillahirrohmanirrohiim ( بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـنِ الرَّحِيمِ ) sekali lagi rupanya anda benar-benar fatal error, sebab hanya satu surah saja dalam Al Qur’an yang tidak diawali dengan Basmallah, yaitu surah At Taubah. (surah ke 9)

        Walau bagaimanapun, saya apresiasi usaha anda !! :mrgreen:

        Suka

      • akiadnani said

        Nah, inilah cara diskusi yang sehat.bukan memojokkan pribadi atau personality.
        I. Bicara soal penggunaan kata pena (qalam), dlam QS96:4 “Alladzii ‘allama bil qalam” artinya: Yang mengajarkan manusia dengan alat tulis/qalam. Sehingga dengan alat tulis/pena itukah, Tuhan mengajarkan manusia apa yg tidak diketahui. Dari 5 ayat surah Al ‘Alaq itu, ada dua kesimpulan yakni hari dikaji, dibaca/, iketahui atau dideklarasikan bahwa Tuhanlah yang menciptakan manusia dari alaq (yg nempel,yang nyangkut yg dalam bahasa sederhana disebut segumpal darah) dan Tuhanlah yang menjadikan manusia itu berpengetahuan,sarananya? Alat Tulis atau pena. Inilah ayat atau wahyu yang prtama sekali sampai kepada Rasulullah. Sekitar 9 atau sebelas bulan kemudian wahyu berikutnya (yang kedua) turun. sebagaimana Anda sebutkan. Muncul analisis, mengapa wahyu kedua diawali dengan tiga sumpah? 1. Demi huruf Nun,2 Demi Alat tulis/pena dan 3.Demi apa yng mereka tulis. Kalau Anda bertanya seperti apa analisi saya terhadap ayat pertama surah ini, akan saya terangkan. Padahal wahyu kedua ini turun sebanyak 16 ayat saja. Sedangkan ayat 17 hingga ayat 33 diturunkan di Madinah. Ayat 34 hingga akhir surah (ayat 52) diturunkan di Makkah. Namun tidak ada petunjuk yg pasti pada tahun keberapa. Selam sembilan atau sebelas bulan kenabian telah dua kali kata Al Qalam meluncur. Namun Rasulullah belum bergeming untuk menuliskan wahyu. Sudahkah Anda selidiki ber pa kali Alquran mengetengahkan kata Al Qalam (alat tusli/pena)? Sangatlah tidak rasional ketika kita flashback kepada suasana awal-awal wahyu turun, sementara yg terpikir adalah situasi Alquran sudah dikodofikasi.
        II. Al An’aam ayat 7. Surah ini diturunkan di Makkah. Merupakan urutan ke 55 dalam turunnya wahyu. Pembicaraan berkisar sikap orang kafir (Quraisy) yg menolak ajaran baru (wahyu) yg dibawa Muhammad Rasululah, ternyata bukan Quraisy saja yang menolak da’wah nabi ini. Penolakan telah terjadi pada generasi-genarasi sebelum ini. Yakni pada qaum bani Israil. Ketika itu giliran genarasi Rasulullah, seandainya, jikalau, umpama diturunkan pelajaran ttg kebajikan yg dijajakan oleh Rasulullah itu ditulis di atas kertas hingga benar-benar dipegang mereka, PASTI (Lam Taukid) mereka mengatakan: Ah, itu benar benar sihirr….. Sekali lagi itupun kalau, jikalau, andaikata. Dan nyatanya, realnya, hakekatnya memang Allah tidak menurunkan kertas itu.
        III Al An’aam 91. Ayat ini merujuk kepada kisah bani Israil setelah bani Israil dan nabi Musa lepas dari kejaran Fir’aun di Mesir, dan ketika itu sampai di tepi sungai Yordan. Ten comandement yg diterima di Gunung Sinai,dijadikan pegangan /cahaya/torch (=taurat) orang Yahudi menyebutnya Tabut. Kisah oral torch menjad written torch sangat panjang. Hal ini termuat dalam sejarah the black sea scroll. Setelah orang Yahudi dijadikan tawanan oleh Nebukadnezar, raja Babilonia selam tujuh puluh tahun, sepeninggal nabi Sulaiman, Yahudi mengumpulkan 72 ahli agama, dalam rangka mengkitabkan kembali tabut yang hilang pada masa tawanan. Kitab ini kemudian disebut septuaginta. Pada gilirannya kitab inipun di pecah menjadi Kitab Kejadian, Kitab Keluaran, Kitab Imamat, Kitab Bilangan, dan Kitab Ulangan. Jadi ayat ini mengacu kepada peristiwa yang tejadi diluar Arab. Ingat periode Makkah saat itu, berlum menyentuh Yahudi di Madinah.
        IV. Yang Anda tahu sebatas mush-haf yg kita pegang sekarang. Kalau cuma sekadar melihat bahwa surah At Taubah,atau Al Baraah tidak dicantumkan kalimat basmalah dalam mush-haf, alasan Imam Nawawi dari Banten (dalam tafsirnya Marahlubaid) sesuai apa yang dikatakan Imam Qusyairi, bahwa Jibril tidak memerintahkan kalimat basmalah untuk surah ini. Cuman hemat saya, kalau itu alasannya tidak akademis. Abdullah Yusuf Ali, menyatakan bahwa ada petunjuk bahwa Rasulullah memerintahkan agar surah Attaubah itu disatukan dengan surah Al Anfal. Dari alur kedua surah ini memilki kandungan yang sama, meski tertaut sekitar 7 tahun. Jadi Anda tidak usah menyatakan: “benar-benar fatal error”. Boleh jadi Anda belum mengenal sejarah urutan turunnya surah atau ayat. Itu boleh disebut penting, sehingga memahami benar mana ayat atau surah yang kemudian dan mana yang sebelumnya.

        Suka

      • Rubon said

        @Bung Akiadnani
        Mohon maaf, Anda sudah jauh melenceng dari subtansi yang rekan kita tanyakan (alif laam miim), dengan uraian yang panjang dan bertele-tele semakin memperjelas ke tidak mampuan anda.
        Contoh :
        Menurut anda : At Taubah,atau Al Baraah … tidak ada surah Al Baraah dalam Al Qur’an umat Islam, sebagai mana ketidak fahaman dalam penyusunan nama dan nomor ayat.
        Bukti:
        Judul Surah Al Qur’an dan nomor ayat pasti disampaikan oleh Malaikat Jibril sesuai dengan kehendak Alloh.
        Jawaban sangat simple, tidak ada alasan surah ke 47 berjudul “MUHAMMAD” bukan “AHMAD” hal ini dapat disimpulkan walau seperti tidak konsisten dengan QS 61:6 tetapi Rasululloh tidak berani memberi nama seenak dirinya sendiri.

        Suka

      • agorsiloku said

        Kang Rubon,
        “Judul Surah Al Qur’an dan nomor ayat pasti disampaikan oleh Malaikat Jibril sesuai dengan kehendak Alloh.”
        Ya, saya juga hakkkul yakiiiin begitu. Saya jadi jadi males mengikuti pembahasan siapa pengumpul nash al Qur’an dan menyusun penomorannya, apalagi kalau itu diperbandingkan antara masanya Abu Bakar dan Utsman. Pengumpulan versi Utsman itulah yang kita pakai sekarang. Saya tidak tahu perbedaan urutan antara kedua masa itu. Namun, melihat fakta-fakta kesempurnaan matematika Al Qur’an, tentulah susunan yang menjadi pegangan pada saat ini adalah benar-benar seperti kata Kang Rubon, datang dari Malaikat Jibril. Saya dapat memahami ini. Jadi pilihan Utsman kepada sahabat-sahabat (khususnya 4 sahabatnya) yang membantu pengumpulan nash Al Qur’an ini dibantu oleh Malaikat Jibril. Ini kesimpulan logisnya (tafsir).
        Bagaimana menurut Akang?. Maaf keluar dari topik postingan.
        Wassalam, agor

        Suka

      • Rubon said

        @Kang Agor
        Alhamdulillah, jika kita sepemahaman dan dekan maka surah Al Qur’an ke 106 menceritakan tatanan dan perilaku suatu suku yang secara khusus menjadi wacana tersendiri, atau kisah Bani Qurasy mempunyai makna yang lebih mendalam dibandingkan dengan Bani Israil, karena ditempatkan sebagai judul surah. Saya kira tidak bisa dipungkiri lagi oleh umat Islam bahwa Surah Qurasy lebih awal turun dari pada QS 5:3, dimana Alloh yang Maha Sempurna menegasi telah DISEMPURNAKANNYA segala hal tentang Ad Diin Islam.
        Contoh konkrit adalah kita tidak bisa membedakan suku bangsa dan negara jika sedang mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an yang dibacakan oleh seorang qori’/qoriah. Dalam sejarah Nabi pun diceritakan secara tersirat bahwa seorang pemuda Qurasy Usamah Bin Zaid bin Haritsah justru menjadi panglima perang, walaupun Khalid bin Walid dan ke empat Khalifah lebih memungkinkan dari segala aspek menurut kita. Salah satu alasan yang paling logis mengapa tidak ada perselisihan yang tajam adalah karena mereka sama-sama suku Qurasy. Kebanggaan atas ke sukuan bukan tanpa sebab namun faktanya memang mereka adalah keturunan dari Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s dengan kata lain merekalah Ahlul Bait dari sisi Siti Hajar.
        Saya tidak ingin mengulas lebih jauh, namun mari kita tanya pada diri sendiri Apakah mereka (Bani Qurasy) rela mendapati surah Al Qur’an yang ditulis dengan huruf Kufa (Arab Gundul) ?!

        Note:
        JIka diwajibkan membaca buku dengan gaya Bhs Indonesia (EYD) namun ternyata isinya menggunakan gaya Bhs. Indon pasti saya tolak mentah-mentah. :mrgreen:

        Suka

  3. naldi.amera said

    Mengenai QS.3:55 dimana dituliskan “…..lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.” adalah menunjuk ke Nabi Isa, bukan ke umat Islam saat ini karena jelas ayat tersebut masih merupakan firman Allah kepada Nabi Isa, sehingga perselisihan yang melibatkan Nabi Isa dapat kita lihat di ayat sebelumnya QS.3:52 yaitu keingkaran bani israil akan kerasulan Nabi Isa dan juga mengenai anggapan umatnya bahwa Nabi Isa adalah tuhan, hal ini tertulis di QS.5:116 dimana Allah menanyakan kepada Nabi Isa apakah dia pernah mengatakan kepada manusia agar menjadikan dia dan ibunya Tuhan.
    Di QS.3:60-62 Allah telah berfirman bahwa kisah Nabi Isa telah disampaikan benar dan laknat Allah akan ditimpahkan kepada orang-orang yang membantah dan dusta.
    Dan adanya perawih dari mantan kristen tidak mengharuskan hadis harus batal karena hanya Allah-lah yang tahu keimanan mereka, kita tak punya hak sama sekali berburuk sangka kepada mereka dan di Al-Quran pun tidak ada satu ayatpun yang menghalangi kemungkinan Nabi Isa turun kembali malah secara tidak langsung terdapat beberapa ayat yang menyimpulkan kemungkinan nabi Isa akan turun adalah benar.

    Salam

    Suka

    • agorsiloku said

      Mas betul sekali, dalam ayat itu memang betul, sesuai dengan kasusnya. Namun, jelas pula bahwa soal apapun dalam keberagamaan, ada perselisihan pandangan, sistem nilai, atau apapun juga. Keputusannya ada pada Allah. Termasuk tentunya perselisihan pada Kitab Taurat, Kitab Injil, dan tentu saja pada Al Qur’an pula.
      Tentu pula termasuk cara saya menarik kesimpulan maupun cara mas berijtihad. AQ 42:10 merefleksikan hal ini.

      Suka

    • @Naldi.Amera
      dan di Al-Quran pun tidak ada satu ayatpun yang menghalangi kemungkinan Nabi Isa turun kembali malah secara tidak langsung terdapat beberapa ayat yang menyimpulkan kemungkinan nabi Isa akan turun adalah benar.
      ________________
      Tolong tunjukan kepada saya, ayat-ayat al qur’an yang membenarkan bahwa Nabi Isa Ibnu Maryam akan turun lagi kebumi !!!
      TAPI MOHON MAAF JANGAN KEDUA AYAT BERIKUT YANG SAYA KUTIP DARI LINK DIATAS

      Lima Hikmah Turunnya Nabi Isa di Akhir Zaman
      ….
      Kedua: Isa bin Maryam telah menemukan dalam Injil mengenai keutamaan umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallamsebagaimana disebutkan dalam firman Allah,

      وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ

      “Dan sifat-sifat mereka (para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya” (QS. Al Fath: 29). Dari sini, Nabi Isa memohon kepada Allah agar menjadi bagian dari mereka (para sahabat). Allah pun mengabulkan do’anya. Allah membiarkan beliau hidup hingga akhir zaman. Beliau pun akan menjadi pengikut Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Dajjal muncul, beliau pun yang menumpasnya.

      Respon by Haniifa:
      عُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَـنِ الرَّجِيمِ
      Aku mohon perlindungan kepada Alloh dari godaan syaitan yang terkutuk.
      Berikut ini saya kutp surah Al Fath[48] :29 secara utuh.
      مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

      ( مُحَمَّدٌ ) Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah ( فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ ) sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.(QS Al Fath[48]:29)

      JELAS SEKALI “Imam Mahdi” yang dimaksud adalah Nabi Huhammad s.a.w !!!

      Kenapa saudara memutlasi ayat yang hanya terfolkus pada Injil, dan seolah -olah ‘ Isa Al Masih berdo’a untuk dikembali kebumi… seperti kisah Nabi Uzair s.a ?!

      Kelima: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

      أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ، وَالأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلاَّتٍ ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى ، وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ

      “Aku orang yang paling dekat dengan ‘Isa bin Maryam ‘alaihis salam di dunia dan akhirat, dan para Nabi adalah bersaudara (dari keturunan) satu ayah dengan ibu yang berbeda, sedangkan agama mereka satu” (HR. Bukhari no. 3443 dan Muslim no. 2365, dari Abu Hurairah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang terspesial dan yang paling dekat dengan beliau. Isa bin Maryam sendiri telah memberi kabar gembira bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan datang setelah beliau. Beliau pun mengajak umatnya untuk membenarkan dan beriman terhadap hal itu. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

      وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ

      “Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” (QS. Ash Shaff: 6)[6]

      Respon by Haniifa:
      Absolute tidak ada korelasinya dengan soal “Imam Mahdi” dan Djajal !!!

      Dan hadits diatas adalah tentang Nabi Isa Al Masih yang didekatkan (QARIB) pada Nabi Muhammad s.aw, yang sering diplesetkan menjadi didekatkan dengan hari qiamat atau dengan Alloh.

      Suka

    • @Naldi.Amera
      Masih kurang jelast kah ???
      Perumpamaan Isa Al Masih seperti Nabi Adam a.s.

      Nabi Adam a.s. : Jannah => TURUN => Hidup dan Wafat di BumiI => ‘”n a i k “ => Jannah

      Isa Al Masih a.s : Jannah => “turun” => Hidup dan Wafat di Bumi => NAIK => Jannah

      Suka

      • akiadnani said

        Kalau bicara Isa Al Masih ataupun Adam a.s. tanpa reference ayat, bisa jadi ngawur, ngaco alias ngarang sendiri, contohnya? Yaitu ; Nabi Adam : Jannah = Turun = Hidup dan wafat di Bumi = naik= Jannah, Kayanya yg ngerti hanya dia sendiri. Bila ingin mengetengahkan perumpamaan Isa sebagaimana Adam, sebaiknya pergunakanlah QS3:59 (Surah Ali Imran ayat 59). Bila Allah menyamakan penciptaan Isa sebagaimana penciptaan Adam, dalam hal apanya?. Yang sama adalah tercipta dari turaabin (=tanah) Itupun tidak bisa diartikan tanah secara harfiah, namun harus secara ilmiah. Bahkan muncul pernyataan: “@Naldi.Amera
        dan di Al-Quran pun tidak ada satu ayatpun yang menghalangi kemungkinan Nabi Isa turun kembali malah secara tidak langsung terdapat beberapa ayat yang menyimpulkan kemungkinan nabi Isa akan turun adalah benar.” Bagi saya, sangat nampak ketidak-menguasainya Alquran. Kalau menguasai, sebutkan satu atau setengah ayat saja, yg mengisaratkan turunnya nabi Isa yg telah wafat sekitar 2000 tahun silam. Silahkan baca komentar saya ihwal hadits akan turunnya nabi Isa ke bumi.

        Suka

      • @Mas Akiadnani
        Dalil Naqli Pertama
        Nama Syuga :
        1. Firdaus, => (QS. 6:127)
        2. ‘Adn => (QS. 13:23-24)
        3. Khuld => (QS. Al-Furqan:15)
        4 Darul Muqamah => (QS. 35:34-35)
        …dsb.

        Dalil Naqli Kedua :
        Dan Kami berfirman: “Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu AL JANNAH ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzalim. (QS 2:35)

        Kami berfirman: “TURUNlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS 2:38)

        Dalil Naqly Ketiga:
        Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia. (QS 3:59)

        Dalil AKAL (aqli) Pertama:
        NEGASI TURUN adalah NAIK

        Dalil AKAL (aqli) Kedua:
        Kesetaraan Nabi Adam a.s dengan Nabi Isa a.s

        *** JADI SIAPA YANG NGAWUR DAN NGACU ITU !!!! ***

        Suka

      • @Akiadnani
        Silahkan baca komentar saya ihwal hadits akan turunnya nabi Isa ke bumi.
        ————————
        Haleluya… kalau sudah Aki-aki atau tua-tua bangke sebaiknya IMANI sajah.. hehehe

        (Kecuali sampean ada keberanian menunjukan ayat-ayat Al Qur’an kepada @Oom Haniifa .. 😀 )

        Suka

    • agorsiloku said

      @ Mas Nadi Amera,
      menghalangi kemungkinan Nabi Isa turun kembali malah secara tidak langsung terdapat beberapa ayat yang menyimpulkan kemungkinan nabi Isa akan turun adalah benar….
      Apa yang dikritisi oleh Kang Haniifa itu menarik, saya akan senang jika Mas bisa mematahkan argumen dan penjelasannya mengenai topik ini. Patahkan sepatah-patahnya sehingga Beliau tidak bisa berkutik lagi dan megap-megap kehabisan argumen dan daya tolaknya menjadi nol. Saya percaya jika Beliau akan dengan legawa untuk mengakui semua kebodohan dan argumen-argumen yang dianggapnya shahih itu.

      Beliau itu adik kelas saya dalam waktu ngeblog, tapi dalam argumen dia profesor saya. Dalam prinsip dia guru saya, dalam ngorong, saya kalah total….
      Kalau soal ngorong, saya nggak pernah mau ikutan (sebab tak mau dikalahkan), tapi suka asyik juga baca korongannya…….
      Tambahan : saya juga menunggu pembahasan Mas Nadi Amera untuk point ini. siapa tahu ada yang bisa kita petik dari sini.

      Suka

    • @Mas Naldi.amera
      Mengenai QS.3:55 dimana dituliskan “…..lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.” adalah menunjuk ke Nabi Isa, bukan ke umat Islam saat ini karena jelas ayat tersebut masih merupakan firman Allah kepada Nabi Isa, sehingga perselisihan yang melibatkan Nabi Isa dapat kita lihat di ayat sebelumnya QS.3:52 yaitu …. bla.bla.bla… bala.bala..
      _______________________
      Menurut sampean QS 3:55 atau QS 3:52 , awal dari suku ?!

      Atau mungkin Al Qur’an versi sampean urutanya adalah: QS 3: 55, 52,53,,,?!

      Note:
      Dasar Super Pengorong baca Al Qur’annyah terbalik.. hehehe… 😀

      Suka

  4. Samaranji said

    Alhamdulillah… dulu waktu kecil udah pernah denger para Mubaligh di musholla kampung, yang selalu menekankan bahwa konsep Imam Mahdi, juru selamat, ratu adil, satrio piningit adalah warisan Yahudi jaman baheula yang merindukan sosok Nabi Terakhir, dan ketika Nabi Muhammad s.a.w hadir di tengah mereka, mereka malah mengingkarinya. 😦

    Suka

    • agorsiloku said

      Sewaktu pertama kali saya ke Jakarta, pergi ke daerah Kebon Jeruk (Jakarta Barat). Mengikuti petunjuk-petunjuk lalu lintas yang ada, saya mencari Kebon Jeruk. Keramaian jalan dan tengah hari, benar-benar membuat pusing. Karena yang dicari arah ke Kebon Jeruk, maka setiap kali ada petunjuk arah kebon jeruk, saya ikuti. Kalau petunjuk itu tidak ada, saya cari terus…. nggak sadar atau lebih tepat bodohnya bahwa Kebon Jeruk yang dituju sudah dilewati berkali-kali.
      Maklumlah, pertama kali. Kebon Jeruk juga memang tidak ada, yang ada kebun rumah, jalan, dan gedung-gedung. Kebunnya sendiri entah ada di mana.
      Tapi itu soal alamat yang dituju, kalau soal ini, Mubaligh di musholla kampung Mas tentu tak akan muter-muter mencari Kebon Jeruk mana loyang mana emas…..
      Salam dan terimakasih, sudi berkunjung kembali ke blog agor.

      Suka

      • Samaranji said

        Hihi… lah saya juga pernah muter muter untuk konfirmasi, apalagi waktu baca buku M Isa Daud dari teman, yang wow. Tapi saat itu sy juga membatin… hadits2nya koq asing sih, kayak dongeng 😀

        Suka

  5. sepakat kang Agor….ketika terjadi perselisihan pendapat maka Al Qur’anlah yg wajib kita kedepankan sebagai pemandu akal……metode tafsir ayat dgn ayat saya rasa sangat membantu dlm permasalahan “turun tidaknya Isa Al Masih Ibnu Maryam”ini….dan saya pribadi melihat justru pada penafsiran wafat atau diangkat/ditidurkan ini “pokok inti “pembahasan bisa ditelusuri lebih lanjut…dari pemaparan yg komprehensif Kang Haniifa di blognya tsb kalau boleh sayahnyah meminjam istilah “problem internal dan eksternal”soalan Isa Al Masih Ibnu Maryam ini dikupas bagai mengupas “Bawang”…..hehehehe

    Suka

    • agorsiloku said

      Kira-kira begitu ya Mas, tapi karena adanya hadis dan hadits yang menimbulkan kebutuhan adanya “sejumlah” solusi untuk memberikan jawaban terhadap hal ini. Karena ada sejumlah kebutuhan untuk menjawab tantangan sosial masyarakat yang berada dalam ketidakpastian kehidupan. Seperti kata Kang Akiadnani dalam komentarnya, menimbulkan sejumlah “koreksi”. Apakah koreksi itu bisa dibenarkan, apakah menolak hadis mutawatir yang menyertainya bisa berarti penolakan menyeluruh kepada semua hadits (karena hanya sebagian diterima, sebagian lain ditinggalkan). Apakah yang sudah lurus dibengkokkan atau yang bengkok diluruskan?. Apakah “sampeyan” emang mengerti hadits, sehingga main olah sendiri saja?. Apakah “sampeyan” juga mengerti petunjukNya luar dalam sehingga berani punya tafsir sendiri…..
      Sejumlah pertanyaan itu kerap menggeluti saya Mas, seperti juga Mas tiga tahun terakhir itu. Namun, pertanyaan penting lainnya juga, apakah kita akan mengunci akal berpikir yang dianugrahkan Allah kepada kita untuk menelaah tanpa semua kekhawatiran yang dimunculkan dalam pikiran-pikiran itu. Bagaimana pertanggungjawaban kita di hadapanNya…..

      Suka

      • akiadnani said

        Pada awalnya, saya hanya ingin nonton anak-anak muda berdiskusi. Namun sepertinya nama saya (Akiadnani, Aki Adnani) disebut-sebut, terkait komentar saya (7 Oktober 2012, @ 10.59 pm) dan di sana ada kata yg bertanda kutip (“sampeyan”), saya tidak memahami apa maksud kata sampeyan yg bertanda kutip ini. Setahu saya sampeyan berarti anda, engkau, you, anta/antum atau anjeun. Ada kekhawatiran arti sampeyan itu bukan saya (Akiadnani). Namun ada harapan yg Agorsiloku maksud sampeyan itu memang saya. Dengan demikian bila “sampeyan” itu Aki Adnani, maka kalimatnya menjadi “Apakah Akiadnani emang ngerti hadis, sehingga……..dan Apakah Akiadnani juga mengerti petunjukNya luar dalam sehigga berani punya tafsir sendiri……..??????
        Judul awalnya, bahwa saya menolak bahwa nabi Isa akan turum ke bumi (sumber: Shahih Bukhari mengabil dari Abu Hurairah ra Bahwa Rasulullah saw bersabda:”Demi Allah yang diriku dalam genggamanNya. Sesungguhnya akan turun kepadamu Ibnu Maryam menjadi hakim yg adil. Maka dipecahkannya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak, dan harta kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorang juapun yang mau menerima (maksudnya mungkin menerima sadaqah, infaq atu zakat)”. sedangkan Shahih Muslim mengambil dari Nawas bin Sam’an ra: “……… …..Sementara Dajjal asyik dg perbuatan2-nya yg merusak, Allah Ta’ala membangkitkan Isa Al Masih anak Maryam. Dia diturunkan Allah dekat menara putih sebelum timur Damsyiq, memakai dua pakaian berwarna, berpegang pada sayap dua malaikat. Apa bila dia menundukkkan kepala, hujan turun, dan apa bila dia mengangkat kepala berjatuhan daripadanya biji-biji perak dan mutiara…….etc., etc.,”.) Demikianlah bunyi asli dari hadits2 terkait turunnya Isa as ke bumi. Saya akan bertasbih: “subhanallah”, bila saja ada orang (kaum Muslimin) yg katanya mempergunakan akal-sehatnya, masih mengimani hadits2 tsb., yg jelas-jelas tidak diisaratkan oleh Alquran. Hanya orang yang beriman tapi tidak memiliki akal-sehatlah yg akan menikuti kisah Israiliyyat ini. Saya mengajak Anda, mari kita dalami Alquran dlm perjalanannya sekaligus Alhadits dalam perkembangannya. Ini-lah langkah pertanggungan jawab kita kepada Allah SWT Wassalam Aki Adnani (Old man Adnani).

        Suka

      • agorsiloku said

        Punten Aki Adnani, kata “sampeyan” itu, dalam narasi kalimatnya adalah : Apakah “sampeyan” juga mengerti petunjukNya luar dalam sehingga berani punya tafsir sendiri…..
        Sejumlah pertanyaan itu kerap menggeluti saya Mas, seperti juga Mas tiga tahun terakhir itu.
        . Jadi yang dimaksud “sampeyan” itu adalah diri sendiri, bertanya ke diri sendiri, berdiskusi dengan pikiran-pikiran sendiri, tanya jawab sendiri….
        Aki Adnani saya tulis, dalam komentar ke Kang Alap-alap karena Aki mengingatkan, berakal pikir dapat menimbulkan koreksi. Koreksi yang dimaksud Aki dlm keyakinan yg telah terpatri harus dipikir ulang alias tidak benar.
        Koreksi yang agor maksud, adalah pertanyaan ke diri sendiri : apakah meluruskan yang bengkok atau membengkokan yang lurus. Maksudnya, agor berpikir keliru sangat mungkin pula, apalagi hadis mengenai Nabi Isa turun itu tergolong hadis yang oke. Jadi, bagaimana bisa yang dianggap oke, ditolak oleh orang seperti agor yang bukan ahli di bidangnya.
        Oleh karena itu, pandangan dan pemahaman dari orang-orang seperti Aki, Kang Haniifa, atau siapa saja yang berkontribusi mengamalkan ilmunya diperlukan bagi agor untuk meneguhkan, bila memang benar, atau meluruskan bila keliru. Begitu Ki maksudnya.
        Alhamdulillah, apa yang agor ungkapkan ini, sepertinya ada yang bersetuju, termasuk Aki.
        Tentunya, tersirat harapan apa yang ditulis dan kelak akan diminta pertanggung jawabannya ini, bukanlah fitnah atau kebohongan…
        Nuhun Aki ngersakeun mituduh ka abdi…. (mohon maaf kalau bahasanya ngawur Ki).
        Wassalam, agor.

        Suka

  6. silahken mas Aldi Namera..paparken argumentasi anda….saya pribadi dgn senang hati akan memperhatikannya…..patahkan hujah Kang Haniifa…..monggo:-)D

    Suka

    • @Kang Alap Alap Alas Kedu
      Mungkin beliau (!Mas Aldi Namera) nda berani mengkritis uraian dari para Sunatan (Khitanan) wal Jamaah… hehehe…
      Kalau bijitu kita kupas tuntas dwulu dari link diatas.
      ———————————————————–
      Al Qur’an , Ada tiga nas dari Al Quran 😛 yang menunjukkan turunnya Nabi Isa ‘alaihi wasallam :
      1- Firman Allah Ta’alaa:
      قوله تعالى : { وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ }
      Artinya :61. Dan Sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus.[ Az Zukhruf : 61 ]
      —————————-
      @Respon by Haniifa:

      a. Kata KIAMAT dalam bahasa Indonesia berasal dari Al Qiyamat (ta marbutha) QS Al Qiyaamah[75] ayat 1
      Dalam surah Az Zukhruf : 61 ABSOLUTETIDAK ADA KATA QIYAMAH !!!
      Kenapa kalian menulis sampea 2x kata tersebut !!

      b. Hanya 1 kata ( لِلسَّاعَةِ ) yang disinonimkan dengan kiamat, dengan menggunakan dua huruf LAM-LAM, sehingga dibaca seolah-olah:
      “Lil” (kepada) walaupun pembacaan tetap sama, yang jadi pertanyaan mengapa pada ayat yang ke 66 “ALIF LAM” ( السَّاعَةَ ) ?

      c. Absolute tikda ada kata ‘Isa Ibnu Maryam atau Al Masih pada surah diatas ?

      d. Kata “Wa Innahu” sudah diterjemaahkan (SESUNGGUHNYA), kenapa harus diterjemahkan lagi menjadi “Isa itu” BENAR-BENAR ?

      —————————————-
      Telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Al Hakim dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu dalam menafsirkan ayat diatas beliau berkata : itu adalah keluarnya Isa bin Maryam alaihi salam sebelum hari kiamat.
      Hadits dikeluarkan Imam Ahmad dalam Musnadnya (4/329) no: 2921, berkata Ahmad Syakir rahimahullah : sanadnya shahih.
      Dan Al Hakim dalam Mustadraknya (2/254) dan beliau berkata : sanadnya shahih namun tidak dikeluarkan Syaikhain dan disepakati oleh Adz Dzahabi.

      2- Firman Allah Ta’alaa :
      قوله تعالى : { فَإِذا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّى إِذَا أَثْخَنْتُمُوهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنًّا بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاءً حَتَّى تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا }
      Artinya :4. Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) Maka pancunglah batang leher mereka. sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka Maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. [ Muhammad :4 ].

      ——————————————
      @Respon by Haniifa:
      1. Sejak kapan Hadits lebih utama dari Al Qur’an, atau singkatnya sejak kapan ayat Al Qur’an menerangkan sebuah hadits ?!

      2 Ayat tersebut belaku jika dalam keadaan peperangan, dan atau Umat Islam diserang, jadi tidak ada kaitan sama sekali dengan Imam Mahdi ataupun Nabi Isa Al Masih yang nota bene tidak pernah syi’ar Agama dengan menggunakan pedang !!!

      —————————————–
      Imam Al Baghawi rahimahullah berkata : makna ayat adalah : kalahkan kaum musyrikin dengan membunuh mereka atau menawan sampai seluruh manusia mengikuti ajaran islam, dan agama seluruhnya milik Allah, sehingga tidak ada jihad dan perang setelah itu, yaitu ketika Nabi Isa alaihisalam turun. [Tafsir Al Baghawi 4/179]
      3- Firman Allah Ta’alaa :
      قوله تعالى : { وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا } (4) .
      Artinya : 159. Tidak ada seorangpun dari ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya[380]. dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.[ An Nisa’ : 159 ]

      ——————————————
      @Respon by Haniifa:
      1. Sejak kapan Hadits lebih utama dari Al Qur’an, atau singkatnya sejak kapan ayat Al Qur’an menerangkan sebuah hadits ?!

      2. AKHIR suhuf An Nisa’ : 159 adalah ayat 62, silahken sampean buka… yang secara singkat bahwa kejadian ini telah berlalu.

      Kebanyakan ahli tafsir menyatakan bahwa yang dimaksud adalah Nabi Isa alaihisalam. [ Tafsir Thabari (6/21), Tafsir Baghawi (1/497), Tafsir Ibnu Katsir (1/577) ].
      —————————
      @Respon by Haniifa :
      Silahkan cari para ahli tafsir dari golongan Sunnah wal jama’ah, dan tanyakan, apakah Alif – Laaam – Miim itu Muhakamat atau mutasyabihat ?!
      Lalu tanyakan alasannya.
      JIka sanggup, Insya Alloh kalian layak mendapatken … hehehe

      INGA-INGA AYAT INI !!!
      Katakanlah: “Hai Ahli kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?” (QS 5:59)

      Note:
      To @Kang Agor, tolong buka inbox pesbuk… 😀

      Suka

      • naldi.amera said

        Terima kasih Kang Haniifa dan teman lainnya yang sudah luangkan waktu untuk tukar ilmu, maaf neh kalo telat komennya…
        Saya memang lagi belajar Al-Quran jadi harap maklum kalo menurut anda-anda saya masih bodoh, saya juga lagi mensinkronisasikan semua ajaran-ajaran yang dahulu saya terima begitu saja dengan Al-Quran dan salah satunya mengenai turunnya kembali Nabi Isa, namun saya belum bisa menerima dalil yang menyatakan bahwa Nabi Isa telah meninggal secara alamih (bukan dibunuh/disalib) dikarenakan hal-hal berikut :

        1) Apa yang dilakukan oleh Nabi Isa setelah lepas dari peristiwa percobaan “pembunuhan/penyaliban”? karena Al Quran hanya menyatakan setelah peristiwa tersebut adalah “pengangkatan Nabi Isa” QS.4:158, kalo memang benar Nabi Isa hidup normal setelah itu mau tidak mau tugasnya sebagai Rasul bagi Bani Israil harus dilanjutkan lalu bagaimana dengan sikap kaum Yahudi dan penguasa saat itu yang telah melakukan makar kepada Nabi Isa apakah diam saja? tidak ada info sama sekali baik hadis, injil maupun catatan sejarah yang membahasnya (sepanjang yg saya tahu).

        2) Tentang QS.43:61 kata “Wa Innahu” yang diartikan “sesungguhnya” atau “sungguh ia” kalo Kang Haniifa berpendapat bahwa “nya” atau “ia” disini bukan Nabi Isa ya memang kita sudah berbeda sudut pandang jadi ga akan bisa sampai kepada titik temu atau sepakat.
        dan tentang 2 kali kata kiamat diayat tersebut karena kata “saa’ati” yang berarti “saat atau waktu” adalah kata bergender perempuan dan kata “bihaa” berarti “tentang itu” dimana “haa/itu” merupakan kata ganti bergender perempuan, sehingga memang benar ada 2x.
        Dan saya mengartikan ayat [wa innahu la ‘ilmun lissaa’ati falaa tamtarunna bihaa] dengan [ dan sungguh dia (laki-laki) benar-benar pengetahuan/pelajaran bagi/untuk “waktu” (gender perempuan) maka jangan kamu (tunggal laki-laki) ragu tentang “nya” (gender perempuan) ] yang saya simpulkan dengan Nabi Isa sebagai tanda kiamat dalam arti kehancuran alam bukan dalam arti hari berbangkit/ qiyaamah.

        3) Tentang QS.4:159 kalo Kang Haniifa berkesimpulan bahwa kejadian tersebut telah berlalu maka coba dicocokan dengan QS.3:55 yaitu tentang orang-orang yang mengikuti Nabi Isa, pasti orang-orang yang mengikuti Nabi Isa adalah orang-orang ahli kitab yang beriman kepada Nabi Isa sebelum kematiannya, orang-orang ini sudah dijanjikan Allah akan dijadikan diatas/superior dari orang-orang kafir hingga hari kiamat (qiyaamah/hari berbangkit), tapi apa kenyataannya? jangankan sampai hari kiamat, sampai jaman Nabi Muhammad saja ahli kitab malah men-Tuhan-kan Nabi Isa. Apa firman Allah tidak sesuai kenyataan atau kita yang salah penafsiran?

        4) Dua ayat yang mau saya sharing yaitu QS.9:33 dan QS.48:28 apakah janji Allah untuk memenangkan agama Islam telah terwujud? karena nyatanya hal tersebut belum terjadi dan umat nasrani/kristen masih jadi agama nomor 1 untuk jumlah penganutnya.

        Salam,

        Suka

      • Rubon said

        @Bung Naldi.amera
        Janji Alloh sesungguhnya sudah dipenuhi ketika PANJI ISLAM menguasai Imperium Barat (Romawi) dan TIMUR (Persia).
        Mohon maaf, saya kira anda salah persepsi jika Nashrani / Kristen lebih unggul karena kwantitas,

        Ingatkah anda tentang perang Badr dan Uhud ?!

        Jelas bukan kwantitas yang diutamakan, tapi KWALITAS !!!

        Suka

      • Rubon said

        @Bung Naldi.amera

        yang saya simpulkan dengan Nabi Isa sebagai tanda kiamat dalam arti kehancuran alam bukan dalam arti hari berbangkit/ qiyaamah.

        Coba anda pelajari ayat sebelumnya :
        (QS.43:57)
        Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya
        (QS.43:58)
        Dan mereka berkata: “Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)? Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.

        Dengan kedua ayat diatas jelas bahwa QS.43:61 adalah bentuk Past-tense bukan Future-tense !!!

        Suka

      • agorsiloku said

        Kang Rubon :
        Mohon maaf, saya kira anda salah persepsi jika Nashrani / Kristen lebih unggul karena kwantitas
        Menurut Agor,
        Kalau dari sisi dunia dan penguasaannya, yang beragama Kristen dan yang atheis (karena di dunia sana semakin banyak yang mengaku tidak beragama), rasa-rasanya memang mereka unggul dalam banyak hal. Juga dalam etos kerja, dalam membangun kesalehan sosial, ketertiban masyarakatnya, kekayaan dan mengambil kekayaan bangsa yang bisa diakalinya.
        Ummat Islam, dalam banyak hal, dibanding mereka memang menjadi terbelakang di abad ini.
        Kalau dari sisi tauhid, ya, Insya Allah agama Islam menjadi satu-satunya agama yang kokoh sampai akhir waktunya.
        Apakah semakin hari, semakin abad, semakin banyak yang mengikuti agama tauhid atau semakin banyak yang mengingkarinya?. Melihat kecenderungan yang ada, “rasanya” semakin jauh.

        Suka

      • @Kang Agorsiloku
        Punteh ahh,… kumaha yah berita keruntuhan faham ekomoni komunis ?! faham ekonomi liberal , bau-bau ini !!! 😀
        Trus, islam yang mana neeh maksudnya ??
        Menurut sayah seeh di Indonesia, didominasi oleh “islam” ahlul sempoa dan ahlul fisikawan neon … hehehe

        Note:
        Bijimana dengan bank syari’aah ?!

        Suka

      • @Kang Naldi Amera
        Ruaarrrr… biasa.. hehehe 😀

        2) Tentang QS.43:61 kata “Wa Innahu” yang diartikan “sesungguhnya” atau “sungguh ia” kalo Kang Haniifa berpendapat bahwa “nya” atau “ia” disini bukan Nabi Isa ya memang kita sudah berbeda sudut pandang jadi ga akan bisa sampai kepada titik temu atau sepakat.
        _________________________
        Insya Alloh, saya sepekat “ia” atau “nya” pada ayat tersebut memang menyataken kata ganti “Isa Ibnu Maryam (Al Masih), asal jangan sampean hitung kancing ala Dr. Rashad Khalifa bahwa total Nama Isa dalam Al Qur’an adalah 38 = 2 x 19… hehehe.. salah tuh… hikz.

        dan tentang 2 kali kata kiamat diayat tersebut karena kata “saa’ati” yang berarti “saat atau waktu” adalah kata bergender perempuan dan kata “bihaa” berarti “tentang itu” dimana “haa/itu” merupakan kata ganti bergender perempuan, sehingga memang benar ada 2x.
        _________________________
        Lho, bijimana neeh kata as-“saa’at’-i itu artinya “SAAT atau WAKTU” … titik… .sampean absolute tidak boleh diembel-embei lagi.
        Contoh: “saat+ bangkit” atau “saat + qiyaamat” , singkat kata “saat” mah “sa’at” we… hehehe…..

        Dan saya mengartikan ayat [wa innahu la ‘ilmun lissaa’ati falaa tamtarunna bihaa] dengan [ dan sungguh dia (laki-laki) benar-benar pengetahuan/pelajaran bagi/untuk “waktu” (gender perempuan) maka jangan kamu (tunggal laki-laki) ragu tentang “nya” (gender perempuan) ] yang saya simpulkan dengan Nabi Isa sebagai tanda kiamat dalam arti kehancuran alam bukan dalam arti hari berbangkit/ qiyaamah.
        __________________________
        Mohon maaf kata “kiamat” saya coret…. yang perlu saya garis bawahi kata “berbangkit” seupa dan sebangun dengan kisah Nabi Uzair a.s yang di “tidurkan” dalam kurun waktu 100 tahun dan faktanya setelah Nabi Isa a.s lahir, beliau dah wafat toh…. demikian juga jika sampean memahami Nabi Isa a.s dibangkitkan yang “kedua” … so pasti sebelum DIBANGKITKAN RASUL YANG BERNAMA MUHAMMAD BIN ABDULLAH..
        (Pinjam istilah @Kang Rubon… as-sa’at- bangkitnya past tense . .hehehe

        Dan saya mengartikan ayat [wa innahu la ‘ilmun lissaa’ati 😛 falaa tamtarunna bihaa] dengan… bla..bla..bla…. seperti diatas ini
        _____________________
        Ibuhan li ( لِ ) berarti untuk, bagi atau kepada. demikian hingga bisa digunakan untuk kata kerja dan kata benda. dan biasanya akan menyebabkan konsonan berikutnyah untuk kata benda berakhiran kasrah

        Sayangnya: as-sa’aat-i bukan kata kerja dan bukan pula kata benda…
        Dhus….
        Dari mana sampean bisa menyimpulken QS.43:61 “Li” s + saaati ?

        Coba bantu–bantu @Oom Haniifa, tahu Syi’ah sampean tentang “as saa’ah = se-saat” !!!

        Why ?! QS 43:61 => ‘ilmul lissaa’ati ( عِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ )

        Padahal !!
        QS 43:85 => ‘ilmus saa’ati ( عِلْمُ السَّاعَةِ )
        QS 31:34 => ‘ilmus saa’ati ( عِلْمُ السَّاعَةِ )
        QS 41:47 => ‘ilmus saa’ati ( عِلْمُ السَّاعَةِ )

        Bijimana neeh, Hai Ahlul kitab !!!

        Suka

      • agorsiloku said

        Gubrak :
        Punteh ahh,… kumaha yah berita keruntuhan faham ekomoni komunis ?! faham ekonomi liberal , bau-bau ini !!!
        Runtuh …?. Sabaraha tah utang luar negerinya, dibanding GNP-na, kumaha mun dibandingkeun Indonesia. Ekonomi liberal, maksudnya ekonomi Indonesia yang terliberal ?. Ekonomi Mazhab Komunis?. Saya sebenarnya ingin juga masuk ke dunia ekonomi, hanya karena lagi konsentrasi untuk memperbaiki kondisi ekonomi sendiri, ya… belum sempat. Tapi sedikit bahan yang sangat sedikit dipikirkan.
        Bedanya komunis dan liberal soal kepemilikan saja. Komunis milik negara, liberal sasukanya. (meskipun prakteknya tidak ada yang sesukanya),
        Komunis menggunakan riba, Baitul Mall tidak pakai riba. Duh, apakah ini berarti ekonomi komunis itu sama dengan ekonomi Islam, hanya tanpa riba dan tanpa tauhid?… 😦
        Bank Syar’aah
        Maksudnya Bank Mandiri Syari’ah, Bank BNI Syari’ah, Bank BCA Syari’ah yang berdasarkan hukum Islam?.
        Sepertinya di Indonesia sih masih baru tahap ganti sebutan saja. Esensinya belum masuk. Meskipun begitu, kita layak sambut gembira. Karena awalnya diniati dengan baik.
        ===========
        Menurut sayah seeh di Indonesia, didominasi oleh “islam” ahlul sempoa dan ahlul fisikawan neon … hehehe
        wkkk… ahlul sempoa dan ahlul fisikawan neon, masih lumayan bagus. Yang terberat sih ahlul bahlul.
        Sintesa yang dihasilkan “fisikawan neon” adalah wacana, sintesa yang dikeluarkan “sempoa” adalah wacana. Kedua-duanya potensial untuk mencerdaskan ummat, cara padangnya (mun hayang nangtung, kudu tijalikeuh heula – kalau ingin bisa berdiri, harus mengalami jatuh dulu). Tentu ada ketidak sesuaian dan perbedaan atau bahkan kekeliruan penafsiran. Agor masih oke-oke saja, insya Allah di kemudian hari akan semakin matang. Yang sebenarnya, menurut agor memprihatinkan ada beberapa ahlul, ahlul JIL, dan ahlul stubborn, dan yang terakhir, ahlul limbah. Akang paling rajin nulis yang terakhir ini kan…. he..he…he…
        Jangan salah Kang, kalau tidak ada ahlul neon, mana bisa Akang bercerita sendiri. Jadi hikmahnya kan ada….
        Da kudu aya leveling, yang membuat pasar menjadi ramai….. Pan cai teh ngalir pedah aya handap, da mun dunya lempeng mah, cicing we meureun (Kan air mengalir kebawah karena ada kalau dunia itu datar, ya air diam, menggenang)

        Suka

      • agorsiloku said

        Mengherankan kalau ayat 43:61 menjadi ayat yang muslihat eh mutasyabiihat sehingga multi interpretasi…..

        Suka

      • @Kang Agorsiloku
        Gubrak :…bla..bla..
        ________________
        Ngiringan we… da moal aya taktak ngaleuwihan sirah… hikz.

        ahlul limbah. Akang paling rajin nulis yang terakhir ini kan…. he..he…he…….
        ————————-
        gDubrak… 😀

        Suka

      • naldi.amera said

        @Kang Haniifa

        Kang gimana dengan yang nomor 1) ; 3) dan nomor 4) belum dapat jawabannya dah ngasih kerjaan yang lain 🙂
        Untuk kata as-”saa’at’-i ya baru nyampe segitu ilmu saya sesuai kesimpulan yang dah saya buat bahwa QS.43:85 ; QS.31:34 dan QS.41:47 menyatakan hanya Allah yang memiliki ilmu/pengetahuan tentang “saat” tersebut dan QS.43:61 menyatakan bahwa Nabi Isa adalah tanda untuk “saat” tersebut. dan kata as-”saa’at’-i sesuai situs “http://quran.bblm.go.id/” dan “http://corpus.quran.com/” adalah termasuk kata benda.

        Dan berkenaan dengan kisah “Nabi Uzair” saya tidak tidak berpahaman Nabi Isa bangkit yang “kedua” karena “wafatnya” dia tidak berarti mati tetapi tidur seperti tercantum di QS.6:60 dan QS.39:42, kisah yang serupa dan sebangun adalah kisah penghuni gua yang ditidurkan selama 309 tahun setelah mereka bangun dari tidur dan keluar gua itulah kemunculan mereka yang “kedua” menurut manusia dan di QS.18:18 Allah menegaskan bahwa manusia menganggap mereka “bangun” padahal mereka “tidur”.

        Dan mengenai kisah Nabi Uzair yang mati lalu dibangkitkan lagi, dan apabila misal/perumpamaan Nabi Isa adalah sama dengan Nabi Adam hanya dilihat dari sisi penciptaan saja, maka Nabi Uzair dan keledainya adalah lebih tepat dari perumpamaan Nabi Isa, karena dalam proses penciptaan kedua Nabi Uzair dan keledainya dilakukan tanpa ada faktor “ayah dan ibu” dan kalo perumpamaan Nabi Isa dan Nabi Adam juga seperti yang digambarkan Kang Haniifa (Jannah => turun => Hidup dan Wafat di BumiI => naik => Jannah) maka istrinya Nabi Adam harus dimasukkan juga karena prosesnya sama. Alhasil Firman Allah di QS.3:59 jadi “sia-sia” ?
        Tapi coba kita lihat dan teliti QS.3:59 dan kita kumpulkan persamaan phisik Nabi Isa dan Nabi Adam :
        1. Laki-laki
        2. Tidak berbapak
        3. Namanya disebut 25 kali dalam Al-Quran (ga ada nama Nabi lain yang disebut sama 25 kali selain Nabi Adam dan Nabi Isa)
        4. Allah langsung yang mengajari keduanya berbicara (Nabi Isa bicara dalam buaian ibunya)
        5. Pernah makan makanan dari langit (Nabi Adam makan makanan di Jannah dan Nabi Isa makan “Al Maaidah”)

        ======== (tambahan dari yang masih berpahaman Nabi Isa “diangkat” setelah peristiwa “percobaan penyaliban/pembunuhan” bahwa ketentuan Nabi Isa dilangit nanti akan sama dengan ketentuan Nabi Adam seperti di QS.7:25
        6. Turun kebumi
        7. Hidup dan mati

        ===> hasil : 1. Ayat-ayat Al-Quran yang berkenaan dengan Nabi Isa tidak akan saling bertabrakan.
        2. Al-Quran dan Al-Hikmah akan tetap dipegang keduanya

        Sekian celotehan dari saya yang masih ingusan ini mohon koreksiannya dan sekali lg kesalahan adalah milik saya dan kebenaran adalah dari Allah.

        Salam.

        Suka

      • @Kang naldi.amera
        Kang gimana dengan yang nomor 1) ; 3) dan nomor 4) belum dapat jawabannya dah ngasih kerjaan yang lain
        _______________
        Sebagian besar jawaban sudah ada, termasuk yang dibahas oleh @Kang rubon… 😀

        kata as-”saa’at’-i sesuai situs “http://quran.bblm.go.id/” dan “http://corpus.quran.com/” adalah termasuk kata benda.
        _________________
        Hahaha… masa ada kata keterangan sama dengan kata benda 😆
        Bus on the way…
        Silahken sampean percayai kebenaran akal-akalan manusia, lha wong Al Qur’an saja banyak yang berusaha mengubah secara TEKSTUAL, terbukti secara kontekstual dan relasional yang keliru… sampean ikuti… hehehe…
        Kata “sa’at” dalam bahasa Indonesia adalah bentuk KETERANGAN WAKTU….

        Dan mengenai kisah Nabi Uzair yang mati lalu dibangkitkan lagi, dan apabila misal/perumpamaan Nabi Isa adalah sama dengan Nabi Adam hanya dilihat dari sisi penciptaan saja
        _____________________
        hahaha… ternyata sampean kurang jeli, tafsiran atau perkiraan Al Qur’an adalah pendekatan pada wahyu Alloh. Nah silahken sampean tafsirken kesamaan antara Nabi Uzair a.s dengan Nabi Iba Ibnu Maryam a.s
        YAHUDI berkata : Uzair itu Putra Allah
        NASHRANI berkata : Al Masih itu Putra Allah

        Bijimana ?!

        Suka

      • naldi.amera said

        @Kang Haniifa

        Haniifa :
        Kata “sa’at” dalam bahasa Indonesia adalah bentuk KETERANGAN WAKTU….

        Saya :
        Lebih baik bahasa arab di jelasin pake kaidah bahasa arab, kalo pake bahasa indonesia itu “keblinger” namanya…
        Kata “sa’at” dalam bahasa arab masuk golongan ism (kata benda) titik.

        Haniifa :
        hahaha… ternyata sampean kurang jeli, tafsiran atau perkiraan Al Qur’an adalah pendekatan pada wahyu Alloh.

        Saya:
        hahaha… otakku bisa konslet kalo kelamaan nerjemahin tulisan sampeyan.. ;D
        udah ah cukup sampe disini saja topik “Nabi Isa”nya…

        Suka

      • @Oom Naldi.amera
        Lebih baik bahasa arab di jelasin pake kaidah bahasa arab, kalo pake bahasa indonesia itu “keblinger” namanya…
        ______________________
        😀 bhwa.ha.ha.ha.. kura-kura dalam perahu, dah jelas bhs. Indonesia banyak menyerap dari Bahasa Arab, Sansekerta, Inggris, Belanda.. dll.
        Mohon maaf, sampean ini mirip pahlawan kesiangan 😀 😆 , silahken baca lagi post sayah..

        Coba bantu–bantu @Oom Haniifa, tahu Syi’ah sampean tentang “as saa’ah = se-saat” !!!

        Why ?! QS 43:61 => ‘ilmul lissaa’ati ( عِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ )

        Padahal !!
        QS 43:85 => ‘ilmus saa’ati ( عِلْمُ السَّاعَةِ )
        QS 31:34 => ‘ilmus saa’ati ( عِلْمُ السَّاعَةِ )
        QS 41:47 => ‘ilmus saa’ati ( عِلْمُ السَّاعَةِ )

        Bijimana neeh, Hai Ahlul kitab !!!

        hahaha… otakku bisa konslet kalo kelamaan nerjemahin tulisan sampeyan.. ;D
        udah ah cukup sampe disini saja topik “Nabi Isa”nya…

        ______________________
        “Nabi Isa”nya…= Haleluya… Yesus Kuya … hehehe

        Suka

    • Koreksi :
      2. AKHIR suhuf An Nisa’ : 159 adalah ayat 62, silahken sampean buka… yang secara singkat bahwa kejadian ini telah berlalu.
      ———————-
      Seharusnya AKHIR suhuf An Nisa’ : 159 adalah ayat 162,
      Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Qur’an), dan apa yang telah diturunkan sebelummu (Taurat, Zabur dan INJIL 😀 ) dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar. (QS 4:162)

      Suka

      • Samaranji said

        Ijin nyimak…
        Mmmh… jikapun terjemahan dari Az Zukhruf : 61 adalah demikian
        Dan Sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus.

        Sy koq memahaminya : Nabi Isa a.s saat itu (berarti sudah terjadi) memberikan pengetahuan pada ummatnya bahwa Sebelum hari qiyamat akan ada seorang Nabi akhir zaman, yaitu Nabi Muhammad s.a.w.

        Suka

      • @Kang Samaranji
        Tentu masih hangat toh… perihal jeba-an aqidah @Oom Id Amor …. hikz.
        Sekrang mari kita utak-atik gatuk….
        kata Lil (al) saa ‘aat ( لِلسَّاعَةِ ) … APAKAH BENAR 2 HURUF “LAM” ?!

        لِّلْعٰلَمِينَ = Lil’alamin (lih. artikel penyesatan dan atau tahrif ayat al qur’an ini )

        Suka

  7. hehehehe…mgkn lagi cari referensi yg yahud ntu masse kang Haniifa……

    Suka

  8. hatur nuhun Kang Haniifa…makin menegasi kalimat yg menunjuk kata”internal”dalam komentar sayahnyah sebelumnyah….:-)D

    Suka

  9. nah..itu juga yg berkecamuk dlm pikiran saya jg Kang Agor….semakin berjalannya waktu semakin banyak “kejanggalan”yg sayahnya temukan…dan jujur saya…rasa dahaga sayahnya akan pengetahuan mengenai hal ini membawa saya pada kesimpulan bahwa…Nabi Isa Al Masih Ibnu Maryam tak akan turun lg ke bumi….meski resikonya dicap Mutazilah atau apalah….hehehehehe(maaf kelewat Kang Agor.)

    Suka

    • akiadnani said

      Buat Alap Alap Alas Kedu: Aki Adnani ingin membantu Anda dalam kecamuknya pemikiran. Sepanjang Anda menggunakan pikiran anda yg jernih, sehat, masuk akal, logis, berpatokan kepada realitas, nyata atau hak, maka pikiran Anda akan tenang memahami setiap masalah agama secara ilmiah (‘ilmiyah artinya layak untuk dijadikan pengetahuan atau ilmu). Silahkan baca komentar atau balasan saya (Akiadnani) terhadapan tulisan Agorsiloku, tgl 10 Oktober 2012, jam 5.28 pm

      Suka

    • agorsiloku said

      Kang Alap-alap, webnya mana… urlnya nggak nemu.
      Kadang saya juga dikritisi atau dimaki-maki (saking sayangnya atau sebelnya pembaca, pada blog ini) : https://agorsiloku.wordpress.com/2007/08/26/sori-deh-manhaj-antum-apa/
      Yah, karena pertimbangan teknis itulah, agor only agor, Boleh jadi sama seperti Kang Alap-alap Kedu. Mungkin dari Kedu, mungkin dari Kudus, mungkin alap-alap, mungkin juga seorang calon ketua rt, atau mungkin juga menjadi seorang gubernur, atau hanya sekedar ngelap-ngelap ya :D. Itu hanya sebutan, namun insya Allah menjadi orang shaleh, hormat orang tua, dan berguna bagi tetangga, nusa bangsa, dan agama…….

      Suka

  10. akiadnani said

    Assalamu ‘alaykum wr wb. Kang Agorsiloku, Raos kana manah walerana teh. Mugia blogna pinunjul tur leubeut mangpaatna. Da jaman kiwari mah, balatak nu palinter ngan saeutik nu ngagem tata-susila, tata-krama dina babasan. Contona tah Oom Hanifan (Aranna bae Haniif, tapi babasanna mah fadhan – ghaliidhan) sakumaha seratanana 10 Oktober 2012, jam 6.21 am:

    quote:” @Akiadnani
    Silahkan baca komentar saya ihwal hadits akan turunnya nabi Isa ke bumi.
    ————————
    Haleluya… kalau sudah Aki-aki atau tua-tua bangke sebaiknya IMANI sajah.. hehehe

    (Kecuali sampean ada keberanian menunjukan ayat-ayat Al Qur’an kepada @Oom Haniifa “.unquote.

    Ku Aki moal rek diwaler, da nu aya dina dadana ngan kaadigungan, mun dialokan, nyiar pidorakaeun. Ari soal elmu panemu jampe pamake dina kaagamaan manehanana anu model kita mah, geus ka ukur ku curuk – kabaca ku tapak. Tah keur Kang Agor mah, ulah dugi ka mopoyakeun aki-aki tua bangke,sagala. Nitah iman ka Aki sagala? Gustiiiiii……… Lain kitu PKI mah? Enya kitu soteh da Aki mah nyorang jaman PKI. Wassalam.

    Suka

    • Rubon said

      Astaghfirullohal adzim,
      Hanya gara-gara disebut (tua-tua bangke) Kakek Tua Renta, lantas Anda balik menuduh PKI ?! :

      Mudah-mudahan Anda bukan Umat Ilsam !! mrgreen:

      Suka

      • akiadnani said

        Dengan senang hati, saya memberikan pencerahan bagi Anda, mana kala Anda tanyakan tiga hal. yg Anda katakan belum terpecahkan. Belum lah lengkap satu hari manakala Anda menyatakan: quoted: Anda sepertinya bepengetahuan luas dan melebihi siapapun.
        Ada satu kasus yang belum terpecahkan dari rekan kita, mudah-mudahan Anda mampu mentranslate sekaligua menjelaskannya mengingat…………”Unquoted. Tiba-tiba Anda mendo’kan saya bukan Umat Islam. Namun saya untuk Anda tidak marah, lantaran saya dalam psikologi da’wah memahami betul bagaimana menghadapi berbagai lapisan strata keilmuan. Dan saya berfikir, bahwa Anda bukan orang Sunda, atau tidak memahami bahasa Sunda. Benar saya dilahirkan berdekatan dgn detik Proklamasi Kemerdekaan RI, pada usia dewasa, giliran munculnya gerakan PKI, sebagai seorang da’i muda (pada waktu itu) kerap mendapat tekanan dan ancaman dari kelompok BTI secara psikologis ataupun fisikis. Tahun 1967 ketika saya membuka acara TC untuk PII (Pelajar Islam Indonesia) sebuah Cabang di Jawa Barat, beberapa anggota tentara berbaret kuning Kopasgat menyeret saya keluar dan agar membubarkan TC yg diikuti sekitar 150 orang. Terasa sangat arogan tindakan itu. Giliran hijrah ke Jakarta, tahun 1968-an, ketika hendak naik ke mimbar untuk berkhutbah Idul Adh-ha, seseorang berpakaian pereman menanyakan teks khutbah, yg memang jarang dipersiapkan kecuali diminta Pengurus mesjid untuk diperbanyak. Khutbah saya tidak “IN” karena dipresi, soalya ada ancaman dari Panitia, kalau macam-macam resikonya tanggung sendiri. Hati mengeluh:”Betapa beratnya konsekwensi Da’wah ini”…….Begitulah arogan atau kejamnya waktu PKI berkuasa Waktupun berlalu, kekuatanpun melemah, tetapi rasanya tidak merasa seperti bangke. Karena itu, saya bertanya kepada Kang Agor, yg kalau diindonesiakan: Kang Agor, oom Hanif itu PKI bukan sih, kok arogan banget. Betapa hinanya sesosok bangke: hanya binatang matilah yang bergelar bangke dan bukan Almarhum. Boleh jadi manusia tidak akan pernah sesempurna Rasulullah SAW, tapi bila sejak kecil menjadi Juara Qura sekabupaten, dan sudah dewasa menjadi penyampai atau penerus agama Rasulullah, gara-gara sudah tua bangke disuruh iman begitu saja. Kalaulah mau mengajari atau mengurai saja, masih ada ucapan santun. Boleh jadi bagi Anda memperolok-olokan dgn tua bangka tidak ada resikonya, karena mamang masih muda. Tapi memperolok ketuabangkaan, bukan sebuah penghargaan. Sekali lagi, kepada Anda saya tidak marah. Karena Anda tidak mengerti.

        Suka

      • agorsiloku said

        Aki, punten atuh jangan memanggil Kang, pantesna agor mah dipanggil cu wae atuh. 😀
        Ki, agorsiloku teh nick name kepanjangan dari Anak Goreng SiLoba Kutu atau diindonesiakan menjadi Anak Jelek Yang Banyak Kutunya…..
        Tidak punya kepintaran, tidak ingin dikenal. Rasulullah dengan saya cuma beda sedikit sih, seperti dijelaskan di sini :
        Membandingkan Rasulullah dengan Saya : https://agorsiloku.wordpress.com/2010/08/19/membandingkan-rasulullah-dengan-saya/
        ===
        Kang Agor, oom Hanif itu PKI bukan sih…
        Jawab :
        Hapunten Ki, teu iasa ngawaler.
        Sudah menjadi tekad agor dalam ngeblog, memposting atau komentar untuk :
        Tidak bertanya siapa dan apa, agar terhindar dari subjektifitas pengenalan latar belakang, karena agor sendiri introvet, hanya agor. Hanya seorang jelek yang banyak kesalahan dalam kehidupannya.
        Tidak membahas keagamaan dalam kerangka seperti tafsir para ulama dengan segala latar belakang, etimologi, dan sejenisnya, karena nggak mampu dan karena pembahasan seperti jadi sangat panjang dan cenderung membosankan, kecuali bagi ilmuwan di bidangnya. Kadang dan kerap mengulang hal yang sama berulang-ulang. Maksudnya sih bagus, sebagai pertanggungjawaban kepada Allah dan kepada pembaca. Tapi, di jaman instan ini, kurang praktis. Itu pendapat agor sih. Kalau ingin didalami, ya baca aja kitab kuning dkk.
        Mengedapankan logka dan permasalahan yang relatif sederhana, karena postingan di blog, nggak boleh panjang-panjang. Pembaca hanya mau scanning saja topik, sedikit dibaca, lalu menyimpulkan. Tidak ada kedalaman.
        Menyalurkan hobi menulis.
        Ingin da’wah, tapi masih malu-maluin. Semoga Allah merahmati menjadi syiar yang bermanfaat, biarpun hanya sepermili debu ditumpukan gurun pasir.
        ====
        Agor memang suka jalan-jalan di blognya Kang Haniif atau blog mana saja yang menarik. Blognya Kang Haniif memang ramai, penuh dengan pertarungan. Tapi, agor tidak pernah mau diajak ikut dalam keramaian yang hot seperti itu. Agor hanya mau mengambil apa yang bisa dipetik, dan membiarkan ilalang tumbuh sebagaimana adanya…..

        Suka

      • Rubon said

        @Bung Akiadnani
        Mohon maaf, tidak ada jaminan juara Qura sekabupaten pasti masuk syurga :mrgreen:

        Surah Al A’raaf ayat 26
        Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

        Uraian dari Anda sudah saya tanggapi, silahkan respon balik :

        Untuk Apa Nabi Isa Turun Ke Bumi Di Akhir Jaman?

        Suka

    • Rubon said

      @Bung Akiadnani
      Astaghfirullohal adzim,
      Hanya gara-gara disebut (tua-tua bangke) Kakek Tua Renta, lantas Anda balik menuduh PKI ?! :

      Mudah-mudahan Anda bukan Umat Islam !! :mrgreen::

      Suka

      • akiadnani said

        Kalau hanya untuk menkomplain atau menyatakan kekecewan atau mendebat, sebagaimana ungkapan tidak ada jaminan masuk surga kalau hanya sebatas juara ngaji tingkat kabupaten. Itu gak usah dinyatakan. Akhirnya setiap apa yang disampaikan seseorang, dicari kata-kata yg memungkinkan ada peluang untuk dihantam. Tidak usah ada lagi pembicaraan antara kita. Tutup sampai disini, belum saatnya kalian bicara kebenaran, tak tersirat silaturrahim. Full Stop.

        Suka

      • Rubon said

        @Bung Akiadnani
        Benar dan Betul adalah kata dasar
        Kebenaran dan Kebetulan berbeda dengan BENAR DAN BETUL
        Sori anda Full Error :mrgreen:

        Suka

      • akiadnani said

        I said, that it would not be any contact between you and me because of your mind is full error.

        Suka

      • Rubon said

        Full Stop. 😆

        Suka

    • @mBah Aki adnani
      bla..bla..bala.bala.
      – kabaca ku tapak. Tah keur Kang Agor mah, ulah dugi ka mopoyakeun aki-aki tua bangke,sagala. Nitah iman ka Aki sagala? Gustiiiiii……… Lain kitu PKI mah? Enya kitu soteh da Aki mah nyorang jaman PKI.

      ——————————-
      Haleluya…. Gusti Domba … hehehe…

      Jadi kapan sampean muallafnya ?!

      Suka

  11. akiadnani said

    Cu Agor, kalau memang itu yang dituju, saya minta maaf yang sedalam-dalamnya. Lantaran Aki sudah lancang menyelinap ke dalam blog Incu tea. Memang Cu, sekarang zaman praktis dan instant. Tapi punten, widang agama mah teu tiasa dipraktiskeun teu tiasa diyayay-keun. Margi aya sareat: naon ari sareat (syari’at) teh ?. Syariat dari akar kata syara’a : artinya jalan yang harus dilalui, tanpa jalan yang harus dilalui, setiap orang tidak akan sampai ketempat tujuan. Apa lagi kalau mengakui adanya takdir, yaitu ketentuan, aturan, dimensi,ukuran Allah. Di alam ini, ada yang bisa dipraktiskan atau diinstankan, tapi banyak juga hal tetap berpegang kepada takdir. Mestinya kuliah teh 6 smester sampai lulus, margi hoyong instant dengan 4 atau 3 tahun, berhasil, bila perlu cum de laud, eta oge ari nga-artos. Da ngadamel batu bata kedah dipoe dugi ka garing, teras dibeuleum, bakat ku hayang instant, can ge garing der we dibeuleum atuh puguh bae batan sae, bata teh anggur ancur. Kitu deui ngadamel pondasi bumi teh kedah keker heula. Ari ieu pondasi teu acan kiat/garing bakat ku hayang instant, der we dibangun Insya Allah, Gusti Allah teh ngersakeun pasanganana ambruk. Cu Agor, dunya ieu pinuh ku filsafat kahirupan, nya ku fungsi akal anu optimal tea urang tiasa milih mana nu mungkin instant atau praktis mana yang tidak. Panjang teuing Cu. Mung Sakitu. Doa Aki sangkan Incu geugeut kana agama.

    Suka

    • agorsiloku said

      Leres Aki, leres pisan. Hanya di blog, agor milih topik yang kadang ramai, tapi diusahakan uraian agor sederhana saja, kalau ngurut topiknya panjang dan menggurui, ya… itu bukan jatahnya agor. Resepna ka mancing topik we, dialog terbuka. Supaya nggak rumit-rumit amat. Upami dimisalkeun ka batu bata, bukan bata merah yang dibakar pelan-pelan, bukan batako juga, bukan bata press tapi pinginnya sih bata ringan. Cepat dibuat, ringan, tidak dibakar, tapi campurannya dan perumusannya handal. Bata ini dikenal sebagai bata ringan (hebel).
      Tentu pula, para ulama yang mendalami segala aspek keagamaan menjadi bagian penting yang tidak bisa ditinggalkan. Ilmu tanpa ilmuwan, ya tentu kebablasan. Dicabutnya ilmu dari permukaan bumi, ketika para ilmuwan diwafatkan. Tapi, mendiskusikan pemahaman dengan penuh etimologi bahasa juga, kalau agor perhatikan di web-web yang mengkhususkan ke situ, kalau webnya dialogis (komentar di lawan komentar balik), yang kerap terjadi malah jadi adu ilmu, dan kerap silaturahminya hilang. Khususnya silaturhami di dunia internet. Ini juga boleh jadi karena prasangka agor sih ( catatan nu agor resep : https://agorsiloku.wordpress.com/2008/08/19/ketika-pikiran-memberangus-akal/ dan https://agorsiloku.wordpress.com/2007/12/27/penyebab-berpikir-keliru/ )
      Milih mana nu instan mana nu teu iasa (memilih mana yang instant dan mana yang bukan instan) sih, memang masalahnya di sini Ki. Kadang agor juga kemudian sadar sudah kebablasan. Insya Allah, orang-orang di sekitar blog agor, yang sudi berkunjung, bersilaturahmi, meluruskan yang keliru, menjadi bagian tak terpisahkan dari syiar.
      Nuhun piduana Ki, mugi Aki dipanjangkan usia, kesehatan, kawaluyuaan di dunia dan akhirat. (Maaf dicampur-campur bahasana, sebab bahasa Sundana memang amburadul Ki)
      Nyarengan, incu-incu Aki…..

      Suka

  12. […] saya di blog Kang Agorsiloku.——————————https://agorsiloku.wordpress.com/2012/10/07/untuk-apa-nabi-isa-turun-ke-bumi-di-akhir-jaman/ 4 jam yang lalu · […]

    Suka

  13. Untuk apa, kan udah ada saya .

    Suka

  14. endoneshia said

    saya baca comment2 disini,, & saya geleng2 kepala,, ujung2nya malah jadi berantem karena mempertahankan pendapatnya masing2,, ego terbukti sudah mengalahkan ilmu pengetahuan yang Anda sekalian miliki.

    Suka

    • Oom @Endoneshia
      Kalau sampean memang berilmu dan penuh etika, silahken baca ini.
      1. Seluruh manusia tidak kekal di bumi ini (QS 21:14)
      2. Nabi Yahya a.s : “Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.” (QS 19:15)
      3. Nabi Isa Al Masih : “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”. (QS 19:33)

      Insya Alloh, bukan hanya Nabi Isa Al masih yang dibangkitkan di hari Qiamat, tapi seluruh manusia.dan jin.

      Bijimana ?!

      Suka

      • Misbah said

        Melihat argumen dari masing masing pihak ane acungkan jempol buat
        ke duanya, maka ke duanya memang serius dalam beragama …Alhamdulillah.
        Namun semakin tinggi ilmu seseorang semakin tinggi pula nilai cobaannya.
        Sebagai pendengar ane ingin belajar dan ingin disuguhi kata kata yang akrab
        dari para pihak.
        Jadilah yang menerangi tetapi tidak menyilaukan dan gunakan kata kata yang baik
        sesuai Syrat Ibrahim 24-25.

        Suka

      • @Misbah
        Kata “kalimatan” dalam QS 14:24:artinya sebuah kata.

        Rangkaian kata-kata 😀 disebut kalimat dalam bahasa Indonesia.

        Mohon penjelasan !!

        Suka

  15. Rafli said

    Mana penjelasannya gan?

    Suka

  16. irsanmonro said

    alhamdulillash gambaran siapa almasih akhir zaman sudah bisa di kenali

    Suka

  17. alap alap alas kedu said

    *wacana dan sejauh mana bisa memetik pelajaran berharga dr sebuah”perbedaan pendapat”yg tentunya bkn asal beda namun didasarkan dari nash nash yg ada*

    Suka

  18. Misbah said

    Salam KiAdnani dareng dulur sadaya
    Saya sebagai yang setaraf KIAdnani(dalam usia saja hehehe) memahami perasaan
    beliau dan seharusnya dalam diskusi kita tidak menyangkut masalah pribadi dan
    dijaga sopan santun. Forum ini amat tinggi nilainya dan sudah jadi aset Muslim,

    Buat Kang Agorsiloku selaku tuan rumah, salam blog anda amat bermanfaat bagi
    Muslim yang menyediakan waktunya buat belajar.Tahniyah buat KiAdnani yang masih punya semangat, kata orang bila otak digunakan untuk berfikir, InsyaAllah tidak
    cepat pikun.

    Wasalam

    Misbah

    Suka

  19. Anonim said

    cuma pinter berteori aja loh semua tapi prakteknya nol

    Suka

  20. yudisidji said

    bang agor yang qonitin….bang (???) yang hanif (a)…mantab..

    Suka

  21. boenks said

    Yth Mas Agor : itu Topik menarik semata ahli kitab melempar , masalah , suruhlah mereka shalat itu lebih baik baginya .

    Suka

  22. antikeris said

    jadi, ayamku???

    Suka

  23. Jumading said

    Yang bertanya it agamanya apa jangan sampai it dia org yg meyelewekn agama & keyakininan org islam . Tetng turunya nabi Isa it bnr dan it bkn manusia yg br’kt tetapi Tuhan manusia yang br’keyakina agama yg di muliakan Allah. Jangan sampai org tanya sepert in org islam dan dia akn btl ke islamanya & dia ber’agama kristen dia tdk mengakui sbgai Tuhannya .

    Suka

  24. Anonim said

    belajar lagi yah 🙂

    Suka

Tinggalkan komentar