Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Muslim, Tapi Tidak Beragama Islam

Posted by agorsiloku pada Juli 26, 2012

Agama penyempurna yang dibawa rasul terakhir adalah agama Islam.  Penganutnya kerap disebut muslim.  Karena itu dalam ranah budaya, khususnya di Indonesia yang saya kenali.  Muslim itu, ya orang yang beragama Islam.  Jadi, kalau seseorang menganut agama bukan agama Islam, ya bukan muslim gitu.  Karenanya, judul postingan ini menjadi aneh, masa muslim, tapi tidak beragama Islam.  Perdebatan atau diskusi nyaris serupa antara Islam dan Agama Islam, Diin Islam dan Islam adalah juga diskusi yang menarik dan kerap menambah pengetahuan atas ragam pikir manusia.Allah menamai kaum muslimin sedari dulu, sebelum agama Islam disebutkan sebagai agama. :

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik- baik Penolong” QS 22:78. Terj. Depag RI

Hal serupa juga akan kita dapatkan ketika dikisahkan mengenai Nabi Ibrahim.  Berserah diri menjadi penanda dari pengertian muslim.  Puncak kemampuan untuk berserah diri yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim diabadikan sebagai ritual Kurban. Yang bisa berserah diri hanyalah orang-orang beriman.  Jadi, orang tidak beriman, nggak bakalan berserah diri lho.  Alasannya : QS 30:53 53. Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Dan kamu tidak dapat memperdengarkan (petunjuk Tuhan) melainkan kepada orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, mereka itulah orang-orang yang berserah diri.

Mukmin

Mu’min  adalah orang yang  seperti ditegasi dalam QS 23, orang yang beriman.  Ciri orang beriman adalah orang yang khusyu dalam sembahyangnya dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak berguna, menunaikan zakat, menjaga kemaluannya,  memilihara amanat dan janjinya (QS 23:1-6).

Mukhlis.

Iblis sudah memperkirakan bahwa usaha menyesatkan turunan Nabi Adam tidak sepenuhnya berhasil. QS 38:82 : Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, 83 : kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.  Muchlis menyifati orang mukmin yang berhati-hati dan takut pada azab Allah (QS 23:57).

Muttaqin.

Orang-orang yang bertakwa adalah muttaqin.

QS 16:30 Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) kebaikan“. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa,

QS 28:28 : Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah  Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat ma’siat?

Mukhsin.

Adalah pribadi yang menyerahkan diri dengan ikhlas kepada Allah serta mengerjakan kebaikan.  (QS 4:125).

Hanif.

Benar-benar memiliki ketulusan  terhadap agama. QS 10:105

Masih ada yang kurang, silahkan tambahkan, sekaligus rujukannya ya….

Wassalam, Agor

6 Tanggapan to “Muslim, Tapi Tidak Beragama Islam”

  1. @Mas Agorsiloku
    مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ = (Ikutilah) tataca (method) orang tuamu Ibrahim
    (milata abiykum Ibrohim)
    ]
    Kalau bejinih, baru bisa okeh dogeh 😀

    فِي الدِّينِأَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ = sayangnyah pada QS 22:78 tertulis MILATA, bukan AD DIYN
    (fid diyna abiykum ibrohim)

    Muslim boleh juga Yoheva dan Nashrani , sekarang banyak umat islam yang merasa muslim … hahaha… ngak ngerti tuh 😀

    Suka

    • agorsiloku said

      @ Betul Kang, milata Ibrahim, memang belum sampai ke ukuran kesempurnaan agama, namun ke tauhid dan kiblat, tempat sembahyang pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim.
      Betul Kang, Nashrani juga bisa mengaku berserah diri (muslim) – QS 3:52, meskipun mereka itu kafir dan membuat tipu daya QS 3:54. Namun, masih (adakah?), Nashrani yang bersahabat dengan orang beriman (QS 5:82,83,84). Insya Allah, masih ada.
      Kalau orang Islam dan beragama Islam, dan mukmin, insya Allah, tentunya muslim pula kan. 🙂

      Suka

      • Nah masalahnya setiap asumsi bayi yang baru lahir itu pasti muslim, tetangga pada ngambek kabeh… 😀

        Kalau mu’min (mukmin) pasti lebih muslim, tapi tidak setiap muslim bisa mu’min … hehehe…

        Suka

      • agorsiloku said

        He..he…. padahal setiap bayi yang lahir, memang muslim ya Kang (asumsinya, karena setiap jiwa sudah diperkenalkan, siapa rabnya. Setiap bayi tidak berdaya karena itu dia berserah diri terhadap apa yang dilakukan ibunya)…, sampai akhirnya kehilangan kemuslimannya, lalu bertumbuh kembang, menjadi muslim lagi (atau kafir !). Muslim kan supremasi sikap seorang hamba kepada Tuhannya. Tapi memang tidak sedikit pula pembahasan yang mengarahkan pandangan bahwa ‘Mu’min” lebih berperingkat dari pada Muslim. Dalam pemahaman saya, malah sebaliknya. Puncak Ekstasi-nya justru pada muslim. Muslim adalah kepasrahan yang begitu tinggi sehingga ibarat bayi, terserah ibunya. Seorang muslim berserah diri kepada Allah, menyerahkan sepenuhnya kepada apa yang Allah tanpa reserve. Saya melihat mukmin, lebih berorientasi pada syariat, muslim pada hakikat. Al Qur’an kepada mukmin, berseru dalam beragam syariat, berbeda ketika menjelaskan mengenai penyerahan diri.
        Konsep tiada daya dan upaya kecuali pertolongannya, adalah konsepsi muslim. Oleh karena itu, pada artikel, saya tambahkan pandangan mengenai muttaqiin, muhsin, sebagai bahan lanjutan ketika seorang mukmin meningkatkan reposisinya.
        Sepertinya agak beda ya Kang… beda-beda sikit… Semoga kita berada dalam kesemua sebutan yang baik ya Kang….. Esensinya kan itu.
        Salam Hangat, Agor.

        Suka

  2. antelove7 said

    karena Siroth kebanyakan muslim masih belum mustaqim….
    atau sudah merasa cukup dengan dengan syahadah, sehingga malas belajar (al qur’an)

    Suka

Tinggalkan komentar