Agama Islam Yang Paling Benar dan Sempurna.

Pokoknya agama Islam is the best.  Saya tidak perlu mencari-cari agama lain di luar Islam.  Itulah yang saya yakini.  Saya tidak perlu mencari sumber-sumber kebenaran yang lain, yang keluar dari petunjuk yang sudah dijelaskan terperinci dalam Al Qur’an.   Beruntung pula, saya terlahir dari keluarga yang sudah menjadi pemeluk agama Islam, jadi tidak usah repot-repot lagi mencari.  Ini adalah anugerah besar dalam kehidupan saya.

Apakah agama di luar agama Islam adalah agama yang salah?.  Apakah saya sudah memonopoli kebenaran?.

Wualah… ini pertanyaan yang buat saya aneh.  Agama Islam is the best karena ini yang menjadi panutan saya.  Masak yang dipanut nggak the best.  Ya the best lah….

Semua agama itu tujuannnya baik.  Tidak ada agama yang tidak baik.

Wah statement ini sepertinya enak kedengarannya, tapi nggak jelas pemaknaannya.  Buat orang Islam lho, yang disebut benar itu kriterianya adalah beriman kepada Allah, Tuhan yang Esa, yang tidak ada keduanya dan tidak dinomorduakan, tidak disetarakan, tidak dikomparasikan.  Tidak ada sesembahan lain selain Tuhan yang Mahaesa.  Menyekutukan Tuhan alias musyrik adalah komponen penyembahan yang paling dihindari.  Musyrik itu menyembah Tuhan dan juga menyembah selain Tuhan.  Misalnya itu lho, menyembah berhala, menganggap berhala memiliki kekuasaan yang mengubah karya atau nasibnya.  Menyembah Jibril, menyembah orang-orang yang dianggap suci, yang telah mati, dan lain sebagainya.  Apalagi membuat prasangka-prasangka terhadap Tuhan. Yang paling membuat geger adalah ketika membuat prasangkaan Tuhan memiliki anak.  QS 19:90 hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, 91. karena mereka menda’wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.

Di luar agama Islam, yang lain itu sesat !.

Wah… nggak enak juga dengar kalimat ini.  Tapi, apa boleh buat, sepanjang engkau menyembah bukan pada Allah yang maha Esa, maka jelas berlaku bagimu agamamu, bagiku agamaku.  Jadi, tidak ada rumusan untuk Tuhan yang dirumuskan sebagai Tuhan segala agama.  Seberapa tingkat kesesatannya dan seberapa dosa yang ditimbulkan sehingga nerakalah tempat mereka, wallahu ‘alam.  Namun, jelas ada kewajiban bagi orang beriman untuk mengingatkan mereka yang membangkang terhadap Tuhan. QS 19:97 :  Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al Quran itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang.

Tidak mudah memang untuk kembali dari jalan yang sesat, seperti juga agama non Islam, juga punya pertahanan untuk memberikan penilaian bahwa di luar mereka, maka kita adalah domba-domba yang sesat.

Agama dan Kitabnya The Best, lalu Ummat Islamnya the best nggak?.

Gubrak !….!.

Gedubrak !…!…

Kalau dari sisi keimanan dan berpegang pada keagungan kitab panutan.  Boleh dibilang the best dunk.  Coba saja, selain agama Islam, tidak ada agama lain yang ummatnya menghafal kitabnya dari segala aspeknya.  Bahkan selalu saja ada hafiz (penghafal Al Qur’an) yang hafal isi keseluruhan Al Qur’an.  Kalau bersombong, tidak ada ummat agama lain yang punya kitab dan punya ummat yang mengenali kitabnya seperti orang Islam mengenali Al Qur’annya.  Kerajinan datang ke mesjid-mesjid, berjamaah atau sendiri-sendiri dengan berbagai ciri khasnya, memiliki arah kiblat yang sama di seluruh dunia, cuma Islam yang punya.

Tapi, Ummat Islam itu terbelakang, kolot, tradisional, anti kemajuan…. dan teroris lagi.

Gubrak….

Kalau diukur dari berapa banyak sekolah Islam dan Non Islam didirikan, senjata pemusnah masal yang dipunyai, kekayaan ekonomi negara yang berpenduduk mayoritas Islam dan bukan Islam ya kita memang mengelus dada (maklum).  Kesenangan orang-orang tidak beriman dalam mengeksploitasi alam ini jauh lebih cepat dan maju dibanding orang-orang beragama Islam. Kesenangan jangka pendek (kebebasan) dalam bergerak menjadi ciri kemenangan jangka pendek kaum yang ingkar kepada Allah  (QS 3:198).

Agak sulit untuk memastikan dan melakukan perhitungan dengan akal sehat terhadap logika-logika logis bagi ummat Islam untuk mencerna kondisi-kondisi yang dihadapi.  Secara umum, melihat akhirnya adalah harus ada pada konsepsi sampai di kampung akhirat.  Keyakinan terkuat dari ummat Islam dalam menghadapi dunia adalah transisi atau perjalanan menuju Sang Pencipta.  Dunia ini tidak lebih dan kurang, hanya senda gurau dan main-main saja. (QS 6:70).

Persepsi yang muncul seperti  terbelakang, kolot, tradisional, anti kemajuan, yah.. bukan tanpa alasan.   Ini menyangkut etos kerja dan sistem nilai.  Penilaian itu datang dari luar, yang di dalam bisa menilai sendiri.  Apakah anti kemajuan, apakah benar kolot, apakah benar segala persepsi negatif yang dilontarkan?.  Di jawab lisan, tentu tidak punya makna memadai.  Yang penting, keberhasilan untuk membuktikan bahwa Islam bukan anti kemajuan.  Namun, agama yang inklusif dan mampu menjawab tantangan zaman, tanpa pernah kehilangan maknanya sebagai ummat yang mengesakan Allah.

Apakah ummat mampu menjawab tantangan zaman untuk tampil cerah dan mencerahkan? ataukah kita selalu kalah dalam mengkomunikasikan (baca da’wah) sebagai ummat terpilih?.

Kalau dirasa-rasa, setidaknya di negeri ini, negeri yang korupsinya tidak habis-habisnya menjadi khasanah berita dari hari ke hari, saya optimis, ummat Islam tidak kolot, tidak terbelakang, tidak juga teroris.  Hanya kita memang perlu lebih pandai menghadapi teroris halus yang berkehendak agar ummat Islam semakin menjauhi agamanya…..