Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Lalu Kamu Sembahyang, Untuk Apa Sih?

Posted by agorsiloku pada September 26, 2011

“Untuk mendapatkan kebahagiaan?.”  Tanyanya, penuh selidik.

Sejenak saya terdiam, menatap rekan orang asing dari negeri ginseng yang baru saya temui ini.  Pertanyaan sederhana yang boleh jadi dilatarbelakangi keheranannya (atau ketidaktahuaannya) pada ritual keagamaan penganutnya.  Tentu kawan yang satu ini, dengan usia kira kira sekitar 4 dasawarsaan, yang mungkin sepanjang hidupnya hanya tahu kerja-kerja dan uang-uang ini tidak pernah bergaul dengan dunia Sang Pencipta.

Terlintas dalam pikiran, kawan dari negeri ginseng ini, tentulah seorang pekerja keras bahkan sangat keras, jujur, dan berani.  Negeri tempat asalnya adalah negeri yang pemerintahannya dibentuk Tahun 1948.  Tidak jauh dengan kampungku yang merdeka Tahun 1945.  Tidak begitu jauh pula tingkat dan kualitas rata-rata kesejahteraan rakyatnya di sekitar tahun ini.  Namun, negeri ini menyusul Jepang menjadi negara industri yang wah, yang kekuatan ekonominya mengubah wajah bangsa itu menjadi bangsa yang karya-karya materialnya menghiasi dunia.  Desaku, yang menjadi negeri dengan kebanggaan ummat Islam terbesar, jauh di belakang mereka dalam etos kerja dan menyikapi kejujuran kerja.  Setidaknya itu yang saya rasakan sebagai warga negara Indonesia ini.

Dalam bayanganku, tidak ada gunanya menjelaskan mengapa manusia sembahyang.  Tentu dia sudah tahu !, meskpun dia seorang tak bertuhan (ateis) sekalipun.   Dari nada pertanyaannya saja, terasa bahwa yang bertanya punya sistem nilai dan cara pandang yang berbeda.  Jadi, percumalah marah atau menjelaskan dari sudut pandang yang biasa dimiliki oleh orang yang beragama Islam.  Tentu jawaban yang akan diberikan adalah jawaban yang dia sudah tahu, dan dia anggap basi !.

“Jelas tidak !”.  Jawab saya sambil tersenyum. “Kalau itu yang menjadi pertanyaan, maka tentu saja tidak perlu sembahyang, cukup bekerja keras, mengumpulkan uang, lalu menikmati uang yang kita peroleh.  Jika perlu sisihkan untuk kebersamaan sosial dan untuk membayar pajak bagi negara.”.

Dia sedikit terpana menerima jawaban ini.

“Lho, jadinya untuk apa?”.  Pertanyaan lebih menyelidik.

“Untuk sesuatu yang saya tidak tahu, untuk kehidupan setelah kematian”.

“Untuk sesuatu yang saya tidak tahu, apakah ada masa depan setelah kematian atau tidak!.  Maka menyiapkan untuk something maybe “Yes” or maybe “Not” adalah lebih baik dari pada memilih “Nothing” untuk sesuatu yang kita tidak tahu”.

“Life after death”. Gumannya terdengar agak tertahan. Dia terdiam agak lama.

Boleh jadi memang tidak sedikit yang meyakini bahwa setelah mati, tidak ada kehidupan kedua.  Namun, tidak sedikit pula budaya-budaya sejak jaman orang bisa mendomestikasi ternak atau bertanam pangan, percaya bahwa hidup setelah mati itu terjadi.  Saya pikir, kawan dari negeri ginseng ini juga tentu mengerti tentang jiwa, sesuatu yang ada dalam pikirannya, juga ada dalam proses berpikirnya.

Kami tak melakukan percakapan ini lebih lama lagi.  Waktu semakin sore, saya berpamitan.  Namun, saya percaya, semakin orang mencari kebenaran spiritual, maka pada jalan mana saja dia tempuh, maka dia akan menemukan : Siapa dirinya, lalu siapa Penciptanya.  Jika kita mencarinya berjalan kaki, maka sang Pencipta akan datang “berlari”, menghampirinya ……

17 Tanggapan to “Lalu Kamu Sembahyang, Untuk Apa Sih?”

  1. ummm,,, makasiy yah tipsnya, keep to share maz

    Suka

  2. akatsuci said

    ya.. supaya tidak dosa pak, hehe,
    kan kalau tidak sembayang dosa,

    Suka

  3. Anonim said

    karena sembahyang ada perintah Allah, karena Allah yang menciptakan dan menyediakan semua kebutuhan kita, maka sangat wajar jika kita melaksakan segala perintah Nya

    Suka

  4. Bung Agor, terima kasih atas pencerahannya. Tema dan artikel di blog ini sepertinya cocok dan mengena di hati saya. Link dulu biar tidak lupa. Salam Wage

    Suka

  5. SEMOGA SABAR said

    Saya pikir sholat adalah kegiatan yang berusaha saya lakukan setelah adanya iman, Dan sholat merupakan salah SATU bukti DARI TUJUH perilaku karena saya mengimani-Nya.
    TUJUH perilaku itu antara lain :
    – sholat
    – menjauhkan dari perbuatan dan
    – perkataan yang tidak berguna
    – zakat
    – menjaga kemaluan
    – memelihara amanat-amanat
    – memelihara janji

    Dan semoga saya dapat sabar menjalankannya.
    makasih kang atas infonya,yang membantu mengingatkan..

    Suka

  6. Bs. Sutan Mangkuto said

    Jika kita tahu apa shalat ith?, mengapa kita harus shalat ?, apa manfaat dan kepentingan shalat bagi kita. ?

    Didalam hadist Rasulullah saw. bersabda yang artinya,
    “Yang membedakan orang kafir dengan orang mu’kmin adalah dari shalatnya”

    Banyak di antara kita yang kurang memahami hadist tersebut, sehingga hadist tersebut di terjemahkan sebagai berikut. “Yang membedakan orang kafir dengan orang mu’kmin adalah ibadahnya.” Kenapa ibadahnya? Mungkin para pengamat islam binggung, karena orang kafir tidak mengerjakan shalat seperti yang diperintahkan Islam. Perlu kita ketahui bahwa gerakan shalat adalah gerakan fitrah manusia, yang menjadi naluri manusia. Semua manusia melakukan gerakan shalt, baik dia orang nasrani, hindu, buda, dsb, semua melakukan gerakan shalat seperti contoh dibawahini.

    1. Posisi Berdiri membaca Takbiratul ihram dalam shalat

    Salahsatu contoh: jika kita berhadapan dan berbicara dengan orang yang kita segani atau atasan kita, posisi badan kita secara naluri akan berdiri tegap dan pala aga merunduk seperti orang yang takut untuk memandang lawan bicaranya dan dengan kedua tangan di lipat di atas perut, untuk menjaga sopan santun di hadapan orang yang kita segani. Posisi berdiri semacam ini adalah posisi shalat.

    2. Posisi Rukuk dalam Shalat
    Dan jika atasan atau orang yang kita segani melintas di hadapan kita, secara naluri akan membungkukan badan sebagai tanda hormat. “Sambil mengucap selamat siang atau selamat pagi pak/bu dsb.”

    Gerakan membungkuk ini disebut “rukuk” dalam shallat.
    Bacaan: (ketika hendak membungkuk bacalah Allahu Akbar) kemudian membaca: Subhana Rabiyal ‘Adhim 3x (Maha suci Tuhan, Maha Agung)

    3. Nama sikap tubuh: Sujud dalam Shalat(Qauma)
    Kebiasaan orang kraton pada jamannya, untuk memberi penghormatan yang tertinggi kepada seorang raja dengan melakukan sujud,

    Begitujuga Sujud dalam dalam shalat.
    Menyerahkan sembah kepatuhan kita hanya kepada Allah Swt. saja (menyembah)
    Sujud sambil berucap “Mahasuci Allah dan Maha tinggi” (3x)

    4. Duduk antara dua Sujud, dalam shalat (Qu’ud)
    Kebiasaan Orang Kraton jika memohon permohonan kepada seorang raja, dia Duduk bersimpuh dihadapan Raja dengan penuh khusu dan berharap, bercampur rasa cemas.

    Begitu juga dalam shalat
    Bangun dari sujud, kita memohon ampun belas kasih kepada Allah (Maharaja Semesta alam)
    Ya Tuhanku!
    Ampunilah aku, Kasihanilah aku, Cukupkanlah aku (kekuranganku), Berilah aku kesehatan, dan Maafkanlah (kesalahan) ku.

    Inilah yang membedakan Orang kafir dengan Orang mukmin, seperti dalam hadist Nabi Muhammad SAW. “Yang membedakan Orang kafir dengan Orang Mukmin adalah Shalatnya”.

    Kesimpulan:
    Orang kafir gerakan-gerakan shalat tersebut di tujukan untuk sesama manusia,
    Orang Mukmin gerakan-gerakan shalat di tujukan hanya kepada Allah Swt. saja
    Disinilah yang membedakannya antara orang kafir dengan orang mukmin.

    Jadi semua manusia sudah melakukan gerakanshalat, Cuma tujuannya yang berbeda

    Jadi jelas dalam hadist tersebut yang membedakan orang mu’kmin dengan orang kafir adalah shallatnya, orang kafir gerakan-gerakan seperti itu diberikan untuk manusia (atasannya.) sedangkan orang mu’kmin gerakan-gerakan itu di serahkan untuk Allah. SWT.

    Semua gerakan-gerakan pada shallat adalah gerakan fitrah manusia, siapapun dia baik dari orang nasrani, hindu, budha, majusi, maupun ateis, dan sebagainya semua melakukan gerakan tersebut.

    Gerakan-gerakan fitrah itu sendiri Allah menciptakan pasti punya tujuan sendiri untuk manusia, misalkan sujud, dalam ilmu terapi atau gerakan sujud untuk mengalirkan darah ke otak. Dan jika kita mau teliti semua gerakan akan mengandung makna yang dalam dan mempunyai penyampaian dalam bahasa tubuh.

    Jika kita perhatikan tiga dasar dari gerakan shalat yaitu 1. Posisi Berdiri membaca Takbiratul ihram dalam shalat Akan membentuk huruf “Alif”. 2. Posisi Rukuk dalam Shalat. Akan membentuk huruf “Dal” . 3. Nama sikap tubuh: Sujud dalam Shalat (Qauma). Akan membentuk huruf “Mim”, maka jika digabungkan akan membentuk lafas ADAM

    Shalat 5 waktu merupakan kewajiban yang harus ditegakan oleh setiap muslim yang sudah akil baligh, baik laki-laki mupun perempuan, dalam keadaan sehat maupun sakit. Dasar kewajiban shalat ini adalah dalam Al-Qur’an dan Hadis.
    Firman Allah SWT :
    وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

    wamaa umiruu illaa liya’buduu allaaha mukhlishiina lahu alddiina hunafaa-a wayuqiimuu alshshalaata wayu/tuu alzzakaata wadzaalika diinu alqayyimati

    “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah (mengabdi kepada)Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus1596, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al-Bayyinah 98: 5)

    Bs. Sutan Mangkuto

    Suka

  7. Bs. Sutan Mangkuto said

    Hampir semua orang di dunia melakukan sembahyang, tapi sedikit sekali yang mengerjakan Shalat

    Suka

  8. nardi said

    y…menuaikan kewajiban kita sebagai hamba Allah!!!!
    biar kita nanti mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat,,,,,,

    Suka

  9. agrobuah said

    solat 5 waktu adalah kewajiban.
    bagi yang menjalankannya besok mendapatkannya di alam surga.
    tapi yang tidak melaksanakan silahkan besok di neraka.

    solat 5 waktu gantinya kita selama hidup 24 jam, (ibarat hanya punya rumah tidak punya perabot yang komplit )
    sedangkan ibadah sunah hasil kerja selama 24 jam. ( ibarat memiliki permadani rumah yang di hiasi taman dan kendaraan mewah)
    jika mengharap rumah istana di surga silahkan jalankan ibadah sunnahnya.(ojo lamcing.)

    Suka

  10. adipati said

    Kenapa berhenti saat lampu merah?. Karena aturannya begitu dari Departemen Perhubungan. Berhentilah bersama pengendara lain yang berhenti.

    Kenapa shalat saat tiba waktunya.shalat. Karena aturannya begitu dari Allah SWT. Shalatlah bersama dengan orang yang shalat..

    Suka

  11. teas said

    Subhanallah,
    sholat, menunjukkan tunduk, patuh dan taatnya hamba kepada Allah, untuk menggapai ridho Nya ..

    Al Fajr,
    27. Hai jiwa yang tenang.
    28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
    29. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,
    30. masuklah ke dalam syurga-Ku.

    Suka

  12. muhammad ridwan said

    TAQORUB ILALLOH + MARDHOTILLAH = “SHOLAT”

    Suka

  13. fanya said

    Menjelaskan tujuan shalat kpd orang yg tidak percaya agama tentu butuh teknik dan argumentasi berbeda dibanding penjelasan kpd mereka yg percaya agama.
    Bagi orang atheis, sembahyang kemungkinan besar menjadi hal paling nonsense dan sulit dicerna oleh akal sehatnya.
    fanya sendiri cenderung menjawab bhw sembahyang (sholat) merupakan mekanisme paling efektif untuk memcapai ketenangan batin agar mampu lebih fokus menjalani kehidupan ini. Dengan kata lain, sholat adalah sebuah prosesi sekaligus kebutuhan yg memberi dampak posiitif thdp kehidupan kita selanjutnya.

    Suka

  14. Iwan said

    Kalau kita tidak mengganggu dan menyakiti hati orang lain,apakah masih ada yang kurang.
    Mengutip pernya taan teman saya yang sok atheis.
    Padahal dalam hidup bermasyarakat ini,adakah seseorang yang tidak pernah membuat orang lain sinis(ngedumel).

    Suka

  15. biar bertakwa dan beriman sebagaimana mestinya.

    Suka

  16. boenks said

    biar Allah saja yang patut disembah dan hanya Allah yang kuasa atas hamba hambaNya

    Suka

Tinggalkan komentar