Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Kata “Kami” dalam Al Qur’an Terjemahan : Plural atau Singular?

Posted by agorsiloku pada Agustus 11, 2011

Terjemahan kata “Kami” dalam dalam Al Qur’an yang merujuk pada Allah itu, tunggal atau jamak (lebih dari satu).  Kalau lebih dari satu, artinya Tuhan lebih dari satu dunk !.  Kok bertentangan dengan surat yang jelas-jelas dan jernih menegasi bahwa Allah itu mahaesa.

Ketika saya ketik di Um Gugel : “Arti Kami dalam Al Qur’an”, maka muncul sebanyak 2.930.000 hasil.  Hampir 3 jutaan.  Jumlah yang tidak sedikit.  Artinya, sebagai sebuah pertanyaan, ini kata yang ditanyakan dan dipertanyakan oleh cukup banyak mahluk berpikir tentang apa maksud dari kata “kami” dalam Al Qur’an.Pertanyaan yang dijawab dari ragam sumber termasuk juga dijadikan pembenaran bahwa Al Qur’an menjadi sulit dipahami, menjlimet atau dipakai oleh kaum yang menyekutukan tuhan, untuk menegasi bahwa Tuhan itu artinya lebih dari satu, seperti yang dituliskan dalam terjemahan bahasa Indonesia menjadi “Kami”.  Ketika saya mengklik sejumlah hasil pencarian Oom Google, didapati bahwa pertanyaan itu ada yang murni bertanya untuk mendapatkan jawaban dari pak guru alias ustad, ada juga dengan tujuan untuk mengolok-ngolok atau berusaha untuk memahami artinya Tuhan itu banyak.   Subhanallah dari apa yang mereka pergunjingkan.

Apakah penerjemahannya keliru?, apakah kata kami bisa berarti satu atau lebih dari satu, atau pada kata kami ada nilai rasa simbolik keagungan atau merendahkan diri.  Karena saya bukan ahli bahasa Indonesia ataupun bahasa Arab, namun sebagai orang Indonesia, saya memahami bahwa kami adalah kata ganti ketiga yang lebih dari satu.  Artinya jamak.

Kata kami menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : ka·mi pron 1 yg berbicara bersama dng orang lain (tidak termasuk yg diajak berbicara); yg menulis atas nama kelompok, tidak termasuk pembaca; 2 yg berbicara (digunakan oleh orang besar, msl raja); yg menulis (digunakan oleh penulis)

Jadi saya lebih cenderung memahami bahwa kata kami dalam Al Qur’an adalah merujuk pada — yang menulis atas nama kelompok — Jadi lebih dari satu.  Sedangkan kata “saya” atau “aku” bermakna tunggal.  Mendapat berbagai sumber yang menjelaskan bahwa kata “kami” dalam Al Qur’an yang merujuk pada kata …kami wahyukan… atau kata serupa lainnya merujuk pada pemahaman Allah beserta utusannya, bersama sejumlah mahluk yang dirujuk kepada penerima petunjukNya.  Pemahaman ini tentu datang dari mereka yang meyakini Allah itu esa, Allah tempat bergantung segala sesuatu.  Jika meyakini Allah itu banyak, maka itu menjadi sejumlah tuhan dan bisa jadi pula berpikir setiap tuhan memiliki pembagian kekuasaan masing-masing.  Fakta memang, manusia banyak menyembah yang sesungguhnya tidak patut disembah.  Dalam hal sesembahan, Allah menegasi untuk tidak menyembah selain Dia (QS 12:40) dan tersebar pula dalam berbagai ayat, juga dalam petunjuk yang disampaikan jauh sebelum Al Qur’an.  Di kedalaman bahasa, kata “kami” dalam Al Qur’an memiliki lebih banyak varian pengertian dibanding dengan kata “kami” dalam bahasa Indonesia.  Pemahaman varian yang lebih banyak itu, tentu akan memberikan pemahaman yang lebih dalam dan luas pemaknaannya dibanding dengan bahasa Indonesia tentunya sehingga rasa bahasa dan pemaknaan pada sejumlah ayat yang dirujuk bisa lebih dalam dan luas dari sekedar kami dalam bahasa terjemahan.

Bergerak dari pemahaman “kami”, “Aku”, “Saya”, “Dia” dalam ragam ayat maka yang membaca menjadi lebih memahami, berapa banyak Iblis ketika berkomunikasi dengan Allah yang menjadi sarana dan atau sebab diturunkannya Nabi Adam dari surga.

Wallahu a’lam.

Hormat Kami… eh… Hormat Saya,

Agor.

20 Tanggapan to “Kata “Kami” dalam Al Qur’an Terjemahan : Plural atau Singular?”

  1. @Kang Agorsiloku
    Kata “Kami” kira-kira setara dengan kata “Kita” dan lucuwnya para penghujat Al Qur’an, diyam seribu basa ketika sayah bantah dalam bahasa birahinyah … eh, ibrani dink 😀

    حَنِيفًا
    July 20, 2011 at 8:09 am | #323 Reply | Quote

    @Bapake Mr. Tuan
    Keluarga saya adalah satu, tetapi terdiri dari tiga oknum yaitu :
    Bapak, anak dan istri, tetapi tidk bisa dijumlahkan menjadi tiga keluarga yaitu keluarga Bapa, keluarga anak dan keluarga ibu
    _____________________
    “bla..bla..bla. “… Jelas beliau lupa anggauta keluarga yang lain, seperti Adik, Kakak, Cucu dan Eyang…. hehehe… belum lagi kalau istrinya banyak bijimana ?!
    Apalagi di Agama mereka men-syahkan nikah sejenis 😦 , singkat kata silogisme yang buruk.

    Coba simak ayat ini :
    Kejadian 1:26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia.

    ___________________
    Mari kita simak, ini saya copas menurut Al Kitab sampean lho… hehehe…

    וַיֹּאמֶר אֱלֹהִים, נַעֲשֶׂה אָדָם בְּצַלְמֵנ
    “Dan Tuhan berkata, Biarkan orang seperti diri mereka sendiri …

    atau…
    וַיֹּאמֶר אֱלֹהִים נַֽעֲשֶׂה אָדָם בְּצַלְמֵוּ
    Dan Tuhan berkata, Biarkan manusia itu menurut gambar-Nya
    (Haniifa say: Nya = manusia )

    Dari mana tuh kata “kita” ?! 😦

    Ps:
    צלם => tselem (Gambar), tsalmo (Rupa)=> betselem (rupa/ wajah-nya), betsalmo (Gambaran-nya)

    Snonim dengan kata דמות => Demut (baca: bla..bla…di emut… hehehe )

    Suka

    • sahabat baik said

      oh mungkin yang diam belum paham, kata “kita” di dalam Kitab Kejadian memang Allah sedang berbicara dengan pribadi lain. Alkitab sendiri yang menjawab siapa yang sedang diajak bicara oleh Allah tersebut yaitu Yesus. Kolose 1:14-17 dicatat bahwa existensi Yesus sebelum menjadi manusia sebagai makhluk sulung, sesuatu yang pertama diciptakan oleh Allah dan pribadi sulung itu menjadi asisten Allah dalam mengerjakan berbagai sesuatu yang Allah inginkan diantaranya saat itu sedang berencana menciptakan manusia. Membagikan karunia terbesar (kebebasan kehendak) kepada mahkluk ke 2 (yg pertama malaikat) namun bedanya kali ini tubuhnya bukan roh tetapi tubuh jasmani (lemah).

      Nah di lebih 7000 ayat lainnya Allah menggunakan nama Pribadinya YHWH. namun bangsa yahudi bahkan sebelum Almasih (Mesias/Kristus) datang pun sudah merubah nama pribadi Allah dengan ELLOHIM (Allah-Allah). dan bisa jadi namanya AlQuran lebih banyak mengacu dari Alkitab maka di jaman Muhammad memang masih menggunakan istilah Allah/TUHAN. maka mungkin saja kata “kami” pun turut masuk.

      namun bedanya Alkitab di akhir zaman akan terbuka (Dan 12:9) dan termasuk nama Pribadi Allah kembali terungkap sejak abad ke 19 (abad yang memang cocok tanda2 akhir zaman).

      nah sekarang giliran Alquran, apakah nama Pribadi Allah mulai digunakan?
      ingat 99 Gelar bukanlah nama, semua itu jelas kata sifat atau gelar semata tidak khusus. di Alkitab pun sama banyak gelar namun hanya nama Pribadi Allah saja yang benar2 menempati ruang khusus lebih dari 7000 kali muncul. lebih banyak dibanding gelar2 lainnya.

      Hanya Agen FBI/CIA dll dan Mafia, Penipu, Penjahat saja yang memiliki lebih dari 1 nama pribadi. tapi kalo orang benar pasti hanya punya 1 nama pribadi.

      Begitu juga Allah pasti hanya memiliki satu nama pribadi disamping gelar2 tersebut.

      Suka

  2. katulsomin said

    Hm, kalau yang pernah saya baca, ini maksudnya adalah seperti tradisi “royal we”, yang biasa digunakan oleh seseorang yang memegang autoritas tertinggi untuk mendeklarasikan suatu mandat..

    link wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Majestic_plural

    Suka

  3. Roy Rey said

    Gw dan kekuatan gw, mata gw, hati gw, pikiran gw, kaki gw, de-el-el….
    Gw jamak tapi gw satu dunk…
    ;
    ;
    bener gak??

    Suka

  4. Subhanallah
    segala puji hanya bagi Allah
    thx for share…
    sesuatu bgt nih

    Suka

  5. Allah mengungkap dalam ungkapan bahasa, dengan ungkapan jamak, karena dengan mengungkap demikian Dia mengungkapkan bahwa nilainya lebih dari pada sejumlah makhluk ciptaannya. Hal ini menyatakan bahwa Ianya Mulia tidak sama dengan makhluk-makhluk lain. Ungkapan seperti ini ada bukan saja dalam Al Qur’an, tetapi sudah menjadi bahagian dari bahasa Arab sebelum Al-Qur’an.

    Suka

  6. 1. Hayo Kamu kerjaken semua.
    2. Hayo Kamu semua kerjaken.

    yeah, bahasa memang alat mujarab bermain lidah

    menurut ane (tanpa memperhitungkan adanya tanda baca dan intonasi):

    1. hayo kamu kerjaken semua
    artinya saya mengerjaken semua yang diperintahken

    2. hayo kamu semua kerjaken
    artinya saya dan orang-orang yang bersama saya mengerjaken yang diperintahken

    tapi ati-ati
    hal di atas akan lebih terlihat berbeda (di atas adalah membaca) jika
    coba aja di-drama-kan di ruangan bersama teman-teman atau bahkan hanya disuarakan

    Suka

  7. AtheisBlack said

    sy mendafat info dari salah satu blog tentang maksud “kami”

    Jawaban 1: Kata KAMI sebagai penghormatan

    Bahasa Arab ialah bahasa paling sukar didunia. Sedang bahasa paling sukar nomor 2 ialah BahasaChina. Hal ini disebabkan kerana dalam 1 kata, bahasa arab memiliki banyak makna.
    Contoh: Sebuah gender, dalam suatu daerah boleh bermakna lelaki, tapi dalam daerah lain malah bermakna perempuan.

    Dalam bahasa Arab, dhamir ‘NAHNU’ ialah dalam bentuk jamak yang berarti kita atau kami. Tapi dalam ilmu ‘NAHWU’, maknanya tak cuma kami, tapi aku, saya dan lainnya.
    Tapi bagi mereka yang faham bahasa Arab sebagai bahasa yang kaya dengan makna dan kandungan seni serta balaghah dan fashohahnya,
    Ambil gampang nya ya untuk logika sederhana nya:
    Jika memang “Kami” dlm Al Qur’an diartikan banyak (lebih dari 1), lalu knp orang Arab (orang yang mengerti Bahasa Arab) tetap menyembah Allah? Tentu karena mereka paham tata bahasa mereka sendiri.

    Musti diingat Al-Quran adalah kitab yang penuh dengan muatan nilai sastra tingkat tinggi.
    Selain kata ‘Nahnu”, ada juga kata ‘antum’ yang sering digunakan untuk menyapa lawan bicara meski hanya satu orang. Padahal makna ‘antum’ adalah kalian (jamak).
    Secara rasa bahasa, bila kita menyapa lawan bicara kita dengan panggilan ‘antum’, maka ada kesan sopan dan ramah serta penghormatan ketimbang menggunakan sapaan ‘anta’.
    Kata ‘Nahnu’ tidak harus bermakna arti banyak, tetapi menunjukkan keagungan Allah SWT. Ini dipelajari dalam ilmu balaghah.
    Contoh: Dalam bahasa kita ada juga penggunaan kata “Kami” tapi bermakna tunggal. Misalnya seorang berpidato sambutan berkata,”Kami merasa berterimakasih sekali … “
    Padahal orang yang berpidato Cuma sendiri dan tidak beramai-ramai, tapi dia bilang “Kami”. Lalu apakah kalimat itu bermakna jika orang yang berpidato sebenarnya ada banyak atau hanya satu ?
    Kata kami dalam hal ini digunakan sebagai sebuah rasa bahasa dengan tujuan nilai kesopanan. Tapi rasa bahasa ini mungkin tidak bisa diserap oleh orang asing yang tidak mengerti rasa bahasa. Atau mungkin juga karena di barat tidak lazim digunakan kata-kata seperti itu.Karena mereka hanya memakai “Me, You,Us, We, Ours” dan lain lainnya.
    Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah : salah satu sebab turunnya ayat tersebut adalah perdebatan orang-orang nashrani mengenai yang kabur bagi mereka. Seperti FirmanNya (Ana = Aku) dan (Nahnu = Kami). Para Ulama mengetahui bahwa makna (Nahnu = Kami) disini adalah salah satu yang diagungkan dan memiliki pembantu-pembantu. Dia tidak memaksudkannya dengan makna tiga illah. Takwil kata ini yang merupakan penafsiran yang sebenarnya, hanya diketahui oleh orang-orang yang mantap keilmuannya, yang bisa membedakan antara siapa yang dimaksud dalam kata (iyya = hanya kepada) dan siapa yang dimaksud dengan kata (inna = sesungguhnya kami ), karena ikut sertanya para malaikat dalam tugas yang mereka diutus untuk menyampaikannya, sebab mereka adalah para utusanNya. Adapun berkenaan dengan satu-satunya illah yang berhak di ibadahi, maka berlaku bagi-Nya saja. Nah ini sesuai dengan point ke 2.

    Jawaban ke 2: Ada peran makhluk ciptaan lain atas kehendak ALLAH

    Bingung? Nih kasih Contoh ya:.
    “Dan telah Kami wahyukan kepadanya perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh” (Qs. 15 Hijr: 66)
    “Kami wahyukan…” Maka disini berarti ada peran makhluk lain yaitu Malaikat Jibril sebagai pembawa atas perintah Allah.
    Jadi kata KAMI digunakan saat Allah mewahyukan dengan perantara Malaikat Jibril, & kata AKU digunakan sebagai perintah menyembah Allah saja.
    Coba lihat contoh lagi : “Lalu Kami wahyukan kepadanya: “Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari setiapnya, dan keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan” (Qs.23 Mu’minuun: 27)
    Ini ada lagi Contoh penggunaan kata KAMI dan AKU yang bersamaan dalam Qur’an:
    “Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (Qs.21 Anbiyaa: 25.)
    Get The point? Diulang ya… bias juga berarti ikut sertanya para malaikat dalam tugas yang mereka diutus untuk menyampaikannya, sebab mereka adalah para utusanNya. Adapun berkenaan dengan satu-satunya illah yang berhak di ibadahi, maka berlaku bagi-Nya saja.

    Jawaban ke 3: Kata KAMI pun digunakan dalam kitab terdahulu

    Ini menarik nih. Bahasa Arab sedikit banyak memiliki persamaan dengan saudara 1 rumpunnya yaitu Bani Israil. Ini dimaksudkan dalam kitab “Taurat” masa sekarang pun dalam bahasa aslinya kata yang digunakan ialah KAMI, tapi orang yahudi tidak pernah menganggap Tuhannya itu lebih dari 1.

    sebagai penutup
    surat al baqarah ayat 2
    Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

    dan ayat 13
    Dan apabila dikatakan orang kepada mereka : ” Berimanlah sebagaimana telah beriman manusia (lain)”, mereka jawab : “Apakah kami akan beriman sebagaimana berimannya orang-orang yang bodoh-bodoh itu ? ” Ketahuilah, sesungguh­nya mereka itulah yang bodoh­bodoh, akan tetapi mereka tidak tahu.

    dan ayat 6 dan 7
    Sesunggunya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak, mereka tidak akan (begitu saja) beriman.” (6) Allah Subhanahu Wata’ala telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka-lah siksa yang amat berat.” (7)

    Suka

    • browzevsky said

      nice job gan, suka bgt d

      Suka

    • sahabat baik said

      Sekali lagi berbeda dengan Alkitab, dimana bisa dijawab oleh Alkitab (tertulis) bukan sekadar asumsi manusia atau sekedar etimologi bahasa saja.

      contohnya tadi tentang kata “Kita/Kami” didalam kitab Kejadian, dijawab oleh Kolose 1:14-17. memang benar saat itu Allah sedang berbicara kepada asistennya (pribadi sulung) untuk menciptakan manusia sesuai dengan rupa mereka (sifat, kehendak bebas, akal) namun bedanya kali ini tubuhnya bukan roh tapi jasmani.

      namun di lebih dari 7000 ayat lainnya menggunakan nama pribadinya (YHWH) lebih banyak dan khusus penulisannya dibanding gelar2 yang disandangnya (menurut Islam ada 99 Gelar/Nama). Ingat gelar biasanya hanya sifat atau sandang yang umum, namun nama pribadinya ternyata memiliki arti yang tidak bisa dimiliki pribadi lain (menjadi; dapat menjadi apapun untuk memenuhi maksud tujuannya / janji-janjinya)

      Nah sedangkan blog itu hanya menitik beratkan kepada etimologi bahasa yang katanya AlQuran itu menggunakan bahasa tingkat tinggi.

      Padahal kita semua tau membaca diantaranya ASY SYU’ARAA’ 195 bahwa “Alquran ditulis dengan bahasa Arab yang jelas”.
      maka pastilah ayat-ayat AlQuran dapat dibaca dengan jelas bahkan tanda baca maupun ungkapannya pasti mudah dipahami atau jelas.

      itulah mengapa QS. 41:44 menyiratkan bahwa walaupun AlQuran dalam diterjemahkan dalam bahasa lain maka tidak perlu dijelaskan oleh nabinya dapat dipahami isinya.

      maka lebih masuk akal bahwa kata “kami” memang terbawa dari kebiasaan setempat bahkan Yahudi pun masih menggunakan saat itu ELLOHIM (Allah-Allah), kristen politik menggunaka doktrin Tritunggal (tiga).

      dan kata kami belum tentu digunakan oleh Muhammad saat ia mengajar, maka bisa saja setelah kematiannya saat AlQuran di salin para penulis menggunakan istilah kami untuk menyatakan dirinya maupun memaksudkan Allah/TUHAN (Ellohim) yaitu Allah jamak.

      Suka

      • @Mas Sahabat Baik
        Mohon maaf neeh…. Ahlul ktabiyah dengan Ad diin Islam seperti serupa tapi sangat berbeda persepsi dalam artikan katan jamak (majestic plular)

        Trinitas Kristen = 3 “Pribadi” (Elohim) dan seribu karakter yang aneh2
        Trinitas Islam = Basmallah atau asma Alloh dengan 76 alias nama lain dalam al Qur’an dan 23 dalam Al Hadits.

        Bus on the way.
        ELLOHIM (Allah-Allah), kristen politik menggunaka doktrin Tritunggal (tiga).
        —————————
        Dari mana sampean dapat doble L dalam kata “ELLOHIM” ?

        Dalam Alkitab sampean :(Genesis 1:1)
        בְּרֵאשִׁית בָּרָא אֱלֹהִים אֵת הַשָּׁמַיִם וְאֵת הָאָרֶץ
        Trans: Breeshiyt baaraa Aelohi eet ha shamayim we et haaretz

        Artinya: “Pada mulanya ELOIH (ALAH) menciptakan langit dan bumi.

        Elohim (Aleim) אלהים ==> SINGLE “L”
        Eloah אלוה ==> SINGLE “L”

        Suka

      • agorsiloku said

        Yup, tentu saja saya mencoba memahami, mengapa Mas Sahabat tidak akan memahami kitab Mas melalui etimologi bahasa, bahkan nyaris ilmu ini tidak mungkin diterapkan sama sekali. Etimologi sangat membantu untuk lebih memahami, dari pada sekedar asumsi dan logika, belum tentu atau mungkin hanyalah tafsir yang mungkin benar atau mungkin salah, bisa juga hanya sebuah pembenaran….
        Yah… dimana-mana juga begitu kok. Hanya karena keaslian Al Qur’an bisa diuji dalam berbagai aspek, maka sistem nilai ini dipertahankan. Itu saja kok…..

        Suka

  8. AtheisBlack said

    dalam mengucapkan sesuatu harus berdasarkan ilmu, jangan berdasarkan nafsu krn nafsu berasal dari bisikan syetan
    thx

    Suka

  9. Iwan said

    Kita juga punya.

    Suka

  10. seharusnya anda mengetahui bahwa semakin banyaknya “kata ganti orang” pada bahasa suatu bangsa maka semakin baiklah atau semakin mudahlah dimengerti bahasa tersebut, itu sudah rumusan dasar. sesuai pernyataan al kitab al quran bahwa buku bacaan itu mudah dimengerti.

    nah, saya akan menjabarkan tentang “KAMI” yang terdapat di al kitab al quran, sedikit saja, selanjutnya anda melanjutkannya.

    al kitab al quran adalah “wahyu yang diwahyukan”. berarti ada dua kali wahyu. saya akan memberikan kronologis singkat. si “T” adalah tuhan pencipta langit dan bumi beserta isinya tanpa saham dan bantuan pihak lain. si “R” adalah seorang utusan yang memiliki anggota. dan si “M” adalah seorang manusia, tambahan, ada seorang manusia lagi dengan kode si “MH”.

    mari kita mulai perjalanan “wahyu yang diwahyukan” itu.
    si “T” mewahyukan sesuatu ke si “R”, lalu si “R” beserta rombongannya kembali mewahyukan wahyu yang mereka dapat ke si “M”.

    nah, ketika si “R” dan rombongan menyampaikan kepada si “M”, mereka mempergunakan kata “KAMI”. ketika si “R” datang sendiri ke si “M”, ia mempergunakan kata “AKU”.
    begitu pula ketika si “T” berbicara langsung dengan si “MH”, ia mempergunakan kata “AKU”.

    bagaimana?, jelas?. jamak tetaplah jamak dan tunggal tetaplah tunggal. semakin banyak “kata ganti orang” semakin mudah dimengerti bahasa kaum itu….

    by auliya.iskandar.mn@gmail.com 081277297794
    ruhkudus.blogspot.com

    Suka

Tinggalkan komentar