Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Penghulu Kejahatan : Merasa Lebih Unggul

Posted by agorsiloku pada Desember 15, 2008

Merasa lebih unggul adalah akar dari segala sumber !.  Dan, kita sudah biasa juga sih melihat, melakukan, atau merasakannya dalam keseharian.  Ini sekedar ulasan saja ya !.  Penghulu kejahatan itu adalah iblis.  Ia merasa dibuat dari bahan yang lebih baik dari Adam. Aku neh dibuat dari api…. so api tuh lebih oke dari pada tanah !”.  “Jadi, ta uk uklah, kalau saya harus bersujud, menghormati Adam !” .  Begitulah diktum agama menjelaskan.  Apapun versinya, intinya kurang lebih begitu juga.  Begitulah kemudian keturunan Adam juga terbiasa untuk hidup dalam keunggulan masing-masing : Merasa lebih pintar, merasa berkasta lebih karena sedikit harta atau rupa, atau sekedar berbaju lebih keren sudah menjadi sumber keunggulan yang layak “diperjualbelikan !”.  Tidak di rumah, tidak di sekolah.  Unggul dan memang kompetensi menghendaki satu dengan yang lain saling mengungguli, maka jurusan IPA merasa berkasta lebih dari IPS, yang jaga melantunkan ayat-ayat akan merasa lebih berhak dan berkasta lebih dari yang masih a-i-o-u.  Yang lebih tua merasa lebih berpengalaman dari yang muda, dan yang muda merasa lebih kuat dan cerdas dari yang tua.

Bangsa Aria dan Yahudi merasa menjadi bangsa pilihan, kulit putih merasa lebih layak memimpin dunia dari pada kulit belang atau sawo matang, dan banyak lagi contohnya deh….

Adik atau mungkin saudara sepupu atau saudara sekandung dari Si Penghulu Kejahatan adalah keputusasaan atau fatalisme, kesombongan meskipun yang disombongi itu Maha Pencipta dan menolak perintahNya, sehingga menerima murkaNya.  Alih-alih bertobat malahan minta penangguhan sekaligus mengancam balik dengan untuk  menjerumuskan Adam dan keturunannya untuk ikut bersama para dedengkot Iblis masuk ke dalam neraka.

Kadang, situasi begitu tipisnya… kadang kita merasa … kitalah yang paling dekat dengan Allah dibanding dengan sejumlah mereka… sehingga sewaktu-waktu-waktu kita bisa mewakili “hidayah” Allah untuk mereka….

Bumbu dari kesombongan dan keputusasaan adalah prasangkaan.  Berprasangka bahwa api lebih baik dari mutu tanah (atau sebaliknya), Yahudi lebih baik dari bangsa lain, kulit berwarna putih made in Ponds lebih baik dari sawo matang memposisikan atau menjadi sumber dari kesombongan.

Kadang begitu tipis kita melihat perbedaannya… kadang… ya terkadang dan bisa jadi kesombongan selalu menyusup di sela-sela, pada setiap kesempatan.  Kerap dan biasa kita jumpai persahabatan 3 serangkai ini.  Mr. Prasangkaan dan Tuan Kesombongan bersama dengan Fatalisme sehingga kebenaran tak lagi menjadi penting….

Sampai sekarang.. saya juga masih bingung deh dengan pikiran Iblis, mengapa api harus lebih baik dari tanah (atau sebaliknya)… Ataukah saya harus merasa tanah lebih baik dari api? sehingga saya memulai kesombongan untuk bahwa manusia dilahirkan dan dihadirkan sebagai mahluk yang lebih baik dari Iblis…. ?

Kecuali hamba-hamba yang muchlis… Iblis tentulah tidak mampu menjerumuskan mereka…

23 Tanggapan to “Penghulu Kejahatan : Merasa Lebih Unggul”

  1. Api dan tanah memiliki keunggulannya masing-masing.
    Sebenarnya tidak ada masalah kalau cuma merasa lebih. Yang jadi masalah kalau perasaan tersebut diikuti dengan ego dan kesombongan.

    @
    Saya lebih suka mengatakan, setiap bentuk ciptaan memiliki tugas masing-masing yang menjadi berharga dan bernilai ketika fungsi masing-masing berjalan. Sebuah ban mobil tidak memiliki fungsi karena diletakkan tidak pada tempatnya dan kalaupun diletakkan pada tempatnya, juga tidak memilki fungsi karena kendaraan tidak ada bensinnya. Kalaupun ada bensinnya, maka tugas karburator baru berguna. Kalaupun semuanya ada, maka kendaraan baru berguna kalau ada supirnya. Supir dan mobil sudah ada, tidak berguna juga kalau tidak ada jalannya. Jalan juga tidak ada gunanya, kalau tidak ada aturan yang mengatur bagaimana berlalu lintas… dan seterusnya segalanya saling berkesinambungan dan saling membutuhkan…. tiada keunggulan dari satu terhadap apapun….
    Hanya persepsi dan seperti Mas Haris Suryanegara sampaikan, adanya kesombongan maka keunggulan menjadi ada……

    Suka

  2. lovepassword said

    Mengapa api lebih baik dari tanah ? Kalo mengikuti alur ceritanya ya jawabannya mudah saja : karena api itu aku dan tanah bukan aku. Mengapa tanah lebih baik dari api ? Ya karena tanah itu aku dan api bukan aku.

    Tapi ada juga sisi yang lain. Bukan kesembongan tetapi justru iri hati yang didorong rendah diri : Rumput di kebun tetangga selalu terlihat lebih hijau.

    @
    Pas benar…. karena api itu aku dan tanah bukan aku….. maka aku yang tanah juga mengaku lebih baik dari api dengan sejumlah alasan juga … 😀
    sedang rumput di rumah tetangga lebih hijau… karena iri dan sekaligus juga ingin menikmati bermain bola di kebun tetangga….. 😦

    Suka

  3. sitijenang said

    intinya kalo gak salah ada di kisah Nuh as. di situ sebelum naek kapal katanya kan iblis mo ikut, tapi disuruh bongkar rahasia dulu.

    @
    Kisah tentang Kakek Iblis (menyerupai orang tua) yang ikut Kapal Nabi Nuh itu, buat Agor cerita ini terasa aneh dan lucu, meski maknanya bermaksud baik.

    Suka

  4. haniifa said

    Yang menjadi kesombongan Iblis adalah merasa terbuat dari bahan api yang sifatnya lebih dinamis dibandingkan tanah yang cenderung statis, munkin akan lain cerita jika Nabi Adam a.s terbuat dari Cahaya (seperti layaknya Malaikat)
    Wassalam, Haniifa.

    @
    Apalagi kalau dibuat dari emas permata atau berlian. Namun jelas Allah menegasi, tidak layak bersombong diri terbuat dari bahan sutera atau katun atau lainnya. Rasanya seperti yang disampaikan … karena itu aku.. maka menjadi lebih baik… (adakah kita dari tanah juga merasa lebih baik = sombong, merasa lebih buruk = inferior? )
    Wassalam, agor.

    Suka

  5. zal said

    ::salam mas agor, jika tercermati bahkan dari jalan cerita Perintah sujud tersebut di AQ 2, dan beberapa statemet baik dari Allah maupun iblis, mungkin akan ada pandangan baru mengenai hal ini, Misalnya dalam Percakapan penciptaan Manusia, siapa saja yang terlibat…

    Jika Iblis tidak terlibat dalam penekanan dan iming-iming adakah hasil menjadi muchlisiin…

    @
    Kalau boleh… siapa saja “tokoh” yang terlibat dalam diskusi penciptaan manusia… malaikat, jin, manusia yang baru diciptakan?…..
    Maksud Mas Zal?, mungkin bisa dijelaskan lebih lanjut. Agor tidak paham dengan iming-iming hasil menjadi muchlisiin?.

    Suka

  6. Lama tak berkunjung ke sini; begitu berkunjung, mendapat suguhan semanis ini.
    Mudah-mudahan “prestasi” kita tidak menjadikan kita merasa lebih unggul daripada yang lain.
    Terima kasih, Mas Agor. Keep on writing.

    Suka

  7. Kesombongan ini adalah satu sifat yg ada dalam hati, bab perasaan. Kalau kita lihat realitanya tidak selalu yg sombong itu orang yg memiliki kelebihan, yg kaya, yg punya duit, yg pandai atau pintar. Bahkan orang miskin pun banyak juga yg sombong, yg bodoh pun banyak yg sombong sekalipun kalau dinilai lagi, mereka pun akan terkejut, “kenapa ya aku sombong, bukankan banyak yg lebih hebat dari aku, bukankah di atas langit itu masih ada langit, bukankah yg layak memakai “selendang” kesombingan itu hanya Tuhan, karena hakikatnya semua makhluk tidak terkecuali adalah cintaanNya yg tiada punya kuasa apa2 melainkan hanya dipinjamkan olehNya saja.

    Makhluk sombong adalah makhluk yg tidak mau mengakui dan memahami hakikatnya sebagai Makhluk. Dia secara tidak langsung hendak masuk pada kawasan Tuhan, hendak menjadikan dirinya sebagai tuhan setidaknya pada level perasaan.

    Dan sesugguhnya orang yang merendah diri itu tidak akan rugi pada pandangan Allah. Untuk memberantas sombong treatmentnya adalah treatment pada hati, bukan semata2 treatment pada bab kelebihan fisik maupun material semata. Sekadar menambah2kan semoga bermanfaat mas Agor.. 🙂

    @
    Kesombongan memang menelisik hati.. membumbui kesalehan menjadikannya merasa paling suci, menembus kepemilikan, sehingga kita suka membanggakan harta, tahta, anak isteri, dan kecantikan… Kita kerap lupa dan sering gemar melupakan bahwa semua kepemilikan akan diambil dan dikembalikan kepada pemilik sebenarnya….
    Merendahkan diri …. bertawakal… mudah diucapkan … betapa terangat susahnya mengikuti….

    Suka

  8. haniifa said

    @Mas Aboutmiracle
    Makhluk sombong adalah makhluk yg tidak mau mengakui dan memahami hakikatnya sebagai Makhluk

    Lalu dimana kesombongan Iblis ?!

    Suka

  9. mas Hanifa, letak kesombongan Iblis karena dia membantah perintah Tuhan. Sedangkan dia tahu Tuhan adalah yang menciptakan dia ( Tuhan itu sang Khaliq dan dia Makhluk yg lemah yg semestinya taat kepada Tuhan ). Jadi esensinya bukan lagi siapa dia ( iblis ) siapa adam, melainkan karena dia ( iblis ) tidak mau taat perintah Tuhan, itulah dia letak kesombongannya… 😉

    @
    apapun minat dan kemampuan yang kita miliki, didasari oleh pengertian hakikatnya yang diciptakan tidak memiliki kuasa apa-apa kecuali dari apa yang diterima dan diberikanNya. Tidak layak juga membuat perbandingan merasa lebih baik, karena merasa lebih kaya, lebih mampu, dan merasa dibuat dari bahan yang lebih baik. Tidak pantas bersombong diri, kemudian membangkang, kemudian menjadi fatalis….

    Suka

  10. haniifa said

    @Mas Abautmiracle
    Sepertinya saya setuju sekali, namun jangan lupa bahwa iblis mengakui juga sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah ta’ala.
    Esensinya justru sebab membangkan kepada Allah ta’ala maka berakibat fatal.

    Lalu menurut @mas apa penyebabnya ?!

    Mengenai kaya atau miskin, semisal ada dua orang… Si Aa membawa sekarung emas dan si Baba membawa seember air. Lalu mereka berada di tengah padang pasir yang panas karena tersesat jalan. Insya Allah saya yakin mas tidak dapat membedakan mana yang lebih kaya bukan, sebab si Aa jika tidak bersedia menukar 1/2 emasnya dengan 1/2 ember air maka akan mati kehausan dan sebaliknya jika si Baba tidak melakukan hal yang sama maka secara tidak langsung dia membunuh temannya. Singkat kata kaya atau miskin lebih merupakan event dan cara pandang akal fikiran serta nuansa hati sanubari, contoh lain banyak sebagian orang merasa bahagia makan dengan nasi dan lauk pauknya tahu-tempe, sementara sebagian orang merasa biasa-biasa saja makan dengan “daging panggang”… bahkan hilang selera makan manakala menderita. Dari dua contoh diatas jelas definisi “sombong” menurut versi AQ adalah makhluk yang tidak mensyukuri ni’mat yang telah Allah berikan padanya, lebih jelasnya mengikuti Al Qur’an dan sunah Rasul.
    Saya yakin sekali bahwa Yahudi dan Nashrani mengakui sebagai makhluk dan memahami hakikatnya sebagai makhluk walaupun sesuai dengan definisi @mas Aboutmiracle, tapi saya katakan mereka makhluk “SOMBONG” sebab mereka tidak mensyukuri atas diturunkankan beberapa Nabi dan Rasul berikut tiga Kitabullah (dari: Nabi Ibrahim as + Sarah)… Bukankah jelas kesombongan mereka karena hanya Nabi Ismail a.s dan Nabi Muhammad s.a.w berikut satu Kitabullah (dari: Nabi Ibrahim + Hajar).
    Wassalam, Haniifa.

    @
    Clear, semakin melengkapi 😀

    Suka

  11. Benar mas Hanifa, memang semua ini adalah kawasan hati sanubari, saya jg setuju sekali dengan paparan mas Hanifa. Hanya mungkin bab bahasa saya yang agak rancu, mohon maaf. Barang siapa “memahami” hakikatnya sebagai makhluk maka sudah pasti dia akan bersyukur seperti apa yg mas sebutkan. Dalam hadis qudsi Allah ada berfirman “barangsiapa tidak bersyukur atau tidak redha atas ketentuanKu maka carilah bumi selain bumi milikKu. Artinya Tuhan menantang kalau kita sombong, suruh cari Tuhan lain, dan itu 100% tidak mungkin.

    @
    😀

    Suka

  12. haniifa said

    @Mas Agorsiloku
    Apalagi kalau dibuat dari emas permata atau berlian….

    Efek cahaya hasil dari reaksi nuklir, yang bahan dasarnya Uranium… padahal uranium hasil tambang dari tanah.
    Efek warna merah pada api dari Natrium, atau warna hijau dari Barium…dsb, padahal Natrium dari tanah.
    Seluruh nutrisi manusia semua dari tanah.
    Rasanya “Emas Permata” dari tanah juga khan. 😀

    Lalu menurut @mas Agor apa penyebabnya ?!

    1. Adakah kita dari tanah juga merasa lebih baik = sombong ?! Ya sangat harus untuk syaitan, bahkan diwajibkan mengutuk kepada keturunan Iblis yaitu syaitan buktinya setiap awal membaca AQ atau shalat diwajibkan membaca “‘Au dzubillah himinashsyaitan nirrajim”

    2. Adakah kita dari tanah juga merasa lebih baik = sombong ?! Tidak untuk sesama makhluk Allah lainnya.

    Ingat Iblis membangkang perintah Allah ta’ala atas keinginannya sendiri, sedangkan Nabi Adam a.s membangkang (melanggar larangan, hakekatnya membangkang) karena bujuk rayu iblis yang sudah jelas bakal menerima azab Allah ta’ala.
    Jadi terdapat perbedaan kecil diantara keduanya, sehingga Allah menghukum mereka berdua, selanjutnya khusus untuk anak keturunan Nabi Adam a.s akan diberi petunjukNya (bukankah sebagian besar Kitabullah untuk manusia). Dan Allah Maha penerima Taubat… walaupun syaitan adalah golongan Jin, namun Jin akan diampuni jika mengikuti petunjuk Allah ta’ala.
    Kalau seorang teman mengundang secara khusus kemudian undangan tidak terpenuhi maka tidak menjadi masalah besar, lain halnya kalau seorang Presiden/Raja mengundang secara khusus dan kita tidak memenuhi undangannya ?! Patutkah Raja tersebut dikatakan “sombong” kalau menegur bahkan menghukumnya ?!
    Sangat jelas kesombongan tergantung juga dengan wilayah kekuasan, kewenangan dsb. Oleh karena itu tidak bisa kita membandingkan kesombongan Iblis terhadap Nabi Adam a.s (manusia terhadap syaitan) dengan kesombongan manusia terhadap manusia.

    Umat muslim bisa menginjakkan kaki dimanapun, mereka tidak bisa menginjakkan kaki di Mekkah ?!
    Sebagian kecil umat muslim bisa melihat aurat mereka yang senantiasa di pertontonkan, tapi tidak dengan sebaliknya ?!
    Singkat kata mereka maju menuju kehancuran, dan umat Muslim mundur menjauhi kehancuran.
    Yahudi dan Nashrani
    (sebagian besar Aria) merekalah yang “sombong” oleh karena itu Allah ta’ala menegasi bahwa Nabi Ibrahim a.s bukanlah segolongan dengan mereka.
    Lantas siapa yang lebih maju/sombong menurut arah yang benar dan di ridhai Allah ta’ala ?!

    Wassalam, Haniifa.

    @
    Tak layak memang yang diciptakan bersombong, lebih baik dari ciptaan yang lain. Setiap dari ciptaan memiliki tugas dan “kekuasaan”nya masing-masing (fungsional) terhadap peran dan manfaatnya. Kalaupun ada kelebihan dan dilebihkan karunia yang diterima pada fungsi yang sama, maka kepatutannya adalah bersyukur… begitu ya Mas Haniifa…..
    Wassalam, agor.

    Suka

  13. Dono. said

    Ass.wr.wb,pak Agor,
    macam-macam saja ulah syeitan iya, tempo hari saya lihat seorang wanita kena sihir, kasihan saya melihatnya, banyak yg coba menolongnya, ada yg baca surat yassin dan sebagainya, tetapi tidak mempan juga.”syeitannya bilang Aku lebih kuat”.Saya dengar kesombonganya lantas saya bentak dia dan saya jawab tiada yg lebih besar dari pada Allah dan hak kebesaran adalah milik Allah dan kamu adalah bathil dan yg bathil akan sirna.Dia lantas berangkat.
    Kita musti tegas terhadap mereka karena mereka sering mengatakan sesuatu yg tidak benar terhadap Allah.

    Wassalam

    @
    Wass.wr.wb Mas Dono.
    Dalam berbagai kisah yang saya pernah baca, bahkan sampai saat menjelang ajal. Syetan berusaha untuk mengajak kita pada keingkaran dan mengubah rupanya menjadi rupa orang tua atau orang yang dekat dengan kita.
    Wallahu alam,
    wass.

    Suka

  14. […] ayat 1 hingga hingga ayat 58 := 18, padahal seharusnya teks “GOD” = 17. Bye..bye Mr. GODDAM “The word “God” (Allah) is written in bold capital letters throughout the […]

    Suka

  15. haniifa said

    @Oom Dono
    Yang mendengar bentakanmu adalah syaitan yang membisiki hatimu sendiri, khan kamu sendiri nyang denger… 😀
    sedengkeun syaitan yang ada di hati yang membisiki orang lain, ya syaitan beda lagi atuh euy… 😛

    Jangan-jangan kamu temenya syaitan… soalnya semua syaitan yang berbisik dihati manusia selain kamu, khok bisa tahu ?!

    Dahh… shalat subuh dulu gih…
    Saya do’akeun lebih tegas lagi.
    Ok.

    Suka

  16. haniifa said

    Saya menyuruh shalat subuh untuk diri sendiri… 😉
    Teriring Salam, buat @Mas Agor.

    @
    😀

    Suka

  17. Dono. said

    Ass.wr.wb,
    Susah banget deh ngeladeni manusia gemuk dan kerdil seperti anda sdr Haniifa.
    ngejek melulu sok pinter hehehe.

    Astaghfirullahalazim laillahailla anta subhanaka ini kuntu minazholimin.

    Wassalam.

    @
    Ass.wr.wb..
    Mas Dono… sabar ya… dari apapun… di setiap langkah ada hikmah yang mungkin dapat kita raih.
    Allah memberikan petunjuk dari berbagai cara… bahkan dari yang kerap kita memuji atau sebaliknya…
    Salam… agor

    Suka

  18. haniifa said

    @Oom Dono
    hua.ha.ha.
    Disini kamu bilang gini, disana kamu bilang gana ?!

    Dono. berkata
    Januari 18, 2009 pada 11:06 pm
    Ass.wr.wb,pak Ayruel,
    Berarti maksud bapak tingkatan ma’rifatullah, yakni melihat dengan mata bathin.
    Belajarlah dulu tingkatan ini, insyaAllah bapak akan bertemu langsung padaNYA.

    Kalau kita menggunakan akal, kita akan bersaksi bahwa ada dunia dan jagat raya maka ada Allah (Pencipta)tetapi kalau kita mengunakan hati kita, maka kita akan bersaksi bahwa ada Allah maka ada semua ini.
    Semua yg bersifat makhluk akan sirna kecuali sifat makhluk yg berikhlas atas amal perbuatannya.

    Wassalam.

    Apa pendapatmu, kalau menurut akal sehatku ?!
    Artinya :
    Sdr. Dono lebih (“sok pintar”) dari yang “sok pintar”.

    Kalau “sok pintar” := “bodoh” maka…

    Sdr. Dono lebih bodoh dari yang bodoh

    Hayo “hati” siapa yang terbakar ?! 😀

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  19. Assalamu alaikum wr wb

    ada hikmah besar dari kisah iblis ini :
    Iblis itu mempunyai prinsip bahwa tak akan sujud (menyembah) pada selain ALLAH.jangankan iblis,kita pun akan berprinsip seperti itu.
    Akan tetapi…ketika ada perintah dari ALLAH untuk sujud (penghormatan) pada Adam.sang iblis masih berpegang teguh dengan prinsipnya.padahal perintah lebih kuat daripada prinsip. Di situ letak rahasia kelemahan iblis…yaitu EGO TINGGI. So salah satu teknik memerangi iblis ketika datang godaannya, yang bertentangan dengan perintah ALLAH.maka LA HAULA WA LA QUWWATA ILLA BILLAHIL ALIYYIL ADZIM.maka tak salah ketika ada perintah (azdan) HAYYA ALA SHOLATH. Jawabannya LA HAULA..dst.

    Padahal, jgnkan hanya ada perintah sholat, andai ada perintah untuk membunuh seorang anak kecil (Kisah Khidir) tak ada alasan untuk membantahnya,apalagi kalau ALLAH hanya memerintahkan kita untuk masuk neraka, jelas nggak ada cerita alasan 1000 juta. Tapi kan nggak ada perintah ALLAH yg seperti itu (ini kan cuma : andai ,coba baca lg ke atas) yang disampaikan lewat rosulNYA, tak tertera di Alqur’an dan hadis.untuk kita ummat Muhammad.

    Maka seberapa lah kemampuan kita…padahal ilmu kita belum ada apa2nya dibandingkan Iblis laknatullloh. belum secuil pun dari ujung rambutnya.Maka ITTAQULLAH…..so bertawakallh padaNYA,agar menjadi MUTTAQIIN.Supaya RODHIYALLOHU WA RODHU A’NH

    Sekian,moga bisa meningkatkan taqwa kita bersama,dan siapakah yg tak mempunyai kesalahan di dunia ini,maka saya mohon ma’af pada sesama saudara seiman(khususnya blog ini),agar mudah jalan ketaqwaan ke padaNYA

    Wassalam…(ayruel.minanghosting.com nggak lanjut lagi,karena nggak ke urus)

    @
    Amien.
    Terimakasih untuk catatannya.
    Pantesan ayruel.minanghostng.com sudah nihil….
    mudah-mudahan kelak terurus lagi 😀

    Suka

  20. Dono. said

    Ass.wr.wb,pak Agor.
    Kemarin saya berdialog singkat dengan jin muslim.
    Ada seorang wanita kemasukan jin.
    Dialognya begini:
    A.saya
    B.jin
    A.Assalamualaikum

    B.Wallaikumsalam

    A.Allah S.W.T dan rasulallah Muhammad S.A.W melarang anda mengganggu manusia dengan cara begini, sesungguhnya siksa Allah amat berat.Keluarlah!

    A.saya baca surat Ar-Rahman, ayat 33.
    Yaa ma’syaral jinni wal insi inistatha’tum an tanfudzzu min agtharis samaawaati wal ardli fanfudzuu, laa tanfudzuuna illaa bi sulthaan.
    “Wahai golongan jin dan manusia, jika kalian menembus penjuru langit dan bumi, maka tembuslah, kalian tidak akan mampu menembusnya, kecuali dengan kekuasaan”.

    A.segala kekuasaan berada di sisi Allah S.W.T.semata.

    B.maafkan aku

    A.kita memohon maaf kepada Allah saja, Allah maha pengampun.

    B.jangan lupakan aku

    A.kita tunduk dan sujud hanya kepada Allah saja.
    kita sama-sama muslim, marilah kita beriman.
    saya tidak lupa, barang siapa yg menyembah Allah dan mengikuti rasulallah adalah saudaraku juga.

    B.baiklah, saya permisi.

    B.Assalamualaikum

    A.wallaikumsalam.

    Wassalam, Dono.

    Suka

  21. haniifa said

    A := DONO JIN
    B := DONO MANUSIA
    C := DONO JIN ATAWA MANUSIA ?!

    hua.ha.ha. 😀

    Suka

  22. @dono
    Pengalam unik…

    Suka

  23. haniifa said

    Uniknya dimana… ?!

    Baca ajah keras-keras tulisan diatas ini, trust…
    Terdengar pada telinga sendiri… bisikan MANUSIA
    Terdengar di dalam dada sendiri… bisikan JIN.

    Ingat surah An Nash (QS 114), bro ?!

    Suka

Tinggalkan Balasan ke M Shodiq Mustika Batalkan balasan