Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Toleransi Pada Kemegahan Dunia

Posted by agorsiloku pada Juli 10, 2008

Tak dinyana, banyak komentar dilayangkan pada postingan usang tentang betapa kita lalai karena disibukkan dunia dan tugas tak henti-hentinya.  (kita… elu aja kali… gua sih nggak — ikut-ikutan soulmat 😀 ).  Tak nyana juga, banyak sekali sentuhan terjadi pada kisah-kisah simpel, seperti pisang goreng yang terjadi dan kepedulian seperti komentar dari Rekan Haniifa, di sini, atau yang lucu dari Ayruel, pada komen No. 120.  Kadang ingatan juga pada peristiwa kecil seperti yang dialami Rekan Haniifa dan banyak rekan lainnya memberi kesan pada perjalanan hidup ini.

Kemegahan dunia, begitu tampak di tempat-tempat dimana dunia entertainment, fasilitas dan kenikmatan dunia mudah diraih.  Saya pikir, ada beberapa pergeseran yang lebih baik di tahun-tahun terakhir ini terhadap kehidupan beragama.  Mungkin dunia bisnis semakin menyadari bahwa manusia tidak tumbuh dari sekedar tulang dan daging atau rupiah dan dollar saja.  Bahwa orang berangkat ke Mall, juga tidak melupakan sholatnya.  Kalau kita ke Cengkareng, kebetulan ada kesempatan naik pesawat, ta’ lihat musholla bukan lagi di ruang tunggu yang sempit di lantai bawah nyungsep dan sholat hanya cukup untuk dua orang.  Bandara Cengkareng lebih manusiawi. Mudah-mudahan ya, juga semakin baik dalam menangani TKI yang baru pulang berjuang di luar tanah kelahirannya.  Pom bensin juga selalu dilengkapi dengan musholla.  Berbagai tempat di perkantoran atau bank, beberapa yang pernah saya kunjungi juga kelihatannya ada kesadaran untuk memperbaiki tempat orang yang mau menyelenggarakan ibadah.  Kemarin, ketika diundang salah satu rekanan dari Microsoft Indonesia, jadi saya tahu juga di situ Mushollanya didisain sederhana tapi proposional, begitu juga tempat berwudlunya. Sama menyenangkannya, bahwa di Mall Cijantung, mesjidnya di lantai atas termasuk yang memberikan kesan sangat baik.  Luas dan proposional.  Menurut saya, Mesjid eh.. musholla besar di Mall Cijantung adalah komposisi yang memperhatikan perjalanan spiritual manusia dalam kemegahan Mall (yang memang sudah tidak megah..  🙂  )

Memang seeh, di Indonesia umumnya musholla didirikan hanya dan hanya untuk orang yang kebetulan beragama Islam saja.  Kalau tak salah, di Bandara Changi Singapore, tempat sholatnya untuk banyak agama.  Jadi disediakan beberapa ruangan untuk orang yang beragama berbeda.  Sayang penunjuknya kurang jelas.  Begitu juga yang pernah saya tahu di Frankurt, Brussel, atau di Heathrow tersedia tempat sholat (prayer room) untuk banyak agama.  Waktu dapat kesempatan mengikuti sebuah pameran di Drupa, disediakan juga tempat sholat yang untuk sejumlah agama.  Di Indonesia hal ini memang tidak ada/belum saya jumpai sehingga saya baru mengerti, bahwa selain gereja atau temple, sebenarnya bukan hanya yang beragama Islam saja yang membutuhkan tempat melalukan retreat.  😀

Sudah lama juga, agak lupa, tapi waktu berangkat ke Frankurt Messe, saya naik Luthansa dan dalam penerbangan sudah dipesankan –no pork-.  Jadi nona pramugarinya sudah menandai mana yang makan pork dan mana yang bukan.

Toleransi tinggi juga saya rasakan pada waktu “thanks giving” atau sewaktu liburan abis penat belajar, rekan yang yang tidak seagama dengan saya, mengajak untuk berlibur bersama teman segerejanya yang mengadakan acara, sebagian malah bertopi seperti kawan-kawan yang pulang haji itu lho.   Saya juga punya boss yang tidak pernah sekalipun dalam masa panjang kerja saya menyuguhkan makanan yang saya tidak dibenarkan memakannya dan minta maaf karena setengah dua belas lebih lima menit meeting masih belum berakhir lalu saya minta pamit keluar karena 25 menit lagi Jum’at akan dimulai.

Kemegahan memang bukan perjalanan spiritual, namun saya percaya jika disertai semangat membangun, toleransi dan tetap menyisihkan sebagian yang bukan menjadi hak dan ingat di setiap langkah kemegahan terkandung pesan maka kemegahan ada(kah menjadi) juga kemegahan spiritual.

Namun, di dasar hati, memang saya senang lho berfoto bersama Mahatma Gandhi, meskipun hanya dilakukan di salah satu Musium Tussauds saja.

Tapi, memang susah seeh kalau melihat ulama keluar dari mobil mercedes benz…..

59 Tanggapan to “Toleransi Pada Kemegahan Dunia”

  1. Kalau sudah mengalami jadi minoritas, baru terasa nikmatnya toleransi ya pak.

    Selama ini saya merasa memang penyebab utama ketidak damaian adalah mental pengecut si mayoritas yg mentang-mentang banyak lalu merasa benar.

    Salam pak agor, lama tidak koment tp saya terus ikuti postingannya. Mbo ya saya diajak naik luthansa sekali-kali..

    @
    Betul, apalagi ketika kita menjadi sendiri di tengah kerumunan yang kita asing dan mereka juga asing. Persis seperti kita lewat kampung sebelah….
    Terimakasih Mas Super sudi berkunjung lagi… sekali-kali agor juga nengok… apalagi rangking di topblog jauh melewati agor… 😀

    Suka

  2. haniifa said

    Wahh… saya sependapat dengan mas @ManusiaSuper neehh, kalau soal minoritas dan mayoritas dalam konteks kuantitas.
    Al Qur’an dan beberapa buku rujukan tentang sejarah perjuangan Rasulullah sebenarnya sudah memberi contoh yaitu “kemenangan besar saat perang Badar” dan “kasus perang Uhud”.
    Atau adal hal lain, karena pada dasarnya hasil akhir dari “Perang Uhud” adalah seri !!

    Mayoritas dalam kuantitas dan disertai “kualitas”, bagaimana yach hasilnya ?!

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  3. yureka said

    bicara soal mayoritas dan minoritas….
    sekiranya pengikut ahmadiyah di indonesia berjumlah 50 jutaan, apa mui (ama yg bakar rumah orang pake allahu akbar) berani bersikap seperti skrg ini yaa…

    ada komunitas islam di indonesia yg berpusat di kediri yg jumlah nya puluhan juta n divonis sesat oleh mui, aman aman wae…

    @
    Menurut saya sih, pisahkan antara MUI dan sejumlah orang yang melakukan pembakaran. Setiap orang atau kelompok bisa dan dengan dalil apa saja perlu melindungi kelompoknya (baca ummatnya) untuk terhindar dari infiltrasi langsung yang tidak dikehendaki atau paling minimum merasa bertanggung jawab pada kelompoknya. Kemudian MUI melakukan pilihan untuk menyampaikan sesat adalah logis dan perlu bagi kelompoknya (siapapun yang merasa terwakili). Cara pandang yang sama seperti sejumlah kelompok atau golongan yang melihat orang lain di luar golongannya adalah sesat dan mereka melakukan usaha pembentengan diri terhadap lingkungan dan kelompoknya.

    Lalu bagaimana yang melakukan pembakaran, pengusiran kepada pihak yang “kebetulan lebih lemah”. Ini masalah hukum dan harus diperlakukan menurut hukum yang berlaku yang disepakati bersama.

    Soal jumlah dan fanatisme atau ekstrimisme adalah sisi lain. Keberanian (termasuk bom bunuh diri) tidak karena jumlah.

    Apakah pernyataan MUI pemicunya?. Tergantung cara pandang. Namun, dalam segala kebodohan dalam pemahaman, MUI tentu juga harus melakukan keseimbangan antara hukum negara, perbedaan keyakinan, dan timbulnya perselisihan. Namun, jelas MUI harus memiliki keberpihakan. Sama dengan kita melihat kelompok-kelompok dalam organisasi apapun.

    Suka

  4. haniifa said

    @mba ..eh mungkin.. mas @Yureka
    Bicara bakar…. siapa yang membakar duluan yach ?!
    Pentolan Ahmadiyah… sesumbar di nagaro Kebo Bule, sepulang dari Indosia.
    Pokoke suatu saat Ahmadiyah menjadi golongan terbesar di dunia, dan berbasis di Indonesia. (kalo nggak sale,… mungkin pisang kali yach 😀 )

    Coba @Yureka dengan nyanyianku := Dengan judul “Potong bebek angsa”…

    Kalau mau aman, kepusatnya wae atuh.
    (hik.hik.hik… ibadah hajinya ter-muter menara london 😛 )

    Suka

  5. haniifa said

    Toloooong.. eh sale…lontong-lontong := Ada nyang link-lunk, ter-muter 7x dimenara monas…

    “salam kenal ya dari blogger super newbie dan stupid.”
    (mang…mang kumaha atuh, dagang lontong puputeran di menara monas, manabisa payu atuh… 😀 )

    Suka

  6. abudaniel said

    Assalamu’alaikum,
    Setahu saya, MUI memfatwakan sesuatu keyakinan itu sesat berdasarkan beberapa sudut pandang, terutama sudut pandang keyakinan Islam berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah yang shahih.
    Sejauh suatu keyakinan itu mencantumkan Islam sebagai rujukan, atau mengambil sebahagian ajaran Islam sebagai cara beribadah atau menggunakan Islam sebagai nama, maka MUI akan akan memfatwakan sesat dan menyimpang sejauh dan selama keyakinan itu tidak sesuai dengan ajaran Islam berdasarkan AQ dan Sunnah Nabi yang shahih. Sesuai dengan ajaran Islam yang mutawatir dan qathi’.
    Walaupun menurut sudut pandang Islam, ajaran suatu agama itu tidak sesuai atau bahkan bertolak belakang sama sekali dengan ajaran Islam, selama keyakinan tersebut tidak melekatkan atau merujuk atau membawa-bawa Islam, baik nama, cara beribadah dan lainnya, maka tidak pernah MUI mengatakan sesat atau menyimpang dari agama Islam. Contohnya agama Kristen, baik Katholik, Protestant, Advent dan sebagainya atau agama -agama lainnya seperti Hindu, Budha, KongHucu bahkan paganis dan animisme sekalipun. Tidak pernah MUI mengatakan sesat, walaupun dalam sudut pandang Islam agama-gama dan kepercayaan tersebut termasuk adalah agama “kafir” dan “musyrik”.
    Jadi kalau Ahmadiyah, Islam Liberal dan sebagainya tidak mau dikatakan “sesat” dan “menyesatkan”, maka silahkan kembali kepada Islam mainstream sesuai AQ dan Sunnah Nabi yang shahih atau sekalian keluar dari Islam, dirikan agama baru dengan tidak mencatut nama Islam atau ajaran Islam. Beranikah Ahmadiyah menyatakan keluar dari Islam dan menjadi agama yang berdiri sendiri?. Negara kita menghormati semua agama dan keyakinan, sejauh agama dan keyakinan tersebut tidak menodai agama dan keyakinan yang lain. Silahkan, tidak dilarang. Tolong didalam KTPnya sekaligus ditukar kolom agama menjadi : Agama Ahmadiyah, Agama Liberal, Agama Sekuler, agama Campur-Aduk dan sebagainya. Jangan lagi mengaku agama Islam, tetapi merusak dan menodai Islam.
    Saya salut kepada agama Bahayiah. Mereka lebih berani menyatakan keluar dari Islam dan mendirikan agama sendiri dengan bernabikan Bahaullah. Bagaimana Ahmadiyah?. Beranikah keluar dari Islam dan mendeklarasikan Agama Ahmadiyah dengan Nabinya Mirza Ghulam Ahmad dan bertuhankan British atau Ratu Elizabeth? Bukankah yang mengangkat MGA sebagai nabi adalah pemerintah Inggeris?. Berhajinya ke Qadian – India?.
    Jadi MUI tidak semena-mena mengatakan suatu ajaran atau keyakinan itu sesat. MUI sebagai wadah para Ulama Islam, mempunyai tanggung jawab moral untuk menjaga kemurnian ajaran Islam dan hal-hal berupa penyimpangan dan penyesatan.
    Wallahua’lam bishshowab.
    Wassalam,

    @
    Kadang, hati kecil saya bertanya tentang ayat ini :
    QS 9 : At Taubah 107. Dan ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan, untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta. 108. Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. 109. Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang- orang yang zalim. 110. Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
    Wass.

    Suka

  7. yureka said

    Bila berpikir dengan pola secara umum, saya akan beri contoh misalnya :
    – orang Islam marah saat ada kartun muhammad, padahal sejak dulu orang diluar islam membuat tandingan Allah dengan Tuhan Tuhan selain Allah.
    – orang kristen, katolik dll menuhankan selain Allah seperti orang Islam menyembah Allah. Kenapa tidak marah ?? karena terbentur uu negara dan (mungkin) laaiqrahafiddin.
    – saat ahmadiyah (yang minoritas secara jumlah) berbeda, baik secara fisik maupun mental yg berseberangan menteror, tanpa mengindahkan uu negara.
    – bagaimana orang islam bisa berpikir ahmadiyah menodai Islam ??
    apakah Islam bisa ternoda ?? atau orang Islam yg kurang kerjaan (di dunia ini khan banyak sains yg perlu dipecahkan untuk kemajuan Islam ???)
    – Tanpa harus sebut nama organisasi Islam di Indonesia yg sangat besar dan berpengaruh tapi sudah di fatwa sesat tetap eksis, tidak ada kelompok lain yg berani melakukan kekerasan thd mereka, Karena jumlah mereka besar. jelas jumlah sangat berpengaruh.

    @
    Memang jumlah berpengaruh, tapi jelas kualitas lebih berpengaruh. Tidak ada paksaan dalam beragama, namun jelas pandangan dan “rasa” yang diterima bahwa infiltrasi dari dalam yang terjadinya penyimpangan sehingga kekhawatiran itu terjadi adalah salah satu yang memang dirasakan. Saya punya saudara dekat yang anggota salah satu dari “mereka”. Saya tidak ingin anak saya atau isteri saya dipengaruhi dalam berbagai cara, jelas saya harus melakukan upaya-upaya untuk menghindari perekrutan yang terjadi. Jelas pula, saya harus menghindari kekerasan.
    “sebodo teuing” jika mereka begitu, tapi jelas saya melakukan upaya “perlawanan” menghadapi infiltrasi jenis begini. Sama dengan saya berusaha mempelajari Kurzman dkk dan dukungan modernisme untuk menjadi “anak baik” sehingga benturan “selera” peradaban bisa disikapi dengan baik.
    Saya tidak setuju kekerasan terjadi, biarpun itu sama agama Ahmadiyah atau lainnya, tapi menegasi bahwa agama ahmadiyah berbeda adalah bagian kebutuhan ummat islam mayoritas yang juga harus diletakkan dengan jelas dan terhormat.
    Namun, saya tahu, mendiskusikan agama liberal, agama ahmadiyah, agama lainnya akan menghabiskan energi karena — dan saya memahami — ini adalah kepentingan yang luas dan besar dari hegemoni yang tidak akan pernah berhenti. Kita tahu juga, diskusi ini tidak akan pernah selesai. Persoalannya menjadi tidak sekedar hitam putih, dalam sebuah konflik desa, kota, atau benua. Ini pertarungan peradaban yang memang disinyalir lebih luas lagi.
    Sedangkan agama di luar agama Islam yang sudah menjadi pengakuan negara, jelas agor tidak mau membahasnya. Itu penuh adalah urusan agama masing-masing…. 😀

    Suka

  8. dito said

    Penjelasan Abudaniel sangat gamblang.
    Sudah jelas mana jalan yang lurus dan sesat. Saya sendiri tidak rela jika keluarga saya ada yang masuk Ahmadiyah. Saya tidak tahu apakah yang mengatakan Ahmadiyah tidak sesat mau jika anaknya atau salah satu keluarganya masuk anggota jamaat Ahmadiya.

    Terima kasih Abudaniel atas penjelasannya yang tidak emosional.
    Salam

    Suka

  9. yureka said

    dari sisi peradaban (dgn banyaknya aksi kekerasan), itulah “kelas” yang bisa ditampilkan ….

    Suka

  10. […] di Toleransi Pada Kemegahan … dito di Toleransi Pada Kemegahan … yureka di Toleransi Pada Kemegahan … abudaniel di Cikal Bakal Manusia Hanya Dari… abudaniel di Toleransi Pada […]

    Suka

  11. haniifa said

    Kepada @Yureka
    tulah “kelas” yang bisa ditampilkan ….

    Bagaimana kalau kita pindah “kelas” ke dialogis, disini bro !! 😀

    Suka

  12. momik said

    apapun namanya,kekerasan didalam agama islam tidak dibenarkan.

    Suka

  13. haniifa said

    Duhh… apa nama yach 😀
    Jika menasehati anak kecil tetapi sudah berkali-kali tidak mendengar atau menuruti nasehat orang tua ?!
    Kemudian untuk kesekian kalinya akhirnya dinasehati dan di “jewer kupingnya” sebagai Shock therapy

    Apakah menjewer kuping tidak dibenarkan ?!
    (Usul neeeh… gimana kalau yang dijewer kuping “KUCING” 😀 )

    Wasalam, Haniifa.

    Suka

  14. haniifa said

    @Momik
    apapun namanya,kekerasan didalam agama islam tidak dibenarkan.

    Yuk….. kita diskusi tampa “kekerasan” dan pasti dibenarkan dalam Agama Islam di : 😉

    “Proporsi Agung – PHI” adalah angka tujuh (7).

    Suka

  15. yureka said

    @ momik..
    ya itu tadi, kalau merasa sudah punya HAK menjewer. padahal nggak punya HAK, alias maling HAK.

    tentang tulisan di blognya mas haniifa itu, kalau boleh tahu aplikasi apa (berupa perangkat atau apa) yang sudah ada mas..

    Suka

  16. yureka said

    wah…jadi inget sama peraih nobel fisika 1979 dari pakistan…
    “malang” nasibnya (karena beda tafsir di 33 : 40 )…. bahkan “orang Islam” lebih manggut2 kepada ilmuwan yg mengingkari Allah sebagai satu2nya Rab atau yang atheis sekalipun…

    Suka

  17. haniifa said

    @Momik
    ya itu tadi, kalau merasa sudah punya HAK menjewer. padahal nggak punya HAK, alias maling HAK.

    Belum punya anak, yach ?!
    atau…
    Murid teladan di Teka/SD sehingga tidak pernah dihukum dijewer, atau berdiri satu kaki di depan kelas ?!

    tentang tulisan di blognya mas haniifa itu, kalau boleh tahu aplikasi apa (berupa perangkat atau apa) yang sudah ada mas..
    Sudara bisa bahasa low level (bahasa mesin/ Assembler) kalau tidak panggil rekan dan sejawat saudara yang paling ahli (ahli matematika dan atau ahli bahasa pemrograman) kemudian tunjukan kepada saya bahwa yang saya postingan adalah
    tidak berguna sama sekali:

    Al Qur’an mengenalkan operator logical baru


    atau…
    Menurut saudara konstanta “pi” yang benar berapa ?!

    wah…jadi inget sama peraih nobel fisika 1979 dari pakistan…
    Wahh…. saudara yakin berita itu benar !!
    Saudara ingat ilumuan-ilmuan tempo dulu dihukum bakar, gantung … dsb dan setelah beberapa ratus tahun kemudian terbalik justru mereka mendapat gelar kehormatan.

    To @Mamot bacalah Al Qur’an dengan tartil, jangan baca koran saja dunk 😀

    Suka

  18. haniifa said

    hua.ha.ha. 😀
    Wahai para guru-guru yang pernah menjewer anak ?!

    Guru adalah “Pahlawan tampa tanda jasa”

    Menurut @Yureka… menjadi Guru adalah “maling hak” 😛

    Suka

  19. haniifa said

    @Yureka
    Nehhh…. silahkan definisi sendiri tartil itu bagaimana ?! klik disini.

    Suka

  20. haniifa said

    Haloo… @Yureka
    (Lagi keseleg kepala ikan yach… kayak kucing maling kepala ikan gituh…)

    Trim’s berat @Mas Japspress, atas Postingan anda ini. –::klik dunk::

    Dasar maling teriak maling 😛

    Suka

  21. haniifa said

    Hua.ha.ha 😀
    Seekor “Kucing” berkicau diatas bemo :

    ya itu tadi, kalau merasa sudah punya HAK menjewer. padahal nggak punya HAK, alias maling HAK.

    Suka

  22. yureka said

    he..he..he..
    dari maling HAK sekarang ngaku jadi GURU

    Suka

  23. haniifa said

    @Yureka
    Duhh… nasib jadi guru honorer 😦
    Sekian tahun gaji pas-pasan untuk nambah-nambah sesuap nasi dan beberapa buku loakan… demi menyesaikan biaya pendidikan yang pada saat itu tidak seberapa namun buat “guru honorer” seperti saya sangat luar biasa.

    khik.khik.khik
    Jagoan “pembela hak nyeleneh”… kalah sama ex-guru honorer !! 😛

    Suka

  24. haniifa said

    khik.khik.khik… 😀
    Jagoan “Pembela HAK nyelenehhh” keok sama ex-guru honorer, wweeek

    Suka

  25. haniifa said

    hua.ha.ha.. 😀

    “Kucing” kurus mandi di papan, badanmu kurus bukan tidak makan.
    Karena ngurus HAK orang dengan “tidak sopan”.

    Suka

  26. haniifa said

    @Yureka
    Bahasa manusia-wi to kucing := Pushh… pushh…..pushinggg 😀
    Bahasa kucing-wi to manusia := Meong… meoonng… nyolonng HAK

    Kalau “manusia” to “manusia”, neeh… Contohnya –::meong disini::

    Suka

  27. […] Batasan yang jelas, suatu Kepercayaan saja, Agama yang dibawa oleh Utusan, […]

    Suka

  28. yureka said

    jadi inget ndi e tim…
    salah satu tokohnya (diperankan dwight schults) pilem era 80an.
    orangnya pinter utak atik angka, suka mlotot n menyeringai, lucu deh pokoknya…

    Suka

  29. haniifa said

    Alhamdulillah…
    Banyak ingetan berarti belum lupa ingatan 😀

    Suka

  30. haniifa said

    Duhhh… sayang wakil Indonesia “Putri Raemawasti” berbikini seksi saat beraksi di tahap penilaian awal Miss Universe 2008.
    Baju renang one piece yang dikenakannya tidak ber-“angka”… jadi nggak bisa di utak atik dech.
    (hihihi… akhirnya mlotot ke… ups !! sensor 8) )

    Suka

  31. @Haniifa : Jika menasehati anak kecil tetapi sudah berkali-kali tidak mendengar atau menuruti nasehat orang tua ?!
    Kemudian untuk kesekian kalinya akhirnya dinasehati dan di “jewer kupingnya” sebagai Shock therapy

    Shock Terapi oke saja, Pak Guru tapi ojo kebanteren. Kupingku sampe meh ucul.Hi Hi Hi.

    Menurut @Yureka… menjadi Guru adalah “maling hak” 😛
    Hak itu apa seh?
    Masalah maling bukan monopoli guru saja. Ndak ada kaitan/korelasi ilmiah antara maling hak dan guru.

    Tapi sing dadi guru yo tidak boleh ngambekan, nesunan, out of control dan sebagainya. Saake muride, kasihan muridnya seperti daku yang manis ini. Iya kan Pak Guru Raden Mas Haniifa ???

    Suka

  32. haniifa said

    Hua.ha.ha. 😀
    Ta’ arani “HAK SEPATU ELEK”, mba-e out of control –::Yayang-mu::

    Suka

  33. haniifa said

    @Mas Lovepassword
    “Shock therapy” := “Petrus… penembak misterius”
    Adil kah… ribuan anak-anak kehilangan ayah.
    Adil kah… si tersangka pernah menjalani hukum, dan dihukum lagi.

    All in tenggelam bersama dengan munculnya pepatah “mikul duwur mendem jero”

    Baru ada nyang “mentung” pakai sebatang sapu lidi (SKB>, dan dibuat benjol pakai kepalan tangan (FPI) atau nyonyos with my comment… smua tereak bukan !! mulai dari media masa, masa media, masa bermedia dan media bermasa…, Iya kan @Mas Lovepassword, PG ?!

    Suka

  34. haniifa said

    Coba @Mas Lovepassword, PG (baca: Pak Guru) tolong ilmiahkeun atawa korelasikeun… “hak hidup layak” anak-anak dan janda-janda korban “petrus” tahun 80-an. Setahu saya sampai detik inipun tidak ada lho… satu saja institusi yang memperjuangkan HAK mereka ?!

    Suka

  35. Waduh kon iso tekan Petrus barang sih? Maksudku kalau guru menjewer murid itu masih pantes, asalkan njewernya jangan keras-keras gitu loh. Jadi kalau kamu njewer aku ya pelan saja, atau cukup diusep-usep saja kupingku biar geli. Atau ditiup pelan-pelan. Itu sudah hukuman berat bagi aku.

    Masalah shock terapi itu emang gampang-gampang susah Pak Guru. Soalnya ini terkait dengan banyak hal, misalnya dengan hukum, adat istiadat, kebiasaan dan sebagainya. Karena itulah saya ngomong : Ngono yo ngono ning ojo ngono. Artinya : Tetap proporsional-lah Pak Guru. Jangan semena-mena apalagi sampe lepas control.

    @@ Coba @Mas Lovepassword, PG (baca: Pak Guru) tolong ilmiahkeun atawa korelasikeun… “hak hidup layak” anak-anak dan janda-janda korban “petrus” tahun 80-an. Setahu saya sampai detik inipun tidak ada lho… satu saja institusi yang memperjuangkan HAK mereka ?!

    Saya sendiri nggak tahu ada apa enggak.

    Anda itu memang baik hati sekali Pak Guru, walaupun kadang-kadang ???? Kadang-kdang opo ya ?? Entar tak pikirke sing paling nylekit. Hi Hi Hi. –

    Sepanjang saya hidup jadi manusia , saya malah baru mendengar ada orang yang sempat memikirkan janda=janda korban Petrus. Siapa orangnya ?? Ya anda itu. Pak Guruku emang top deh. Ngak malu-maluin muridnya . he he he….

    SALAM PAK Guru.

    Suka

  36. yureka said

    wah …tambah asyik…
    dari maling HAK, trus ngaku jadi guru, sekarang jadi kordinator para janda ??
    kalau sang murid sih,… kloropil

    Suka

  37. haniifa said

    Memang saya hebat dan asyik khok ?!
    Kalau buruk sang ka := ngupil–::Correct Upil::
    Belon pernah yach… merasakan repotnya mengakumulasikan dan merumuskan penilaian sehingga setiap soal mempunyai bobot nilai tersendiri, atawa menyiapkan materi pembelajaran dan seabrek tugas rutinitas lainya.
    (mungkin @Yureka pengalaman jadi guru teka… bawa genjrengan trus nyanyi-nyanyi potong bebek angsa.. 😀 )

    Suka

  38. yureka said

    ah…dari maling Hak aku cuma liat outputnya…

    Suka

  39. haniifa said

    ahhh.. dari hak nyeleneh. aku cuma sok smaput 😀

    Suka

  40. haniifa said

    Masih… blon percaya ?!, komen saya no.36 bukan no bra, jangan diutak-atik 😀
    Silahkeun @Yureka tanya sama nyang masih aktif —::ko upil::

    Suka

  41. haniifa said

    @Yureka
    Coba baca responnya yang saudara istilahkan kalau sang murid sih,… kloropil
    http://kemanusiaan.wordpress.com/2008/07/17/jiwa-atau-otak/#comment-1912

    ahh… ternyata ente “jago kandang”… 😛

    Suka

  42. […] Wawancara Sang “Donal Bebek” si jago kandang […]

    Suka

  43. yureka said

    tidak merubah keadaan. tetap maling HAK. tetap kloropil

    Suka

  44. haniifa said

    hua.ha.ha. 😀
    Sang “Bebek bertelur busuk”—::Click telur:: 😀 , nyanyi lagi lagu potong bebek angsa ?!

    Suka

  45. yureka said

    jendral maling HAK.prada kloropil

    Suka

  46. Haniifa said

    Pratu BEBEK protes 😀

    Suka

  47. Haniifa said

    Pasuaaannnnn…. siap grakk !!
    Hei bebek, knapa nggak pakai sepatu ?!
    Weekk..wekkk.wekkk, spatu bebek kan nggak ber HAK…. wekkk.weekk.weekkk nyolong HAK-HEK-HOK 😀
    (baca: he.he.he.)

    Suka

  48. Kloropil itu maksudnya apaan seh, Yurika kamu mau memuji daku ya ???
    Sayangnya aku nggak mudeng pujian kamu.
    Kalau muji mbok yang jelas gitu. Misalnya cute, manis, handsome, etc. Kalau kloropil mah biarpun aku terkesan tapi nggak tahu maksud lo

    Kloropil itu bukannya yang ada di tumbuhan ya ???

    Aku sing geblek apa kamu yang ajaib ya ??

    Apa hubungannya aku sama tumbuh-tumbuhan coba?

    Hi Hi Hi….

    Hi Hi Hi lagi.

    Suka

  49. haniifa said

    @Cah Handsome

    Kloropil := sejenis cairan akibat flue yang mengering… selanjutnya… di-upil with hi.hi.hi.

    Suka

  50. @Duhhh… sayang wakil Indonesia “Putri Raemawasti” berbikini seksi saat beraksi di tahap penilaian awal Miss Universe 2008.
    Baju renang one piece yang dikenakannya tidak ber-”angka”… jadi nggak bisa di utak atik dech.

    Pak guru-pak guru, pikiranmu kuwi jan ???? Hi Hi Hi.

    Kalau ndak ada angkanya ya nggak masalah kan? Kan tetep ada ukurannya Hi Hi Hi. Tinggal diutak-atik saja.

    Misalnya diameter AAA = 47
    keliling lingkaran BBB = 78
    lingkar CCC = 56
    panjang XXX = ????

    Terus diutak-atik sak senengmu, Pak Guru.
    Gampang khan ??? Hi Hi Hi.
    Tak enteni postinganmu kayak opo ???

    Hi Hi Hi

    Suka

  51. haniifa said

    @Cah Handsome
    Aku manut sama nasehat “Bebek”… nggak mau lagi-lagi mlotin angka ahhh… ?!

    Inga inga pesan beliau :
    ——————————————
    yureka Berkata:
    Juli 17, 2008 pada 10:09 am
    jadi inget ndi e tim…
    salah satu tokohnya (diperankan dwight schults) pilem era 80an.
    orangnya pinter utak atik angka, suka mlotot n menyeringai, lucu deh pokoknya…

    —————————————–

    Suka

  52. […] kedua, kita juga tidak semestinya terus-menerus menghindar dari media/sarana yang kesannya kesenangan /kemegahan di dunia. Tidak ada larangan bagi seorang muslim untuk menggunakan sarana “bersenang2″ itu yg […]

    Suka

  53. dito said

    Saudara-2 ku semua..
    Yang boleh sombong itu hanya Allah. Berdebat itu cenderung meremehkan dan mengolok-olok pendapat orang lain. Ketika kita merasa lebih baik dari orang lain, mulai saat itulah amal kebaikan yang kita kerjakan akan sia-sia. Bahkan akan terbakar lebih cepat dari pada api yang membakar kertas.

    Berdiskusi yang santun tentu akan lebih baik dari pada berdebat, disertai dengan kepala dingin. Apalagi jika kita mengklaim anti kekerasan. Tentu juga termasuk kekerasan dalam menulis kata-kata bukan ?

    Yuk, kita semua bertobat, mumpung masih bisa. Dan diskusi insyaAllah lebih baik dari pada berdebat.

    @
    Astagfirullah, terimakasih Mas Dito catatannya, saya kira ini himbauan yang baik. Mari kita dukung permintaannya.
    😀
    i like to hear that.

    Suka

  54. haniifa said

    @Mas Dito
    Betul mas, saya juga agak bingunnng neeh… 😀
    Mungkin saya khilaf dan tolong koreksi yach, dalam mengomentari pada kalimat ini “Perasaan Tuhan belon tentu begitu.”, yang dimaksud perasaan Insya Allah saya yakin dinisbahkan kepada Allah (in kontek HabluminAllah)

    Menurut @mas Dito :

    Derdiskusi yang santun tentu akan lebih baik dari pada berdebat, disertai dengan kepala dingin. Apalagi jika kita mengklaim anti kekerasan. Tentu juga termasuk kekerasan dalam menulis kata-kata bukan ?
    Respon saya :
    ————-
    Perasaan…
    Perasaan…
    Perasaan…
    Persaaan dengkul-mu kui
    (Ingat dalam kontek Habluminannas)

    Apakah saya SOMBONG atau tidak santun ?!
    (duuhh… jujur neeh saya lebih takut kepada Allah semata)

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  55. haniifa said

    Duhh… jadi tambah binggunnnnggg neeehhhh 😀

    Apa kalau jadi mahasiswa/i kedokteran… musti disebut cenderung “meremehkan” jenasah manusia, saat ber… ber… 8) 8) 8)

    Suka

  56. haniifa said

    SIAPA YANG MENGOLOK-OLOK ??

    Suka

  57. haniifa said

    Assalamu’alaikum,
    Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman.” Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok“. [QS 2:14]

    Astagfirullah,…
    Yaa Allah, jauhkanlah api fitnah…,Amin.

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  58. haniifa said

    Subhanallah…
    Sesungguhnya Allah Maha Mendegar Segala sesuatu, Amin.

    ————————————————————
    Saya bertanya:
    haniifa Berkata:
    Juli 22, 2008 pada 10:05 am

    Saya mau tanya sama yang ahlinya Risau !!

    Gimana @mas Dana, Mana yang merisaukan “Pembakar maling Ayam” atau “FPI mentungi Ahmadiyah” ?!
    ————————————————————-
    Pertanyaan dijawab @Mas Dana dan dijelaskan oleh Oom Agor
    dana Berkata:
    Juli 22, 2008 pada 6:55 pm

    @ haniifa

    Saya sarankan anda nanya ama Tuhan saja. 😛

    @
    Jelas yang dimaksud shalat istikharah ya Mas 😀

    ==========================================================

    @Mas Dito
    Yuk, kita semua bertobat, mumpung masih bisa. Dan diskusi insyaAllah lebih baik dari pada berdebat.

    Saya @Haniifa dengan rendah hati mohon saran, saudaraku ?!

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  59. Abudaniel said

    Assalamu’alaikum,
    Dalam hal ajaran “sesat”, bukan soal berani atau tidak, sedikit atau banyak.
    Tetapi essensi dari “kesesatan” itu sendiri.
    Sebagai contoh, esuatu ajaran yang tadinya berasal dari ajaran Islam, kemudian “menyimpang” dari ajaran Islam itu sendiri, maka kita katakan ajaran tersebut adalah “sesat” atau “menympang” dari ajaran Islam, kalau mereka tetap mengatakan ajaran mereka adalah ajaran Islam. Tapi kalau mereka katakan bahwa ini agama kami, lepas dari Islam. Walaupun tadinya diambil dari ajaran Islam, maka saya rasa, tidak akan ada orang Islam yang marah. Umpamanya, mereka katakan kami keluar dari Islam. Ini agama kami “Agama Ahmadiyah Qadia/Lahore”.
    Habis cerita. Jangan berhaji ke Mekkah, tetapi ke Qadian – India.
    Proklamirkan bahwa Nabi mereka Mirza Ghulam Ahmad. Yang pernah mengaku menyatu dengan Tuhan. Yang pernah mengaku dia adalah penjelmaan Allah. Tidak perlu ziarah ke Madinah, cukup ziarah kuburan MGA di India. Stop menggunakan AQ, silahkan gunakan Tazkirah buku karangan MGA sebagai kitab suci. Jangan menyitir hadits dari Rasulullah. Itu Islam punya. AQ juga Islam punya.
    Pengikutnya silahkan cantumkan “agama Ahmadiyah” di KTPnya, jangan lagi cantumkan “agama Islam”.
    Sekali lagi tidak ada orang Islam akan marah. Wong agamanya sudah berobah kok. Agama “Ahmadiyah”, bukan Islam Ahmadiyah.
    Seperti Bahayiah yang secara “jujur” mengatalan keluar dari Islam dan bernabikan Bahaullah.
    Bukankah tindak “anarkis” ini juga pernah terjadi dalam agama Kristen. Dimana pengikut Arius (sekte Arian) dibakar hidup-hidup karena menolak mempertuhankan Isa, sebagaimana diceritakan didalam AQ Surah Al-Buruj?.
    Bukankah pernah terjadi pertikaian yang seru antara Katholik dengan Protestant?. Bahkan terjadi saling bunuh?.
    Wallhua’lam.
    Wassalam,

    Suka

Tinggalkan komentar