Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Memahami Kualitas Keajaiban

Posted by agorsiloku pada April 6, 2008

Kadang dan memang sering kita menemui keajaiban atau lebih afdol lagi fenomena yang tak terjelaskan. Tak terjelaskan karena kita memang tidak punya cukup bekal dan ilmu untuk memahaminya. Karena itu, kita akan terpesona oleh kejadian-kejadian “tidak masuk akal”. Boleh jadi bagi sebagian orang itu masuk akal, tapi tidak bagi sebagian yang lain. Yang dapat kita pahami adalah hasil dari sebuah keajaiban. Kita gagal memahami atau menjelaskan atau memasukkan ke dalam akal kita perihal proses dari kejadian ini. Tag-tag mengenai hoax di blog ini termasuk salah satu yang kerap dinilai oleh sebagian saudara-saudara kita sebagai “petunjuk” Allah kepada manusia, agar manusia berakal semakin beriman. Bahkan ada juga yang mempercayai karena suara dari siksa neraka itu membuat Dr. Azzacov masuk Islam. Wah, yang ini saya tidak tahu!, jadi tidak bisa membenarkan atau menolak.


Kualitas Mukjizat.

Kualitas dari Mujizat selalu meningkat (artinya lebih besar, dan lebih besar lagi), seperti ditegasi dalam QS 43:48 Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada mereka sesuatu mukjizat kecuali mukjizat itu lebih besar dari mukjizat-mukjizat yang sebelumnya. Dan Kami timpakan kepada mereka azab supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).  Dalam penjelasan skala mujizat ini dikisahkan terjadi pada zaman Nabi Musa.  Apakah pendekatan berpikir ini berlaku untuk keseluruhan mujizat?.  Maksudnya, dari satu Nabi ke Nabi berikutnya kualitas Mujizat semakin meningkat.

Saya berpikir begitu, namun, wallahu’alam.

Mujizat juga diberikan oleh Allah kepada Rasul/Nabi sebagai penanda kenabian, sebagai penanda untuk meyakinkan ummat yang sedang didakwahi oleh Nabi.  Jadi, apakah setelah berakhirnya masa kenabian, masih akan terjadi Mujizat.  Mujizat itu terserah Allah. (QS 29:50).  Dengan pengertian bahwa Nabi terakhir telah datang dengan mujizatnya, maka silogismenya, mujizat tidak terjadi lagi setelah wafatnya Junjungan, Nabi terakhir.

Konsekuensinya, kalau ada yang mengaku Nabi atau apa saja dan mengaku atau punya mujizat, maka jawabnya :” Nda lah…..”

Dari ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hal-hal yang sifatnya luar biasa (aneh bin ajaib) yang apakah dianggap biasa atau dianggap sebuah mukjizat. Timbul juga pertanyaan, bahkan orang kafir, ketika bulan terbelah pun (QS Al Qamar), mereka langsung tidak percaya. Lalu, dengan kearifan apa Allah memberikan tanda-tanda dengan cara itu?.

Lha piye toh ?, kalau Allah menghendaki, petunjuk itu kan bisa saja datang dari tomat bertuliskan Allah atau api lapindo yang membentuk lafaz Allah?. Ini kan akan membuat orang semakin beriman (benarkah !) ataukah malah sebaliknya.

Kalau Allah menghendaki, maka yang ghaib itu akan ditunjukkan kepada manusia!

Betul, tapi kan Allah juga yang menyampaikan urusan ghaib itu adalah urusanKu dan tidak akan dikabarkan kepada siapapun!. QS 72:26. (Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.

Kalau memang kita berusaha berpegang pada ayat ini dan tentu pula kita tidak mau mengingkari petunjukNya, maka sangat boleh jadi kita tidak akan mudah pula berpikiran untuk banyak fenomena yang muncul dipahami menurut etimologi bahasa atau apa saja deh sehingga mudah pula kita menghaib-ghaibkan atau bila kita melihat, membaca fenomena tak terjelaskan sebagai yang kita kemudian katakan sebagai mukjizat dari Allah Swt.

Tapi kan definisi ghaib bagi manusia, mukjizat bagi manusia jelas dong berbeda dengan definisi pada Al Qur’an. Jadi sah-sah saja adanya perbedaan ini. Yang jelas itu ghaib bagi kita, itu mukjizat/keluarbiasaan bagi manusia !.

Yah… kalau begitu, saya sih cuma sedang berusaha memahami saja. Namun, kecenderungan sih memang mengembalikan pada definisi yang difirmankanNya.
Namun, yang ghaib bagi kita, tentu saja tidak berarti ghaib bagi para Nabi yang diridhaiNya. Allah SWT melengkapi perbendaharaan para utusan yang diridhaiNya seperti diungkapkan dengan begitu jelasnya :

QS 72. Al Jin 27-29. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. 28. Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.

Lalu, kalaulah seseorang yang bukan dari utusannya menginformasikan mengetahui/merasakan/melihat hal-hal ghaib. Tentu kita layak mempertimbangkan ayat-ayat petunjuk di atas.
Wallahu’alam.

(Teriring terimakasih atas catatan dari Mas Truth Seeker atas tambahan yang telah saya lewatkan yang seharusnya menjadi kesatuan dari ayat 26-28.)

91 Tanggapan to “Memahami Kualitas Keajaiban”

  1. abdulsomad said

    assalamualaikum
    di sini lah sebetulnya kita bisa membedakan dimana Logika dan dimana IMAN
    adanya kejadian luar biasa sesungguhnya bisa menjadikan kita semakin faham bahwa logika manusia itu terbatas, dan kehebatan ALLAH tak terbatas,
    mukjizat terjadi karena tinggi nya kualitas IMAN dan AMAL seseorang. bukan karena kekuatan Logika nya.

    @
    Wass. wr.wb. Uwak … 😀
    Betul yang disampaikan oleh uwak, bagaimana mungkin agor bisa menolak.
    Dalam hal mukjizat, yang agor ingin pahami adalah pesan Allah bahwa kejadian yang disebutkan sebagai mukjizat memiliki kualitas dan kriteria yang semakin meningkat. Jadi, singkatnya, tiadalah Allah akan mengabarkan/memberikan suatu mukjizat kecuali lebih besar dari yang sebelumnya. Jadi kalau kita bisa menilai suatu yang disebut mukjizat (atau kata lainnya anggaplah sebagai keajaiban — karena kita tidak dapat menjelaskan dengan akal kita). Lalu kemudian, kita ketahui bahwa “nilai”nya di bawah dari mukjizat yang pernah diadakan oleh Allah, maka saya akan menarik kesimpulan bahwa itu bukan mukjizat.. Kalau saya anggap sebuah kejadian itu mukjizat, maka saya secara sadar mengingkari penjelasan dari ayat di atas.
    Mukjizat terbesar adalah perjalanan Nabi ke Sidratul Muntaha (sebagai ummat Muhammad SAW, tentu saya percaya penuh ini sebagai kejadian. Rasanya akal saya sulit menerima ada mukjizat yang terjadi lebih dahsyat dari itu. Mungkin ada atau pernah ada. Mungkin membelah bulan adalah mukjizat besar, namun tetap saya pahami bahwa Sidratul Muntaha jauh lebih dahsyat lagi.
    Jadi, sulit juga sebenarnya “logika” saya menerima ada mukjizat karena tingginya kualitas IMAN dan AMAL. Sejarah yang diceritakan pada peristiwa Nabi Musa, mukjizat ditunjukkan kepada ummat yang ingkar dan juga yang taat lho. Dan ini dipesankan Allah :… supaya mereka kembali. 😀
    Salam selalu untuk uwak dan terimakasih sudi menyela waktu untuk berkunjung. Rindu kami bersua di alam maya…

    Suka

  2. abdulsomad said

    tambahan
    semakin IMAN seseorang meningkat, semakin dia akan menemukan kejadian luar biasa dalam hidupnya.
    maka mari kita buat usaha untuk meningkatkan IMAN
    siap mas Agor?

    @
    Kalau yang ini, berharap dapat meningkatkan tentu.
    Ingin menemukan, tapi bukan yang luar biasa, ingin yang biasa saja dan tercegah dari perbuatan mungkar saja sudah merupakan rahmat luar biasa….

    Suka

  3. haniifa said

    Bukankah berfikir dengan menggunakan logika akan semakin menguatkan iman ?!
    Waahh…saya bingung nich 😦

    @
    pelajaran untuk orang berakal… seperti saya juga… mudah bingung… 😀

    Suka

  4. Iman itu sangat jelas itu Logika
    Contoh : Iman kepada ALLAH
    Logikanya : Tanpa ada pencipta jelas Alam ini tak ada
    DLLLLL

    Sekian sebagai tambahan
    Wassalam

    @
    😀

    Suka

  5. Donny Reza said

    Saya sih berusaha meletakan dan berusaha menjelaskan sesuatu se-ilmiah mungkin, meskipun memang ada saatnya saya harus menyerah dan menyerahkan kembali ke IMAN. 😀

    @
    Iman memang menjadi basis dasar beragama, karena sebagian dan nyata-nyata akal tak mampu menjelaskan apa-apa. Ini juga fakta yang tidak dapat dipungkiri. Iman menjadi permadani dimana kita ingin tertidur nyenyak, menjadi jalan setapak atau jalan lapang nan luas tempat kita melangkah, menjadi wewangian yang harumnya melingkupi setiap langkah, menjadi jalan menuju cahaya yang redup dan samar di titik sana, menjadi penerang dalam kegelapan, dari segala asa-asa yang datang dan berlalu…..

    Suka

  6. peyek said

    mendengarkan uwak! 🙂

    @
    Rindu lama tak bersua Gresik…
    kita tunggu uraian uwak yang bernas ya… 😀

    Suka

  7. amburadul said

    Salam sono
    semakin tinggi iman seseorang semakin tinggi pula godaannya lereus teu tah..?
    Ilmunya luar biasa imannya sangat luar biasa… eeh malah masuk penjara… konon kabarnya sedang diuji oleh ALLAH… padahal ilmu agamanya jero pisan…?
    Kadang sok tara kaharti ku akal.. (nyambung ngga dg yg sedang dibahas…?)

    @
    Salam Sono Kang…
    Memang, kita sebenarnya tidak pernah mengerti pada hakikat keberadaan kita, kita tidak juga tidak paham berapa ukuran rezki yang sesungguhnya dijatahkan (dan dapat kita ambil dan manfaatkan) sesuai dengan pesan Sang Pemberi. Kita juga sulit memahami dengan akal apa yang terjadi dari sesuatu yang kita ketahui dan sebagian lain jelas tidak kita ketahui. Semua pesan godaan atau ujian adalah bagian dari nikmat (kah) atau pengampunan dosa(kah). Yang kita usahakan meningkatkan kesadaran atas nikmatNya dan rasa syukur serta dapat meraih ampunanNya…. itupun dengan sangat terbata bata dan membuat hati menjadi malu karena godaan tak selalu bisa diatasi….

    Suka

  8. haniifa said

    @Amburadul
    Lereus pisan atuh… ! ma enya mak taisen lawan elias pikal… 😀

    @
    Dari air yang mengalir dari ketinggian, menyusur ke segenap wilayah kemudian berpecah dan naik kembali ke atas… dari rumput yang kemudian menghitam, dari langit biru dan hitam, dari batu yang jatuh dan menjadi bangunan tinggi. Dari setiap kejadian, kita bisa (kah) menarik pelajaran …. 😀

    Suka

  9. zal said

    ::jika iman memang sudah merasuk, taklah menjadi menjadi masygul dengan “fabi aialaa irabbikuma tukazzibaan”, apakah saking berimannya fir’aun sehingga Allah demikian Baiknya mendatangkan 2 orang nabi sekaligus kepadanya…akh beruntungkah fir’aun…yang dapat mengungkapkan isi hatinya di Yunus 90….
    apa yang ditontonnya kala Ular kecil memakan ular besar, apakah yg ditontonnya kala putra sulung Fir’au yang terbunuh, dari rencana membunuh putra sulung Bani Isyrail, apakah yang ditontonnya kala tenggelamnya pasukannya dari rencana menenggelamkan ummat Musa AS…akh..beruntungkah fir’aun yang dapat mengungkap isi hatinya di Yunus 90….

    @
    Musa diminta datang ke Firaun dan menyampaikan dengan lemah lembut, semoga terbuka hatinya.
    Sampai detik terakhir, Firaun tidak juga mau mengakui ada Penguasa di atas segalanya…..

    Suka

  10. haniifa said

    @Zal
    ..akh beruntungkah fir’aun…yang dapat mengungkapkan isi hatinya di Yunus 90…. ….
    Kalau di Yunus 91 dan 92, jelas Fir’aun “BUNTUNG”… “BUN”…”TUNG”…”TUNG”… “TUNG”
    Akh… mas Zal ini ada-ada saja… 😀

    @
    😀
    hanya mengajak berpikir… 😀

    Suka

  11. haniifa said

    Maaf koreksi yang BUNTUNG = Fir’aun

    Suka

  12. Hehe bisa jadi’keajaiban menulis’; boleh yah. Salam.

    @
    Menulis memang sebuah keajaiban. Kata sebuah keajaiban. Tumpukan huruf tidak memberi arti kecuali sebuah tumpukan, makna menjadi ada karena ada susunan, ada keteraturan, dan ada spirit yang mengisinya…. seperti nafs kepada jasad….
    Wass.

    Suka

  13. oRiDo said

    sekian banyak mu’jizat dan kebesarn Allah di depan mata kita..
    sebagai muslim yang taat, gak perlu nunggu adanya sebuah keajaiban utk meningkatkan iman dan takwa..

    @
    hidup saja sudah sebuah keajaiban…. teman saya seorang ahli komputasi bilang… untuk mengakui adanya tuhan… cukup memahami bahasa kecerdasan buatan dua bulan saja, sudah akan mengerti bahwa Allah itu ada…. 😀

    Suka

  14. haniifa said

    memahami bahasa kecerdasan buatan…
    Jadi inget bahasa “Prolog”… dalam tanda kutip nggak mudeng-mudeng… 🙂

    @
    Ada teman bilang, cukup dua bulan mempelajari bahasa kecerdasan buatan untuk mengerti bahwa Tuhan itu ada…. 😀

    Suka

  15. haniifa said

    @mas Agor
    Alhamdulillah…
    Puji syukur,.. yaa Allah.
    Di Indonesia ada pakar “AI”, mas The How Liong
    Mestinya bangga yach… lahir di Indonesia 😀

    @
    Pak Prof. The Houw Liong, Dept. Fisika ITB kalau tak salah… memang sedikit ya, ilmuwan kita yang pakar dan bekerja di wilayah-wilayah ujung ilmu pengetahuan….
    😀

    Suka

  16. Abudaniel said

    Assalamu’alaikum,
    Sepemahaman saya, bahwa mu’jizat adalah suatu perbuatan yang luar biasa atau suatu kejadian luar biasa atau suatu hal yang luar biasa yang dianugerahkan kepada para Nabi dan RasulNya tertentu saja, sesuai keperluannya.
    Mu’jizat tidak bisa dipelajari dan malah tidak dapat dan tidak bisa “dikeluarkan” atau ditunjukan oleh Nabi atau Rasul yang bersangkutan. Terjadinya mu’jizat langsung atas perintah Allah. Ibrahim akan terbakar kalau Allah tidak menitahkan api menjadi dingin. Apakah Ibrahim yang menyuruh api dingin?. Tidak.
    Apakah Sulaiman bisa berkomunikasi dengan binatang akibat beliau bersekolah dikebun binatang?. Tidak. Daud hanya dengan tangannya bisa melunakkan besi untuk peralatan perang. Apakah beliau pernah berguru dengan petapa sakti?. Tidak. Begitu juga Musa, Isa dan Nabi-Nabi dan Rasul yang lain. Termasuk beliau Sallallahu’alaihi wassalam. Kalaulah mu’jizat bisa digunakan kapan saja beliau mau, tidak akan pernah beliau menderita patah gigi seri dan luka pelipis/pipi beliau tatkala perang Uhud. Tak akan pernah tumit kaki beliau terluka karena dilempar batu oleh musyrikun Thaif. Apakah Iman dan amal beliau kurang?. Jauh sekali.
    Itulah bedanya karomah dan mu’jizat. Karomah bisa saja ditunjukkan oleh siempunyai karomah (walaupun dalam hal ini atasizin Allah juga)kapan saja dia mau. Sementara mu’jizat semata-mata atas kehendak Allah dan perintah Allah dan munculnya tanpa diminta oleh yang bersangkutan.
    Karomah adalah anugerah Allah kepada makhluknya yang sepenuhnya menggantungkan diri kepada Allah dan selalu berusaha untuk beramal sesuai perintah Allah. Ada keromah yang berupa perbuatan diluar nalar manusia, tetapi juga ada keromah dalam bentuk lain. Mari kita lihat salah satu karomah Saidina Ali RA. Beliau diberi karomah berupa kekuatan yang sangat dahsyat. Pintu gerbang yang hanya bisa diangkat oleh 40 orang, bisa beliau angkat sendiri. Kita lirik lagi karomahnya Umar Bin Kaththab. Menurut riwayat, jangankan manusia, Iblis dan syaitanpun akan mencari jalan lain kalau berpapasan dengan beliau. kalau di Indonesia kita kenal dengan karomahnya para Waliullah, seperti para Sunan penyebar Agama Islam.
    Apakah mu’jizat atau karomah yang ditunjukkan para Nabi/Rasul dan Waliullah tersebut serta merta meningkatkan keimanan dan kesadaran manusia terhadap petunjuk Allah?. Tidak. Betapa banyak kaum Nabi Ibrahim yang mendustakannya. Padahal mereka dengan mata kepala sendiri melihat mu’jizat tersebut. Begitu juga dengan Nabi-Nabi dan Rasul yang lain. Termasuk Rasulallah sendiri. Tidak serta merta penduduk jazirah Arab memeluk Islam, walau mereka sudah melihat beberapa mu’jizat dari beliau. Begitu juga Isa AS. Tidak semua Bani Israel yang beriman kepada beliau. Musa juga tidak bedanya. Apakah seluruh Mesir beriman setelah melihat mu’jizat yang diturunkan Allah kepada beliau. Tidak. Malah tambah dan bertambah kekafiran mereka. Tidak jauh pula bedanya dengan masyarakat Indonesia. Apakah, setelah melihat karomah yang ditunjukan oleh para Wali Songo, semua penduduk dan masyarakat ditempatnya berda’wah langsung menganut Islam?. Tidak.
    Mu’jizat dan karomah bukanlah sarana da’wah para Nabi/Rasul dan Waliullah, tapi hanya sekedar penguat.
    Beriman dan tidaknya seseorang tergantung dari hidayah Allah kepada mereka.
    Seharusnyalah, dengan melihat mu’jizat Allah kepada utusanNya, bertambahlah iman kita. Kalau dalam kehidupan dunia sekarang, dimana mu’jizat tidak akan pernah muncul lagi, maka acuan kita untuk lebih beriman adalah dengan memperhatikan kejadian-kejadian disekeliling kita dan “mu’jizat” yang ditunjukan Allah hampir setiap hari kepada kita. Wallahua’lam.
    Wassalam,

    @
    Ass.wr.wb.
    Banyak pembahasan mengenai mujizat, sihir, ghaib, kharomah dalam berbagai versi. Khususnya mengenai mukjizat sebagai salah satu faktor yang ditunjukkan Allah kepada manusia baik melalui Nabi atau pun melalui yang disampaikan oleh alam adalah sesuatu yang di luar kebiasaan, seperti yang disampaikan Mas Abu. Rasanya tepat sekali. Yang ingin agor garisbawahi dalam postingan ini adalah QS 43:48 yang intinya secara jelas menyatakan bahwa Allah menunjukkan mukjizat kepada manusia dalam kadar yang diperlihatkan akan meningkat. Jadi kalau pada suatu masa Allah menunjukkan mukjizat Nabi Ibrahim tidak terbakar, maka ini telah ditunjukkan Allah kepada manusia maka di masa berikutnya kejadian mukjizat yang sama tidak terjadi lagi, tapi ditunjukkan sesuatu yang lebih besar lagi. Jadi kriteria mukjizat tentunya haruslah memenuhi ayat ini. Karena itu pula, kita bisa memahami antara mukjizat dan bukan mukjizat.
    Mukjizat juga berkenaan (dekat) dengan azab seperti pada ayat 43:48.

    Dengan menilik persyaratan yang ditetapkan Allah sebagai mukjizat, maka kita bisa memberikan penilaian atas pengetahuan kita selama ini, khususnya ketika kita mendapatkan kata mukjizat para Nabi atau Rasul atau keluarbiasaan yang ditunjukkan seseorang.

    Karomah adalah sisi lain dari metafisis kemampuan manusia. Jelas ini akan banyak pembahasan. Kalau agor sih, lebih suka mengatakan : kharomah yang hebat itu, yang membuat jembatan besar dan lebar, yang membuat semakin sedikit manusia yang kelaparan, yang menyediakan waktunya untuk menyantuni fakir miskin… yang membuat ratusan manusia bisa terbang bersamaan, yang membuat orang tergerak untuk bekerja membangun bersama…. Wass 😀

    Suka

  17. Dono said

    Ass.wr.wb,sdr abudaniel,
    Apakah benar karomah tidak akan pernah muncul lagi pada kehidupan dunia saat ini?
    kalau Menurut pendapat saya inilah saatnya karomah akan muncul terutama di indonesia karena bangsa indonesia yang beragama islam dan beriman memohon pertolongan kepada Allah S.W.T dan Allah S.W.T mendengar keluhan mereka, kesesatan sudah tidak terhitung banyaknya.
    Seorang yang sangat sayang kapada Allah S.W.T telah dipilih untuk menyelamatkan agama dan hamba-hamba Allah yang beriman.Allah S.W.T berkehendak untuk menyelamatkan AgamaNYA yang suci dan lurus ini di Indonesia.
    Lihatlah th 2008 ini dan saksikanlah kebesaran Allah S.W.T.
    Laillahhaillallah muhammadarasullallah.

    Wassalam dan slm sejahtera.

    @
    Wass.wr.wb
    Kharomah.. yah… kenapa tidak akan muncul..?. Mungkins saja, muncul dalam bentuk kharisma yagn menggerakkan manusia untuk lebih berkarya dan menjauhi korupsi….
    Wass. 😀

    Suka

  18. zal said

    mas agor yang dimaksudkan “Sampai detik terakhir, Firaun tidak juga mau mengakui ada Penguasa di atas segalanya…..” itu sperti apa ya…

    kalau kalimat seperti ini gimana cocok engga “Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri”

    @
    Sampai detik terakhir… 😀 kata tersebut memang didasari pemahaman agor pada yang diucapkan oleh Firaun saat hampir tenggelam (QS 90:91). Rasanya kalimat di atas (Sampai detik terakhir, Firaun tidak juga mau mengakui ada Penguasa di atas segalanya) keliru. Lebih tepat dituliskan Sampai detik terakhir, Firaun barulah mengakui adanya Allah yang dipercaya menguasai segalanya, yaitu Allah yang dipercaya Bani Israil.
    Namun, saat pengakuan itu tiba, Azab Allah sudah bekerja pada kaumnya Fir’aun.

    Terimakasih atas koreksinya. Namun, pernyataan berserah diri dari Fir’aun itu dibantah oleh Allah dalam ayat-ayat berikutnya.
    Salam, agor

    Suka

  19. Dono said

    Ass.wr.wb,
    Saya ingin menjawab pertanyaan pak Zal yang ditujukan pada pak Agor,InsyaAllah pak Zal mengizinkannya.Yang dimaksudkan sampai detik terakhir,Firaun tidak juga mau mengakui ada penguasa di atas segalanya.
    Sebenarnya kedatangan Nabi Musa dan Nabi Harun kepada Firaun untuk menjelaskan bahwa ada penguasa di atas segalanya yaitu Tuhan semesta Alam termasuk yang juga menciptakan Firaun, tetapi Firaun pun masih keras kepala, sampai detik terakhirpun masih mengatakan bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel,padahal Tuhan bukan untuk Bani Israel saja melainkan Tuhan bangsa mesir yaitu Firaun, Berarti Firaun belum berserah diri sepenuhnya.

    @
    Ass.wr.wb
    Mas Dono terimakasih atas penjelasan tambahannya, hanya rasanya saya keliru memahami pada pengakuan terakhir Firaun, memang dinyatakan Firaun pada detik terakhir mengakui. Namun dalam hal berserah diri… jelas itu dibantah oleh Allah dalam ayat berikutnya. Berserah diri pada situasi ketika akan ditenggelamkan itu bukan cerminan dari pasrah….
    Kalimat lebih tepat memang, baru pada detik terakhir Firaun mengakui, yaitu sebelum ditenggelamkan….
    Wass, agor

    Suka

  20. Dono said

    Maaf pak Zal, wassalamnya saya lupa.
    Wassalam.Dono.

    Suka

  21. haniifa said

    Mahaf…mahaf… aku tersesat jalan kampung !!
    maksut ku jalan ke kampung halaman dimana aku dilahirkan dan dibesarkan oleh Ibunda dan Ayahanda.
    Yang terlahir sebagai hamba Allah, yang lemah…

    Rekan-rekan berilah pemahaman definisi dari:
    1. Astaghfirullah al’adzim…
    2. istighfar

    Apakah benar dan betul ?? definisi 1 ataukah <a definisi 2… ??

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  22. haniifa said

    @mas Agor
    Mahaf… mahaf…mahaf… wallah…. jadi ribet neeh !!
    Kebanyakan kata mahaf… 😀
    Belajar dari mas Hambali yang sederhana, cirinya pakai mobil “ST 20 2tax” (Pengajar Al Jabar Bool, aseli orang Indonesia lho ) 😉

    Kalau ingin pasti:
    ——————
    betul-betul benar…. ya dari Al Qur’ran.
    dan…
    benar-benar betul…. ya musti dari Al Qur’an.
    dan…
    kebenaran atau kebetulan…. ya dari textbook dunk… 😀

    Ohc… lali 😀
    Trim’s berat atas pembetulannya.

    Pak Prof. The Houw Liong, Dept. Fisika ITB kalau tak salah… memang sedikit ya, ilmuwan kita yang pakar dan bekerja di wilayah-wilayah ujung ilmu pengetahuan….

    Bisa minta tolong mas Hambali ??
    Maksut-e… biar tambah bersyukur, Amin.

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  23. Abudaniel said

    Assalamu’alaikum,
    @Mas Dono,
    Yang saya maksudkan bukan karomah yang s, tetapi mu’jizat. Setelah Khatamulanbiya Rasulallah SAW diutus, maka tidak akan pernah diutus lagi seorang Nabi atau Rasulpun oleh Allah. Dengan demikian, mu’jizat sebagai “bukti penguat” kenabian atau kerasulan seorang utusan Allah tidak akan pernah lagi nampak atu diperlihatkan oleh Allah. Mu’jizat hanya tinggal nama. Sementara karomah, mungkin saja masih ada yang memilikinya. Dalam kaitan dengan bangsa kita (Indonesia/Melayu), entah karena “kebodohan” atau karena mudah terpesona dengan hal-hal yang bersifat supranatural, maka karomah, saat ini, bercampur aduk dengan sihir. Ada yang mengaku mendapat karomah, padahal kehidupan beragamanya sehari-hari nggak karuan-karuan. Bahkan banyak yang malah mengaku Nabi dengan menunjukan kemampuan supranaturalnya.
    Makanya sekarang susah buat kita membedakan antra yang benar-benar karomah karena ketaatan dan kelurusan beragama dengan kemampuan menggunakan sihir. Wallahua’lam.
    Wassalam,

    @
    Saya memahami mujizat sebagai salah satu yang Allah tunjukkan untuk menunjukkan kebenaran utusanNya. Sampai sekarang, saya bersetuju bahwa mukjizat hanya tinggal nama, dalam pengertian belum ada lagi yang baru yang ditunjukkan oleh Allah. Kejadian Isra Miraj termasuk keluarbiasaan yang ditunjukkan dan dipahami atas dasar keimanan. Secara umum, rasanya sangat sulit orang melihat ini sebagai produk mukjizat karena percaya atau tidaknya perjalanan yang dilakukan Nabi hanya bisa diraih oleh orang yang percaya pada peristiwa yang dialami Nabi. Bagi ummat Islam, in mukjizat, bagi yang bukan, boleh jadi ini hanyalah cerita belaka.

    Suka

  24. haniifa said

    Bonek := Bodoh nekat
    ——————–
    Contoh super bonek di Al Qur’an := Fir’aun

    Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri”
    Bani Israil = Yahudi + Nasrani

    Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.”
    Kalau Fir’aun mengucapkan := tidak ada Tuhan melainkan Allah 😀 , Wallahu’alam.

    @
    Seperti Nabi Ibrahim, begitu juga Allah menegasi untuk utusannya yang terakhir : QS 33. Al Ahzab 40. Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Sebuah penanda ! yang penting untuk diperhatikan….

    Suka

  25. haniifa said

    istighfar… Jang… istighfar atuh 😀
    istighfar teh nyaeta ngucapkeun ieu
    Astaghfirullah al’adzim…

    Suka

  26. haniifa said

    Dan Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”
    Al Qur’an dan Terjemahnya…. Departemen Agama R.I
    Digital Qur’an….. E-mail:mydigitalquran@hotmail.com

    ZanL.. eh Jang… 😀 naon maksudnya ??

    Yang benar dan betul :
    “…saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”

    Yang betul-betul salah :
    “…saya termasuk orang-orang yang berserah diri” 8)

    Suka

  27. zal said

    ::trims mas agor, mas dono dan mas haniifa atas tanggapannya…
    mengapa saya sebut beruntungnya Fir’aun, bisa mengatakan demikian, sebab saya pernah dibuat Allah mengalami hal yg hampir sama tidak berdaya memasuki area kematian, bedanya Fir’aun tenggelam dan saya kesetrum listrik dan tidak dapat lepas, sehingga saya merasakan jalannya arus listrik mulai tangan kanan saya, beredar kedada, kaki kanan, mengitar ke kaki kiri dan berjalan terus menuju jantung, tak berdaya melepaskan steker listrik yang tergenggam ditangan saya, menjelang mendekati daerah jantung, saya terlempar ke pinggir tempat tidur, disitu saya mengucap astaghfirullahul adzhiim, dan ngecek mengapa saya terlepas dari kabel listrik, yang Subhanallah, kabel seperti digunting/ terpotong miring dan rapih, lalu saya terhenyak menyadari bahwa sepanjang kesetrum tadi saya hanya berteriak yang anehnya begitu kuat teriakan saya, hanya anak saya yg hanya menatap kepada saya yg mengetahui kejadian tersebut, sedang isteri dan ipar saya yg tak jauh dari tempat saya kesetrum (saya dikamar utama, pintu kamar terbuka dan isteri saya diruang keluarga yg bersebelahan dengan TKP), apa yg saya renungkan adalah jika saya mati tadi, apa yg saya ucapkan, hanya teriakan ketakutan, padahal zikir ‘Lailahaillah’ selalu saya amalkan dari kecil, mengapa tak terucap diujung maut yg saya alami…???, dari 5 kali pengalaman memasuki wilayah kematian, 2 kali dalm keadaan tidak tidur dan 3 kali dalam tidur, yg diajarkan Allah, hanya dalam mimpi saya mengucapkan lafazh tersebut…, itulah mengapa saya katakan betapa beruntungnya Fir’aun, setelah itu saya tak dapat mengandalkan apalagi membanggakan segala amal ibadah serta pengetahuan AQ dan hadist saya…, dan difahamkan saya bahwa Allah benar menguji dari apa yg diketahui, namun bukan dengan jawaban sekolahan, namun sesuatu apa yg bergeming di balik dada itu…, silahkan dengan kebanggan pengetahuan yg ada, saya hanya berharap kasih sayangNYA saja…
    saya bodoh ya Mas Haniifa..???, terima kasih, berarti saya sudah dimasukkan dalam kodratnya “manusia itu sungguh bodoh..”, terima kasih sekali lagi….

    @
    Mas Zal… namun tetap beruntungnya dalam tanda kutip kan… 😀

    Suka

  28. Dono said

    Ass.wr.wb,
    Terimakasih kembali untuk pak Zal.
    Alhamdullillah pak Zal tetap dilindungi oleh Allah S.W.T dan setelah kejadian itu pak Zal dapat mengenal Allah S.W.T lebih dekat lagi, sesungguhnya Allah sangat menyayangi hamba-hambaNYA yang soleh.

    Wassalam.

    Suka

  29. haniifa said

    @mas Zal
    Astaghfirullah al’adzim….
    Subhanallah….
    Alhamdulillah…..
    Allahu Akhbar….
    Allahu la illaha illaahu alhayyul qayyumu laa taakhuzuhu sinnatun wa laa naum lahu maa fis-smawati wa maa fil ard…
    Laa ilaaha illaahu Muhammadur Rasulullaah

    Sudilah mas Zal memaafkan kesombongan saya, menurut saya semua itu mengandung asma Allah, dan secara explisit mempunyai pengertian yang sama dengan “tiada tuhan selain Allah“.

    Secara pribadi saya mengucapkan syukur Allamdulillah, kepada mas Zal yang telah sudi membagi pengalaman hidup mas yang begitu unik, dan saya yakin banyak juga diantara rekan-rekan mempunyai pengalaman hidup yang mungkin tidak kalah uniknya (bukankah manusia itu unik antara satu dengan lainnya)
    Yang membedakan muslim dengan Fir’aun adalah kita selalu dilatih bersyukur dan beribadah kepada Allah dalam bentuk Shalat wajib 5 waktu, sehingga otak bawah sadar kita terisi dengan asma Allah dan hati kita terlindungi dari bisikan setan yang terkutuk.
    Bukanlah hal yang mustahil, dalam keaadan hampir kehilangan kesadaran bibir kita mengucapkan asma Allah, (mungkin hati yang mengucapkan asma Allah)
    Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam (baca:muslimun)”. (QS 2:132)

    Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (baca:muslimun) (QS 3:102)
    Salam hormat, Haniifa.

    Suka

  30. haniifa said

    Tambahan…
    Mohon maaf saya kurang teliti membacanya…

    dan ngecek mengapa saya terlepas dari kabel listrik, yang Subhanallah, kabel seperti digunting/ terpotong miring dan rapih, lalu saya terhenyak menyadari bahwa sepanjang kesetrum tadi saya hanya berteriak yang anehnya begitu kuat teriakan saya, hanya anak saya yg hanya menatap kepada saya yg mengetahui kejadian tersebut, sedang isteri dan ipar saya yg tak jauh dari tempat saya kesetrum

    Menurut analisa saya yang bodoh:
    Allah menakdirkan (menggerakkan tangan)dalam keadaan panik mungkin anak mas Zal, mungkin istri mas Zal atau mungkin ipar mas Zal yang motong kabel tersebut.

    Semoga Allah selalu melindungi mas Zal dan sekeluarga, Amin.

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  31. Abudaniel said

    Assalmu’alaikum,
    @Mas Dono, Mas Haniifa, Mas Zal, Mas Agor,
    Fir’aun, saat-saat detik terakhir, “bertobat” kepada Tuhan Bani Israel. Kenapa kepada Tuhan Bani Israel?. Karena Fir’aun hanya tahu selain Tuhan masyarakat Mesir (entah itu Ra, Iris, dsb), dia hanya pernah mendengar ada Tuhan lain yang diberitakan oleh Nabi Musa & Harun, yaitu Tuhannya Bani Israel. Makanya saat kejepit, diapun bertobat kepada Tuhannya Israel (mungkin dia nggak tahu nama Tuhannya Israel siapa kali ya). Apakah Fir’aun beruntung?. Mungkin tidak. Karena sambungan ayat pada Surah Yunus ( ayat 91 dan 92 )merefleksikan pertanyaan Allah, kalau bahasa gaulnya :” Baru sekarang?. Setelah loe kejepit. Kenapa nggak dari dulu. Selama ini loe udah bikin kerusakan melulu dimuka bumi (Mesir)”. Selanjutnya Allah hanya berjanji untuk menyelamatkan tubuh kasarnya saja (bukan menerima tobatnya – wallahua’lam). Janji Allah benar. Sampai sekarang bisa disaksikan mummi Fir’aun exodusnya Musa di Kairo.
    Pada zaman Nabi Musa, bani Israel bukan hanya terdiri dari suku Yahudi (Yahuda) saja, tetapi juga ada suku Lewi (sukunya Musa dan Harun juga merupakan sukunya Maryam ibunya Jesus/Isa)yang memegang mandat sebagai Imam dalam agama “Islam” periode Musa (belum ada yang namanya agama Yahudi, apalagi agama Nasrani)yang menjadi warisan turun temurun dari Nabi Harun.
    Agama “Islam” Musa ini berobah menjadi agama Yahudi, jauh setelah Musa dan harun wafat. Terjadinya perobahan nama ini akibat dominasi suku Yahudi dalam masyarakat Israel (walaupun jabatan Imam masih tetap dipegang oleh suku Lewi). Sementara agama Nasrani, dinisbahkan kepada Nabi Isa AS. Jadi Tuhan dimana Fir’aun “bersyahadat” saat itu memang Tuhannya Bani Israel (terlepas apapun sebutannya pada saat itu – Yahuwa, Yahweh, Elloh, Ellohim atau Elli), karena Fir’aun nggak kenal dengan Yahudi atau Nasrani. Yang dia kenal hanya bani Israel atau Heberu/Haberu atau Aaberu (mungkin dinisbahkan dengan kota Hebron sekarang – wallahua’lam). Apakah ‘syahadat” Fir’aun menafikan Tuhan yang lain selain Tuhannya Bani Israel, tidak dijelaskan.
    Hal ini sama juga dengan kaum muslimin saat ini, terutama di Indonesia, syahadatnya tiada Illah selain Allah, tetapi dalam pengamalannya masih juga percaya kepada Nyi Roro Kidul, Mbah penjaga Merapi, Ruwatan tolak bala, keramat segala macam dan sebagainya. Dengan makin modernnya sarana komunikasi, bergentayanganlah agen syaithon menawarkan peramalan nasib melalui sms (Sarana Mengikuti Syaithon). Ada yang namanya Ki Jaka Bodo, Madam Zahara, Madam Lauren, Deddy Carbouzer, Bos Eddy, dsb.

    Yang membedakan mas Zal dengan Fir’aun adalah ketika cobaan datang mas Zal memang sudah “Islam” dari sononya, sementara Fir’aun baru mau “berIslam” saat kejepit. Yang sayangnya, ini memang lumrahnya manusia, ketika kita berada dalam saat-saat menakutkan antara hidup dan mati, kita hanya berteriak minta tolong kepada manusia. Kita kadang-kadang “lupa” minta tolong kepada Yang Maha Penolong. Padahal saat-saat seperti inilah detik penentuan kita. Apakah “kesana” atau “kesini”. Kalaulah pada saat seperti tersebut, yang kita panggil adalah Sang Pencipta, InsyaAllah, kalau terjadi ‘sesatu’ kepada kita, sudah jelas dimana “tujuan” kita. Tetapi kalau sebaliknya, wallahua’lam.
    Sementara Fir’aun sadar kemana harus berteriak, tetapi kesadaran yang “terlambat”. Maka sia-sialah teriakannya, walaupun saatnya menguntungkan.
    Inilah pelajaran bagi kita semua, semakin sering kita mengingat Allah, akan semakin kuatlah terekamnya asma Allah diotak dan kalbu kita.
    Wallahua’lam bishshowab,
    Wassalam,

    @
    Wass.wr.wb…
    Kalau saya tidak salah… Fir’aun tidak bertobat, tapi hanya mengakui bahwa ada Allah yang berkuasa… (atau saya keliru ya !). Fir’aun juga tidak ber”Islam”, artinya tidak memilih jalan keselamatan. Padahal telah banyak ditunjukkan pada ragam peristiwa, siapa sesungguhnya yang berkuasa atas segala sesuatu….
    Sedangkan taubat merupakan salah satu do’a yang dengan keikhlasan dan ridhaNya, Allah akan ampuni kesalahan hambaNya…..
    Wass

    Suka

  32. haniifa said

    @mas Abudaniel
    Kalau mengenai wilayah sejarah, saya nggak melo-melo… 😀
    Trim’s infonya.

    Suka

  33. zal said

    ::mas agor.., ya benar mas, yang sampai kepada kitakan cuma bahwa Fir’aun menyatakan itu, masalah diterima atau tidak, ya tergantung yang dilamarlah… 🙂

    ::mas hanifa…, untuk masalah bodoh, aku engga boleh disalip mas… 🙂 , cuma mungkin ini sekedar andai-andai ya mas, ada gunting memotong aliran listrik itu, kayaknya yg memegang gunting akan kesetrum juga ya…, tapi bisa juga tidak ya..jika tidak kontak dengan bumi secara langsung, dan mengandalkan jari telunjuk dan jempol saja, mungkin kisarannya hanya pada jempol dan telunjuk ya…
    tapi itu sudah menjadi tidak penting, ada pesan yg sebenarnya dibawa dalam segala kemasan, apapun bentuk kemasan…
    misalnya seperti fir’aun itu, yang nyiptain kan Allah, maka Allah dapat berkehendak padanya kan…, seperti kata Rasulullah, demi zat yang jiwaku ada pada genggamannya, lainnya disebutkan beliau juga, wahai Pembolak-balik hati…, hanya saja episode fir’aun ini harus ada.., misalnya untuk Fir’aun diutus 2 nabi sekaigus, dengan pesan berbicara lembut…, lha aku…
    Yunus 90 dan 91 itu bagian dari total ayatkan, berarti itu Kalamullah, yah ceritanya Allah lah…., nah Allah tidak segan-segan membuat perumpamaan seperti nyamuk atau yg lebih kecil dari itu…, jika AQ tak cukup ditulis dengan samudera, dan ditambah 7 serupa, maka berapa banyak pesan dari satu kemasan…
    sebagaiman biasanya satu sinetron dibuat untuk menyampaikan pesan-pesan moral, bisa jadi kisah percintaan, akan memuat pesan moral, tentang keindahan sahabat, kerusakan moral jika salah bergaul dsb.
    jadi secara saya yang difahamkan, bukan bentuknya, namun apa unsur yang mungkin dibacakan…sebagian dari satu ayat mengatakan “jangan katakan ra’ina kataknlah unzurna, dengarkanlah”… mungkin bagi yang lain akan melihat asbabun nuzul, namun belum tentu bagi yang sebagian lain, sebab kalimah itu itu dikenali sebagai gaya bahasa NYA…

    Mas abudaniel terima kasih, yupe tidak ada yang sia-sia….yang sampeyan sampaikan betul…

    @
    Kisah Fir’aun yang cukup rinci diuraikan oleh AQ bahkan sampai jasadnyapun ditinggalkan untuk dipelajari manusia merupakan kisah yang menunjukkan betapa kerasnya hati Fir’aun dan betapa keangkuhannya di hadapan Allah yang sengaja ditunjukkan kepada Fir’aun untuk tidak berbuat kerusakan.
    Dari sisi pandang lain, Mas Zal melihat juga betapa “perhatian” Allah kepada Fir’aun sehingga diutus 2 Nabi-nya untuk mengingatkan dan bagaimana proses pengingkaran ini berlangsung….
    Banyak hal, kita harus menarik pelajaran dari peristiwa ini….

    Suka

  34. haniifa said

    Menurut saya yang pinter 😀
    Fir’aun dengan kesadaran penuh akan tenggelam, dan pada saat mengucapkan kalimat tersebut fir’aun tidak sedang dalam keadaan koma atau mabuk laut 😉

    @
    😀 jelas lah tidak sedang mabuk laut.. karena Fir’aun menembus laut yang dibelah sambil mengejar kaumnya Musa. Tidak di atas kapal/perahu ketika ditenggelamkan. 😀

    Suka

  35. truthseeker said

    AKAL adalah pintu gerbang menuju IMAN

    yang belum pernah melauli pintu ini maka mrk hanya berada di ranah DOKTRIN

    @
    terimakasih untuk catatannya. Berakal memang menjadi syarat awal untuk beriman (bagi manusia) yang menerima nasihat/petunjuk….. 😀

    Suka

  36. truthseeker said

    @Agor

    Betul, tapi kan Allah juga yang menyampaikan urusan ghaib itu adalah urusanKu dan tidak akan dikabarkan kepada siapapun!. QS 72:26. (Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.

    Tapi jangan lupa ayat selanjutnya mas Agor:
    27. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.

    @
    Astagfirullah… beberapa kali saya telah melewatkan ayat ini dan terpaku hanya sampai ayat ke 26. Trims Mas Truth; rasanya terjawab sudah pertanyaan yg menggeluti hati beberapa saat lalu, bagaimana perjalanan Nabi ke Sidratul Muntaha dan sejumlah pertanyaan lain…. Jelas kepada Nabi Muhammad ditunjukkan sebagian kekuasaan Kami dan juga kepada sejumlah Nabi-nabi lainnya….
    Saya tambahkan dalam postingan sampai ayat terakhirnya, meskipun tidak satu ain….
    Sekali lagi terimakasih… saya gembira menerima catatan ini… Alhamdulillah….

    Suka

  37. haniifa said

    Alhamdulillah…
    Saya kalau memotong kabel yang beraliran listrik dengan gunting, maka saya selalu memilih dan memegang gagang gunting yang terbuat dari bahan isolator…. (biar nggak kesetrum masud…nyah.) 😀

    Suka

  38. Abudaniel said

    Assalamu’alaikum,
    Mas Agor, makanya kata “taubat” dan “berIslam” saya beri tanda petik. Karena tersirat dari “persaksiannya” bahwa tiada Tuhan selain Tuhan yang disembah Bani Israel dan juga penyerahan dirinya kepada Tuhan Bani Israel (Terjemahan AQ Yunus 90). Apakah “taubat” dan “Islam”nya Kang Fir’aun diterima oleh Allah?. Tersirat dari teguran dan firman Allah pada sambungan ayat ( AQ Yunus 91 & 92 ), bahwa persaksian dan penyerahan dirinya terlambat. Tapi bisa saja terjadi pemahaman kita tentang ayat tersebut tidak utuh. Karena bisa saja Allah berbuat lain, bertolak belakang seperti pemahamam kita. Bukankah Allah telah befirman dalam Surat Hud ayat 106 – 108?. Yang sudah “kekal” di Neraka juga bisa tidak kekal, sementara yang tadinya sudah di Sorga juga bisa berobah tempat (AQ Hud :106. Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih),107. mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. 108. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.)

    Jika Tuhan menghendaki yang lain, apapun bisa terjadi. Wallahua’lam.

    Wassalam,

    @
    Wass.wr.wb. Dalam banyak persaksian, bersyukur dan bertaubat karena maksiat yang dilakukan menjadi salah satu topik yang kerap diabaikan (kurang diperhatikan). Kerap baru merasakan hal ini penting, justru ketika kesempatan untuk itu sudah nyaris tidak ada 😦 Kadang dan begitu sering saya merasa perkasa….

    Suka

  39. haniifa said

    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.(Qs 4:43)

    Subhanallah….
    Walaupun tidak satu ain, Alhamdulillah… Yaa Allah, ternyata saya mamahami kenapa mabuk minuman keras, mabuk obat-obat narkotika, mabuk ganja… dll, ternyata diharamkan olehMu.
    Rupanya peringatan para ustadz… benar adanya membaca satu ain itu, supaya tidak kehilangan kontektual dan relasional…

    Mas Fir’aun …. kalau shalat diharamkan, Gimana yach berandai-andai mas Fir’aun saat mengucapkan “penyerahan diri pada Allah” anda lagi mabuk ??
    Ah… namanya juga andai 😀

    @
    Ketika mabuk, akal tersimpan di balik karpet… 😀

    Suka

  40. Abudaniel said

    Assalamu’alaikum,
    @ Mas Haniifa,
    Kang Fir’aun mungkin lagi “mabuk” sakarul maut. 😀

    Betul Mas. Pemahaman terhadap ayat jangan terpenggal-penggal.
    Seperti “Neraka Wail bagi orang yang shalat…..”( Al-Ma’un).

    Wassalam,

    Suka

  41. truthseeker said

    Yunus 51:
    Kemudian apakah setelah terjadinya (azab itu), kemudian itu kamu baru mempercayainya? Apakah sekarang (baru kamu mempercayai), padahal sebelumnya kamu selalu meminta supaya disegerakan?

    Allah Maha Tahu apa yg ada dalam hati manusia. Dan Allah menilai bukan hanya lisan kita. Apakah manusia berfikir dapat menipu/membohongi Allah?.

    Taubat adalah Niat, Lisan dan Perbuatan. Taubat bukanlah perniagaan.

    @
    Quote penting : Taubat bukanlah perniagaan… 😀

    Suka

  42. haniifa said

    @mas Abudaniel
    Betul mas, “mabuk” sakarul maut makanya sesak nafasnya saat air laut mengisi rongga paru-parunya sehingga terbukti adanya butiran garam sisa endapan air laut pada mumi Kang Fir’aun,… Untungnya nggak ada yang mengandai-andai adanya butiran bumbu sop kaki kambing… 😀

    @mas Truthseeker
    Benar mas, Taubat adalah niat, lisan dan perbuatan.
    Taubat bukanlah perniagaan….
    Repotnya Kang Fir’aun taubatnya hanya sampai niat dan lisan jadi taubatnya seperti dagang sop kaki kambing… 😀

    Suka

  43. Abudaniel said

    Assalamu’alaikum,
    Dipikir-pikir, Kang Fir’aun sih sudah termasuk “baik”.
    Masih punya niat dan juga sudah dinyatakan ( Yunus 91 ), tapi waktunya nggak cukup. 😦

    Yang berabenya, manusia zaman sekarang, waktu masih banyak, jangankan perbuatan, niatpun nggak punya. Padahal sudah Yunus 51, namun masih tenang-tenang saja. 🙂

    Wassalam,

    @
    Salam…
    Bukankah Fir’aun saat sebelum ditenggelamkan baru pada level pengakuan…

    Suka

  44. Haniifa said

    @mas Abudaniel
    Yang lebih berabe… Fans berat Kang Fir’aun… Yahudi ajah ketakutan dijadikan budaknya…. Dijadikah Manusia seharuhnya bersyukur kepada Allah, eh…ini malah ingin dijadikan “Kaki Kambing” 😀

    Suka

  45. truthseeker said

    Dari mana yaa pada tau Fir’aun punya niat utk taubat?..hmmm..

    @
    Di komen 31 postingan ini… 😀

    Suka

  46. Haniifa said

    hemmmmm…. 😀
    tau darimana yach
    Taubat adalah Niat, Lisan dan Perbuatan.

    Taubat bukanlah perniagaan…
    Padahal perniagaan dengan Allah, pasti menguntungkan 😉

    @
    Mas Haniifa… saya pernah lho buat postingan untuk mengajak : Berdagang dengan Allah…. 😀

    Suka

  47. zal said

    ::jika statement fir’aun pun terbantahkan, padahal Allah sendiri yg mewahyukannya, dalam artian bukan kita mendengar langsung dari mulutnya Fir’aun, bagaimana mungkin kita bisa mengenal taubat bukan perniagaan, sedang pada perniagaan ada unsur spekulasi, dan mungkin bisa jadi dari segala perbuatan kita hanya sekedar spekulasi, sebab goal tidaknya, tidak dapat kita prediksi…, ya..memang ada koridor “berprasangka baik” namun inipun masih prediksi, sebab seberapa kenal kira-kira kita terhadap kemurnian niat, padahal Nabi Muhammad SAW selalu menyerukan penyempurnaan niat, mungkin ada hubungan antara niat yg terpendam dibalik dada itu, dengan “yang hendak Allah lihat apa yang di balik dada itu…”

    @
    Saya agak ragu memberikan catatan kembali mengenai Fir’aun dan niat taubat, karena saya tidak/belum menemukan pernyataan Fir’aun dalam konteks ini. Yang baru saya pahami, Fir’aun merasa tidak ada yang berkuasa selain dirinya, kemudian Allah mengingatkan melalui rasulnya dan melalui tanda-tanda kekuasaanNya. Namun, Fir’aun tetap pada keyakinannya. Kemudian Fir’aun mengejar Kaum Musa bahkan sampai lautan yang dibelah pun diterobosnya bersama pasukannya. Akhirnya Fir’aun mengakui kekuasaan Allah Swt. Allah mempertanyakan (menjelaskan) dalam QS Yunus 90 – 91. Ucapan pengakuan dan berserah diri. Taubat dan perniagaan adalah sisi yang berbeda. Perniagaan dengan Allah dijelaskan sebagai “menjual” harta dan jiwa dalam konteks QS 61. Ash Shaff 10-12, sedang taubat tersebar penjelasannya. Wallahu ‘alam. Namun demikian, saya harus belajar memahami cara pandang ini dari sisi-sisi lain. Rasanya belum juga saya dapat tangkap dengan baik “nuansa” yang Mas Zal maksudkan….

    Suka

  48. Haniifa said

    Alhamdulillah…
    Orang Makkah (Saudi Arabia) sejak zaman Nabi Ibrahim a.s sudah mengenal Allah, namun sepeninggalnya nenek moyang mereka Nabi Ismail a.s tidak diturunkan lagi rasul yang lain oleh Allah.
    Kehebatan Arab jahiliyah kalau di tanyakan kepada mereka, siapa yang menciptakan langit dan bumi, yang menurunkan hujan dan sebagainya, jawaban mereka adalah Allah karena dengan Qalbu dan matanya mereka melihat ka’bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s (baitullah := rumah Allah).
    Artinya se jahililyah apapun mereka tetap meyakini bahwa Allah itu ada, walaupun tidak mendengar secara langsung pembicaraan Nabi Ibrahim a.s dengan putranya Nabi Ismail a.s pada saat Allah memerintahkan pembangunan sendi-sendi baitullah (Ka’bah).
    Hal ini terbukti dengan dilematika pengorbanan Ayahanda Rasulullah Abdullah (Abdullah := Pengabdi Allah), mereka tidak spekulasi tapi mereka bisa memprediksikan undian yang mempunyai 2 kemungkinan (kalah atau menang) suatu saat pasti disisi yang menang, dan hanya berbekal kepada perniagaan dengan Allah pasti menguntungkan…
    Alangkah bodohnya manusia jika mengundi keimanan kepada Allah dengan kekafiran.

    Rumus undian dalam perniagaan dengan Allah :
    1. “berprasangka baik” terhadap Sunatullah dan Sunahrasul. (Al Qur’an dan apa-apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad s.a.w)
    2. “berprasangka buruk” terhadap bisikan syaitan yang terkutuk yang selalu membisikan pada Qalbu manusia (Jin) dan telinga manusia (manusia/ perkataan & tulisan) sehingga membutakan akal dan fikiran manusia.

    Firman Allah di surah An Naas 114 :
    Bismillahir rahmanir-rahim
    1. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Rabbi manusia.
    2. Raja manusia.
    3. Sembahan manusia.
    4. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
    5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.
    6. dari (golongan) jin dan manusia.

    *)
    Rabbi := yang memelihara dan menguasai / majikannya manusia

    Super Bonek := Jika meninggalkan Al Qur’an dan Al Hadits.

    Firman Allah di surah Al ‘Ashr :
    Bismillahir rahmanir-rahim
    1. Demi masa
    2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
    3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

    Sangat-sangat Super Rugi := Jika tidak mendahulukan Al Qur’an diatas segala-galanya

    Wassalam, Haniifa.

    @
    Indahnya pembahasan ini. Ini satu postingan tersendiri yang melengkapi “perniagaan dengan Allah”. Saya ingin memindahkan komentar ini di bawah postingan yang sesuai tema, biar pas sesuai tema, atau saya buat postingan ini saja ya ?. 😀

    Suka

  49. Haniifa said

    @mas Agor
    Membaca postingan “Berdagang dengan Allah…. ” … saya tak mampu berkomentar 😀

    Perniagaan dengan Allah, pasti selalu always menguntungkan 😉

    @
    😀

    Suka

  50. Haniifa said

    Taubat adalah Niat, Lisan dan Perbuatan.
    Next…
    Niat Taubat := Niat (Niat, Lisan dan Perbuatan )

    Niatnya niat…. Loopback 😀

    Suka

  51. Dono said

    Ass.wr.wb,pak Agor,
    Mengenai pertobatan Firaun, Allah S.W.T telah berfirman pada surat An-nisaa ayat18.
    Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka,(barulah) ia mengatakan” sesungguhnya saya bertaubat sekarang”.Dantidak pula diterima taubat orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran.Bagi orang-orang itu telah kami sediakan siksa yang pedih.

    Wassalam dan salam sejahtera, Dono.

    Suka

  52. zal said

    ::mas dono sepertinya Allah hanya menyebutkan bahwa Fir’aun melampaui batas, bukan kafir kan…,
    sementara itu sebagaimana disampaikan mas haniifa diatas, bunyinya kira-kira “tanyakan kepada orang-orang kafir itu, siapa yang menciptakan langit dan bumi, “serta merta” mereka mengatakan Allah,” dan itu pake kalimat “serta merta”, bukan dengan timbangan yng mendalam…apakah kita tidak bersakwa sangka kepada kita pribadi, bahwa kita mungkin lebih sering memanfaatkan “serta merta” ini, lantaran kita merasa sudah berfikir….

    Suka

  53. haniifa said

    @mas Dono
    Kehebatan Arab jahiliyah sebelum didatangkan Al Qur’an, tidak ada satupun disebut Kafir.
    Lucu deeh… disebut kafir (ingkar) kepada ayat Allah, tetapi KitabNya belum turun pada mereka 😀
    Berbeda dengan Fir’aun dan kaumnya, jelas kitab dan Rasulnya sudah turun yaitu Nabi Daud a.s (Zabur) dan Nabi Musa a.s (Tauret).
    Fir’aun Kafirun !!! 😛

    Suka

  54. haniifa said

    Biar lebih afdol….
    Nabi Ibrahim a.s diturunkan untuk wilayah Masjidil Aqso tapi tidak memebawa kitab, dan bersaaman dengan Nabi Luth a.s untuk wilayah yang lain tetapi tidak membawa kitab

    Sisi wilayah Nabi Ibrahim a.s dilanjutkan oleh :
    Nabi Daud a.s diturunkan untuk Bani Israel
    Nabi Musa a.s diturunkan untuk Bani Israel
    Nabi Isa a.s diturunkan untuk Banir Israel

    Firman Allah dalam surah Al Maidah 78:
    Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas [QS 5:78]

    Kera berasal dari Bangsa Yahudi

    Nabi Muhammad s.a.w untuk “rahmatan lil ‘alamin” seluruh manusia.

    Salam selalu buat mas Dono.

    Suka

  55. haniifa said

    Nabi Musa a.s misi utamanya untuk Bani Israel, dan dibarengi oleh Nabi Harun a.s yang secara lisan mengajak Fir’aun supaya mengenal Allah Yang Maha Pencipta.
    Itulah… misteri Nabi Musa a.s gagap dalam berbicara !!

    Dan do’a para Rasulullah… sangat ampuh.
    Nabi Musa a.s berdo’a kepada Allah dalam surah Yunus 88 :

    Musa berkata: “Ya Rabbnaa kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Rabbnaa kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Rabbnaa kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih.” [QS 10:88]

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  56. haniifa said

    Bukti do’a Nabi Musa a.s di kabulkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.

    Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (QS 10:92)

    Wassalam, Haniifa.

    Cacatan:
    Nggak usah pakai mikir-mikir… tinggal baca 😛

    Suka

  57. aburahat said

    @Mas Agor
    Saya sependapat dg.anda terhadap kwalitas mujizat sesuai Alqur’an: bahwa kwalitas yg belakangan lbh tinggi dr yg sblmnya. Allah menunjukan mujizat seorang Nabi tergantung kemampuan/atau syariat pd waktu itu. Ump pd zaman nabi Ibrahim mereka percaya apa saja yg masuk keapi pasti terbakar tp tdk pd Zaman Nabi Musa dimana yg diagungkan adalah sihir. Begitu jg pada Nabi Isa adalah pengobatan. Dan terakhir pada Rasulullah. Sdh dekat waktunya utk Allah tunjukan suatu mu’jizat yg tiada tara dg terbelah bulan.
    Sedangkan MI’RAJ Rasul saya anggap bukan suatu mu’jizat. Disini saya ada selisih pendapat dg mas Agor. MU’JIZAT dipertunjukan Allah bukan utk Nabi tapi utk masyarakat umum agar mereka mengakui kenabian utusan Allah. Sdgkan MI’RAJ itu utk pribadi Nabi tdk diketahui oleh umum

    @
    Dalam pengertian yang saya pahami, mukjizat muncul sebagai pertanda yang keberadaannya bersifat luar biasa (luar dari biasa, keluar dari tatanan hukum-hukum alam yg biasa). Di dalam agama Islam, mukjizat kemudian didekatkan antara lain pada kemampuan Nabi yang bisa diketahui atau dipahami manusia atau diimani. Miraj adalah perjalanan Nabi yang diketahui oleh umum dan dikabarkan oleh AQ secara benderang pula, bahwa prosesnya tidak kita kenali memang begitu. Hampir semua mukjizat dipahami hanya di awal dan diakhir. Sedang prosesnya tidak dipahami.
    Namun, bila diklasifikasikan berbeda, toh tetap esensinya sama (?) ataukah menjadi berbeda. Rasul telah mendapatkan keluarbiasaan diangkat Allah sampai Sidratul Muntaha… apakah ini diketahui oleh umum?, ya… Nabi mengabarkannya… 😀 Sedangkan dilihat oleh umum secara langsung hanyalah satu unsur saja. Untuk ummat Islam saat itu, cukuplah Nabi mengatakan, maka tidak ada keraguan lagi…

    Suka

  58. truthseeker said

    QS: An-Nisaa’:

    17. Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan[277], yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
    18. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.” Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.

    Dari ayat ini dan QS: Yunus 91 kt mencoba menarik kesimpulan bhw “taubat” Fir’aun tdk terima oleh Allah SWT.

    Penjelasan ttg tulisan saya sebelumnya, yaitu sy berasumsi bhw Fir’aun mengucapkan kata2 (lisan) “taubat”, namun kt tdk mengetahui “niat” Fir’aun, apakah hanya sbg penyelamatan diri (berniaga) dg “menjual” lisan taubat dan “membeli” pengampunan Allah. Inilah yg saya maksudkan “perniagaan” tsb, bukan perniagaan yg dimaksud dlm AQ dg menjual jiwa, harta dsbnya.
    Perniagaan yg pertama (fir’aun) adalah tdk jujur krn hanya menjual “lisan”, sedangkan perniagaan “kedua” (muttaqien) adalah menjual niat, lisan dan amal/perbuatan.
    Jadi mrk2 yg bertaubat di saat ajalnya, mrk hanya menjual lisan mrk krn mrk tdk punya kesempatan membuktikan taubat mrk dg perbuatan mrk. Krn yg terberat setelah bertaubat adalah membuktikan taubat tsb dg perbuatan.

    Suka

  59. yudhisidji said

    Pada detik2 firaun ditenggelamkan (mati) yang dia katakan adalah “aku percaya tidak ada tuhan melainkan yg dipercaya oleh bani israel, dan aku termasuk muslimun “. sebisa mungkin saya mengambil pelajaran al :

    1. apa yg dikatakan firaun merupakan berita ghoib bagi muhammad saw tentang keadaan riil (termasuk situasi kebatinan firaun) saat itu bahwa dia benar bertobat. Mungkinkah Allah berspekulasi mengenai situasi lahir (baca : mulut) pada 10/90 dan bathin Firaun menjelang ditenggelamkan ?? situasi bathin firaun dikuatkan melalui statemen Allah pada 10/91 “ mengapa baru sekarang …..” dan Muhamad saw tidak akan pernah tahu berita tersebut kalau tidak diberitahu Allah melalui ayat ini.

    2. selanjutnya Allah mengajarkan pada kita bahwa tidak cukup bagi manusia menjelang meninggal cukup dengan lafal (misalnya) “laa illa ha illallah” menjadikan ini sebagai down payment utk mendapat tiket surga. Coba kita lihat surat 4 ayat 18 :
    “dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, ia mengatakan : “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”. dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (terjemah depag RI)

    nah… dari sini kita yakin Allah pasti adil, tidak mungkin manusia yang dengan sekelumit (misal seperti kalimat tahlilnya firaun di 10/90) bisa mendapat surga, walaupun diucapkan dari relung hati terdalam. Sayangnya kurikulum yg beredar di masyarakat banyak yang seperti itu ……

    Suka

  60. Abudaniel said

    Assalamu’alaikum,
    Memang ada hadits yang mengatakan bahwa barang siapa akhir kalamnya “Laillaha illallah” akan masuk sorga.
    Rasul tidak bohong. Hanya pemahaman kita yang salah.
    Mungkinkah orang yang tidak pernah selama hidupnya ber”tahlil” akan dengan dengan mudah meluncurkan perkataan tersebut ketika menghembuskan nafas terakhir?.
    Sedangkan kita yang mungkin sering bertahlil, belum tentu akan dengan mudah melafazhkannya. Kecuali kalau hidayah Allah dikarunikan kepada kita.
    Walaupun ada sebuah hadits yang menceritakan tentang seorang budak Rasulallah (seorang anak Yahudi)yang disuruh oleh beliau untuk bersyahadat ketika dalam keadaan nazak (dalam sakaratul maut)dan kemudian meninggal setelah mengucapkannya. Dan Rasul bergembira karenanya yang mengidikasikan bahwa syahadat itu diterima Allah. Kasus ini tidak bisa disamakan dengan fir’aun, karena fir’aun jelas ditolak oleh Allah dengan perkattan “….baru sekarang?.
    Ini sesuai juga dengan sebuah hadits yang mengatakan bahwa Allah akan menerima tobat anak Adam bahkan syirik sekalipun, selagi nyawa belum melewati tenggorakan.
    Sedangkan budak Yahudi tadi langsung diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu’alaihi wassalam sendiri atas izin Allah dan hidayah Allah. Tidak sebagaimana yang dialami oleh paman beliau yang sangat dikasihinya, Abu Tholib. Karena tidak dikaruniai hidayah Allah, maka beliau tidak sempat mengucapkan syahadat. Padahal Nabi bersyaksi atas keselamatan paman beliau kalau saja Abu Tholib mau bersyahadat.
    Wallahua’lam.
    Wassalam,

    Suka

  61. yudhisidji said

    maha besar allah yang menciptakan semesta,galaksi galaksi, bintang bintang dan planet planet serta rembulan rembulan, yang telah membuat hukum sejak alam semesta ini berdiri jutaan atau mungkin milyaran tahun lalu. perintah allah untuk semua ciptaannya di seluruh sudut semesta ini. ………dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutuNya dalam menetapkan keputusan. al Kahfi-26.

    Suka

  62. haniifa said

    Assalamu’alaikum,

    jiks seseorang mempunyai modal (baca: keuangan dan kemauan) kemudian orang tersebut hendak membeli rumah yang indah, akan tetapi diharuskan mengantri terlebih dahulu di tempat loket yang belum terbuka ??
    Manakala mendapatkan tiket tanda masuk, ternyata tetap saja disaring (filter) sesuai dengan tipe yang dikehendakinya !!
    Singkat kata :

    Jika punya modal dan loket buka maka dapat rumah mewah 😉 !!
    Kasus :
    1. Si Fulan punya modal dan loket belum dibuka ??
    (Jangankan rumah mewah, tiketpun tak dapat)
    2. Si Fulan tidak punya modal dan loket telah terbuka ??
    (Jangankan proses pemilihan rumah, tiketpun tak dapat
    3. Si Fulan punya modal dan loket telah terbuka ??
    (Alhamdulillah…. sudah dapat tiket, what next…)
    Kesimpulan:
    Untuk mendapatkan tiket maka kedua kondisi tersebut harus dipenuhi, selanjutnya tinggal memelihara tiket tersebut dan selalu pasang mata, telinga jika ada panggilan untuk proses pemilikan “rumah mewah

    Syahadat sering disebut dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat.

    Pertama: Asyhadu An-Laa Ilaha Illallah
    artinya: Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah
    Kedua: wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh
    artinya: DAN saya bersaksi bahwa Muhammad s.a.w adalah Rasul / utusan Allah.

    Untuk mendapatkan “tiket” Syurga, maka seorang yang mengaku beragama Islam, harus dan wajib mengucapkan kalimat Syahadatain dengan benar.
    JIka:
    1. Asyhadu An-Laa Ilaha Illallah… bukan muslim.
    2. Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh… bukan muslim.
    3. Asyhadu An-Laa Ilaha Illallah WA Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh… Insya Allah, muslim.

    What next….

    Untuk menjaga tiket syurga yang telah dimiliki, maka setiap ada panggilan adzan shalat, maka jika ingin mati dalam keadaam “MUSLIM” kita harus melaksanakan shalat wajib dan (shalat Jum’at).

    Firman Allah dalam surah An Nisaa :
    ___________________________________
    Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS 4:48)
    Pertama: Asyhadu An-Laa Ilaha Illallah

    Dan Firman Allah dalam surah Ali Imraan 182:
    ____________________________________________
    Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (baca: Muslimun (QS 3:102)
    Pertama dan Kedua: *)
    Asyhadu An-Laa Ilaha Illallah wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh

    *)Kapan seorang muslim selalu mengucapkan kalimat tersebut diatas, JAWAB:= Pada saat melaksanakan Shalat

    Lalu…
    Jika tiket rumah mewah sudah dapat, akan tetapi menghendaki perabotan dan para pelayan yang tangkas dan cantik jelita… Jawab:= Penuhi Zakat, santuni anak yatim dan fakir miskin.

    Lalu…
    Jika menghendaki yang lebih dari itu, yaitu ruangan yang segar, makanan dan minuman selalu terhidang…. Jawab: Puasa disaat bulan ramadhan.

    Lalu…
    Jika ingin lebih lagi… Insya Allah, berkunjung ke “baitullah” saat musim haji.

    Lha… bagaimana jika saya miskin harta 😀
    JAWAB: Shalat ibadah tampa mengeluarkan biaya dan pahalanya paling besar.
    Jika masih merasa kurang… Jawab: Shalat Tahajud sebagai ibadah tambahan.

    Lalu bagaimana jika saya Non Islam.
    Jawab: Tiga surah terakhir dari Al Qur’an, jika dibuka dari kanan ke kiri (Al Qur’an := dari kiri ke kanan)
    An Naas: Katakanlah: “Aku berlindung kepada biRabbi (yang memelihara dan menguasai) manusia. (QS 114:1)
    Al Falaq: Katakanlah: “Aku berlindung kepada biRabbi Yang Menguasai subuh. (QS 113:1)
    Al Ikhlas: Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Ahad” (QS 112:1)

    Kenapa manusia harus ber “Agama” ?

    Sehingga….
    Walaupun ada sebuah hadits yang menceritakan tentang seorang budak Rasulallah (seorang anak Yahudi/Nashrani)yang disuruh oleh beliau untuk bersyahadat ketika dalam keadaan nazak (dalam sakaratul maut).
    Dalam hal ini Nabi Muhammad s.a.w menghormati saudara kaum dari pendahulunya yaitu kaum Nabi Musa a.s dan kaum dari Nabi Isa a.s
    Wallahu’alam.

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  63. haniifa said

    Astaghfirullah al’adzim….
    Shalat ibadah tampa mengeluarkan biaya dan pahalanya paling besar, akan tetapi juga mempunyai tingkat godaan yang cukup besar juga.
    Seperti apa yang di ungkapkan oleh @mas Truthseeker, perniagaan “muttaqien” adalah menjual niat, lisan dan amal/perbuatan hanya kepada Allah semata.
    Kadang kita (khususnya saya) acapkali jika melihat orang yang hanya mampu menjalankan shalat Jum’at saja atau melihat orang yang hanya mampu menjalankan shalat wajib Maghrib saja, sering timbul dalam sanubari, bahwa kita lebih baik dan lebih bersih dari mereka. Padahal jika kita ingin mencapai perniagaan yang muttaqien justru sebaliknya, sudah selayaknya sekedar mengingatkan mereka dengan cara yang baik, agar dapat memenuhi kewajibannya sebagai umat islam. Terlebih lagi dengan cara pandang terhadap Non Muslim, Nabi Muhammad s.a.w justru memberikan contoh kepada kita untuk lebih menyayangi mereka, seperti yang digambarkan pada do’a Tha’if beliau panjatkan di bawah sebuah pohon anggur di daerah Tha’if. Doa tersebut adalah rintihan hati beliau bukan karena perlakuan buruk dari warga Tha’if, tetapi beliau risau jika Allah menimpakan azabNya kepada orang-orang yang belum mengerti akan dakwah beliau.
    Firman Allah dalam surah Al Hujuraat:
    _____________________________________
    Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka lebih baik [QS 49:11]
    Justru orang (khususnya saya) menjadi lebih khawatir terdapat ancaman Allah, seperti yang disampaikan oleh @mas Abudaniel.

    Firman Allah dalam surah Al Maa’uun:
    ____________________________________
    Bismillahir rahmanir-rahim
    1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
    2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
    3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
    4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
    5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
    6. orang-orang yang berbuat ria.
    7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  64. aburahat said

    @ Mas Agor.
    Yg saya maksud disini diketahui Umum yaitu dilihat dg mata kepala oleh masyarakat pd waktu itu dengan demikian manusia pd waktu itu mengakui kenabian nabi yg menunjukan mu’jizat tadi. Coba mas Agor perhatikan mu’jizat para Nabi yg Allah tunjukan semua dilihat secara jelas (walaupun ada dr krlompok mereka mengatakan itu sihir ). Tetapi Isyra’a dan Mi’raj khusus utk Nabi. Riwayatnya krn Rasul dlm kesedihan maka Allah mengangkat Rasul menuju Munthaha. Coba mas poerhatikan Surah Al Israa’ ayat 1 yg bunyi: Maha suci Allah yg telah memperjalankan HAMBANYA pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yg telah kami BERKAHI SEKELILINGNYA agar Kami PERLIHATKAN KEPADANYA sebahagian dari tanda2 Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.
    Disini Allah mengatakan HAMBANYA jd khusus utk Rasul begitu jg memperlihatkan khusus ut beliau. Jd menurut saya berbeda antara mu’jizat para Nabi dan Mi’raj. Mu’jizat diperuntukan utk umum ketahui. Sdgkan Israa’ dan Mi’raj khusus utk diketahui Rasul walaupun kemudian disampaikankan kpd umum. Yah demikian pengertian saya

    Suka

  65. aburahat said

    Maaf saya melihat atau mengikuti diaolog anda2 sekalian se-akan menentukan standard seseorang masuk sorga seperti apa yg dikatakan mas Hanifah: Hrs ada tiket, antri dan loket terbuka. Saya akan membawa suatu riwayat yg saya baca di Ihya Ullumuddin klu saya tdk salah (yp menurut saya hikmah dari riwayat itu). Seorang pembunuh telah membunuh 99 orang. Kemudian dia datang pd seorang pendeta Katolik dan menceritakan semua perbuatannya. Kemudian sipembunuh bertanya: Apakah dosa saya bisa diampunkan. Pendeta katakan TIDAK. Kontan sipembunuh membunuh pendeta itu jd ke 100. Kemudian dia pergi ke seorang Ulama dan menceritakan kejadiannya. Kemudian dia bertanya: Apakah dosa saya bs diapunkan?. Ulama td menjawab: Allah Maha Pemurah dan Maha Pengampun. Maka pembunuh td keluar dr rumah Ulama td dg muka yg ber-seri. Sesudah beberapa langkah dari rumah ia meninggal: Pertanyaan bgaiamana nasib pembunuh tadi? Diampun Allah atau Tidak atas dosa2nya Saya minta anda2 menganalisa. Ini bukan teka-teki lho

    Suka

  66. haniifa said

    @mas Aburahat
    Duhhh… mohon maaf.
    Insya Allah, standar yang saya maksud adalah untuk diri sendiri dan keluarga sendiri… karena saya kalifah di keluarga sendiri (baca: Saya, Anak-anak dan Istri).
    Kalau ada manfaatnya buat pembaca yang lain, saya bersyukur… semoga Allah semakin menerangi saya dan pembaca, Amin.

    Soal teka-teki.
    Iseng… yach 😀
    Saya tidak tahu, yang saya tahu kalau orang mati sahid maka tidak dikatakan orang tersebut mati.

    Nahh.. kalau ceritanya orang tersebut keluar rumah terus hendak ikut berperang “Badar”, “Uhud”… dsb.
    Insya Allah, saya jawab “Diampuni dan masuk Syurga”.

    Apakah orang tersebut diampuni oleh Allah ?? saya tidak tahu, yang pasti Allah Maha Pengampun.
    Seandainya :
    jawab: Ya diampuni !! lha… saya sok tahu,
    jawab: Tidak diampuni !! lha… apakah saya lebih bersih dari dia.

    Suka

  67. aburahat said

    @Hanifah
    Saya tdk membantah atau mendiskritkan pendapat orang. Kita kan disini sharing ILMU. Jd kita saling memberi utk dpt kita kaji dan dg demikian menambah wawasan kita. Kita selalu ingin mencari yg tebaik utk kita. Insya Allah.
    Saya jg takut utk mendahului Allah utk menetapkan diampunkan atau tdk. Cuma maksud saya utk kita sharing ilmu berdasarkan Nash yg ada. Dan bgm amal perbuatan kita.
    Saya meyakini bahwa setiap tingkah laku kita/perbuatan/amal sdh tertulis dan Allah Maha Mengetahui setiap pergerakan manusia dari sblm diciptakan sampai akhir hidupnya. Tdk ada suatu perbuatan sekecil apapun yg tdk diketahui Allah. Berdasarkan pd keyakinan ini maka setiap langkah kita merupakan petunjuk Allah. Allah berfirman: Siapa yg ingin petunjuk, akan Ku beri petunjuk dan siapa ingin kesesatan akan Ku sesatkan. Orang tadi ingin petunjuk maka Allah mengilhamkannya utk melaksanakan seperti apa yg telah dilaksanakannya. Allah Maha Pengampun, Maha Rahman dan Maha Pemberi petunjuk. Jd klu Allah sdh memberikan petunjuk (ini logika saya lho ) maka berarti Allah telah mengampunkannya. Apalagi perasaan bahagia tercermin diwajahnya. Jd intinya adalah bahwa persyaratan utk masuk sorga bukanlah selama hidup beribadah dan beramal. Tapi tergantung pd RAHMAT Allah.

    Suka

  68. haniifa said

    @mas Aburahat
    Betul apa kata mas semua, dan saya juga ada buku Ihya Ullumuddin beberapa jilid tetap menjadi koleksi 😀

    Justru saya khawatir gagasan ulama besar sekaliber beliau tidak menutup kemungkinan terhadap fitnah…. Hal demikian yang menimpa Nabi Muhammad s.a.w dan ke empat khalifah penerus beliau.
    Sekali lagi saya mohon maaf, jika penalaran saya menyimpang atau tidak sesuai.

    Mari kita simak bersama-sama cerita diatas:
    ___________________________________________
    Seorang pembunuh telah membunuh 99 orang. Kemudian dia datang pd seorang pendeta Katolik dan menceritakan semua perbuatannya. Kemudian sipembunuh bertanya: Apakah dosa saya bisa diampunkan. Pendeta katakan TIDAK. Kontan sipembunuh membunuh pendeta itu jd ke 100. Kemudian dia pergi ke seorang Ulama dan menceritakan kejadiannya. Kemudian dia bertanya: Apakah dosa saya bs diapunkan?. Ulama td menjawab: Allah Maha Pemurah dan Maha Pengampun. Maka pembunuh td keluar dr rumah Ulama td dg muka yg ber-seri. Sesudah beberapa langkah dari rumah ia meninggal: Pertanyaan bgaiamana nasib pembunuh tadi?

    1. Cerita tersebut bukan Al Qur’an, Al Kitab, Hadits…
    Sehingga tidak bisa dibutikan ke absahan sumbernya, demikian juga tidak bisa dibuktikan bahwa Ulama Penulis asli “Ihya Ullumuddin” didalamnya ada isi cerita tersebut.

    2. Apakah dosa saya bisa diampunkan. Pendeta katakan TIDAK.
    Didalam tradisi Nashrani, ada proses pengakuan dosa…
    Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa pegarang cerita tersebut memang tikda tahu-menahu tata cara peribadatan Nashrani, atau memang tahu dan sengaja melecehkan “Pendeta Nashrani”.

    3. Apakah dosa saya bs diapunkan?. Ulama td menjawab: Allah Maha Pemurah dan Maha Pengampun.
    Untuk hal ini, jujur saja sebagai muslim biasa Insya Allah, semua marah besar. Kenapa ??
    a. Menganggap bodoh “Ulama”, dengan tidak menanyakan Agama apa yang dia anut ??
    b. Jika beragama, sudah pasti jawaban “Ulama” agar mendatangi orang yang menurut keyakinannya dapat memberikan nasehat yang bijak (misal: Pendeta, Rahib, Sesepuh… dsb)
    c. Jika tidak beragama, sudah pasti jawaban “Ulama” supaya sang pembunuh mengucapkan “Syahadatain”.
    d. Jika Muslim, insya Allah jawaban “Ulama” pertama-tama akan melantunkan Surah An Nashr (QS 110) :
    Bismillahir rahmanir-rahim
    1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.
    2. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
    3. maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat.

    Dan setelah diterangkan surah yang hanya tiga ayat tersebut dengan singkat (baca: untuk menenangkan si pembunuh), selanjutnya “Ulama” menambahkan bagaimana cara-cara pertaubatan sesungguhnya… baru melepaskan.

    Selanjutnya…
    Hanya ada 2 Agama besar yang diceritakan dalam kisah tersebut yaitu Agama Nashrani/Kristen dengan Agama Islam/Muslim.

    Lalu…
    Apa jawaban Agama Yahudi jika ditanya siapa penciptamu ?? jawab: Allah.
    Silahkan mas Aburahat membaca :

    Kera berasal dari Bangsa Yahudi

    Ucapan terimakasih sebesar-besarnya pada:
    1. Mas Abudaniel
    2. Mas Abinurulkhairiah
    3. Mas Ayruel chana
    4. Mas John

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  69. aburahat said

    @Hanifah
    Saya membawakan riwayat tsb. terutama utk menjeleskan atas keagungan Allah: Bahwa selamat seseorang dr api neraka tdk hrs ada persyaratan seperti yg disampaikan mas Hanifah.
    Mengenai pandeta setahu saya mrk berhak mengampuni dosa pengikutnya (sdg pembunuh ini tdk tahu dia beragama atau atheis) mempunyai batas2. Jd jawaban sipendeta bagi saya logis. Si Ulama ini dan saya pikir siapa saja yg datang wajar klu kita sebut sifat2 Allah dlm menangi perbuatan Hambanya siapa saja dia. Apakah Islam, Kristen, Yahudi, Majusi dlsb. Mereka semua Hamba Allah hanya mungkin salah jln. Mari kita lihat ayat53 dlm S. Az-Zumar yg berbunyi:KATAKANLAH :” HAI HAMBA2-KU YG MELAMPAUI BATAS TERHADAP DIRI MEREKA. JGNLAH BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH. SESUNGGUHNYA ALLAH MENGAMPUNI SEGALA DOSA2 KAMU. SESSUNGGUHNYA DIA-LAH YANG MAHA PENGAMPUN LAGI MAHA PENYAYANG. Jadi pengampunan Allah kpd siapa saja yg IA kehendaki tanpa ada syarat.

    Suka

  70. haniifa said

    @mas Aburahat
    Saya setuju dengan paparan mas diatas, tentu dengan asumsi semua itu mutlak tidak syirik atau menyekutukan Allah.

    Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. [QS 4:48]

    Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya [QS 4:116]

    Sekali lagi saya mohon maaf, statement mas Aburahat tentang:
    Jadi pengampunan Allah kpd siapa saja yg IA kehendaki tanpa ada syarat.… Tolong telaah lagi, dengan kedua ayat diatas.

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  71. haniifa said

    @mas Aburahat
    Sepertinya mas keliru dalam memahami surah Az-Zumar 53.
    HAI HAMBA2-KU YG MELAMPAUI BATAS TERHADAP DIRI MEREKA…”

    Yang dimaksud adalah hamba-hamba Allah, yang senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada Allah….
    1. Dengan tidak menikah, padahal Allah telah memberikan keleluasaan untuk meneruskan keturunan, begitu juga dengan menahan syahwat.
    2. Dengan tidak makanan-makanan tertentu, padahal Allah lebih mengetahui kebutuhan nutrisi tubuh manusia.
    3. Dengan menyendiri, padahal Allah lebih mengetahui bahwa setiap manusia butuh interaksi sosial terhadap sesamannya.
    4. Namun mereka pada dasarnya selalu berbuat kebajikan terhadap sesamanya bahkan dengan binatang dan tumbuhan sekalipun.

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  72. haniifa said

    @mas Agor
    Mohon maaf, kalau komen saya nggak nyambung sama judul postingan 😉

    Suka

  73. aburahat said

    @Hanifah
    Rame nih. Mas Hanifah. Saya ingin bertanya. Siapa yg berani melarang klu Allah memberi pengampunan trhdp hambanya. Saya rasa tdk ada. Krn pengampunan Allah didahului oleh HIDAYAH. apakah hanya 1 mnt. Kita tdk bs berbuat apa2 Krn Hak Yg Maha Kuasa. Apakah dia Majusi, kafir atau apa saja predikatnya. Sebab klu pengampunan Allah dilaksanakan berarti predikatnya yg sblm sdh tdk ada lagi. Kita fokuskan masalahnya pd PENGAMPUNAN dan bukan pd PREDIKAT orang itu

    Suka

  74. haniifa said

    @mas Aburahat
    Rame… 😀
    Trim’s kasih mas, biarlah… mudah-mudahan ada manfaatnya minimal buat kita, seperti apa kata mas Aburahat setidaknya kita mendapat tingkat pemahaman yang lebih di ridoi oleh Allah.
    Kembali ke pertanyaan mas :
    Krn pengampunan Allah didahului oleh HIDAYAH. apakah hanya 1 mnt. Kita tdk bs berbuat apa2 Krn Hak Yg Maha Kuasa.
    Apakah dia Majusi, kafir atau apa saja predikatnya.

    Betul sekali, pintu Hidayah Allah lebih besar dari MurkaNya. Dan untuk menjawab pertanyaan diatas maka dalam kenyataan ini ternyata masih banyak suku-suku terasing yang tidak terjamah oleh dunia luar atau dengan kata lain mereka menganut keyakinan berdasarkan leluhurnya. Hal seperti inilah yang menjadikan pengkondisian tersebut.
    Dan ini sangat berbeda dengan orang-orang yang telah berinteraksi dengan tantanan masyarakat yang sudah memahamai tatacaran peribadahan kepada Allah tentu sesuai dengan Sunnatullah dan Sunnah RasulNya.

    Suka

  75. aburahat said

    @Hanifah
    Mas benar sekali. Kita berdoa kpd Allah mudah2an mereka mendpt Hidayah dari Allah dan menjadi Hamba Allah yg ber Iman. Allah lbh mengetahui caranya. Mungkin sulit kita bayangkan bgm nanti cara mereka ber Iman. Tapi bagi Allah sangat mudah. Insya Allah. Laa haula wa laa quata illa billah

    Suka

  76. haniifa said

    @mas Aburahat
    Tapi bagi Allah sangat mudah. Insya Allah. Laa haula wa laa quata illa billah, Amin.
    Trim’s mas, bahagia sekali rasanya dapat berdiskusi dengan rekan-rekan yang senantiasa menambah wawasan pada saya.

    Suka

  77. aburahat said

    @Hanifah
    Alhamdulillah. Semua Puji dan Syukur hanya utk Allah Maha Pemberi: Inna lillahi wa Inna Lillahi Ra’jiuun. Semua dariNya dan aakan kembali pdNya

    Suka

  78. Abudaniel said

    Assalmua’alaikum,
    “Seorang pembunuh telah membunuh 99 orang. Kemudian dia datang pd seorang pendeta Katolik dan menceritakan semua perbuatannya. Kemudian sipembunuh bertanya: Apakah dosa saya bisa diampunkan. Pendeta katakan TIDAK. Kontan sipembunuh membunuh pendeta itu jd ke 100. Kemudian dia pergi ke seorang Ulama dan menceritakan kejadiannya. Kemudian dia bertanya: Apakah dosa saya bs diapunkan?. Ulama td menjawab: Allah Maha Pemurah dan Maha Pengampun. Maka pembunuh td keluar dr rumah Ulama td dg muka yg ber-seri.
    Sesudah beberapa langkah dari rumah ia meninggal: Pertanyaan bgaiamana nasib pembunuh tadi?”.

    @ Mas Haniifa,
    Cerita tersebut diatas, terdapat dalam sebuah riwayat yang panjang ( Sumber Haditsnya akan cari carikan, Insya Allah).
    Pada akhirnya sipembunuh mendapakan sorga.
    Sambungannya lebih kurang begini : Setelah kematian sang pembunuh, dalam perjalanan menuju tempat seorang alim yang disebutkan oleh Ulama terakhir untuk mendapat petunjuk, maka terjadi rebutan antara dua malaikat, yaitu malaikat azab dan malaikat rahmat. Sang Malaikat azab mengatakan, si pembunuh adalah milik dia (untuk diazab), sementara sang Malaikat rahmat mengatakan milik dia (untuk dimasukkan kesorga/diberi nikmat) karena dia memang tulus untuk bertobat.
    Maka diwahyukanlah oleh Allah kepada dua malaikat tadi untuk mengukur, jarak antara kampung yang ditinggalkan dengan mayat sipembunuh tadi dan jarak kampung yang dituju dengan mayat tersebut pula. Dengan hidayah Allah dan qudratNya, maka mengkerutlah bumi sehingga jarak mayat ketmepat yang dituju lebih dekat berbanding dengan jarak mayat dari tempat yang ditinggalkan. Happy Ending :D.
    Disinilah dapat kita petik satu pelajaran, Allah Maha Kuasa berbuat. Allahlah yang mempunyai Hidayah. Terserah Allah mau dikurniakan kepada siapa, selama “siapa” tersebut memang betul-betul mau bertobat dan memperbaiki diri.
    Dan satu lagi pelajaran, bahwa jangan gampang mengatakan, bagaimanapun besarnya dosa seseorang yang nampak oleh kita, dosa seseorang tidak akan diampuni oleh Allah, syahdan sirik sekalipun. Sejauh masih ada waktu an bersungguh-sungguh dan tulus memohon ampun dan tobat dari perbuatannya termasuk syirik, maka Allah tidak akan ingkar janji.
    Begitupula seseorang, yang kelihatan dari luarnya sangat alim belum tentu akhir hidupnya mendapt hidayah Allah.
    Bukankah telah diriwayatkan dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam, bahwa akan terjadi seseorang yang tadi hamapir seumur hidupnya mengerjakan amalan penghuni sorga kemudian mati dalam amalan penghuni neraka, begitu juga seseorang yang tadinya, hampir seumur hidupnya melakaukan amalan penghuni neraka, tetapi mengakhiri hidupnya dengan amalan penghuni sorga.

    Jadi apapun kejadian yang diperlihatkan kepada kita, apakah kita lihat dengan mata kepala sendiri maupun dari “katanya”, perlu diukur dan ditimbang dengan AQ dan Hadits dengan tidak lupa menggunakan akal untuk menalarnya. Jangan cepat-cepat kita dustakan dan jangan pula cepat-cepat kita terima.
    Wassalam,

    Suka

  79. aburahat said

    @Abu Daniel
    Terima kasih atas kelanjutan penjelasan ini. Memang demikian riwayatnya krn sdh lama sampai lupa. Sekali lagi terima kasih mas. Saya sekarang bebas dr beban membuktikan riwayat tsb

    Suka

  80. haniifa said

    Assalmua’alaikum,
    @mas Abudaniel dan @mas Abrahat
    Sungguh saya setuju sekali dengan :
    Jadi apapun kejadian yang diperlihatkan kepada kita, apakah kita lihat dengan mata kepala sendiri maupun dari “katanya”, perlu diukur dan ditimbang dengan AQ dan Hadits dengan tidak lupa menggunakan akal untuk menalarnya. Jangan cepat-cepat kita dustakan dan jangan pula cepat-cepat kita terima.

    Dalam hal ini saya tidak hendak memaksakan pendapat/ pemahaman pribadi, namun sekali lagi kita lihat secara jernih dan saya sebelumnya mohon maaf jika dalam pemahaman berbahasa agak kurang memadai.

    Didalam konteks berbahasa ada 2 kaidah :
    ________________________________________
    1. D M (Sesuatu yang akan Diterangkan kemudian <bMenerangkannya)
    2. M D (Sesuatu yang Menerangkan untuk yang Diterangkannya)

    Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (baca: ay yusyraka), dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. [QS 4:48]

    QS 4:48 := Syirik adalah sesuatu yang akan “Diterangkan”, sedangkan hal yang menerangkannya adalah “yang menpersekutukan Allah”, jadi dapat disimpulkan bahwa ayat ini menggunakan kaidah DM.
    Analiasa A :
    1. AQ menggunakan kata “Innallaaha” artinya “Sesungguhnya Allah” dengan kata lain Allah dan Rasulnya benar-benar menekankan bahwa ay yusyraka adalah sesuatu yang tidak boleh dianggap enteng.
    2. Dalam surah diatas, diakhir ayat lebih ditegasi lagi dengan “may yusyrik billahi” adalah sesuatu dosa besar… Allahu Akhbar, atau Allah Yang Maha Besar menyatakan dalam AQ bahwa itu dosa besar… bisakah kita bayangkan besarnya seperti apa ??
    3. Kaidah DM diayat diatas tidak dijelaskan untuk agama apa ?? Artinya baik Islam, Nashrani, Yahudi, Budha, Hindu, Kepercayaan bahkan Atheis… semua tetap berlaku tampa pandang bulu.

    Selanjutnya …….

    Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. [QS 4:116]
    Analisa B :
    Penjelasannya hampir sama dengan QS 4:116, hanya dalam hal ini ada penekanan yang lebih spesifik yaitu : “maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya

    Kesimpulan saya:
    Baik analisa A maupun analisa B, dua-duanya menggunakan kaidah berbasaha terjamahaan dalam segi Bahasa Indonesia, Insya Allah akan lebih jelas lagi jika menggunakan bahasa Aslinya (baca: Al Qur’an).
    Jujur saja, walaupun ada sejuta terjemaahan dan sejuta hadits, atau ada sejuta ustad yang memaparkan kedua ayat tersebut. Insya Allah saya tidak bergeming sedikitpun.
    Bahwa…
    Ada satu dosa yang tidak diampuni oleh Allah, yaitu Musyrik”
    Kedua….
    Hal ini sangat nyata dan jelas dalam kisah “Fir’aun”

    Jika pemahaman saya salah, sesungguhnya ini akibat kebodohan dan akibat tangan saya pribadi (baca: Haniifa).

    Tambahan:
    Mohon dilupakan jika sanggahan saya keliru, umumnya bagi pembaca postingan ini.

    Wassalam, Haniifa.

    @
    Penjelasan yang cantik dari Mas Haniifa,
    Kalau boleh ada kiranya yang juga perlu digarisbawahi :”… bagi siapa yang dikehendaki …”. Jelas di sini ada hak mutlak dan perlu kita memahami persyaratan untuk masuk pada kriteria :”bagi siapa yang dikehendaki”…,
    Salam.

    Suka

  81. haniifa said

    Wahh… apakah haniifa anti hadits ?!

    Silahkan baca : padahal promosi… 😀

    Mekah sebagai pusat bumi 2

    Suka

  82. Abudaniel said

    Assalamu’alaikum,
    Mas Haniifa, betul Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. Kapanpun dan dimanapun, kecuali sipelaku syirik kembali dan bertobat dan tidak melakukan kesyirikan lagi. Seperti para shahabat Nabi dan para awalun muslimin. Atau seperti para mualaf sekarang ini.
    Shahabat Rasul semua adalah mualaf. Hanya beberapa orang saja yang terlepas dari penyembahan berhala dan penyekutuan Tuhan.
    Tetapi setelah mereka “kembali” kepangkuan Islam, dosa mereka diampuni. Semua, bukan hanya separoh. Malah ada seorang shahabat Nabi, begitu meninggalkan kesyirikan dan bersyahadat, kemudian langsung menuju medan perang (jidah), mati. Syahid fisabilillah. Apakata Rasul, “shahabatmu itu orang yang beruntung”. Karena belum pernah satupun shahabat tersebtu melakukan ibadah wajib dalam Islam.
    Jadi, kalau ada secuil kesyirikan didalam hati, segeralah bersihkan. Sejauh nyawa masih dikandung badan.
    Wassalam,

    Suka

  83. aburahat said

    @Hanifaf dan Abu Daniel
    Tentang sirik yakni menyekutukan Allah. Saya bersama anda2 dan semua Muslim yg sepaham kita. TIDAK ADA PENGAMPUNAN dari Allah. Terkecuali klu dia bertaubat sblm ajalnya dan Allah terima taubatnya. Jadi mati dlm kemusyrikan TAK ADA AMPUNAN Allah setuju.
    Maaf dlm riwayat td yg menjadi pertanyaan adalah Allah menerima taubatnya atau tdk. Menurut saya seseorang yg dgn Ikhlas menyatakan taubatnya sdgkan dia tdk mengetahui kapan ia mati. (terkecuali sdh dlm sakralmaut) menurut keyakinan saya Allah menerima taubatnya. Dismping itu sblmnya ia tdk mengenal taubat. Jadi utk ia bertaubat menurut saya itupun hidayah Allah. Wasalam.

    Suka

  84. haniifa said

    Assalamu’alaikum,
    Terima kasih, @mas Abudaniel dan @mas Aburahat
    Telah membuat saya lebih memaknai kedua ayat tersebut diatas, semoga Allah selalu memberikan Taufik dan HidayahNya kepada seluruh pembaca diskusi kita, Amin.

    Begitu juga dengan keterangan mas Abudanil soal “Syahid fisabilillah” lebih membuat keyakinan saya bertambah, bahwa “Ampunan Allah” berlaku umum kepada siapa saja, tampa membeda-bedakan Agama dan Golongan syaratnya cuma satu yaitu “Jangan Musyrik”.
    Namun sayangnya kebanyakan orang, umumnya diluar Muslim tidak mengerti bahwa itulah sebenar-benarnya “Truth Claims“.

    Wassalam, Haniifa.

    Suka

  85. haniifa said

    Truth Claims“…. saya jadi teringat uraian @mas Elza di :

    Bagaimana membayangkan “keberadaanNya”

    Suka

  86. […] pada foto selalu bernilai keajaiban, sebagai mukjizat.  Tentu tidak ada salahnya kita juga memahami apa yang disebut mukjizat, dan sekaligus juga kita perlu renungkan, mengapa ada  tulisan “itu” pada terong atau […]

    Suka

  87. syarif said

    asswrwb,anda semua membahas tentang keimanan,semua org yg hidup itu beriman yaitu percaya,yg tau masalah keimanan seseorang itu adalah tuhan yg menguasai bumi ini lain dr yg lain,tuhan hanya tidak menyukai seseorang melakukan sesuatu perbuatan terlihat maupun tidak terlihat dgn melampaui batas.{hanya itu}selebihnya kita yg diberikan akal dan pikiran tinggal menimbang mana yg baik dan mana yg buruk.{dibuka akal pikir dan rasa yg ada pada diri kita}{lihat surat al-araf., diantara mahkluk bergerak yg paling buruk dalam pandangan allah adalah orang yg tidak mengerti} jgn anda semua menyalah artikan asmaul-husna {nama2 tuhan} tuhan itu maha suci,klu tuhan yg suci berarti diri kita yg kotor,sucikan!!!.tuhan itu maha kaya,berarti kita yg miskin,berusaha!!!.,{karna kemiskinan lebih dekat pada kekufuran }tuhan maha tau berarti kita bodoh, belajarlah!!!{masih banyak lagi asmaul-husna 99}.semua kunci itu ada didalam alquran, {baca dan ingatlah}klu anda meragukan akan isi alquran siapa yg akan kamu percai lagi karna alquran itu tdk ada kebengkokan didalamnya{ allah lah yg menjaga semua itu }sekalipun bangsa jin dan manusia berusaha mau merubahnya. {tdk ada yg bisa!!}klu anda mencari hakekat islam yg sebenarnya jgn lupakan asal usul diri kita.{darimana asal diri kita dan mau kemana diri kita}{kebanyakan manusia itu tdk memperhatikan akan doanya}. rukun iman itu ada 6 oke 1.percaya kepada tuhan{ buka surat an-nur baca!!} 2.percaya kpd malaikat{lihat diri kita.kita bisa melihat tp jng asal lihat!!}3percaya kepada rosul {lihat makam dan sejarah para nabi dan lihat makam para 9wali dan jng lupakan akan sejarah perjuangannya!!! }4.percaya kpd kitab{ lihat/baca/dan KAJI alqur-an!!jangan anda seperti monyet menggulung2 kelapa,tau isinya bagus tp tidak tau membukanya}5.percaya kepada adanya surga dan neraka{klu kita lg senang banyaklah bersyukur,jng kufur nikmat!! klu kita nganggur berpuasalah!!dan minta!! buka surat albaqarah!!}6.percaya kpd hari akhir/kiamat {dari jaman para nabi s/d sekarang belum pernah terjadi kiamat itu tidak usah dibahas karna ilmu semua itu ada pada tuhannya.kita cukup percaya aja{kita lihat akan umur dan ajal diri kita!!}semua yg hidup itu akan mati makanya yg giat kita hidup didunia mencari ilmu dunia,untuk bekal nantinya allah swt wajib adanya tapi tidak ada pada adanya carilah sipat2 allah agar kita tidak kebingungan membuka diri pada diri kita sendiri.seseorang yg diberikan kelebihan oleh tuhannya dia tidak akan mengemukakan atau mengutarakan.{kita itu tidak ada apa2nya dimata tuhan kita.kita merasa bodoh karna semua itu tuhan yg tau segalanya tentang diri kita semuanya} kalau anda merasa tidak tau jangan berani mencoba mengemukan pendapat anda didepan publik atau dimana saja karna praduga prasangka itu hukumnya adalah berbohong{bersaksi palsu}setan itu maha sakti juga lho!dia udah menyatu dgn diri kita yaitu{nafsu} dan kita tidak akan pernah menyadarinya. dia seakan2 seperti mengajak diri kita itu kepada kebenaran padahal dia itu membawa diri kita pada kebodohan {hati-hati!!}{baca surat an-nur!!} klu anda ingin tahu tanyalah kepada orang yg berilmu!!kalau tanya jng asal tanya. tanya kedalamnya orang itu {apa dia berbicara atas petunjuk atau mengada ada aja!! }agar anda tidak tersesat dan agar anda mendapatkan sesuatu atau yg memang tuhan akan berikan kepada anda atau mungkin yg anda cari selama ini.amin {segala sesuatu yg kita cari dialam ini yaitu WUJUD }

    Suka

  88. […] Selain karena bernilai berita, memang empat orang meninggal berdesak-desakan untuk mendapatkan air keajaiban dari batu ajaib yang dicemplungkan oleh tangan Ponari merupakan berkah buat Indonesia, setidaknya […]

    Suka

  89. haniifa said

    {segala sesuatu yg kita cari dialam ini yaitu WUJUD }
    ______________
    hua.ha.ha.
    pantasan @Mas Syarif kalau mau mandi jadi ling-lung… ternyata malah sibuk mecari wujudnya badannya sendiri.

    Cari ajah sendiri nggak usah bawa kita-kita… 😀

    @
    😀

    Suka

  90. […] ribuan orang.  Kualitas keajaiban seolah akan berlangsung sepanjang jaman.  Benarkah?, benarkah Allah berfirman tentang keajaiban berlangsung sepanjang masa !.  Apakah sama tuhan dengan David Copperfield […]

    Suka

  91. […] Selain karena bernilai berita, memang empat orang meninggal berdesak-desakan untuk mendapatkan air keajaiban dari batu ajaib yang dicemplungkan oleh tangan Ponari merupakan berkah buat Indonesia, setidaknya […]

    Suka

Tinggalkan komentar