Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Tolong Nanti Bantu Biaya Penguburan Saya Ya….

Posted by agorsiloku pada November 16, 2007

“Saya nih Pak Agor… sudah jatuh tertimpa tangga lagi. Dulu saya hidup senang, bahkan tahu yang namanya Amrik”

“Sekarang, karena bla…bla…bla… saya hidup miskin. Semua yang namanya teman ini.. bla…bla..bla… pengusaha tanker ini, jendral itu… saya kenal baik. Tapi sekarang setelah saya miskin, bahkan hape pun tak punya, ditemui saja susah. Membantu saja cuma segepok uang yang hanya cukup untuk satu kali naik taksi. bla…bla…bla”.

“Bahkan karena kemiskinan saya, meskipun saya lulus sarjana, saya pernah jadi pemulung. Sekarang ini saya tak kuat pula bekerja keras, karena sakit jantung saya. Anak saya baru sedikit sembuh juga dari operasi organ dalamnya yang sakit. Isteri saya pernah bangun pagi lalu berkeliling perumahan dan kampung untuk mencari sampah plastik dikumpulkan untuk makan”

“Hanya satu saja yang saya berusaha tetap jaga. Iman saya pak”.

Nanar matanya menatap masa depannya. Menatap anak dan isterinya yang juga dibawanya bertamu ke rumah.

Dalam hati saya berkata,:”Sial bener tuh orang, sudah ditolong masih juga ingin curhat!”. Astagfirullah. Betapa mudahnya pikiran jelek hinggap di hati ini.

Setelah hampir tiga empat jam bercerita tentang berbagai derita dan keluh kesahnya, tiba-tiba muncullah ide menasehati. Begini Pak, sahutku sok bijak.

“Begini Pak, geser aja pola pikir Bapak itu. Musibah yang datang berturutan itu, Bapak syukuri saja deh. Bapak beruntung sekali Allah telah mengingatkan Bapak di dunia ini. Coba kalau Bapak menerimanya nanti. Kan lebih susah lagi kan…”

“Saudara Bapak yang super kaya itu, beruntung Bapak tidak dikasih bantuan apapun… Itu pahami saja pak bahwa Allah sedang membersihkan semua rejeki yang Bapak terima harus halal. Dengan begitu Allah tidak ijinkan Bapak menerima bantuan dari orang yang hartanya tidak bersih….”

Sepulang tamu ini, saya merenung dalam hati, :”Ya Allah, betapa besar nikmatMu telah Engkau berikan padaku dan keluarga. Sedikit saya mensyukurinya.” Dalam hati, saya malu benar dengan nasehat ini.

“Pak … serunya lebih pelan… kalau boleh saya minta tolong lagi. Kalau nanti saya mati, bantu biaya penguburan pak….”

“Ah Bapak ini, insya Allah deh, kalau saya juga masih hidup dan Bapak meninggal duluan. Kita nggak tahu Pak, siapa di antara kita yang hidup lebih lama. Kita nggak tahu Pak. Begitu juga rezki, kapan saja Allah berkehendak, maka akan diambilNya. Tapi Bapak tenang saja deh, jangan khawatir, gelandangan tanpa keluarga, tanpa siapapun, tak akan dibiarkan mati tanpa kubur!. Pastilah akan ada yang menguburkan. Kematian itu bukan persoalan orang yang mati Pak, tapi menjadi bagian dari orang yang hidup”.

“Ya Pak, tapi saya membutuhkan ketenangan hati”. Dia menatap isterinya, mungkin dengan sedikit nanar.

“insya Allah Pak,” sahut saya perlahan juga.

4 Tanggapan to “Tolong Nanti Bantu Biaya Penguburan Saya Ya….”

  1. Swiwi™ said

    wah… saya bahkan nggak pernah mikir sampai kesitu Kang…

    makasih udah diingatkan dengan sentilan kecil ini…

    @

    Saya juga sama… diingatkan tamu bahwa kematian itu sesungguhnya dekat dengan kita…

    Suka

  2. kurtubi said

    Orang itu masih tegar ternyata.

    “Hanya satu saja yang saya berusaha tetap jaga. Iman saya pak”.

    nanar mata saya melihat tulisan itu… 🙂

    @
    Menjaganya…ya…ya…ya…itu perjalanan yang selalu kita inginkan dan kita selalu ingin mendapatkan kemudahan saat menjaganya… pada setiap sisinya kita diujiNya….

    Suka

  3. tia said

    bnr jg jk kubur tu bkn urusan orang mati tp mjd bag yg hidup, mk dritu sy akn bnyk mnabung u/ anak ktunan sy, akn sy wariskn & dgnkan dg bijak. sbgian u/ biya aq d… ntar klo ajal mjmput.

    @
    Komentar yang menyejukkan… saya jadi malu….

    Suka

  4. haniifa said

    “Waah…kesannya putus asa yach!”

    @
    sepertinya begitu…

    Suka

Tinggalkan komentar