Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Pertemuan Di Jalan Sempit, Yang Mengatur Urusan Dunia

Posted by agorsiloku pada Juni 28, 2007

Kami saat itu tengah menuruni bukit dalam satu perjalanan wisata yang tak begitu jauh dari Kota Bandung, dari arah bawah kutahu ada mobil yang juga menderu berjuang ke atas, menempuh jalan sempit di tengah cuaca dan jalan yang tidak begitu bersahabat. Sebagai supir, aku merasa was was. Jalan ini terlalu sempit untuk bertemu dua kendaraan, juga terlalu licin karena habis hujan sedangkan jalan hanya sedikit berbatu dan sebagian besar masih dari tanah yang hanya ada satu jalur kendaraan, yang secara alami terdisain oleh dua roda kendaraan roda empat. Bagian tengah jalan dan kiri kanan jalan tidak teratur dan terbentuk selokan kecil yang terjadi akibat erosi saat hujan. Kadang stir kubelokkan sedikit untuk menghindari ranting-ranting pohon yang ada di kiri atau kanan jalan. Tak banyak sih, tapi jelas tak ingin mobil ini tergores.

Rem tangan difungsikan. Dengan kemiringan jalan menuruni bukit, aku tak berani mengerem secara tiba-tiba, resiko dijalan licin adalah slip. Ini jelas berbahaya.

Mobil dari bawah, yang mungkin knalpotnya bocor terdengar keras mengaung di antara semilirnya udara perbukitan. Mobil yang kupakai juga menuruni bukit, dengan kecepatan mungkin sekitar 10-15 km per jam. Perasaan cemas makin menjadi-jadi. Biarpun kecepatannya lambat, dan berusaha direm sedikit demi sedikit namun jalan licin dan gaya gravitasi bumi malah mendorong mobil semakin cepat. Pilihan mengerem bukan pilihan yang gampang (resiko malah mobil akan terbalik !).

Deru mobil dari bawah semakin keras. Aku pahami pula, mobil dari bawah juga tidak bisa menghentikan atau pelan. Jika berhenti di tanah yang kurang padat dan sedikit basah malah akan sulit maju lagi. Apalagi jika muatannya banyak. Jadi kesimpulannya, ke dua mobil dari arah berbeda ini sedang menuju tabrakan atau paling tidak serempetan. Terpikir olehku, serempetan masih “lebih baik” dari pada rem tiba-tiba yang beresiko tinggi.

Detik-detik pertemuan sudah semakin dekat… Kendaraan dari bawah sudah mulai terdengar. Tampaknya, dikelokan berikutnya pertemuan kedua kendaraan ini akan terjadi. Keduanya, mungkin sudah menyadari bahwa pertemuan dua kendaraan ini sudah kian menjelang.

Beberapa detik kemudian, kedua mobil ini berpapasan… selamat. Pada saat pertemuan itu, kebetulan sekali jalan agak sedikit berbelok dan kebetulan pula jalan melebar sehingga kedua mobil bisa berpapasan dengan baik. Di sepanjang bukit ini, mungkin hanya dua atau tiga titik pertemuan yang memungkinkan dua mobil berpapasan.
Aku terhenyak, dan bersyukur . Untunglah ada penyelamat di saat yang sudah begitu kritis. Tak terbayangkan, tak terpahami, siapa yang mengatur sehingga kedua mobil ini, dengan segala persoalan masing-masing melalukan pertemuan di tempat aman?. Jadi, siapa sesungguhnya yang mengatur kecepatan mobil ini, siapa yang menentukan berapa kekuatan mobil, injakan rem, beban berat kendaraan sehingga pada titik itulah pertemuan terjadi?.

Puji syukur kehadiratMu ya Rabb. Maha Pengatur dan Maha Teliti. Ampunillah hambaMu ini, dan hindarkanlah dari azab neraka.
QS : 79 An Naazi’aat 5: dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia) .

10 Tanggapan to “Pertemuan Di Jalan Sempit, Yang Mengatur Urusan Dunia”

  1. elzach said

    Assalamualaikum Wr wb.
    Sungguh tak terhitung nikmat Allah, dan diantara nikmatNya adalah tanda-tanda kekuasaanNya yang seharusnya terbaca dengan sungguh-sungguh oleh manusia.
    ketepatan pengaturan sebagaimana pengalaman diatas sebenarnya tak terhitung banyaknya terjadi, bahkan dalam tubuh kita sendiri tanpa kita sadari, sedemikian tepatnya sehingga kita punya mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, anggota tubuh untuk segala keperluan dsb dsb, bahkan pada tiap pembentukan sel tunggal dalam diri kita terkandung proses maha rumit yang butuh ketepatan tinggi.
    sedikit saja aturan ketepatan itu berubah, maka tubuh kita tidak akan berwujud atau bergerak sebagaimana mestinya.
    betapa rapuhnya manusia, suhu naik 1 derajat saja sudah sangat terpengaruh, di dalam tubuh jadi demam, dan jika terjadi di lingkungan manusia efek pemanasan global 1 derajat bisa berakibat banyak bagi keseimbangan alam.
    andai nafas kita distop 3 tarikan saja, atau jantung berhenti denyut 1/2 menit saja, niscaya melayang nyawa ini.
    bumi diciptakan dalam keadaan yang sangat terjaga, diberi pelindung dari kekuatan dahsyat dari luar bumi dengan berbagai pelindung, misal magnet bumi, atmorfir, ozon dsb. , lokasinya tidak terlalu jauh dari matahari shg tidk beku dan tidak trlalu dekat dgn matahari shg tidak membara, pergantian musim untuk bercocok tanam, penyulingan dan daur ulang air melalui siklus aliran-laut-uap-hujan, Grafitasi bumi yang sangat vital, pergantian siang malam untuk memberi waktu bagi manusia bekerja dan istirahat, diberikan petunjuk berupa Para Nabi dan kitab Suci, dan usia yang cukup untuk berpikir tentang kebenaran, sehingga diharapkan mampu mencapai husnul khatimah, dan itulah hadiah bagi orang2 yang pandai bersyukur.
    Dan mereka yang lalai dari segal tanda ini, mengabaikan waktunya yang terbatas dengan kesenangan duniawi yang melenakan dan tiada memikirkan untuk menempuh kebenaran, sehingga mati dalam keadaan yang tiada beriman, maka itulah hadiah bagi orang yang tiada pandai mensyukuri segala nikmat Allah yang tak terhitung ini.
    Astaghfirullah, semoga Allah mengampuni segala dosa kita dan mewafatkan kita dalam keadaan husnul khatimah, dalam keadaan yang diridhoiNya. Amiin ya Robbal Alamin.
    Wassalamualaikum wr wb.

    @
    Amin… tanpa kita sadari, setiap detik adalah nikmat dariNya.

    Suka

  2. madsyair said

    Lha wong Gusti Alloh yang menciptakan ilmu Matematika dan Fisika, jadi pasti tepat hitungannya.

    @
    Juga matematika dan fisika dalam kondisi “jika dan hanya jika”, bahkan sepertinya tanpa pendekatan statistik ya. 😀

    Suka

  3. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

    @
    Betapa sadar atau tidak dalam mereka-reka kita begitu mudah terjebak dalam nafsu yang mendustakan. Semoga kita terhindar dari keinginan untuk mendustakan nikmatNya.

    Suka

  4. Joerig said

    seringkali Tuhan mewarnai kehidupan ini dengan kebetulan-kebetulan … 🙂

    @
    kebetulan yang karena kita tak sanggup memahaminya 😀

    Suka

  5. Ibrahim said

    Maha Suci Allah dari segala prasangka kita terhadap-Nya. Maha Pengatur, Yang Maha Melaksanakan Aturan-Nya.

    Suka

  6. Lilik said

    Syukur Alhamdulillah.
    Mungkin pengalaman anda memang di design oleh Allah aar kita senantiasa berpasrah kepada Allah, dan juga agar kita senantiasa bersyukur atas rahmat dan lindunganNya.
    Jangankan hanya dua mobil. Seluruh alam semesta raya ini yang penuh dengan planet-planet begitu rapi dalam pengaturanNya.
    Bayangkan kalau planet-planet yang ada di semesta raya ini tidak diatur, berputar dan meluncur dengan sendirinya.

    @

    Amin, pada setiap sisi kehidupan…. kita sesungguhnya tidak pernah tahu juga, apa yang sedang kita lakukan saat ini. Belajar pada saat ini, memahami pada saat ini adalah bagian dari suatu masa depan yang “dipersiapkan”…..

    Suka

  7. sikabayan said

    6:59
    Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).
    euh… menurut kabayan teh banyakan daun yang jatuh dibandingkan 2 mobil mah atuh kang…

    @
    Nnggih, bahkan pada level subatomik… kita bisa melihat tanda-tanda kehadiranNya…..

    Suka

  8. setiaji said

    Terkadang ada hal-hal irasional yang harus diyakini 100% dalam iman kita. Contoh nyatanya adalah peristiwa Isra Mi’raj dan salah satunya pengalaman Bpk.

    @
    Isra Mi’raj… sangat rasional dalam khasanah ilmu. Percaya bagian dari ungkapan kesalehan….
    pengalaman bermobil ria… siapapun mengalaminya, beragam “kebetulan” dalam hidup. Rencana manusia, tapi bukan kita yang menentukan…..

    Suka

  9. sikabayan said

    euh… kabayan juga merasakannyah… memang terlalu banyak kebetulan disepanjang kehidupan kabayan… rasanyah terlalu ajaib… bahkan mungkin Maha Ajaib, kalau dialami semua orang, kebetulan juga planet tidak ada yang bertabrakan…
    kabayan pikir2 teh mungkin sajah semua kebetulan tersebut adalah ungkapan lain dari memelihara dengan sembunyi-sembunyi…

    @

    kehidupan… itu juga sudah keajaiban ya…

    Suka

  10. […] pengaturanNya mencakup segala apa yang menjadi pilihan tindakan manusia dan Allah menetapkan dalam perjalanan di setiap jalan yang ditempuh. Resultante-resultante yang begitu halus bergerak dalam berbagai miliaran kehendak bebas manusia […]

    Suka

Tinggalkan Balasan ke madsyair Batalkan balasan