Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Akal Itu Di Batok Kepala Apa Di Dada Sih Yah?

Posted by agorsiloku pada April 20, 2007

Pertanyaan dari rekan Helge membuat saya mengernyitkan jidat yang rasanya semakin lebar saja 🙂 ,

“Iya yah… akal itu di batok kepala atau di dada?”. Hanya ada dua pilihannya, nggak akanlah disimpan di dengkul.

Sebelum berpikir ke sana, saya juga nggak paham apa itu akal (aqli). Samakah ini dengan yang disebut berpikir, samakah dengan rasio atau apalah. Ternyata saya tidak bisa menemukan (belum mendapatkan jawaban yang — enak– ).

Hanya, “rasanya” saya membuat sok definisi dulu saja ya Pak. Mana bisa narik kesimpulan, kalau nggak ada definisi yang “disama-samakan” ya Pak.

  1. Pikiran adalah segala sesuatu yang bersumber dari stimulus luar yang masuk ke jaringan tubuh atau ada di dalam jaringan tubuh kemudian di olah dan menghasilkan sesuatu?. Stimulus itu bisa rangsang fisik, kimia, dari dalam atau luar. Jadi, dia adalah sesuatu yang diolah oleh neuron-neuron dan sistem syaraf terhadap rangsangan dari luar. Pengolahan itu, ditempatkan di otak. Otak bolehlah diklasifikasi sama neurolog, otak sadar atau tidak sadar, atau apalah. Namun, saya tempatkan saja otak sebagai media proses apa saja seperti halnya memori komputer.
  2. Hati adalah sesuatu “rahasia Illahi” yang ditempatkan Allah untuk mengenali segala sesuatu yang dapat dipahami dari sesuatu kepada atau karena sesuatu. Hati ini letaknya di dalam dada, sesuai dengan ayat Allah yang berkenaan dengan ini (QS 22:46). Segumpal hati “mungkin” bisa jadi menyimpan informasi, tapi tidak mengolah informasi, tetap saja informasi akan disimpan dalam otaknya. Otak menyimpan sebagai Hardisk (storage) dan juga RAM-nya (memory) di situ. Jadi menurut saya, hati itu layar monitor saja. Jadi tidak juga menyimpan informasi.
  3. Akal adalah satu sistem nilai yang datang dari 1) dan 2) Kombinasi dari sistem kerja pikiran dan sistem hati untuk mengambil sebuah keputusan logis bagi manusia. Seperti apa sistem hati?. Tidak tahu. Dimana letaknya intuisi? Juga tidak tahu.

Nah, karena sudah diarahkan begitu 🙂 , maka jawabnya akal ada di dalam dada. Otak tidak lebih dan kurang hanya sebuah processor saja yang mengolah dan menyimpan data. Selanjutnya hasil dari otak dikirim ke “layar” lalu dikombinasikan dengan sistem hati. Kemudian terjadilah pemahaman dan keluarlah keputusan logis. Jadi akal adalah buah dari pikiran dan hati yang menghasilkan keputusan terhadap informasi yang diterima.

Manusia berakal adalah manusia yang memiliki kedua kombinasi itu, karena itu dia bisa mengerti apa arti kearifan dan kefasikan. Kalau pertemuan unsur hati dan pikiran ini bersifat baik, maka bunyinya pengendalian hawa nafsu (hati yang diberi hidayah), kalau pertemuan keduanya “amarah”, maka artinya kagak bisa ngendalikan itu nafsu.

Dimanakah letak produk otak?. Kalau itu untuk melakukan hasil olahan dengan hati maka harus ada masuk ke monitor dululah. Seperti mata yang melihat layar komputer, pengolahan dan output digitalnya ada di hasil microchip, tapi kemudian dibaca kembali ke layar. Data digital diubah lagi ke data analog di layar komputer. Dari layar itulah kita membaca. Nah, ini dimana?… saya juga nggak tahu Pak Urip, apakah pada seluruh bagian dari raga, atau cukup info ini masuk ke hati.

Kalau sukanya sih, saya bilang di hati saja. Kenapa, karena pembisik itu ke hati juga. Kalau Harun Yahya menjelaskan dengan gambar, bahwa bayangan digital dari mata masuk ke otak, dan menjadi gambar dalam otak. Kalau saya nggak suka , bahwa ini harusnya (logisnya) di hati. Dan hati di dada.

“Mmmm terus bagaimana dengan kalbu (qalb) atau godspot atau matahati, atau apa deh istilah di sekitar itu?”

Kalau kalbu… ha…ha…ha… itu ahlinya Aa Gym, manajemen kalbu. Godspot nggak tahu juga, matahati juga, intuisi juga, wah ribet tuh?”. Bisa jadi itu bagian dari alat-alat komunikasi antara fisis dan metafisis. Saya tak tahu !. Sungguh.” Hanya sih kalau merujuk pada ayat yang menjadi gemetarlah hati orang yang beriman, karena kulit mereka takut di waktu itu takut kepada Tuhannya (QS Az Zumar 23), maka informasi itu setidaknya seluruh tubuh menerima informasi dan bereaksi terhadap petunjuk Allah. Jadi, meskipun god spot ada di dahi atau bagian belakang atas kepala (dalam meditasi itu dipahami), namun reaksi berjalan pada keseluruhan sistem. Segalanya pada manusia adalah aura “god spot”.

“Kalau intelektual?”

Wah ini sepertinya pikiran rasional dan pemahaman logika. Else … if….

“Kalau cerdas?” Ini juga, kayaknya logikanya mengalir lancar.

Kalau pemikir itu cerdas nggak?“.

“Wah… temen saya bilang kalau jidatnya lebar, dia seorang pemikir, kalau kepalanya botak itu tanda seorang pintar”

“Terus, kalau jidatnya lebar kepalanya botak, piye?”

He… he…he.. itu namanya : Dia pikir, dia pintar !

“Bentar jangan guyon dulu…. terus kalau ruh itu apa?”

Itulah yang membaca semua informasi yang diterima dari tubuh, yang membaca hasil pengolahan otak dan hati”.

“Apa itu ruh?”

Itu gaiblah… hanya Allah yang tahu. Ruh menempati jasad sebagai bagian dari sub sistem dunianya. Ngkali gitu, tapi jangan terlalu diseriusi. Yang nanya dan yang jawab sama tak tahunya.

Balik lagi ke hati. “Jadi, bener nggak bahwa memahami Al Qur’an harus dengan hati?.”

He…he..he. Kan gw udah bilang tuh, hati itu rahasia Illahi. Ada hadisnya kalo ngga salah. Yang jelas, memahami dengan hati itu, mungkin maksudnya dengan ikhlas. Tanpa keikhlasan, penggunaan pikiran akan melahirkan kesombongan.

Salam

Maaf kalau jawaban ini tidak memuaskan dan ngawur.

13 Tanggapan to “Akal Itu Di Batok Kepala Apa Di Dada Sih Yah?”

  1. Heheh knapa harus meminta maaf, kan namanya juga opini :).
    Kalo saya sih, apapun namanya, akal, hati, pikiran dan sebagainya itu semua hasil kerja otak, jadi kalau tanya ada dimana, ya ada di otak. Kalau otak kita rusak, atau tidak berfungsi sempurna, kemungkinan besar kita tidak bisa bertindak logis, apalagi tau baik atau benar. Coba saja tanya sama orang gila. Walaupun ini terdengar sangat materialistis, akan tetapi sensasi kita ‘ada’ atau disebut juga consciousness itu hanyalah kerja otak saja. Yang di dada itu bertugas untuk memompa darah sehingga yang dikepala itu bisa bekerja dengan baik :). cheers :D.

    @
    Yap, apakah otak berfungsi sebagai processor seperti pada komputer. Berarti hanya proses, bukan hasil… Hasil komputer dilempar ke layar lho…. dan dipahami oleh usernya…..

    Suka

  2. […] membuat trekbek dgn agorsiloku, dan siapa saja yg mau membangun diskusi tentang HATI dan […]

    Suka

  3. […] Sekarang mengenai Akal, banyak pengertian dan definisi akal. Bagi saya, akal adalah hasil kerjasama otak dan perasaan, […]

    Suka

  4. Haha otak itu berfungsi sebagai prosesor, RAM, monitor, speaker, dll. Ingat, we don’t see what our eyes see, we see what we think we see . Hal yang sama juga berlaku untuk indra2 lainnya2. Sekali lagi, persepsi kita tentang dunia ini smua dipegang otak, baik atau buruk, indah atau jelek, perasaan senang atau marah, dll. itu semua yang mengatur otak. Ketika anda menggumam dalam hati, sebenarnya anda menggumam dalam otak lho. Jadi sekali lagi hasil persepsi kita akan dunia dan sekitarnya yang mengatur masih otak…

    @
    Jadi sekali lagi hasil persepsi kita akan dunia dan sekitarnya yang mengatur masih otak..—> ya kurang lebih begitu, lalu yang MEMBACA hasil otak itu siapa?, Otak itu sendiri?. Kalau komputerkan jelas, yang membacanya kan usernya?…..

    Suka

  5. deedhoet said

    OOT: yang jelas ruh/nyawa bukan di kepala karena ada ayam & kambing tanpa kepala masih bisa lari-lari ke sana kemari bikin ngeri..
    @
    ingat ayam, biar kepala sudah terkulai, tapi badannya masih bisa lari-lari dengan kakiknya. Biar leher sudah bercucuran darah, tapi masih juga mau mematuk makanan …. saya juga ngeri ketika pernah melihat hal yang sama. Apakah betul nyawa bukan di kepala ya?.

    Suka

  6. […] Bumi, Seperti Matahari Juga.deedhoet pada Press Release :Tulisan Dihapus…deedhoet pada Akal Itu Di Batok Kepala Apa Di Dada Sih Yah?Enggar pada TRAGEDI LUMPUR LAPINDOEnggar pada TRAGEDI LUMPUR LAPINDOdeedhoet pada Pilih Mana […]

    Suka

  7. […] dan pertimbangkan kemungkinan terburuk, serta kondisi perbekalan dan peralatan. Kembali gunakan akal sehat. Mampukah melanjutkan perjalanan sambil mencari arah dalam gelap. Apakah tidak sebaiknya […]

    Suka

  8. […] ingatan akal?, merefresh,  kapan kita menggunakan  hati dan disaat mana kita  menggunakan akal , mungkin perlu dibulak balik lagi diskusi diskusi dengan rekan rekan yang setia sedang kehilangan […]

    Suka

  9. sikabayan said

    euh… belalang sembah kalau bertelur… kepala jantannyah dimakan sampail batas lengannyah… lalu badan si jantan tetap hidup satu bulan sebagai makanan segar bagi anak2nyah kalau menetas…
    euh hidup tanpa otak…. beu… kejamnyah betina… ah… pengorbanan jantan demi anak2nyah…

    @
    Pengetahuan baru… menarik sekali… agor baru tahu kemanfaatan “pengorbanan” sang jantan….

    Suka

  10. […] mengibuli kakaknya yang cerdas dan syarat pengalaman ini. Otak berkapasitas diatas rata rata yang tersimpan dalam batok kepala Eka bekerja cepat. Tak mungkin lelaki yang dicintai Bulan berasal dari luar perguruan, karena […]

    Suka

  11. […] memutilasinya. Dia katakan bahwasanya makhluk hidup bernama tanaman adalah tidak bernyawa. Kembali akal saya mendebat “Makhluk hidup adalah berkembang biak, manusia, hewan dan tanaman berkembang biak. […]

    Suka

  12. […] Kalaupun ada yang saya anggap belum jernih, penjelasan beliau mengenai jiwa sebagai bada energial (bioplasma) (hlm 84-85) mengenai kerusakan otak dan jiwa. Otak bioplasma itu berada persis dibalik otak fisik kita. Di sinilah seluruh kendali jiwa kita berada. Kerusakan jiwa bakal menimbulkan kerusakan otak, sebaliknya kerusakan otak juga bakal menyebabkan kerusakan jiwa (hlm 85). Namun, saya bisa memahami bahwa jiwa adalah unsur yang mengambil peran dalam kegiatan fisik manusia. Ketika ada kerusakan fisik, maka jiwa bisa kehilangan kontrol pada fisiknya atau bahkan kehilangan “pengetahuan”-nya. Sayangnya beliau tidak menjelaskan posisi hati : suatu sebutan yang menurut saya cukup penting dalam pembahasan mengenai jiwa, akal, dan hati. […]

    Suka

  13. […] dan pertimbangkan kemungkinan terburuk, serta kondisi perbekalan dan peralatan. Kembali gunakan akal sehat. Mampukah melanjutkan perjalanan sambil mencari arah dalam gelap. Apakah tidak sebaiknya […]

    Suka

Tinggalkan komentar