Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Perkembangan Teleportasi

Posted by agorsiloku pada April 14, 2007

Beam me up Scotty! Itulah kalimat khas Kapten Kirk ketika ingin kembali kekapal Enterprise dalam film Star Trek. Impian untuk bisa berpindah tempat dalam sesaat seperti mereka memang masih menjadi fiksi ilmiah, tetapi sebuah tim ilmuwan Denmark berhasil membuat terobosan dalam memindahkan informasi dari cahaya menjadi materi.

Adalah Professor Eugene Polzik dan timnya dari Institute Niels Bohr, terletak di Universitas Copenhagen Denmark, yang berhasil melakukan terobosan itu. Polzak dan timnya berhasil memindahkan informasi sebuah obyek makroskopik(terdiri dari atom yang sangat banyak) sejauh setengah meter. Mereka percaya jarak perpindahan tersebut akan bisa ditambah untuk kedepannya.

“Perpindahan antara 2 atom tunggal telah berhasil dilakukan 2 tahun lalu namun itu hanya dalam jarak beberapa millimeter.” Komentar Polzik. “ Metode kami memungkinkan terleportasi dengan jarak yang lebih jauh lagi karena melibatkan cahaya sebagai pembawa.” Tambahnya lagi.

Terobosan ini bukan berarti kita akan mulai berpindah tempat dengan cahaya dalam beberapa tahun kedepan. Yang pasti terobosan ini menandai sebuah perkembangan dalam bidang informasi kuantum dan komputer, memungkinkan perpindahan dan pemrosesan informasi dengan cara yang sebelumnya tampak mustahil.

Sumber : http://www.g2glive.com/?m=news.detail&id=1720

Bagaimana Teleportasi

Tim ilmuwan dari Institut für Experimentalphysik di Innsbruck, Austria dan National Institute of Standards and Technology (NIST) di Boulder, Colorado, secar terpisah berhasil melakukan teleportasi ion-ion dari unsur kalsium dan beryllium. Ini untuk kali pertama para ilmuwan dapat meniru teknologi Star Trek meski baru memindahkan ion sub atomik. Intinya, teleportasi ini adalah teleportasi kuantum.

  1. Sepasang ion, B dan C, yang terlibat diciptakan bersamaan.
  2. Keadaan yang ingin diteleportasikan diciptakan di dalam sebuah ion, sebut saja A.
  3. Salah satu ion yang berpasangan, B dilibatkan dengan A. Keadaan internal keduanya lalu diukur.
  4. Keadaan kuantum dari ion A dikirimkan ke ion C dan mentransformasikan ion C (sekaligus menghancurkan keadaan kuantum asli dari ion A).
  5. Keadaan yang diciptakan untuk ion A telah diteleportasikan kepada ion C.

Teleportasi ini berlangsung dalam hitungan milidetik dan pada saat penekanan tombol.

Lanjutannya berikut ini (maaf belum diterjemahkan…)

Quantum
The phenomenon of quantum teleportation was quickly changing from being an exotic by-product of quantum theory to becoming a practical application in computing and information transfer. Teleportation concerns the instantaneous transfer of information from one place to another. It circumvents the restriction on exceeding the speed of light (a restriction imposed by relativity theory) by making use of the phenomenon called entanglement. If two quantum systems are prepared together, so that their states are “entangled,” then separated to an arbitrarily large distance, measurement of the state of one system will instantaneously define the state of the second system. The state is said to represent a qubit, or quantum bit, of information.
Two scientific teams using different systems achieved teleportation of the quantum states of ions (electrically charged atoms). Previous experiments had demonstrated teleportation only with the quantum states of beams of light. The ion-teleportation experiments consisted essentially of preparing the initial quantum state of one particle and then teleporting that state to a second particle at the push of a button. Mark Riebe and co-workers at the Institute for Experimental Physics, University of Innsbruck, used three calcium ions trapped together at an ultrahigh vacuum. One ion constituted the source, and the second served essentially as carrier of information to the third, the receiver. Murray Barrett and his colleagues at the National Institute of Standards and Technology, Boulder, Colo., produced similar results with beryllium ions, using a different form of trap and experimental layout. Although there are many types of particles that might function as the basis of practical devices for storing and transporting qubits, including photons and atoms, trapped ions, or quantum dots, tiny isolated clumps of semiconductor atoms with nanometer dimensions, it was generally agreed that the ion-trap setup used in these experiments was one of the most promising candidates.

Meanwhile, advances continued to be made in experiments on teleportation of light. Rupert Ursin and co-workers at the Institute for Experimental Physics, University of Vienna, described teleportation of photons over a distance of 600 m (about 2,000 ft) and Zhao Zhi and co-workers at the University of Science and Technology of China demonstrated five-photon entangled states, an important step on the road to the development of quantum communication. Other experimenters were considering the transfer of quantum information via the interaction of matter and light. Physicist Boris Blinov and colleagues in the department of physics at the University of Michigan succeeded in observing entanglement between a trapped ion and an optical photon.

On the other hand, Irinel Chiorescu and colleagues at Delft (Neth.) University of Technology coupled a two-state system—made up of three in-line Josephson junctions—to a superconducting quantum interference device (SQUID) on the same semiconductor segment. The SQUID served as a detector for the quantum states, and entangled states could be generated and controlled. The experiment pointed the way to the possible use of solid-state quantum devices for controlling and manipulating quantum information. Such experiments were made possible by advances in a number of fields, from precision laser spectroscopy to techniques involving ultralow temperature and ultrahigh vacuum. In the midst of this experimental ferment, it was not yet clear which path might eventually lead to the building of large-scale quantum computers, overcoming the inherent restrictions of electronic devices.

Experimental techniques in microscopy reached a level of sophistication that made it possible to study the spin of a single electron a short distance below the surface of a solid. Dan Rugar and co-workers at the IBM Almaden Research Center, San Jose, Calif., combined the techniques of magnetic resonance imaging and atomic force microscopy to create a technique called magnetic resonance force microscopy (MRFM). They mounted a micromagnetic probe on a tiny cantilever a short distance above the surface of the material being studied. The probe generated a magnetic-field gradient so large that the interaction between the probe’s magnetic field and that of a single electron produced a measurable mechanical force on the probe. The new technique not only dramatically increased the resolution of magnetic resonance imaging but also held promise for helping make use of atomic spin for qubits in information storage.

Anton Zeilinger and co-workers at the Institute for Experimental Phases of the University of Vienna carried out an experiment concerning the transition between the quantum and classical realms of physics. It demonstrated the fallacy of the common tendency to separate qualitatively the quantum behaviour of extremely small particles, such as electrons, from the classical behaviour of everyday objects, such as billiard balls. Using relatively large cagelike carbon C70 molecules, Zeilinger’s group observed a smooth transition between quantum and classical behaviour. They heated the molecules and sent them through a series of gratings onto a detector, in a rerun of the seminal two-slit experiment that showed the quantum nature of fundamental particles such as electrons. At low temperatures the molecules formed an interference pattern at the detector—a manifestation of quantum behaviour. As the temperature of the molecules was increased, however, there was a swift but smooth transition to behaviour like that of classical objects.

This experiment demonstrated that the division between the quantum and classical realms is not a function of the size of the particle but most likely a function of the interaction of the particle with the outside world (in this case the emission of radiation by the heated molecules).
David G.C. Jones

16 Tanggapan to “Perkembangan Teleportasi”

  1. madsyair said

    Kira2 fiksi ilmiah ini jadi nyata ndak ya? kebanyakan teknologi saat ini dulunya cuma khayalan orang.

    @
    Setidaknya awal memahami bahwa teori termodimika 2 emang bisa dilanggar 🙂 🙂

    Suka

  2. deedhoet said

    Udah baca buku “Fisika Star Trek”? Judul aslinya “Physics of Star Trek”, karangan Lawrence M. Krauss. Di situ dibahas juga tentang teleportation. Keren dan enak banget pembahasannya.

    @
    belon… eh belum…. sudah tahu judulnya, tapi karena kata star trek itu malah saya lewati saja. Nanti saya mo lihat lagi… thx diingatkan ya.

    Suka

  3. deedhoet said

    Buku lanjutannya, “Beyond Star Trek” kayaknya belon diterbitin sama KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). Mungkin pak agor ato yang laen ada yang tertarik nerjemahin 😀
    @
    tertarik bacanya, tapi nggak sih kalau nerjemahkan… nggak bisa dan nggak punya waktu cukup…..

    Suka

  4. Waah pak Agor udah bisa nulis lagi, ganti saya yg kesel pak, apalagi setelah nemuin blog dan FS mereka, emang ditunggu dua bulan keputusannya pada saat orang pada lupa dan ga perduli lagi spt biasa, udah ga ada lagi yg ngomongin banjir misalnya… ga ada yg tanya apa langkah kongkrit pemerintah untuk hal itu, yah begitulah masyarakat Indo gampang panas dan gampang memaafkan juga…
    @
    Semoga kali ini tidak, kematian akibat penganiayaan dalam proses pendidikan adalah kehinaan dari sebuah proses yang dibungkus oleh cita-cita luhur. Kalau tujuan untuk “mudah-mudahan” lupa, alangkah tercorengnya sejarah pendidikan bangsa ini. Sedang yang sudah terjadi juga, sudah benar-benar mencoreng proses pendidikan untuk melahirkan manusia unggul budi dan pekertinya.

    Suka

  5. kangguru said

    Mudah-mudahan cepat terwujud teknologinya

    @
    Kalau jadi, kita mo pergi kemana yah?…

    Suka

  6. Duckey said

    bagaimana dengan philadelphia experiment. dalam experiment untuk teleportasi diberitakan bahwa mereka berhasil menteleport sebuah kapal, yang lalu kembali dalam keadaan terbakar setingkat radiasi.

    saya sempat lihat film dokumentasi. saya meihatnya di galileo tv pada pro 7. sebuah televisi jerman.

    @
    Wah saya sudah lupa persisnya, kalau nggak salah itu kejadian tahun 1943 oleh angkatan laut Amerika Serikat untuk menguji pengaruh medan magnet terhadap objek. Mungkin sejenis unifed field, penyatuan gelombang yang membuat kapal laut diselimuti kabut kehijauan dan tidak tampak ketika dipancarkan medan magnetik kuat ke kapal itu. Katanya terbentuk ruang waktu yang menyebabkan kapal itu menjadi tidak tampak oleh mata. Pengaruh medan magnet itu kemudian berakibat buruk pada awak kapal. Kejadian itu sudah lama sekali. Saya tidak yakin (tidak mengerti) apakah itu membuat fisik kapal laut itu dematerialisasi (lenyap) atau sekedar resonansi yang menyebabkan tidak tampak pada cahaya fisis, bias. Namun, saya lebih mempercayai itu resonansi gelombang magnetik tapi bukan dematerialisasi yang menyebabkan kapal itu tidak nampak. Teknologi masa lalu itu tidaklah mesti terlalu hebat sehingga terbentuk ruang waktu. Kalau iya benar begitu… sudah banyak deh yang menjadi hollowman atau pesawat yang tidak terdeteksi radar dengan model ini…. 😀

    Suka

  7. ardietna said

    kayak impiannya orang jepang yang bikin kartun Doraemon 😀

    @
    impian berangkat ke segala waktu melalui pintu sakti doraemon… 😀

    Suka

  8. ardi said

    sekarang ini banyak sekali yang membahas tentang teleportasi, padahal itu semua telah terjadi pada jaman nabi sulaiman as.
    menurut saya islam telah mengajarkan teknologi2 yang ada sekarang ini pada nabi2, wali2 Allah sebelum itu semua ada sekarang.

    Suka

    • MADARA said

      jaman skrg beda gan, org skrg lebih logis dlm mnyikapi ssuatu. unt itu perlu ilmu yg pasti/jelas biar org mudah mngerti. jaman dulu ilmu2 tsb cm sbatas kalangan tertentu dan tdk dibukukan dgn jelas.
      Islam Modern dan Islam Purba, amatlah jauh perbedaan ilmunya. (ilmu physic/gaib)

      Suka

  9. madiah said

    kalau emang bisa.kenapa makhluk ekstraterestrial yg katanya lebih maju teknologinya dari manusia nggak pernah teleportasi aja ke bumi? Kok masih pakai ufo?

    Suka

  10. MADARA said

    @Ardi: jaman skrg beda gan, org skrg lebih logis dlm mnyikapi ssuatu. unt itu perlu ilmu yg pasti/jelas biar org mudah mngerti. jaman dulu ilmu2 tsb cm sbatas kalangan tertentu dan tdk dibukukan dgn jelas.
    Islam Modern dan Islam Purba, amatlah jauh perbedaan ilmunya. (ilmu physic/gaib)

    @Madiah: itukan cuma ada di film fiksi ilmiah gan…

    Suka

  11. Hanzo said

    teleportasi mah ilmu ninja atuh..
    akaka.. 😀

    hmm teleportasi memindahkan cahaya yah??
    keren tuh..
    mungkin percobaan teleport tikus bsa x tuh..
    tikus’y disinari ampe termanipulasi oleh cahaya truz cahaya tsb d pindah..

    mungkin jg pakai elektromagnetik bsa jg tuh..
    dr elektromagnetik k benda tersamarkan di ubah dalam bentuk listrik loncatan truz di pancarkan spt cahaya kilat ke media akhir yg sama seperti semula..

    Suka

  12. benny said

    keren jadi intinya materi di ubah ke frekwensi cahaya lalu di ubah lagi jadi materi .kayak nge fexs materi aja . tapi wa pernah baca dalam ALKITAb orang kristen nabi yehezkiel di yerusalem ketika di tugaskan oleh Allah untuk berbicara pada orang-orang israel buangan di babel , ia menjawab kan letaknya jauh , lalu seorang malaikat memegang ubun-ubun nabi ini menggangkatnya naik wuss dalam waktu belum sampai sekedip mata dah sampe nabi yehezkiel ini di babel. nabi yehezkiel ini trus langsung deh kumpulin orang-orang israel buangan di babel untuk nyampein pesan ALLAh.

    Suka

  13. eric said

    @benny: aku dah buka yehezkiel kok ga ada? kam bohong kah? buktikan !

    Suka

  14. eric said

    dari dulu aku denger… “ada di alkitab ” tapi kalo ditanya ayatnya…aku gak tahu…,kalo waktu skripsi pasti gak lulus kamu…,masa di tanya dasar teori gak tahu?

    Suka

Tinggalkan komentar