Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Pak Ustad, “Agama kan Tidak Diperlukan di Dunia ini?”

Posted by agorsiloku pada Januari 21, 2007

Untuk meraih kemajuan materi dan kemakmuran, seperti pada negara-negara yang terbilang superior (misalnya G-9) atau di negara-negara yang masih memberikan prioritas dalam beragama, pertanyaan masihkah agama diperlukan, boleh jadi relevan. Kita melihat bahwa fakta kemajuan tidak segaris dengan agama. Ketertiban dan disiplin masyarakat juga begitu. Negara yang konon memiliki penganut agama-agama besar, tingkat korupsinya sangat tinggi dan terbelakang. Sebaliknya, negara-negara tanpa agama diprioritaskan, tingkat kemakmuran rakyat, jaminan kesehatan, jaminan pendidikan lebih nampak mengemuka. Begitu juga tingkat konfliknya, lebih rendah dibandingkan negara-negara yang memberikan nilai tinggi pada amal saleh dan peribadatan. Jadi singkat kata, tidak ada hubungan antara upaya memakmurkan bangsa atau masyarakat dengan ketaatan beragama.

  1. Agama menjadi tradisi kolot yang diperguncingkan dan dilecehkan.
  2. Agama menjadi bagian pencibiran karena tak jelas daya gunanya bagi kemakmuran dan keadilan. Banyak negara maju dan kaya, tapi di situ pula kita melihat agama dikesampingkan. Berada pada wilayah-wilayah “sisa-sisa tradisi masa lalu” saja.
  3. Agama menjadi bagian pencibiran karena penganutnya menimbulkan fanatisme yang tak masuk diakal, dst-dst.

Singkat kata, agama memang tidak lagi diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran?. Gagasan-gagasan agama, sebagian boleh diambil untuk meningkatkan realitas kebudayaan lebih maju dan sebagian lain yang dipandang tidak efesien dan buang-buang energi lebih baik ditinggalkan.

Yang berada di tengah-tengah dua kutub pikiran ini yang tampaknya banyak, terutama di negeri-negeri dimana penduduknya menilai penting agama, tapi terbuai oleh keindahan dunia.Terdorong lintasan-lintasan pikiran begitu, lalu saya bertanya ke Pak Ustad yang menjadi pembimbing haji ini.

“Jadi, Pak Ustad… saya berkesimpulan, sebenarnya agama itu sudah tidak lagi diperlukan lagi di dunia ini?”.

“Iya kan !?”, kataku menegaskan.

Pak Ustad ini, boleh juga. Beliau dengan cepat menangkap siratan pikiran yang saya sampaikan. Tidak segera antipati, tapi berpikir lateral, dan memang wawasannya membuat saya harus angkat topi karenanya.

Agama itu diperlukan untuk mereka yang percaya pada kampung akherat. Beriman dan beramal shaleh untuk kepentingan nanti. Kalau untuk dunia saja sih, memang agama tidak diperlukan“. Tegas dan meyakinkan jawaban Pak Ustad yang rambutnya sudah menandakan usianya melewati abad pertengahan.

Perang perdebatan seperti ini memang tidak akan berakhir. Mengapa?. Karena dua hal saja. Agama melihat dunia ini sebagai perlintasan belaka sedangkan yang satu lagi melihat bahwa dunia ini adalah tujuan. Tidak ada gunanya agama bagi mereka yang berpikir dan berkeyakinan bahwa tujuan akhir hidup adalah hidup kini, kebaikan kini dan untuk kekinian saja. Setelah mati, maka semua usai. Agama menjadi penting ketika dunia ini hanya sekedar terminal saja, pintu perlintasan menuju kampung akhirat. Kampung akhiratlah yang dicita-citakan, diimpikan dan diharapkan.

Saya tersenyum. Tidak usah ditanyakan lagi, saya tahu betapa jeli dan jernihnya wawasan beliau itu. Bertanya lagi tentang kebijaksanaan berpikir beliau, nanti malu takut dianggap menguji. Saya senang bahwa pertanyaan itu dijawab dengan legawa dan cerdas. Seorang ustad memang jangan mudah menghakimi, tapi membangun visi-visi apa makna kehidupan dan kemanakah ummat seharusnya melangkah. Itu kan yang selalu disampaikan Baginda Nabi Besar SAW.

Kami masih menunggu masuk boarding di bawah tenda-tenda besar di tengah tajamnya angin dingin di Bandara King Abdul Azis. Jeddah.

(Catatan Perjalanan Hajj 17)

9 Tanggapan to “Pak Ustad, “Agama kan Tidak Diperlukan di Dunia ini?””

  1. Dono said

    Ass,wr.wb, pak Agor,
    Atas pendapat pak ustad ini, saya hanya berikan keterangan dgn singkat saja.
    Allah s.w.t menciptakan alam semesta ini dengan tujuan tertentu, yg paling utama di sini adalah untuk mengenal diriNya bahwa Dia ada. Jadi yg tidak mau mengenal Dia tidak jadi masalah,krna tidak ada paksaan untUk mengenal Dia. Matahari bersinar untuk mereka2 yg mengenal Dia dan juga untuk mereka2 yg tidak mau mengenal Dia. Jadi pendapat pak ustad tadi bahwa “Agama kan tidak diperlukan di dunia ini?” justru tidak benar, karena kita diciptakan berjenis2 dan bersuku2 dan berbangsa2 untuk saling mengenal sesama kita dan otmatis untk mengenal Pencipta. Cuma setiap manusia berhak untuk memilih beragama atau tidak beragama, masing2 menggunakan akal pikirannya.

    Terima kasih.
    Wassalam.

    Suka

  2. Hehehe. Pak Ustadnya anak mana, Mas?
    Pinter euy.
    Pasti doyan mbaca quran sekaligus mbaca das kapital.
    Hehehe

    Suka

  3. agorsiloku said

    @ Mas Dono,
    Iya betul, itu sebuah selingan obrolan. Saya yang memancing beliau untuk memberikan komentar dan menurut saat itu beliau “menegur” saya dengan telikungan yang tajam dari sudut pandang yang boleh jadi “nyleneh”.

    @ Mas Arif,
    Ustadnya memang canggih dalam segala kejernihannya. Karenanya, saya tulis sebagai oleh-oleh perjalanan dari sebuah kemampuan komunikasi antara penggembala dengan kambingnya….

    Suka

  4. Assalamu’alaikum pak agor.. Inget ngga dulu pas kita dikandungan seorang wanita mulia, kita kan protes kenapa kok dikasi tangan ama tuhan, kan kita jadi ngga bebas bergerak kesana kemari diperut mama ummi. pas lahir eh ternyata dugaan kita keliru 68% 100%, kita butuh tangan untuk banyak hal. begitu juga dengan agama yang kita rasa menyempitkan gerak kita didunia, dikit2 dilarang 2x.. tapi kita kan manusia yang akalnya terbatas tas. Besok, lusa atau sesaat lagi kalau kita mati, kita akan tau jawabannya, jadi adalah dia suatu yang sangat bijak bin cerdas jika kita mencari kebenaran itu dengan sepenuh jiwa kita didunia ini, tentunya dengan terus berdoa, ya Allah tunjukilah kami kejalanMu yang lurus..Amin

    @
    Wa’alaikum salam Wr.Wb. Mas Ichsan M, betul sekali, dan banyak sekali dari manusia itu yang keliru dan terus keliru sehingga melihat agama itu sebagai sisa tradisi lama, karena kemajuan dunia itu memang menglenakan sehingga agama itu tidak lagi diperlukan. Dan memang begitu tampak tidak diperlukan. Hanya mereka yang melihat dunia itu sebagai tempat persinggahan sementara saja, maka agama itu penting dan dunia itu hanya tempat berinvestasi untuk kampung akherat. Wass, agor

    Suka

  5. Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara, Saudari-saudari yang mulia.
    1. Agama sudah pasti diperlukan karena adanya perpecahan, tetapi persepsinya tunggal yaitu asal dari Al Baqarah (2) ayat 30-39 menuju kepada Al A’raaf (7) ayat 27, Thaha (20) ayat 117, artinya menunggu terulangnya kembali ilmu pengetahuan agama ajaran Adam yang akan mempersatukan agama.
    2. Agama atau milati yang sekarang ada dipermukaan bola atlas adalah agama pendapat-pendapat manusia terhadap kitab-kitab sucinya, itulah sebabnya terpecah belah sesuai Al Baqarah (2) ayat 78,79, Ali Imran (3) ayat 78.
    3. Kalau ingin kesatuan dan persatuan agama, kembalilah kepada ilmu pengetahuan agama ajaran Adam.
    Wasalam, -Soegana Gandakoesoema- Pembaharu persepsi tunggal agama millennium ke-3 masehi.

    Suka

  6. […] yang berbeda, yang mengkompromikan bahwa agama itu tidak diperlukan jika hanya dunia saja yang ada, menjelaskan begini […]

    Suka

  7. Diperlukan SATU AGAMA era globalisasi dapat dipelajari dari An Nahl (16) ayat 93; Yang sesat adalah yang tak sudi dipersatukan, yang diberi petunjuk adalah yang sudi dipersatukan.
    Datangnya era globalisasi dapat dipelajari dari Al Isro (17) ayat 104, Al Kahfi (18) ayat 99, Al Qaari’ah (101) ayat 4.
    Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.

    Suka

  8. […] jelas agamanya, ia tidak pernah melakukan ritual keagamaan, tidak juga sekedar mengakui adanya agama seperti yang dilakukan Sam, dan hal inilah yang akhirnya membuat Sam yang kaya dan perkasa turun […]

    Suka

  9. sikabayan said

    euh… kabayan setuju sekali dengan pendapat negara2 yang sudah sangat maju… bahwa agama tidak lagi diperlukan… soalnyah agama membuat jadi tidak akur diantara rakyat yang
    membutuhkan kesepakatan pembenaran bahwa judi, pelacuran dan lain2 hal kemaksiatan adalah sah2 saja agar tidak dikejar2 rasa bersalah dalam melakukannyah gituh, negara yang lebih lemah adalah negara yang sial sebagai jajahan untuk negara maju agar menjadi lebih makmur…
    kabayan andai2kan agama adalah tolok ukur kebenaran yang menyakitkan bagi pelaku keburukan… yang tentunya sangat menghalangi kebebasan dalam berlaku sewenang2 bagi negara2 superior dalam mengexploitir negara2 lemah…
    sebagai contohnyah kan banyak jenis agama yang boleh di setel2 supaya jadi lebih sedikit rasa bersalah pemeluknyah dalam melakukan kesalahan…
    kabayan pikir mah makin banyak kebenaran dalam agama teh maka akan semakin banyak tidak enaknyah.. sebab segala jadi tidak boleh.. mungkin itulah sebabnyah banyak agama yang memangkas kebenarannya sebanyak mungkin supaya terasa nyaman memakainyah…
    euh… jadi memang untuk yang ingin bebas serta tidak banyak pertentangan… hilangkan saja kebenaran atau agama teh.. jadi segalanya terasa benar tanpa ada tolok ukur nilai benar yang sesungguhnyah…
    cuma yah.. betul kata ustad tea jangan ingin akhirat… cukupkan sajah dunia dengan segala kebebasannyah…
    sebab kalau ingin akherat yang milik Allah… yah harus ikut aturan Allah…
    ah… kabayan mah ikut Allah sajah yang sayang sama kabayan…

    @
    😀
    Agama diperlukan hanya yang ingin kembali ke kampung akhirat yang diridhaiNya… 🙂 nice comment.

    Suka

Tinggalkan komentar