Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Tuhan Segala Agama

Posted by agorsiloku pada Desember 26, 2006

Kalau kita lagi jalan-jalan di dunia semu (maya), lalu kita ketik http://www.islamlib.com kita akan temui halaman pertamanya :

Dengan Nama Allah

Tuhan Penyayang

Tuhan Penyayang

Tuhan Segala Agama.

Tentu saja, meskipun ada konotasi pada penerjemahan dari basmalah, tapi nggak juga. Ini hanya momentum untuk menyampaikan misi site ini saja.

Ini adalah pernyataan yang cukup berharga yang membuat saya, mendorong saya lebih memahami lagi apa sih kaffah itu, apa sih Islam itu, Diin itu dan banyak istilah lainnya yang kerap membuat para sekulerawan (bukan sukarelawan ya!) bingung.

Saya juga harus tergopoh-gopoh untuk memahami lagi apa yang dimaksud surat Al Kafirun itu dan lain sebagainya. Juga harus belajar lagi apa yang harus dipahami tentang hermeunetik (salah kali cara nulisnya), tentang tafsir, dan peradabannya Nurcholish Majid yang menurut saya banyak dimanfaatkan dan disalahpahami juga.

Untuk apa…

entahlah…

saya musti cari jawaban dari yang hak dan yang batil itu dan bagaimana memilahnya.

Emang, bukan tugas saya menghakimi atau memperindah, saya hanya ingin sebisa saja, berada dan dapat menerima kelimpahan hidayahNya. Ingin dapat ridhoNya begitu, sebesar apapun maksiat yang telah saya lakukan dalam kehidupan ini.

18 Tanggapan to “Tuhan Segala Agama”

  1. Yang baik mempelajari agama dan mengenal Tuhan itu seperti apa seh Pak? Belajar sendiri, atau mesti ada gurunya?

    Atau, in blog we trust??

    Suka

  2. Dono said

    Ass.wr.wb, ( insafilah kejadianmu :itulah yg utama ).
    Tentulah tidak ada paksaan untk memasuki agama islam,krna Allah s.w.t tidak mempunyai sifat memaksa,apkah Dia pernah memaksa untk disembah tentu tidak bukan? Dia cukup hanya memberikan peringatan kpd mereka2 yg berakal.

    Tapi ingat saudara dan saudari, Allah s.w.t mempunyai sifat cemburu ( khiasan ) janganlah kita menyembah selain Dia krna selain dari Dia tidak ada hak untk disembah.Amin.
    Wassalam.

    Suka

  3. BUKTI TUHAN SEMUA AGAMA ada pada Al Baqarah (2) ayat 148: Dan bagi tiap-tiap umat (beragama) ada kiblatnya (sendiri-sendiri, yaitu rasulnya, kitabnya, aqidahnya, syariatnya, amaliahnya, tempat ibadahnya sesuai Al Hajj (22) ayat 40 dll.) yang ia mengahadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan (berpersepsi agama). Dimana saja kamu berada (diagama apa saja) PASTI Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (kedalam Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi pada hari kiamat, habis gelap terbitlah terang benderang ilmu pengetahuan agama sesuai Al Qiyamah (75) ayat 6-15, Al; Baqarah (2) ayat 257). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (termasuk mengglobalisasikan agama).
    Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.

    Suka

  4. Sebenarnya Islam adalah agama sejak zaman Nabi Adam. Karena secara segi bahasa terdapat banyak kesamaan dalam nama agama sejak zaman para nabi-nabi sebelum Muhammad. Salah satu contohnya adalah kata syalom yang digunakan oleh kaum protestan dalam bersalam-sapa terhadap sesamanya sebenarnya berasal dari kata Syalom yang dipakai kaum yahudi dalam menyebut agama yang dibawa oleh para nabi bangsa Yahudi. Kata Syalom berasal dari huruf Syin Lam Mim, yang juga huruf yang membentuk kata Islam dan kata salam. Bahasa Arab merupakan bahasa kuno terakhir yang belum pernah berubah sejak zaman dahulu. Sedangkan yang kata orang bahasa tertua adalah bahasa Ibrani, adalah salah persepsi. Karena bahasa Ibrani berasal dari bahasa Arami yang kini telah ditinggalkan manusia.

    Sekedar tambahan. Ada satu kata yang sangat unik sewaktu kami meneliti tentang bangsa Aborigin dari Australia. Kami menemukan kata Alloh yang dalam bahasa mereka berarti sesuatu yang tidak mempunyai (maaf) pantat. Dalam Islam dijelaskan bahwa Allah adalah Tuhan yang tidak tidur, tidak makan, dan tidak minum. Dalam pengertian inilah bangsa aborigin menyebutkan siapa itu Allah sebenarnya. Sesuatu yang tidak mempunyai (maaf) pantat, tentu saja tidak membutuhkan makan dan minum. Itulah penafsiran dari para bangsa yang kita bilang masih mengenyam kehidupan primitif.

    Oia, sebaiknya anda berhati-hati terhadap pemikiran dari JIL dan Nurcholis Majid, banyak orang yang menyimpang dari ajaran Al-Qur’an setelah mengikuti penafsiran mereka terhadap Islam dengan mencoba mencampuradukkannya dengan ideologi-ideologi manusia yang jelas-jelas bukan tandingan dari ilmu-ilmu yang Allah ciptakan dan dihidangkan dalam Al-Qur’an.

    Terima kasih atas perhatiannya.

    @
    Mas Tio, terimakasih berat lho atas perhatiannya. Saya memang cukup rajin berkunjung ke site JIL, membaca juga sedikit buku “Peradaban” Nurcholis Majid, mencoba memahami bagaimana Kurzman menarik kesimpulan atau Fazlur Rahman berpikir. Termasuk juga “sobat-sobat” kontemporer mereka. Kesimpulan mana yang dinilai “matching” dan “tidak” pas. Bagaimana mereka mendefinisikan ruang publik dan inklusif serta tentu juga dukungan dana yang terlibat di dalamnya. Seperti juga mencoba dengan segala keterbatasan pemahaman bagaimana Wahdatul Wujud diwujudkan dalam logika akal. Termasuk juga mencoba memahami alasan-alasan logis mengapa terjadi penolakan dan penerimaan pada sebagian lainnya.
    Terimakasih atas pesan Mas, agor akan lebih perhatikan, karena dalam arena ini, agor memang tidak ingin kebablasan kok. Pandangan bernas dan rujukan, selalu agor nantikan.

    Suka

  5. Untuk mengetahui Tuhan semua agama sesuai dengan keinginan, rencana Allah didalam kitab suci, pelajarilah:

    1. Al Baqarah (2) ayat 111,112,113,120,130,135,145,148, tentang perselisihan persepsi semua agama yang akan dipersatuakan awal millennium ke-3 masehi.

    2. Al Baqarah (2) ayat 62, Al Maidah (5) ayat 69, Al Hajj (22) ayat 17: Cara penyelesaiannya terhadap hal tersebut diatas pada era globalisasi.

    Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.

    Suka

  6. Sebagai Penjelasan Tentang Tuhan Segala Agama, kami telah menerbitkan buku panduan terhadap kitab-kitab suci agama-agama berjudul:

    “BHINNEKA CATUR SILA TUNGGAL IKA”
    berikut 4 macam lampiran acuan:
    “SKEMA TUNGGAL ILMU LADUNI TEMPAT ACUAN AYAT KITAB SUCI TENTANG KESATUAN AGAMA (GLOBALISASI)”
    hasil karya tulis ilmiah otodidak penelitian terhadap isi kitab-kitab suci agama-agama selama 25 tahun oleh:
    “SOEGANA GANDAKOESOEMA”
    dengan penerbit:
    “GOD-A CENTRE”
    dan mendapat sambutan hangat tertulis dari:
    “DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA” DitJen Bimas Buddha, umat Kristiani dan tokoh Islam Pakistan.

    Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.

    Suka

  7. Penjelasan tentang Al Kafirun (109) ayat 1-6 arah konteksnya adalah:

    1. Agamaku yang tunggal sesuai An Nahl (16) ayat 93, artinya Tuhan semua agama.
    Menyampaikan Risalah Tuhan/Allah sesuai Al Maidah (5) ayat 67, Al An Aam (6) ayat 124,125, Al A’raaf (7) ayat 62,68,79,93,144, Al Ahzab (33) ayat 38,39,40, Al Jinn (72) ayat 23,26,27,28.

    2. Agamamu yang pecah-belah sesuai Ar Ruum (30) ayat 32, Al Mu’minuun (23) ayat 53,54
    Umatnya menyampaikan Risalah Nabi/Rasul masing-masing yang mengakibatkan sifat arbaban/berhala/menuhankan nabi/rasul sesuai Ali Imran (3) ayat 80, At Taubah (9) ayat 31 yang menjadikan musrik sesuai Al Hajj (22) ayat 31.
    Sedang musrik bunuh dengan hujjah ilmu sesuai At Taubah (9) ayat 5; musrik najis sesuai At Taubah (9) ayat 28; musrik perangi dengan hujjah ilmu sesuai At Taubah (9) ayat 36; musrik tiada ampunnya sesuai An Nisaa (4) ayat 48,116.

    Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.

    Suka

  8. haniifa said

    @soegana
    Surah Huud 118
    “Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat”

    @ Mas Haniifa… cuma pada kasus ini : Oom kita ini yang menggantikan peran penyatuan ini. Di sisi lain, Allah sudah mengingatkan atau memberikan catatan. Karena itu saya nggak berani banyak komentar pada pernyataan beliau… 🙂

    Suka

  9. Buku panduan terhadap kitab-kitab suci agama-agama berjudul:

    “BHINNEKA CATUR SILA TUNGGAL IKA”
    Penulis: Soegana Gandakoesoema

    Tersedia ditoko buku K A L A M
    Jl. Raya Utan Kayu 68-H, Jakarta 13120
    Telp. 8573388

    Suka

  10. Haniifa said

    Cepot Gorbachev, Pembau Pepsi Tinggal 3 milli liter Masa-sich.
    —————————————————————-
    Gratis… gratis… gratissss 😀
    Silahkan berkunjung rame-rame, murah dan meriah di:

    Bacaan gratis := http://haniifa.wordpress.com

    “@mas Eka main Catur bari sila, dengan lawan tunggal @mba Ika”
    Penonton := Gratis… tis !!
    Kecuali sambil sbb:
    “Minum Pepsi Cola gratis, setelah minum bayar dunk… “

    Tersedia ditoko-toko dan kios-kios terdekat :
    ________________________________________________
    Jl. Carisendiri -C, Bandung-Jakarta-Sumatra
    (Bus Trans Sumatra… 😀 )
    Telp. 062-00-007
    Fax. 061-00-007
    Email. James_Bon@Pembau.Colang.Caling

    Cepat-cepat, siapa Cepat baca buku si Cepot siap Copot 😛
    (Apa nyang dipandu wong… pasang iklan dikoran aja bokek…)
    —————————————————————-

    PratPretProt,Cepot Gorbachev, Pembau Pepsi Tinggal 3 milli liter Masa-sich.

    Suka

  11. truthseeker said

    Maaf mas Agor arahnya kmn nih?..:P

    Apakah belum cukup dg yg Allah telah ajarkan kpd kita dg sebutan Allah seru sekalian alam, Allah bagi alam semesta? Bukankah lebih luas dan tanpa batas? karena Allah adalah Tuhan secara hakikat bukan dikrn claim manusia.
    Allah bukan hanya Tuhan bagi manusia beragam saja namun jg Tuhan bagi atheis, sosialis, bagi gunung, langit dan seluruh alam semesta. Manusia menerima atau menolak Dia, tetap Dia lah Tuhan mereka.

    wassalam

    Suka

  12. agorsiloku said

    Mas Truthseeker,
    Arahnya adalah satu garis berpikir, apakah semua agama menyeru kepada tauhid, kepada keesaan Allah.
    Baik yang menolak atau yang menerima, akan kembali kepada penciptaNya. Namun, kita juga mengetahui, tidak semua agama berada pada Tuhan yang sama.

    Manakah agama untuk semua manusia, yang menyeru pada pemahaman tauhid. Garis ini yang ingin disampaikan…
    Wass, agor

    Suka

  13. Aburahat said

    @Agor
    Seharusnya Allah itu Tuhan semesta Alam, Langit dan Bumi dan diantaranya. Tapi sebagainana mas katakan dlm menyetir komentar mas truthseeker. Yaitu mengtauhid Allah. Maka hanya Islam yg mengtauhid Allah. Agama mana Tuhan itu Esa, Tunggal, Tidak diperanakan dan tdk beranak. Tdk ada yg dapat dipersamakan dgn Allah. Hanya Islam mas. Damai damai .Wasalam

    @
    Tentu saja Allah itu maha pencipta, Yang berkuasa atas segala ciptaanNya, yang menjadi alunan seluruh tasbih seluruh mahluk, kecuali mahluk yang mengingkari kekuasaanNya atau mengakui kekuasaanNya tapi tidak perduli atau menolak. Agama Islam dan Islam sebagai jalan adalah dua sisi yang berada pada irisan yang sama. Namun, menyamakan segala agama tanpa batasan yang jelas tentang tauhidnya, agor kira adalah keliru.
    Salam, agor

    Suka

  14. truthseeker said

    @Agor

    Mas Agor, jika kt mmg sdg mencari sesuatu mk terlebih dahulu kita hrs mengenali sesuatu tsb.
    Mas Agor mencari agama yg utk semua manusia. Bagus bhw mas Agor sdh (berani) mengutarakan kriteria yaitu agama yg menyeru pd pemahaman tauhid. Sayangnya mas Agor tdk melanjutkan pd ygmn yg msk kategori tauhid dan ygmn yg tdk bisa msk kategori tauhid. Krn jika kt gunakan standard definisi yg kt ketahui mk tulisan dr Aburahat tdk bs dibantah, kecuali mas Agor mempunyai definisi/kriteria yg berbeda. Jika mmg ada definisi yg lain mk mas Agor wajib memberitahu utk bs membantah/keberatan dg persepsi Aburahat.

    Wassalam..

    @
    😀
    Tentu saja agor tidak sedang mencari agama yang untuk semua manusia kok. Karena sudah jelas 😀
    Sama jelasnya bahwa tidak semua agama itu sama….

    Suka

  15. truthseeker said

    @Agor

    Mas Agor, saya termasuk org yg mempercayai bhw mayoritas (bhkn semua) agama yg ada di dunia ini semua berawal dr agama Tauhid (artinya banyak yg menyeleweng). Termasuk Zoroaster, Hindu, Budha, Tao, Khonghu-cu, Animisme, dinamisme. Krn bhkn kaum kafir Quraisy pun tdnya mengikuti agama Nabi Ibrahim walaupun akhirnya mrk terjebak dlm paganisme.
    Kembali pd topik awal ttg agama bagi semua manusia. Saya kurang setuju sebetulnya dg kalimat tsb, krn saya yakin bhw Allah menciptakan islam pastinya bagi semua umat manusia, dan lagi penalaran saya melihat bhw ternyata mmg islam sangat layak menjadi agama bagi semua manusia (kecuali mas Agor bs membuktikan tdk bisanya dmn). Mungkin yg menjadi masalah adalah knp tdk semua manusia bisa menerima. Tapi jg sdh jelas bhw penolakan atas agama adalah bs dikatakan sesuatu ya niscaya, artinya agama ygmn pun mempunyai potensi utk ditolak oleh manusia. Krn pd dasarnya manusia tdk suka utk diatur, manusia selalu ingin merasa senang, shg semua hal yg menganggu kesenangannya secara alamiah akan ditolak/dimusuhi.
    Jika manusia sdh menolak/memusuhi sesuatu mk tak ada batas alasan/argumen dan pemaksaan logika utk membenarkan penolakan mrk. Begitu jg yg menerima akan mengerahkan segala kemampuan utk membenarkan penerimaan mrk. That’s human, seperti itulah Allah menciptakan manusia mrk diberi kebebasan memilih dan mrk jg diberi kebebasan utk menjustifikasi pilhan mrk… :mrgreen:

    Wassalam

    @
    😀 , sepertinya tidak ada yang bisa dikomentari, kecuali nggih…nggih… 😀

    Suka

  16. abudaniel said

    Assalamu’alikum,
    @ Mas Agor,
    Tadinya ya. Karena menurut AQ, agama yang diturunkan kepada manusia sejak Adam dan sampai ke Nabi Akhir Zaman adalah Islam. Walaupun, sesuai dengan masa dan perkembangan tingkat sosial manusia, maka syari’atnya berbeda. Cara penyembahan dan peribadatannya berbeda. Hukum-hukum agamanya juga berbeda. Tapi pokok dan inti agamanya tetap. Akidahnya tetap, amalannya tetap.
    Aqidahnya adalah mentawhidkan Allah. Tidak ada Tuhan yang patut dan wajib disembah, kecuali Allah. Amalannya tetap satu, yaitu beramal shaleh. Penjabaran amalan shaleh ini berbeda pada setiap masa dan zaman. Hukum dan larangan, perintah dan suruhan berbeda dari satu masa dengan masa yang lain. Zaman Adam AS akan berbeda dengan zamannya Rasulallah Muhammad SAW.
    Seiring dengan perjalanan waktu, ditambah dengan peran Iblis dalam menyesatkan anak Adam, maka sedikit demi sedikit pengertian akan KeEsaan Allah bergeser dari pemahaman semula seperti yang diajarkan Allah melalui para utusanNya.
    Timbullah bermacam-macam “Agama”, sehingga dewasa ini terdapatlah berpuluh bahkan mungkin beratus macam “agama”. Untuk mengembalikan manusia kefitrah asalnya dan kepada ajaran Islam yang mula-mula, maka diutuslah oleh Allah beberapa Nabi dan Rasul sehinggalah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penutup Nabi/Rasul. Kalau dikatakan Tuhan untuk segala agama. Salah. Tuhan Allah adalah untuk agama Islam. Islam yang masih mengikuti Al-Quran dan Sunnah yang shahih. Bukan Islam yang sudah diselewengkan dan disalah gunakan menjadi Yahudi, Nasrani, Budha, Hindu, Bahaiah, dan sebagainya. Termasuklah Islam Liberal, Islam Ahmadiah, Islam Syi’ah Immamiyah dsb. Termasuk pula segala ajaran-ajaran kacau dewasa ini yang digali dari dan menggunakan sepotong-sepotong ajaran Islam. Begitu juga dengan “agama” dan ajaran yang dikembangkan dan diperkenalkan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan pribadi atau yang mengaku-ngaku mendapat wahyu, dsb.
    Maka dengan pekembangan pemikiran dalam pemahaman agama, entah makin maju atau sebaliknya, pengertian Tawhid kepada Allah jadi semakin jauh dari apa yang diajarkan oleh Allah melalui semua Nabi dan Rasulnya. PengEsaan Allah hanya terbatas pada mengaku bahwa Allah itu memang satu.Allah hanya menjadi soko guru, bukan yang disembah. Contohnya, dalam agama Hindu Bali, kita kenal dengan nama Sang Hyang Widi Wase atau Sanga Hyang Wenang, tetapi yang disembah bukan Dia, mungkin Batara Kala, Wisynu, Brahma, Syiwa dsb. Didalam agama Budha juga demikian, mereka menyembah Budha, sementara Budha hanyalah Avatar, bukan Yang Maha Esa. Di Kristen sekarang juga begitu. Yang disembah justru Isa/Jesus (yang dipanggil Tuhan Jesus) bukan Allah. Begitu juga dengan agama-agama lainnya.
    Tawhid yang mereka kenal hanya sebatas Tawhid Ulluhiyah bukan Tawhid Rubbubiyah, namun dalam peribadatan timbul penyerikatan terhadap Allah dengan makhluknya.
    Kalau ditinjau dari pengenalan kepada Allah, semua agama mengenalNya, menyebutNya dengan berbagai nama. Tetapi dalam ubudiyah, tidak. Ada Tuhan-tuhan lain yang menjadi sesembahan mereka.
    Wassalam,

    @
    Tersirat dan tersurat, kalau kita membaca buku yang relatif secara jernih melihat “Sejarah Tuhan” – Karen Amstrong, setidaknya kita bisa melihat perkembangan-perkembangan agama dan logika-logika dalam menerima agama dalam kehidupan manusia. Saya tidak mau membahas polemik dalam keberagamaan dan ketauhidan di luar agama Islam karena saya tidak ingin terlibat dalam perdebatan tanpa akhir dan berujung pada – sangat bisa jadi – saling membenarkan atau menyalahkan. Namun, pada agama Islam yang agor pahami adalah seperti yang mas sampaikan, penekananan pada unsur keesaan Allah bersifat absolut dan tidak untuk ditawar-tawar dalam interpretasi atau tafsir apapun. Ini hal pertama, dan hal kedua adalah tidak adanya wakil dalam berhubungan denganNya. Garis keagamaan dalam agama Islam adalah lempeng dan tidak bisa diwakili siapapun, termasuk ulama atau tokoh masyarakat. Hubungan ibadah manusia beragama Islam dengan Allah berada pada garis konektivitas yang langsung.
    Al Kafirun sangat menegasi bahwa menyembah dari setiap agama bisa tidak sama dan tentu saja urusan ummat adalah mengurus agamanya dan bukan mengurusi atau memberikan penilaian terhadap agama yang berbeda. Sama dengan, tentu saja kita tidak suka atau boleh jadi keberatan ketika agama kita dilecehkan oleh orang lain atau masyarakat lain.
    Di sini berkembang toleransi yang secara nyata dalam prosesi kenegaraan/bernegara telah diajarkan Nabi melalui Piagam Medinah.
    Karena itu, postingan ini secara tak langsung hanya menjelaskan bahwa fenomena seperti yang dituliskan dalam postingan harusnya ditolak oleh ummat Islam dan juga seharusnya pula oleh semua agama-agama yang taat diikuti penganutnya.
    Isi di kedalaman agama itu sendiri, biarlah Allah yang memutuskan apa yang telah dipersengkatakan manusia pada masa kehidupan di dunia….
    Salam, agor

    Suka

  17. Aburahat said

    @Abudaniel
    Kemana aja nih baru nongol. Mas jgn disamakan antara agama dgn mazhab dlm Islam. Itu sangat berbeda. Mas tau mengapa sampai muncul beberapa mazhab dlm Islam?

    Suka

  18. Aburahat said

    @Agor
    Mas saya rasa mungkin sdh jelas apa yg disampaikan oleh mas truthseeker dan Abudaniel. Allah hanya mengenal agamaNya adalah Islam dr Manusia Pertama Adam sampai Nabi Muhammad. Jd tdk ada agama lain selain Islam yg mengtauhidkan Allah. Terkecuali, mas Agor mengatakan Kristen itu Islam Atau Yahudi itu Islam. Pd hal agama mereka td diakui Allah sesdh Rasul. Damai damai. Wasalam

    @
    Yap, dalam hal mentauhidkan Allah, itulah agama yang lurus. Islam means selamat. Pertanyaan kemudian, adakah agama yang tidak menyembah Allah/tidak mentauhidkan Allah?. Saya cenderung menjawab ada, dan itu bukan agama Islam.
    Lalu bagaimana dengan agama yang berbeda?. Wah, sekali lagi.. saya tidak mau kita mendiskusikan materi antar agama. Selain bukan kapasitas, juga lebih baik dalam kehidupan bermasyarakat masing-masing menyeru dan menjalankan agama dengan sebaik-baiknya. Insya Allah, jika menyeru dengan cara yang paling baik, maka insya Allah hidayah Allah akan turun kepada manusia yang selalu mencariNya.
    Bukankah sesungguhnya kita tidak tahu, meskipun ktp-nya dinyatakan bukan agama Islam. Apakah kita berhak memberikan penilaian. Bagaimanakah AQ menjelaskan hal ini?, bagaimana pula ummat menyikapinya.
    QS Al Maidah 82. Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.” Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.
    Yang menarik dari surah ini adalah … terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib dan tidak menyombongkan diri. Menurut agor, ini adalah sebuah petunjuk agar ummat tidak boleh menyamaratakan pandangan (main pukul rata) dan berhati-hati dalam menyimak.

    Suka

Tinggalkan komentar