Sains-Inreligion

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Kronologi Alam Semesta Dari Kacamata Sains

Posted by agorsiloku pada Juni 26, 2006

(Dr. Terry Mart, staf pengajar dan peneliti pada Jurusan Fisika FMIPA UI)
Sumber http://www.fisika.ui.ac.id/staf/tmart/universe.html

Penemuan radiasi latar belakang kosmik dalam bentuk gelombang mikro (Cosmic Microwave Background atau CMB) merupakan salah satu penemuan terpenting abad ini. Betapa tidak, penemuan ini telah mengubah pandangan modern manusia tentang alam semesta yang dihuninya. Meski fenomena pengembangan alam semesta telah lebih dulu diungkap oleh Edwin Hubble pada tahun 1929, penemuan CMB memperkuat dukungan pada teori Big Bang, suatu teori penciptaan alam semesta melalui ledakan maha dahsyat dari titik berukuran nol dengan kerapatan serta suhu tak berhingga tingginya. Ledakan ini telah menciptakan suatu kesetimbangan termal benda hitam (black body) di masa lampau yang fosilnya ternyata masih dapat teramati saat ini.

Benda hitam merupakan suatu idealisasi sistem tertutup yang memiliki kesetimbangan termal dengan distribusi intensitas radiasi berbentuk unik dan universal serta hanya bergantung pada temperatur sistem. Benda hitam sempurna tidak pernah eksis di permukaan bumi, namun karena diperkirakan hanya ada satu alam semesta (paling tidak yang berhasil diamati), maka alam semesta yang kita huni ini logis dianggap sebagai benda hitam sempurna.

Adalah Arno Penzias dan Robert Wilson yang telah berjasa menemukan CMB pertamakali pada tahun 1964 dalam bentuk derau (noise) radio yang pada saat itu sangat membingungkan mereka. Kedua ilmuwan tersebut bekerja di laboratorium Bell di New Jersey dengan sebuah teleskop radio ultrasensitif (dipandang saat itu) yang dirancang untuk menerima sinyal dari satelit. Teleskop tersebut menangkap derau yang berasal jauh dari luar angkasa dan, yang paling membingungkan kedua ilmuwan, sinyal tersebut tidak bergantung pada arah fokus teleskop serta tidak bergantung pada waktu pengamatan. Pengukuran yang mereka lakukan mengantar pada kesimpulan bahwa derau tersebut adalah radiasi gelombang mikro dengan panjang gelombang 7 centimeter yang sebenarnya (saat ini) dapat ditangkap oleh televisi biasa jika ditala pada kanal kosong. Untuk penemuan yang sangat menghebohkan ini Penzias dan Wilson dianugrahi hadiah Nobel pada tahun 1978.

Dari sifat isotropiknya wajar jika diyakini bahwa radiasi CMB berasal dari tempat yang sangat jauh di jagad raya. Namun bagaimana para ilmuwan dapat yakin bahwa radiasi ini merupakan fosil dari ledakan maha dahsyat di masa lampau saat alam semesta tercipta?

Lebih dari duapuluh tahun sebelum penemuan CMB, George Gamow, seorang profesor fisika pada George Washington University di Washington D.C., bersama dengan mahasiswanya mengusulkan teori penciptaan alam semesta melalui ledakan yang sangat dahsyat yang mereka sebut sebagai teori Big Bang. Dua orang mahasiswanya, Ralph Alpher dan Robert Herman, pada tahun 1949 kemudian memperkirakan bahwa temperatur rata-rata alam semesta saat ini sebagai konsekuensi dari ledakan besar di masa lalu serta berkembangnya alam semesta pada kisaran 5 derajat Kelvin (minus 268 derajat Celsius). Sayangnya mereka tidak sempat mengusulkan eksperimen dengan menggunakan teleskop radio, meski pada tahun 1963 dua ilmuwan Rusia sempat menanyakan penemuan Ed Ohm yang melaporkan pengukuran derau statik pada tingkat 3 Kelvin. Ohm sendiri tidak mampu memisahkan derau tadi dengan derau yang berasal dari peralatannya.

Lalu bagaimana hubungan antara derau statik gelombang mikro dengan temperatur alam semesta? Inilah kisah sukses fisika selain mekanika kuantum dan mekanika relativistik. Di dalam termodinamika, salah satu cabang fisika yang banyak membahas hubungan antara temperatur dan sifat suatu zat, dikenal hukum Wien yang menyatakan bahwa untuk distribusi radiasi benda hitam perkalian antara panjang gelombang radiasi berintensitas maksimum dengan temperaturnya ekivalen dengan bilangan 0,3. Pengukuran yang dilakukan oleh Penzias dan Wilson tidak persis tepat pada puncak distribusi, namun karena kegigihan dan keyakinan para ilmuwan, pengukuran-pengukuran yang dilakukan selama lebih dari dua dekade, hingga tahun 1991 dengan menggunakan satelit COBE, berhasil mengkonfirmasi distribusi radiasi benda hitam dari CMB dengan akurasi yang sangat mengesankan (lihat gambar 2). Dari distribusi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa temperatur alam semesta saat ini, lebih dari 10 milyar tahun setelah Big Bang, adalah 2,726 Kelvin.

Kronologi Alam Semesta

Distribusi radiasi CMB meyakinkan ilmuwan bahwa jauh di masa lampau telah terjadi kesetimbangan termal di alam semesta. Karena alam semesta terus berkembang hingga kini, masuk akal jika temperatur saat itu diperkirakan sangat tinggi. Para ilmuwan menggunakan hukum-hukum fisika untuk memperkirakan sifat-sifat alam semesta di awal terciptanya, bahkan ekstrapolasi dapat dilakukan hingga mendekati Big Bang. Meski demikian, karena temperatur saat ledakan (pada usia 0 detik) sangat tinggi, menuju nilai tak berhingga, hukum-hukum fisika tidak lagi valid di sini. Dalam matematika keadaan seperti ini dinamakan keadaan singular. Karena matematika tidak dapat sepenuhnya berurusan dengan bilangan tak berhingga, hukum-hukum fisika yang diformulasikan dalam matematika tidak lagi memiliki arti pada kondisi singularitas. Pada awal terciptanya, alam semesta memiliki ukuran tak berhingga kecil (menuju nol) namun kerapatan materinya sangat tinggi. Baru setelah 10-43 detik (satu per sepuluh juta triliun triliun triliun detik) dari ledakan situasi jagad raya dapat diakses dengan menggunakan teori-teori fisika mutakhir. Diperkirakan pada saat itu temperatur jagad raya mencapai 1032 K atau sepuluh triliun triliun kali lebih tinggi dari temperatur inti matahari. Periode yang dimulai pada usia 0 hingga 10-43 detik dikenal sebagai periode (masa) Planck yang hingga saat ini masih merupakan misteri bagi sains. Para ilmuwan mengimpikan sebuah teori yang dapat menggabungkan teori kuantum dengan teori gravitasi yang diharapkan dapat menguak apa yang terjadi pada masa Planck. Teori yang dinamakan teori gravitasi kuantum ini tentulah sangat sulit mengingat bahwa domain kuantum (daerah dimana efek kuantum dominan) berukuran mikroskopik maksimal sebesar atom atau molekul, sedangkan gaya gravitasi terlihat superior pada skala planet atau galaksi. Meski demikian, usaha ke arah sana sudah banyak dilakukan, misalnya melalui gagasan teori Superstring yang mempostulasikan ruang dengan dimensi 10 atau 26 pada masa Planck. Dimensi-dimensi tersebut berkontraksi setelah masa Planck dan menyisakan hanya 3 dimensi ruang serta satu dimensi waktu saat ini.

Setelah masa Planck alam semesta memasuki masa Penggabungan Agung (Grand Unification). Pada masa ini semua gaya fundamental kecuali gaya gravitasi sama kuatnya. Saat itu alam semesta masih belum berisi apa-apa kecuali sup plasma dengan temperatur lebih dari seratus ribu triliun triliun Kelvin. Periode ini tidak berlangsung lama dan alam semesta mengalami inflasi (pengembangan secara cepat) yang diakhiri dengan pemisahan gaya lemah dan gaya elektromagnetik. Setelah kedua macam gaya tersebut terbedakan, sup plasma panas berubah menjadi sup elektron-quark beserta partikel-partikel pembawa gaya elektrolemah yaitu partikel W dan Z. Partikel-partikel tersebut eksis di alam semesta bersama anti partikel mereka yang jika bergabung akan bertransformasi menjadi radiasi dan sebaliknya radiasi yang ada dapat segera berubah menjadi partikel dan anti-partikel.

Seperseratus ribu detik setelah ledakan temperatur alam semesta turun menjadi 10 triliun Kelvin atau sekitar seribu kali lebih panas dari temperatur pusat matahari. Pada saat ini sup quark berkondensasi menjadi proton dan netron yang merupakan komponen dasar dari nukleus atau inti atom.

Sekitar tiga menit kemudian temperatur terus menurun menjadi satu milyar Kelvin. Energi kinetik yang dihasilkan temperatur sebesar ini sudah tidak mampu lagi menahan gaya nuklir kuat antara proton dan netron yang selanjutnya bergabung menjadi nucleus-nukleus ringan. Proses ini dinamakan sebagai proses nukleosintesis. Proton dan netron bergabung menjadi nukleus deuterium. Deuterium kemudian menangkap sebuah netron membentuk inti tritium. Selanjutnya Tritium bergabung dengan sebuah proton menjadi inti Helium. Proses ini berlanjut terus hingga mencapai inti atom Lithium, namun dengan peluang yang semakin kecil. Dengan demikian teori Big Bang meramalkan kelimpahan Hidrogen dan Helium di dalam alam ini. Konfirmasi ramalan ini diperoleh melalui spektrum bintang-bintang serta galaksi yang dapat diamati dari bumi.

Setelah 3 menit pertama berlalu tidak banyak perubahan yang terjadi kecuali temperatur terus menurun dan alam semesta semakin besar hingga usia jagad raya mencapai 300.000 tahun. Di usia ini alam semesta telah mendingin menjadi 3000 Kelvin, suatu kondisi temperatur yang masih mampu melelehkan kebanyakan logam yang kita kenal. Walaupun temperatur ini masih sangat tinggi, energi kinetik yang dimiliki oleh elektron tidak mampu lagi menahan gaya tarik menarik Coulomb antara elektron dan nukleus. Elektron kemudian bergabung dengan nukleus membentuk atom sehingga seluruh sup plasma tadi akhirnya berubah menjadi atom-atom. Mulai saat ini radiasi tidak lagi bertransformasi menjadi partikel dan anti-partikel, sehingga dikatakan bahwa alam semesta mulai terlihat transparan oleh radiasi. Radiasi foton selanjutnya dapat bergerak bebas bersama mengembangnya alam semesta. Dengan demikian, radiasi CMB yang teramati oleh para ilmuwan adalah fosil radiasi yang berasal dari 300.000 tahun setelah terjadinya Big Bang.

Dalam beberapa jam setelah Big Bang pembentukan Helium serta elemen-elemen ringan lainnya berhenti. Alam semesta terus berkembang dan mendingin, namun dibeberapa lokasi yang memiliki kerapatan jauh lebih besar dibandingkan di tempat lain proses pengembangan tersebut agak lambat akibat gaya tarik menarik gravitasi yang relatif lebih besar. Bahkan di tempat-tempat tertentu di alam semesta proses pengembangan berhenti sama sekali dan elemen-elemen yang ada di tempat itu mulai merapat. Karena gaya gravitasi semakin bertambah, gas-gas Hidrogen dan Helium mulai berrotasi untuk mengimbangi tarikan gravitasi. Proses ini selanjutnya melahirkan galaksi-galaksi yang berputar dan memiliki berbagai macam bentuk seperti cakram dan elips, bergantung pada kecepatan rotasi serta gaya gravitasinya.

Selanjutnya gas-gas Hidrogen dan Helium dalam galaksi akan pecah menjadi awan-awan yang lebih kecil dan juga mengalami proses kontraksi karena masing-masing memiliki gaya gravitasi sendiri. Karena atom-atom di dalam awan-awan tersebut saling bertumbukan, tarikan gravitasi mengakibatkan tekanan bertambah dan temperatur terus meningkat yang pada akhirnya sanggup untuk menyulut reaksi nuklir fusi. Reaksi ini akan mengubah Hidrogen menjadi Helium dan berlangsung relatif lama karena persediaan Hidrogen yang berlimpah dan terjadi keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya ledakan nuklir. Helium kemudian diubah menjadi elemen-elemen yang lebih berat melalui proses fusi hingga menjadi Karbon dan Oksigen. Tahapan selanjutnya menghasilkan bintang-bintang di dalam galaksi yang sebagian meledak sambil melemparkan bahan bakar untuk membentuk bintang-bintang generasi baru. Matahari kita adalah salah satu contoh dari bintang jenis generasi baru ini. Sebagian kecil pecahan ledakan yang mengandung element-elemen lebih berat tidak lagi sanggup untuk menyalakan reaksi fusi nuklir karena elemen-elemennya relatif sudah stabil dan temperaturnya tidak cukup tinggi. Bagian ini akhirnya membentuk planet-planet yang mengorbit bintang seperti bumi kita yang mengorbit matahari.

Pada saat bumi terbentuk, sekitar 5 milyar tahun yang lalu, temperaturnya sangat tinggi dan tidak memiliki atmosfir. Setelah agak lama barulah temperatur bumi menurun dan atmosfir mulai terbentuk karena adanya emisi gas dari batu-batuan di atas permukaan bumi. Namun, atmosfir pertama ini bukanlah atmosfir yang dapat mendukung kehidupan seperti saat ini, karena atmosfir bumi mula-mula terdiri dari gas-gas beracun seperti Hidrogen Sulfida. Untungnya beberapa makhluk primitif yang ada saat itu membutuhkan gas-gas tersebut untuk bernafas dan menghasilkan Oksigen sebagai gas buangan ke permukaan bumi, sehingga permukaan bumi akhirnya dipenuhi oleh gas Oksigen. Karena gas Oksigen sendiri merupakan racun bagi makhluk primitif ini, sebagian besar dari mereka akhirnya punah secara alami, sedangkan sebagian lagi dapat menyesuaikan diri dengan mengkonsumsi Oksigen sebagai kebutuhan hidupnya.

Masalah yang Dihadapi Teori Big Bang

Teori Big Bang standar (Standard Big Bang atau SBB) berhasil membangun hubungan antara jarak bintang dengan besar pergesaran merah yang teramati, serta dapat menjelaskan berlimpahnya elemen-elemen ringan seperti Helium, Deuterium, dan Lithium. Untuk menjelaskan fenomena-fenomena tersebut SBB hanya memerlukan satu konstanta sebagai input yaitu rasio antara kerapatan baryon dengan kerapatan foton di alam semesta saat ini. Namun yang paling penting sekali adalah SBB berhasil meramalkan keberadaan distribusi radiasi benda hitam dari CMB yang berhasil dikonfirmasi dengan akurasi yang sangat tinggi.

Di balik semua kesuksesan itu teori SBB ternyata memiliki cacat. Teori SBB tidak dapat menjelaskan mengapa radiasi CMB sangat isotropik. SBB juga menghadapi masalah yang dikenal sebagai problem horizon, yaitu jarak maksimal yang dapat ditempuh cahaya setelah ledakan jauh lebih kecil dibandingkan dengan jarak gelombang mikro dari foton yang teramati pada temperatur yang sama (dengan kata lain, ukuran alam semesta pada saat itu yang terlihat dari masa sekarang jauh lebih besar dari ukuran yang dapat ditempuh cahaya setelah terjadinya Big Bang). Disamping itu, bagi teori SBB fenomena alam semesta yang cenderung flat (fenomena yang memperlihatkan kecenderungan alam semesta untuk terus berkembang) juga masih merupakan misteri. Problem lain adalah SBB secara internal tidak konsisten karena SBB bersandar pada asumsi bahwa materi merupakan zat alir ideal atau fluida klasik, padahal semua ilmuwan tahu bahwa pada temperatur sangat tinggi penjelasan materi sebagai gas ideal klasik tidak lagi valid.

Karena Teori Medan Quantum (Quantum Field Theory atau QFT) merupakan satu-satunya teori yang berlaku pada energi (temperatur) sangat tinggi, maka solusi problem terakhir adalah melalui modifikasi SBB dengan QFT. Masuknya QFT pada kosmologi Big Bang ternyata memberi jalan pada penemuan skenario inflasi alam semesta yang mempostulatkan bahwa pada suatu masa alam semesta mengalami pengembangan secara eksponensial. Pada masa ini energi materi disimpan dalam bentuk lain dan dilepas sebagai energi termal di akhir proses inflasi.

Skenario inflasi tentu saja dapat menyelesaikan problem horizon karena ukuran alam semesta setelah inflasi konsisten dengan kerucut cahaya masa lampau (ukuran alam semesta di masa lampau dilihat dari masa sekarang). Selain itu skenario inflasi juga dapat menyelesaikan masalah flatness karena pada masa inflasi entropi semesta bertambah dengan faktor yang sangat besar yang pada akhirnya mendorong alam semesta untuk mengambil bentuk flat. Pembuktian secara akurat diperoleh dengan menggunakan persamaan Friedmann-Robertson-Walker, yang merupakan kasus khusus dari persamaan Einstein dalam teori relativitas umum.

Masalah Pada Saat Penciptaan

Mungkin, masalah yang paling fundamental dalam teori Big Bang adalah masalah penciptaan atau pada saat alam semesta berusia 0 detik. Seperti sudah dijelaskan di atas, pada saat itu teori Big Bang meramalkan kondisi singularitas yang tidak dapat diakses dengan teori fisika semutakhir apa pun. Namun, kalau pun kita mengabaikan kondisi ini, teori penciptaan alam semesta tampaknya tidak dapat diterima oleh fisika karena menyalahi aturan fisika yang paling fundamental, kekekalan energi. Hukum kekekalan energi merupakan dasar fisika dan belum pernah ada bukti-bukti eksperimen eksplisit bahwa hukum kekekalan energi ini dilanggar. Jika pada saat sebelum alam semesta tercipta tidak terdapat apa-apa sedangkan saat ini kita dapat mengamati alam semesta yang maha luas, maka hukum kekekalan energi telah dilanggar sebesar massa semesta dikalikan dengan kuadrat kecepatan cahaya, E = mc2 , sesuai dengan teori Einstein. Di manakah letak solusinya?

Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa energi total alam semesta tetap nol. Energi yang berasal dari massa alam semesta adalah energi positif, sedangkan energi yang mengikat alam semesta akibat gaya tarik menarik gravitasi yang dialami oleh setiap partikel merupakan energi negatif. Kedua jenis energi tersebut saling menghilangkan, sehingga energi total semesta tetap nol sesuai dengan kondisi sebelum alam semesta diciptakan. Pendapat ini juga mendukung adanya materi yang tidak terdeteksi yang tersebar di alam semesta yang disebut materi gelap (dark matter).

Untuk menjawab masalah penciptaan materi dari keadaan ‘tidak ada’ menjadi ‘ada’ ilmuwan berpaling pada teori kuantum. Di dalam teori kuantum keadaan ‘tidak ada’ ini dikenal dengan istilah vacuum, suatu keadaan yang ternyata tidak kosong sama sekali namun terdiri dari dinamika penciptaan dan pemusnahan partikel serta anti-partikel dalam waktu yang sangat singkat. Mengapa partikel dan anti-partikel dapat diciptakan dari sesuatu yang tidak ada dan keduanya dapat dimusnahkan tanpa ada bukti sisa radiasi anihilasi? Jawabannya adalah melalui ketidakpastian Heisenberg yang menyatakan bahwa ketidakpastian pengukuran energi berbanding terbalik terhadap ketidakpastian waktu pengukuran dengan konstanta Planck sebagai konstanta pembanding. Ketidakpastian Heisenberg secara implisit memperbolehkan pelanggaran energi dalam suatu sistem asalkan waktu pelanggaran sangat singkat, semakin besar pelanggaran energi semakin singkat waktu yang diperbolehkan. Dengan demikian keadaan vacuum terdiri dari lautan partikel dan anti-partikel yang eksis dan musnah dalam waktu sangat singkat. Fluktuasi vacuum ini juga mengakibatkan black hole (lubang hitam) bersifat tidak ‘benar-benar hitam’ karena ia dapat menarik partikel sambil meradiasikan anti-partikel dari dalam vacuum.

Setelah terjadinya Big Bang jumlah partikel dan anti-partikel sama banyaknya. Keduanya dapat bergabung menjadi radiasi dan sebaliknya radiasi dapat menghasilkan pasangan partikel dan anti-partikel. Mengapa saat ini yang teramati di alam semesta hanyalah materi, atau dengan kata lain ke mana perginya anti-materi?

Eksperimen dan teori fisika telah berhasil membuktikan bahwa alam semesta beserta isinya memperlihatkan sifat simetri dengan cacat yang sangat kecil. Pada saat terjadi kesetimbangan termal antara pasangan partikel dan anti-partikel dengan radiasi, tidak semua proton beranihilasi dengan anti-proton dan sebaliknya tidak semua radiasi menghasilkan pasangan partikel dan anti-partikel. Cacat simetri yang sangat kecil ini akhirnya meninggalkan lebih banyak materi dibandingkan dengan anti-materi, sehingga alam semesta yang terlihat sekarang disusun sepenuhnya oleh materi. Beberapa jenis anti-partikel yang teramati di ruang angkasa diperkirakan berasal dari reaksi nuklir yang berasal dari bintang-bintang tertentu.

Nasib Alam Semesta di Masa Mendatang

Jauh sebelum CMB terdeteksi oleh Penzias dan Wilson, seorang ilmuwan Rusia bernama Alexander Friedmann mencatat kekeliruan Einstein pada persamaan relativitas umumnya. Sementara Einstein dan para fisikawan lain sibuk memodifikasi persamaan gravitasi untuk membuat alam semesta bersifat statik, Friedmann mengajukan dua asumsi sederhana tentang alam semesta. Pertama: alam semesta terlihat sama ke arah mana pun kita memandang. Kedua: hal tersebut benar dari mana pun kita memandang alam semesta. Untuk skala manusia tentu saja asumsi ini terlihat terlalu ceroboh, namun untuk skala milyaran galaksi simulasi-simulasi komputer saat ini memperlihatkan kebenarannya. Dari kedua asumsi tersebut Friedmann memperlihatkan bahwa alam semesta haruslah berkembang. Bahkan pada tahun 1922 ia dapat meramalkan secara akurat apa yang akhirnya ditemukan oleh Hubble pada tahun 1928.

Dalam pemikiran Friedmann ada tiga kemungkinan (model) yang akan terjadi pada alam semesta di masa mendatang. Kemungkinan pertama adalah alam semesta bersifat tertutup (closed universe). Kemungkinan ini terjadi jika gaya gravitasi yang dihimpun oleh semua galaksi relatif sangat kuat, sehingga mampu untuk menekuk ruang (space) menjadi bentuk seperti permukaan sebuah bola jika kita bayangkan alam semesta hanya terdiri dari dua dimensi. Untuk model ini alam semesta akan berhenti berkembang pada suatu masa dan gaya gravitasi akan kembali menyatukan semua galaksi menuju ke satu titik. Apa yang terjadi kemudian adalah kehancuran semesta yang dikenal dengan istilah Big Crunch atau kebalikan dari Big Bang.

Kemungkinan kedua adalah gaya gravitasi terlalu lemah untuk mengatasi proses pengembangan alam semesta sehingga alam semesta akan terus menerus berkembang dengan cepat dan selamanya.

Kemungkinan yang terakhir akan terjadi jika proses pengembangan alam semesta tidak terlalu cepat namun hanya cukup untuk mengeliminasi gaya gravitasi, sehingga alam semesta berkembang menuju ukuran tertentu dan kecepatan pengembangannya berkurang sedikit demi sedikit menuju nol. Pada kasus ini alam semesta dikatakan bersifat flat.

Dari ketida model tersebut mana yang paling mungkin menurut para ilmuwan? Karena peluang untuk setiap model sangat bergantung pada laju berkembangnya semesta serta besar gaya gravitasi yang dimilikinya, maka informasi tentang kerapatan rata-rata alam semesta sangat menentukan. Jika kerapatan rata-rata ini lebih kecil dari suatu nilai kritis maka alam semesta akan terus berkembang untuk selamanya. Namun jika sebaliknya maka kehancuran alam semesta akan terjadi melalui proses Big Crunch.

Hingga saat ini hasil pengukuran dan perhitungan kebanyakan mengarah pada nilai kritis yang berarti bahwa alam semesta cenderung untuk bersifat flat. Meski demikian, banyak ketidakpastian yang harus diperhitungkan para ilmuwan. Salah satu dari yang paling membingungkan para ilmuwan adalah pada pengukuran konstanta Hubble, suatu konstanta yang menghubungkan antara jarak bumi-bintang dengan pergeseran merah (red shift) bintang tersebut. Konstanta Hubble yang banyak diyakini oleh para astronom saat ini menghasilkan usia alam semesta pada kerapatan kritis sekitar 10 milyar tahun. Kontrasnya, pengukuran memperlihatkan bahwa usia bintang tertua dalam galaksi kita paling tidak telah 14 milyar tahun. Wajar saja jika perdebatan yang sangat sengit masih mewarnai masalah ini.

Bagi kita sendiri, sebagai manusia yang hidup di masa kini, model mana yang mungkin terjadi tidak akan menjadi masalah. Meski alam semesta keesokan hari mulai mengkerut menuju kehancuran, waktu yang dibutuhkan tentulah paling tidak 10 milyar tahun lagi. Pada saat itu tentu saja seluruh manusia dan peradabannya di permukaan bumi telah lama punah karena matahari sudah kehabisan bahan bakar. Kecuali, seperti kata Stephen Hawking dalam bukunya A Brief History of Time, jika manusia sudah mengkoloni tatasurya atau galaksi-galaksi lain yang masih memungkinkan berjalannya kehidupan. Jika kasus terakhir ini terjadi maka manusia-manusia di akhir zaman akan dapat “menikmati” perubahan warna langit menjadi merah lalu membara dan terang benderang karena peningkatan temperatur menuju ke tak hingga.

Apa yang akan terjadi setelah Big Crunch tidak ada yang tahu, karena apa yang terjadi setelah keadaan singularitas tidak dapat diprediksi dengan menggunakan pengetahuan manusia saat ini. Namun jika alam semesta ini terus berkembang, maka ia akan menuju ke temperatur nol absolut. Alam semesta akan terus menerus mendingin dan mati karena tidak ada lagi proses transfer energi yang merupakan prinsip dasar dari kehidupan

38 Tanggapan to “Kronologi Alam Semesta Dari Kacamata Sains”

  1. kayaknya kita punya ketertarikan pada hal yang sama….sains

    http://orosdiono.blogspot.com

    Suka

  2. Bima said

    Bagus….

    @
    🙂

    Suka

  3. ummi said

    trimakasih atas penjelasannya namun mohon maaf karena saya tdk pernah terjun dalam ilmu fisika seperti ini maka banyak sekali yang tidak saya faham..hanya bisa menyimpulkan ternyata didalam sains juga banyak warna abu abu nya banyak perkiraan dan kemungkinan yang akhirnya perbeda pendapat, tapi kenapa kok ada sbagaian orang yang sangat mengagungkan ilmu pengetahuan sehingga melupakan penciptaan …maksud saya orang orang atheis, padahal dari sekian penjelasan yang begitu asik ternyata masih banyak warna abu abu nya, atau karena kekurang tahuan saya dalam hal ini, mohon dijelaskan
    sekali lagi terimakasih

    @
    Sains tidak mampu menjelaskan dan meneliti permulaan penciptaan. Mulanya ilmu pengetahuan menjelaskan harus disertai bukti dan melalui pengamatan empiris. Dengan metode pengamatan dan pembuktian, tentunya menuntut bisa diuji. Awal penciptaan tentu tidak bisa diuji, jadi ilmu pengetahuan kemudian memang bukan berada di ranah agama, bukan masalah keyakinan. Namun, kemudian sains juga akhirnya bertanya kepada hal-hal yang metafisik dan spiritual. Sains hanya bisa menjelaskan, ada sesuatu yang kita tidak mengerti di balik semua keteraturan alam semesta ini. Kata “sesuatu” itu tidak menyenangkan untuk sains, karena ada yang mengatur, karena ada yang superior. Ini tidak bisa dirumuskan. Ilmuwan, pada dasarnya juga punya interest atau pandangan filosofis terhadap sains. Jadilah wilayah yang memang “abu-abu” itu menjadi basis juga untuk menerima kehadiran Allah (untuk yang percaya) dan menolak (untuk yang tidak percaya). Singkatnya, pada prinsipnya masalah iman bukan masalah sains. Jadi ada benarnya bahwa itu dilupakan, tapi bagi orang beriman justru sebaliknya, sains menjadi perjalananan spiritual untuk mengenalNya….

    Suka

    • fud said

      Saya setuju dengan komentar, sains menjadi perjalanan spiritual untuk mengenalNya. Jadi kita tetap harus mempelajari sains semaksimal mungkin, supaya kita semakin tahu kebesaranNya dan tidak kalah dengan orang lain yang sudah lebih dahulu tahu tentang sains. Kita mempelajari sains dengan maksimal tidak berarti kita mengagungkan sains. Kita belajar sains, sebenarnya kita belajar mengagungkan Yang Menciptakan sains. Lebih baik kita tahu bahwa kita belum tahu dan kemudian kita cari tahu (belajar) dari pada kita tidak tahu bahwa kita tidak tahu dan tidak cari tahu

      Suka

      • Anonim said

        Itulah mas Fud, ada yang tidak suka jk agama dihubungkan dg sains bahkan ada yang alergi bahkan ada yang mencemooh jka membahas agama dg banyak mengaitkan sain, padahal sy ketika membaca buku buku karangan A. Mus. maka di sana sy memdapat pencerhan yang sangat lumayan alias membuat mata berkaca-kaca lantaran ingat kebesaran Allah Swt. yang selama itu penjelasan para pakar Islam bagi saya masih abu-abu jg alias tidak memberikan perenungan dalam situasi kemajuan IP yg kt jalani sekarang. .

        Suka

    • fud said

      Saya setuju dengan komentar, sains menjadi perjalanan spiritual untuk mengenalNya. Jadi kita tetap harus mempelajari sains semaksimal mungkin, supaya kita semakin tahu kebesaranNya dan tidak kalah dengan orang lain yang sudah lebih dahulu tahu tentang sains. Kita mempelajari sains dengan maksimal tidak berarti kita mengagungkan sains. Kita belajar sains, sebenarnya kita belajar mengagungkan Yang Menciptakan sains. Lebih baik kita tahu bahwa kita belum tahu dan kemudian kita cari tahu (belajar) dari pada kita tidak tahu bahwa kita tidak tahu dan tidak cari tahu.

      Suka

  4. Reza said

    lumayan menarik..

    @
    😀

    Suka

  5. bagus p said

    mumet

    @
    Sama Mas, mummmmmet… tapi asyik… kerap saya baca ulang lagi… bukan tidak mengerti… tapi karena bingung… 😀

    Suka

  6. ganedio said

    Saya belum begitu paham mengenai alam semesta asal mula berukuran kecil dengan kerapatan sangat tinggi. Sebagaimana kita ketahui bahwa materi alam semesta ini terdiri dari susunan partikel yang sangat kecil. Satu partikel ini akan menempati satu sel ruang.

    Di dalam besi padat barangkali masih ada sel ruang yang kosong sehingga setiap electron masih dapat leluasa berputar mengelilingi atom. Jika electron adalah partikel terkecil di alam semesta, electron berpindah dari sel ruang satu ke sel ruang lainnya dengan kecepatan normal.

    Namun, pada asal muasal alam semesta yang berukuran kecil dengan kerapatan yang sangat tinggi, sel ruang yang kosong tidak ada lagi karena sudah terisi penuh dengan partikel-partikel kecil. Bagaimana electron-electron bisa bergerak berputar mengelilingi atom, pada kondisi kumpulan electron dalam atom yang sangat berdesakan saling menghambat? Saya pikir mungkin wujudnya bukan berupa atom suatu unsur materi. Belum bisa disebut sebagai materi yang kita kenal sekarang yang mempunyai proton, netron, dan electron atau mungkin masih berupa plasma energi. Tapi anehnya kekuatan magnet apa yang bisa menarik partikel/energi demikian banyaknya.

    @
    Wah.. Mas Ganedio, saya juga bingung juga. Bahwa alam semesta dulunya memiliki kerapatan sangat tinggi kemudian blar menjadi alam semesta yang dikenal sebagai bigbang itu masih berupa teori lho yang juga mulai dipertanyakan keabsahannya. Melihat kejadian galaksi mengkerut menjadi bintang katai putih atau melihat blackhole sebagai bentuk masa super padat menjelaskan bahwa massa terpadatkan. Untuk sebuah posisi dari teori bigbang, kejadian tunggal penciptaan alam semesta (ini tidak sesuai dengan yang disampaikan ayat al Qur’an :”… dahulunya masih berupa asap,…kemudian… ” diasumsikan sebagai kejadian dimana sebelumnya dalam ketiadaan. Hukum fisika belum terbentuk. Perjalanan Atom Memahami Tuhan, adalah kutipan yang menurut saya sangat menarik. Gaya interaksi lemah dan kuat, spin dari elektron dan unsur-unsur lain (seperti bumi yang berotasi pula) adalah kondisi yang memungkinkan bulan tetap pada garis edarnya, elektron pada garis edarnya pula. Ini adalah kekuatan maha dahsyat yang ditunjukkan Allah kepada manusia. Umur-umur partikel dengan berbagai warna dan berbagai nama gluon, muon, dan kawan-kawannya adalah juga rahasia-rahasia zarah terkecil alam semesta yang masih menjadi keindahan bagi para fisikawan. Semakin diurut ke dalam, manusia kemudian bertanya kembali… kalau begitu, apa seeh yang disebut materi itu… karena materi yang ada sampai bagian yang terkecilpun selalu masih bisa diuraikan lagi… teori dawai sedikit menjelaskan rahasia itu. Kehadiran materi gelap yang ditangkap di alam semesta ini menjelaskan bahwa masih banyak juga yang tidak diketahui manusia…..

    Suka

  7. iiz said

    bisa kasi contoh hukum pergeseran wien yang ada di alam ini ato di kehidupan sehari2 g? soalnya, guru fisika di skul nyuruh nyari. thanks before…..

    @
    Wah Adek IIz ini ada-ada saja. Hukum Wien apa ya…? Pergeseran Wien yang menyatakan bahwa untuk distribusi radiasi benda hitam perkalian antara panjang gelombang radiasi berintensitas maksimum dengan temperaturnya ekivalen dengan bilangan 0,3?. Singkatnya ada hubungan antara temperatur dan sifat atau karakteristik benda. Termasuk temperatur benda bergerak yang memancarkan gelombang elektromagnetik?. Jadi karena saya tidak paham juga yang dimaksud, maka tentunya pergeseran benda-benda langit memenuhi juga hukum pergeseran Wien. Jadi menurut hukum pergeseran wien yang menyatakan bahwa spektrum yang mengarah kemerah menandakan galaksi tersebut sedang bergerak menjauhi bumi. Dengan begitu, kita tahu galaksi atau benda langit menjauhi atau relatif mendekati terhadap bumi.
    Karena sifat gelombang radiasi dan sifat benda itu memiliki hubungan, maka kita tahu pula bahwa benda yang dipanaskan atau diberi stimulus gitu — maksudnya diberi panas/kalor, akan memancarkan panas atau gelombang elektromagnetik sebagai reaksi balik dari rangsang yang terjadi. Nah kalo emang begitu, maka pancaran yang dikenai pada benda juga bisa dong mengikuti hukum pergeseran Wien. Jadi, dalam aplikasi praktis sambungan dua benda maka kita bisa hitung temperatur yang dibutuhkan untuk penyambungan yang baik, panas dari saluran air, mendeteksi penyakit pada daging manusia (kanker) karena sifat benda dan radiasinya bisa dibedakan berdasarkan prinsip pergeseran wien. Benda pijar seperti lampu, ataupun pergerakan dari Alien dan Predator bisa diketahui karena prinsip ini…
    nggkali begitu yang dimaksud… kalau soal rumusnya : nyerah deh… 😀

    Suka

  8. indra said

    gag ngertyy…

    maksudnya apa nih tolong dijelaskan dengan lbh sederhana pleasee…!!

    @
    Wah… agor juga sama bingungnya, kita baca pelan-pelan lagi. Agor juga suka ulangi lagi, karena bingung !

    Suka

  9. eko said

    Menurut pendapat saya teori yang ditemukan para ilmuan itu ada benarnya akan tetapi manusia dari zaman ke zaman pasti berubah dari segi fisik dan akal, semua itu telah diterangkan di dalam Al Qur’an

    @
    Tentu saja ada benarnya dan boleh jadi semakin banyak benarnya dan menunjukkan apa-apa yang sebelumnya “boleh jadi” kurang terpahami manusia. Teori-teori itu mengajarkan kepada kita “bagaimana” mekanisme Allah dalam mengatur kehidupan. Meskipun juga sangat jelas, bahwa sebagian besarnya menjadi semakin banyak ketidaktahuan manusia terhadap dimensi-dimensi kehidupan…..

    Suka

  10. Anonim said

    bagaimana kalau ditambah animasi, kan lebih keren dan menambah pemahaman.

    @
    wah… memang lebih keren… tapi 😦

    Suka

  11. Kalo nggak salah di koran kemarin katanya BigBang sudah berhasil dibuktikan ilmuwan dengan eksperimen.

    @
    Rasanya nggak mungkin ada deh bigbang bisa dieksperimenkan…
    Kemunculan partikel dari ada dan tiada juga masih hipotesis yang mungkin dalam kuantum. Apalagi teori bigbang…. upaya mendekati dari gelombang kosmis atau ekstrapolasi sih mungkin-mungkin saja, tapi eksperimen dengan bigbang buatan nyaris tidak akan pernah terjadi. Alasannya sederhana. Sebelum bigbang, tidak ada hukum fisika yang dikenali. Jadi bagaimana eksperimen bisa dimulai? 😀

    Suka

  12. Intinya ketika ada tembakan itu artinya sudah ada keberadaan di situ. Dan itu tidak membuktikan sesuatu berasal dari ketiadaan ???

    @
    😀 judul eksperimen memang hebat, membuktikan teori bigbang, sambil berusaha meniru keadaan/kondisi yang diperkirakan sama dengan sesaat setelah terjadinya ledakan bigbang. Mencoba mencari adanya partikel gelap yang terjadi saat pembentukan alam semesta. Jadi, memang tidak membuktikan sama sekali sesuatu ada dari ketiadaan.
    Agor kira sih, tidak akan ada teori apapun yang bisa membuktikan sesuatu ada dari ketiadaan. Ini sudah hak perogatif Allah. Kita hanya akan mengimani saja. Mungkin logika akan memahaminya, tapi eksperimen sih nggak akan… 😀

    Suka

    • 😀

      Suka

    • qarrobin said

      medan gravitasi dan foton adalah sesuatu yang bergetar(raajifah), sehingga disebut energi(naasyithah). “sesuatu” ini adalah ruang-kosong atau ketiadaan. Bagaimanapun keadaan kosmos, tetap ia merupakan ketiadaan, apa yang kita sebut pejal, karena ada energi yang menahannya yang mengambil bentuk arketype dari kesesuatuan

      an naazi’aat 079,001-006

      wa an naazi’aati gharqan = dan yang tercabut dahsyat(big bang)
      wa an naasyithaati nasythan = dan energi yang energetik
      wa as saabihaati sabhan = maka beredar di garis edar
      fa as saabiqaati sabqan = maka berlomba saling menjauhi
      fa al mudabbiraati amran = maka yang mengatur amr
      yauma tarjufu ar raajifah = hari bergetar sesuatu yang bergetar

      Suka

  13. frits dimu said

    Saya setuju dengan teori big bang yang diperkuat dengan temuan radiasi CMB dan mengalahkan teori materialism (segala sesuatu itu ada dan tidak ada yang mencipta) namun dari itu semua ilmu fisika tidak dapat membuktikan bahwa mengapa alam semesta ini tersusun rapih dan tidak terjadi tambrakan antar planet atau benda ruang angkasa lainnya sehingga akhirnya pada titik misteri bahwa pasti segala sesuatunya ada perancangnya sipakah dia DIA. DIA adalah TUHAN/DEWA yang kita sembah….

    Suka

  14. rafir said

    Bagaimana menurut anda tentang radiasi benda hitam menurut pandangan fisika klasik, hukum pergeseran wien, dan hipotesa Planck? Perbedaan dan persamaan
    Syukron…….

    @
    Wah… agor belum bisa jawab… ini pertanyaan untuk fisikawan… kalau dulu orang berpikir yang hitam adalah sehitam-hitamnya sampai tidak ada lagi yang bisa keluar dari benda hitam… sekarang tak lagi sehitam “aslinya”…

    Suka

  15. siti said

    selain teori big bang, apa da teori lain tentang penbentukan alam semesta? jelasin dong….

    Suka

  16. Pada usia hampir tiga perempat abat saya menulis fiksi berjudul Blackhole dengan latar belakang abad ke 30. Dalam Fiksi itu para ilmuwan “dihebohkan” dengan sebuah formula misterius yang diberi nama Formula Supernatural Modern.
    Fiksi ini sangat kontroversial karena ada bagian Alam Semesta yang tak/belum terisi oleh materi bermassa, tetapi tidak kosong, melainkan berisi energi semu. Gelombang semu yang tak bermassa dapat bergerak dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya. Ini sangat bertentangan dengan fisika saat ini.
    Suatu saat ketika dalam keadaan mengantuk, jari-jari saya tanpa sadar menekan tut keybord hingga saat sadar dimonitor terlihat tulisan E= -x + y. Saya analisa tulisan itu, ternyata dapat saya gunakan untuk menjelaskan teori gagasan saya, Teori Minimalis, yang saya gunakan untuk menjelaskan fiksi saya yang kontroversial itu. Persamaan itu saya namakan Formula Supernatural Modern.
    Ingin tahu lebih dalam “gagasan sinthing” saya itu. Akses: lewat google: teori minimalis atau teori kerajangsampah atau ibnusomowiyono atau teori paralogika atau teori Som Wyn. atau langsung http://www.ibnusomowiyono.multiply.com.
    Saya tunggu tanggapan anda atas tulisan saya itu.

    Suka

  17. trihidayatno said

    Menemukan lagi banyak misteri yang saya tidak tahu. Membuat saya harus belajar banyak.

    Suka

  18. Menurut TM Big Bang bukanlah permulaan Universe melainkan kelahiran Sub Alam Fisika. TM bersifat dualistik karena membedakan antara fenomena nyata dimana ruang telah terisi oleh materi bermasa dan fenomena semu dimana ruang belum terisi materi bermasa. Universe dinyatakan sebagai sebuah system tertutup yang jumlah energinya tetap yang berubah hanyalah jenisnya. Ruangan semu yang hanya terisi energi semu akan berubah menjadi ruang nyata setelah terisi oleh materi bermassa, namun dalam ruang nyata tetap terdapat juga energi semu. Menurut TM massa terjadi saat energi semu mencapai keseimbangan prima. Hal ini dapat dijelaskan dengan Formula Supernatural Modern E = – x + y dimana E adalah keseimbangan antara kutub utara magnit dengan kutub selatan magnit. Sebuah dipole hanya akan memiliki massa ketika kedua kutubnya benar-benar sama, artinya x= y = q. Q disebut quanta. Saat x berharga mendekati y maka akan terjadi oscilasi, oscilasi kutub magnit akan menimbulan medan listrik, disusul kembali terjadinya medan magnit dan seterusnya hingga terjadi gelombang electro magnetik, diantaranya cahaya. Oscilasi diantara titik 0 (titik keseimbangan prima memungkinkan kondisi E=0 yang menimbulkan photon (yang bermassa betapapun kecilnya) yang membatasi kecepatan cahaya (c).

    Suka

  19. Formula Einstein E=mc2 menjelaskan hubungan antara massa dengan energi, dimana E= energi, m =massa materi dan c adalah kecepatan cahaya diruang hampa.
    TM mengkritisi formula ini dengan memberikan nilai m=0, maka akan didapat E = 0 (karena c adalah sebuah konstanta yang nilainya berhingga). Ini bertentangan dengan kenyataan, cahaya masanya nol (m cahaya =0) tetapi memiliki energi. Apakah formula Einstein salah? Tentu saja tidak sebab telah terbukti dapat dimanfaatkan untuk membuat bom atom dan hidrogin,juga digunakan pada reaktor nuklir fisi. Dimana letak ketidak sesuaian/ kontradiksi itu? Hukum fisika menganggap universe hanya terisi materi. Yang tak terisi materi dikatakan kosong. TM menginformasikan bahwa tak ada bagian universe yang kosong, bagian yang dianggap kosong itu terisi energi yang tak bermassa. Einstein menyadari bahwa universe bukan sekedar terisi materi melainkan berisi energi, namun tak menyatakan tentang adanya energi yang tak bermassa (semu) sebab saint memang bersifat monolistik hingga tak mengakui adanya energi semu. Cahaya disadari meliki sifat mendua, disatu sisi bersifat aliran partikel halus (photon) disisi lain merupakan fenomena gelombang electro magnetik yang tak bermassa. TM menginformasikan bahwa cahaya adalah gelombang electro magnetik, terjadinya photon akibat cahaya berosilasi disekitar titik E=0 sehingga memungkinkan variable x = y = q =quanta =photon.
    Dalam TM gelombang electro magnetik yang memungkinkan terjadinya photon disebut “symetrical trans wave” yang kecepatannya c. TM menginformasikan adanya gelombang electro magnetik yang tak menimbulkan photon (karena tak pernah melintasi daerah E=0 hingga
    kecepatannya melebihi c,sebagai contoh adalah gelombang paralogika yang dapat terakses dalam kondisi bawah sadar (misalnya mimpi, miditasi, angan-angan )

    Suka

  20. ok brooooooooooooooooo

    Suka

  21. Formula Supernatural Modern E= -x + y menyatakan bahwa x (bright energy) adalah kutub selatan manikul weber sedangkan y (dark energy) adalah kutub utara manikul weber. Kedua monopule ini membentuk dipole, mula-mula dalam keadaan tak seimbang, menuju kekondisi seimbang namun masih berosilasi sehingga menimbulkan gelombang elektro magnetik. Pada saat mencapai keseimbangan prima dimana x = y = quantum akan terjadilah massa. Jadi massa atau partikel itu terjadi saat E = 0 atau jumlah energi x dan y adalah nol.
    Sebelum Big Bang universe telah tercipta tetapi dalam ujud Alam Semu dimana belum terjadi materi, namun telah terdapat energi semu di universe.
    Menurut Teori Minimalis Universe merupakan System tertutup sehingga jumlah energinya tetap, yang berubah hanya ujudnya.
    Energi yang belum mengalami keseimbangan prima E # 0 sedangkan m = 0 , energi yang telah mengalami keseimbangan prima E= 0 dan menghasilkan m#0. Ini sesuai dengan formula Einstein E = m*c^2. E akan timbul saat massa pecah menjadi massa yang lebih sederhana sesuai dengan Formula ini. (Baca hubungan antara Formula Einstein dengan Formula Supernatural Modern di Situs saya).
    Kondisi saat E # 0 atau m = 0 dimasukkan dalam fenomena semu, sedangkan ketika E = 0 atau m # 0 dinamakan fenomena nyata.
    Perubahan dari semu menjadi nyata atau sebaliknya dapat berlaku secara evolusi (berangsur) atau revolusi (cepat).
    Menurut TM Tuhan bukan sekedar pencipta, seperti pelukis berkarya yang harus mengerjakan sendiri karyanya sejak goresan tinta pertama hingga lukisan itu selesai. Tuhan YME adalah Perencana Agung (The Greatest Designer) yang sebelum menciptakan Universe telah merencanakan secara sempurna dan menyertakan hukum untuk mengatur ciptaan Nya itu, dalam TM hukum ini disebut Hukum Ekologi Universe yang mengatur antara Universe sebagai rumah, dengan isinya (penghuninya). Antara rumah dan penghuninya dan di antara sesama penghuninya haruslah sesuai/serasi atau penuh keteraturan hingga Universe disebut sebagai macro cosmos (keteraturan dalam skala macro/besar) sedangkan living organisme juga memiliki keteraturan dan disebut micro cosmos. Hukum Ekologi Univerve disertakan agar terjadi kondisi teratur (cosmo) bukan kacau (khaos).
    Menurut TM Big Bang bukanlah nongolnya energi dari bukan energi hingga menyalahi hukum kekekalan energi. Big Bang adalah kelahiran Sub Alam Semesta dari energi semu menjadi energi nyata. Sebelum terjadinya Universe telah diciptakan nothing 0#00 atau 00#0 yang tak mungkin difahami manusia sebagai persamaan 0 = bukan nol + 0 atau 0 = 0 + bukan nol. Tetapi kita akan dapat menerima persamaan #0 = #0 + 0 atau #0 = 0 + #0
    Jadi penciptaan Universe setelah merencanakannya dengan sangat cermat adalah Tuhan TMY mengubah 0#00 dan 00#0 (energi nyata yang tak terakses oleh kemampuan manusia) menjadi #0#00 dan #00#0 (energi semu yang hanya terakses oleh logika keyakinan) kemudian mengubahnya menjadi 0#0#0 yang terakses oleh logika fikiran yang di antaranya 0qq yang dapat terakses oleh logika nyata dan pancaindra karena berujud partikel/benda yang memiliki massa hingga memerlukan ruangan.

    Suka

  22. Pada kondisi 0#0#0 Tuhan YME memberi kesempatan kepada manusia untuk memilih mau menyadari atau tak mau menyadari bahwa kemampuannya sangat terbatas, sebab kondisi ini ciptaan Nya dapat terakses atau tak mungkin terakses oleh kemampuan manusia. Sebagi contoh jika x=y=0 akan terjadi 000 yang disebut nobody atau unsur premordial (kekuasaan Tuhan yang nyata karena E = 0, namun tak berujud energi melainkan dapat menjadi terakses saat x # 0 dan y # 0 melainkan saat x=y=q # 0 yaitu berupa partikel yang bermassa.
    Selama manusia mendekatinya dari pembagian materi menjadi bagian yang lebih kecil, benda-molekul-atom-inti atom-electron – quark dan bagian yang teramat kecil apapun namanya, maka hanya dapat dicapai limit nilai mendekati nol, tak mungkin
    benar-benar nol. Lain halnya jika memulai dari nol, maka nol merupakan pusat ordinat dimana merupakan keseimbangan nilai yang sama besarnya tetapi berbeda tandanya, yang satu positip lainnya negatip. Inilah yang saya namakan perencanaan yang teramat sangat cermat sekali : Keseimbangan (termasuk keseimbangan prima) hanya mungkin terjadi jika diciptakan sesuatu yang berpasangan ( – dan + , baik dan buruk. benar dan salah…………. rational dan irrational, 0#00 berpasangan dengan 00#0.) Jadi perbedaan itu memang bagian dari rencana Tuhan YME sehingga harus kita syukuri.
    Siapa yang tak mensyukuri perbedaan berarti tak mengerti hakekat dari keberadaan dan kekuasaan Nya.

    Suka

  23. Inilah skenario penciptaan Alam Semesta menurut “gagasan saya yang sinthing: (Ingan TM bukanlah agama atau Saint melainkan teori informatika yang harus diuji kebenarannya).
    Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dalam Matematika Minimalis diberikan kode minimalisnya 000 atau unsur premordial. Menurut TM saat E=0 terjadilah m#0, karena m terjadi saat E=0.
    Kekuasaan Tuhan YME (000) adalah energi nyata (karena E=0), jadi seharusnya dapat terakses oleh kemampuan manusia lewat pancaindra (logika nyata), logika keyakinan maupun logika fikiran. Unsur premordial ini memiliki keunikan, sebab terdiri dari materi bermassa dengan bayangan super simitrinya sehingga berapapun nilai variablenya (x dan y) yang mengalami keseimbangan prima akan menghasilkan 000 (unsur premordial).
    Inilah penjelasannya:
    Energi: E = – x + y. Bayangan Super Simitrinya E’ = y + – x.
    Unsur premordial 000 E”= E + E’ = (-x + y) + (y – x) = – x” + y”
    Jadi Formula Unsur premordial adalah E” = – x” + y”
    Berapapun nilai x dan y, sepanjang x = y = q, akan menghasilkan persamaan 0 = 0 + 0. Artinya 000 sebenarnya dapat terjadi dari berbagai keseimbangan yang menghasilkan quanta dari yang nilainya sangat kecil hingga sangat besar namun tak memiliki massa akibat adanya bayangan super simitrinya.
    Jadi 000 tak memerlukan ruangan walau quantanya sangat besar.
    Dalam titik yang sangat kecil mungkin sekali terisi oleh 000 yang jumlahnya tak terbatas tanpa menimbulkan masalah.
    Inilah hebatnya perencanaan Tuhan YME sebelum menciptakan Sub Alam Fisik, Dia memberi kesempatan kepada setiap energi semu untuk berevolusi menjadi energi nyata namun masih belum memerlukan ruang. Energi itu berupa 000 volumenya 0.
    Ketika telah cukup “bahan” untuk penciptaan Sub Alam Fisika, maka bayangan super simetri dihilangkan (sebagai halnya saat merubah nothing menjadi energi semu pada saat penciptaan Universe.
    Karena saat itu terjadi fenomena revolusi dari energi semu yang tak memerlukan tempat menjadi energi nyata yang memerlukan tempat maka terjadilah kepadatan massa luar biasa, maka titiksingular (yang merupakan rumah) harus mengembang dengan cepat agar dapat memberikan tempat kepada isi yang teramat padat itu, titik itu mengembang dengan cepat bahkan meledak. Itulah Fenomena Bigbang menrut Versi Teori Minimalis.
    Jadi TM tidak menyangkal teori Bigbang melainkan melengkapinya agar saint dapat membuktikan terjadinya Sub Alam Fisika sambil meyakinkan betapa sempurnanya Tuhan YME dalam menciptakan Universe termasuk Sub Alam Fisika,bumi dan living organisme (Baca Teori Paralogika).

    Suka

  24. agorsiloku said

    Mas Ibnusomoyo, menarik beberapa catatan Mas. Bahkan yang ditulis sejak Oktober tahun lalu. Namun, mohon maaf Agor baru membaca sekarang. Sepertinya, Agor butuh waktu membaca berulang – ulang terlebih dahulu sebelum bisa sedikit memahaminya. Saya sama sekali belum paham dengan energi semu, subalam fisika. Saya membutuhkan menyimak lagi. Terimakasih untuk catatannya yang mengundang kembali untuk merenunginya.

    Suka

  25. Trima kasih kepada semua yang bersedia membaca tulisan saya, khususnya Sdr Agorsiloku.
    Tulisan saya bukan termasuk dalam bidang religi (agama)atas dasar logika keyakinan atau saint (ilmu penghetahuan yang telah tersusuan secara sistematis,dan menggunakan logika fikir dan realita) melainkan sekedar informasi berdasar gagasan saya. Ini merupakan upaya saya untuk menjelaskan kepada diri saya dan orang yang mungkin sefaham dengan saya yang merasa belum dapat memahami penjelasan dari teori saint (misalnya fisika) yang menisbikan keberadaan dan kebesaran Tuhan YME atau menggunakan agama/religi yang meyakini keberadaan kebesaran nya hingga terkesan menjadikan Nya ” sebagai penangung jawab” atas setiap perbuatan manusia dan semua ciptan Nya.
    Tujuannya:
    1. Semoga manusia yang membanggakan fikirannya menyadari bahkwa kemampuan berfikir manusia itu sangat terbatas, hingga banyak rahasia Universe tak dapat dijelaskan lewat fikiran.
    2. Bagi mereka yang kuat keyakinannya dan menjadikan Tuhan YME “harus dipatuhi” tanpa memberikan pilihan, akan terkesan menjadikan Nya sebagai penanggung jawab atas perilaku dan perbuatan setiap ciptaan Nya termasuk manusia. Dalam kenyataan banyak yang tak mematuhi perintah Nya namun tetap diberi kesempatan hidup. Agama memanfaatkan dosa dan pahala sebagai mekanisme mengatur kehidupan manusia, padahal saat ini banyak yang tak takut lagi pada akibat dosa.
    3. Manusia saat ini cendertung materialistik hingga beranggapan bahwa alam semesta hanya terisi oleh energi nyata (quantum) yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan kenikmatan hidup sementara hingga manusia melupakan adanya kebahagiaan abadi.
    4. Sebenarnya manusia memiliki kemampuan yang belum dikembangkan, yaitu kemampuan paralogika,dan saat ini dianggap sebagai omong kosong atau sinthing/alias pikiran orang gila karena tidak realistis, tidak logis, tidak rasional dan olah agma dianggap sesat. Padahal baik agama maupun saint mengakui adanya fenomena semu, misalnya sesuatu yang gaib dan sesuatu yang tak bermassa (misalnya cahaya).
    Teori Minimalis adalah jendela untuk meneropong Universe atau macrocosmos, sedangkan Teori Paralogika untuk mengamati living organisme yang merupakan micro cosmos.
    Tujuan utamanya: Mengagungkan Tuhan YME dan menjadikan manusia tak tertinggal dari makluk cerdas lainnya, misalnya mereka yang telah sanggup menciptakan Alien dan UFO dan sejenisnya yang telah sanggup memanfaatkan fenomena Sub Alam Transien.

    Suka

  26. Teori paralogika pada dasarnya menginformasikan bahwa:
    1. Setiap living organisme (organisme hidup sebagai tumbuh-tumbuhan,binatang dan manusia, bukan sekedar organisme seperti mayat dan fosil) terjadi akibat interaksi semi vitalistik antara organisme yang memiliki massa hinggga butuh ruang) dengan spirit yang tak memiliki massa tetapi memiliki energi (semu) sehingga belum membutuhkan ruang.
    2. Organisme terjadi akibat interaksi mekanistik (menuruti hukum mekanika quantum) antara quantum/partikel/materi yang bermassa dengan energi transien (gelombang elektro magnet, diantaranya cahaya) yang “belum memiliki massa”. Ini dapat dibuktikan bahwa sel berbeda dengan molekul atau sekedar atom, tanah/batu berbeda dengan fosil. Foto sintesa merupakan dasar dari terbentuknya organisme dari quantum/atom atau molekul.
    3. Spirit merupakan intersksi vitalistik (interaksi sangat penting, tetapi tak pernah tersentuh oleh saint) antara astral body (satu diantara berbagai jenis trans body yang memiliki frequnsi tertentu) yang tak memiliki massa tetapi memiliki energy (semu).

    TM menyatakan bahwa body (termasuk clear body yang bermassa atau materi) adalah konsentrasi dari energi, hingga dapat pecah atau di pecah kembali menjadi energi. Hubungan antara energi nyata dengan massa dinyatakan oleh Formula Einstein E=mc^2. Formula ini akan lebih mudah dimengerti jika dinyatakan delta E = c^2 * delta massa, dalam hubungannya dengan waktu dapat dinyatakan sebagai dE/dt = c^2* dm/dt.
    Artnya: perubahan energi akibat perubahan waktu = c^2 * perubahan massa akibat perubahan waktu.
    Ini telah dibuktikan dengan pemanfaatannya dalam pemecahan inti atom menjadi inti atom dengan quanta lebih rendah dan energi fisika yang besarnya sama dengan kwadrat kecepatan cahaya. Disampin itu juga menghasilkan sinar alpha dan beta yang merupakan gelombang partikel dan sinar gamma yeng berupa gelombang elektro magnet (menurut TM merupakan gelombang transien). Massa yang pecah menjadi energi dinyatakan oleh Formula Einsten.
    Menurut TM cahaya merupakan fenomena transien dimana m= 0 hingga E#0, saat E= 0 terjadilah photon. Dalam ruang hampa photon akan kembali lenyap, tetapi pada ruangan nyata photon berinteraksi dengan partikel hingga sanggup melakakukan aktivitas foto sintesa, merubah orbit elektron dalam atom dan sebagainya, karena photon termasuk dalam fenomena fisika.

    Untuk membuktikan adanya energi semu sebenarnya sangat mudah, diantaranya lewat agama/keyakinan, dan kemampuan fikiran (metafisika). Tetapi bagi mereka yang telah terbelenggu oleh materialisme (fisika) maka memang teramat sulit.
    Tujuan saya membuat teori sinthing (TM dan TP)sekadar untuk memberikan teori alternatif untuk menginformasikan sesuatu yang belum dijelaskan (hingga ditelantarkan dan dibuang dikeranjang sampah) bauik oleh saint maupun agama.
    Saya memprediksikan suatu saat akan terjadi revolosi spiritual ilmiah, atau ilmu pengetahuan yang didasari oleh spiritualisme.
    Suatu saat manusia akan sanggup mengakses spirit (termasuk iblis dan setan) hingga manusia sanggup membedakan antara yang bermanfaat dan yang tak bermanfaat, bahkan merugikan manusia.

    Agar dapat memahami dan lebih mudah dimengerti mengapa cahaya dapat merambat dan dijadikan acuan dalam fisika karena cahaya massanya nol hingga energiny # 0, sebaliknya materi tak mungkin bergerak sendiri (membutuhkan ekternal energi) karena memiliki massa yang membutuhkan energi lain untuk menggerakkannya karena E= 0.
    TM juga menyatakan agar body dapat dalam keadaan stabil maka harus memiliki energi dalam (internal energi). Dalam TM body memiliki quanta bulat sedangkan energi memiliki quanta pecahan.
    Bilangan bulat dapat dipecah menjadi sembarangan pecahan, tetapi jika pecahan dijumlahkan tak selalu menghasilkan bilangan bulat melainkan pada umumnya menyisakan nilai pecahan. Inilah bukti kecermatan rencana Nya. Dalam penyatuan energi menjadi body, probabilitasnya lebih banyak yang stabil (karena memiliki internal energi) dari yang tak stabil (pecah lagi menjadi energi) karena seluruh energinya diubah menjadi body tanpa menyisakan energi untuk mempertahankan diri bahkan bermanfaat untuk berkembang menjadi body dengan quanta lebih tinggi,

    Suka

  27. Mudjiono said

    Teori minimalis dan teori paralogika pak ibnusomowiyono terbilang rumit, sulit dimengerti kebanyakan orang awam. Kita masih perlu mencari teori sederhana tentang penciptaan yang bisa dipahami banyak orang. Saya sendiri punya hipotesa penciptaan yang menurut saya sederhana, tapi masih ditolak beberapa penerbit. Mungkin masih membingungkan. Hipotesa sederhana itu diawali dengan mengubah paradigma ruang yang pada dasarnya terbatas, yakni sebuah rongga di dalam dzat Tuhan yang tak terbatas dan tak terhingga. Di dalam rongga itulah alam semesta dengan segala kehidupan diciptakan yang sudah tentu berasal dari dzat Tuhan Yang Maha Hidup. Dengan hipotesa ini kita lebih mudah memahami penciptaan, karena sejak awal kita meletakkan dzat Tuhan sebagai keniscayaan. Sains saat ini rasa-rasanya memandang alam semesta ini berada pada ruang yang tak terhingga dan tidak terbatas, sehingga sulit menemukan Tuhan. Mudah-mudahan tulisan ini ada manfaatnya.

    salam hormat mudjiono

    Suka

  28. Ardy said

    betul mas

    Suka

  29. Muhammad said

    Menikamti alam semesta akan lebih lezat dilakukan dengan mempelajarinya. Manusia tinggal menunggu alam semesta ini akan hancur…….tapi masih lama, kan….

    Suka

  30. didenx said

    Dari kacamata Islam bahwa salah satu sifat Allah adalah Ilmu. Akan sangat kontradiktif bila segala sesuatu tanpa Ilmu, menjadi biarawan, biksu, pastur, rohaniawan, ulama, wali bahkan nabi/rosul semuanya ada ilmunya. Demikian juga alam semesta ini pasti ada ilmunya. Manusia diberi akal memang untuk mengapdi pada ilmu untuk menyingkap tabir-tabir sesuai dengan kemampuannya. Melihat perkembangan akal manusia yang terus berkembang saya yakin bahwa alam semesta hidup berkembang seperti kita tanpa henti, seperti sifat Allah yang Maha Kekal. Alam akan mengikuti kekekalan Sang Kholiq. Seandainya aku seorang HIGLAINDER, Aku akan dapat menikmati dan membuktikan semua teori alam semesta sampai akhir jaman yang ditentukan.

    Suka

  31. Formula E = – x + y dapat membedakan antara yang masih dapat difahami oleh manusia (fenomena valid) dan yang tak dapat difahami oleh manusia (invalid).
    Variable x > 0 , y > 0.
    Nilai E berada dalam wilayah – tak beringga dan plus tak berhingga – * < E < +* ( tanda * mewakili tak berhingga).
    Manusia hanya sanggup memberikan nilai matematisnya, sedangkan nilai sesungguhnya hanya dapat diberikan oleh Nya.
    Jika E telah ditentukan, nilai x dan y tak bebas lagi agar nilainya perhitungan ruas kanan (-x + y) = ruas kiri (E)
    Pasangan x dan y yang memberikan hasil sama dengan E yang telah ditentukan dinamakan pasangan yang valid hingga dapat difahami oleh manusia, sedangkan pasangan x dan y yang tak memberikan hasil sama dengan E dikatakan invalid yang tak mungkin difahami oleh manusia.
    Dapat dibuktikan secara matematika bahwa pasangan x dan y yang invalid (tak mungkin dimengerrti oleh mabnusia) jauh lebih banyak dari pasangan x dan y yang valid ( yang masih mungkin dimengerti oleh manusia).
    Atas dasar ini saya menjelaskan bahwa jauh lebih banyak yang tak dapat dimengerti oleh manusia, demikian halnya ilmu pengetahuan yang sanggup dimengerti oleh manusia sangatlah terbatas. Ilmu pengetahuan tak mungkin mempelajari apakah itu soul (nyawa),apalagi mengenai Tuhan YME.
    Karena keterbatasannya itu beberapa orang yang merasa hebat (para ilmuwan fisika) meragukan keberadaan Tuhan YME
    hingga cenderung menjadi atheis. Meraka tak mungkin disadarkan lewat agama yang dogmatis.
    Teori-teori gagasan saya (Teori Minimalis dan Teori Paralogika) targetnya bukan mereka yang jelas-jelas yakin akan keberadaan dan kebesar Nya, melainakan mereka yang masih meragukan keberadaan dan kebesar Nya.
    Cobalah sangkal kebenaran dari statement saya dalam Teori Som Wyn.
    1. Tuhan YME menyediakan segalanya, tetapi Dia bukan termasuk yang disediakan, atau bahan bakunya, melainkan pencipta Nya.
    2. Tuhan YME memberikan kesadaran (consciousness) kepada setiap ciptaan Nya untuk mengurusi/mengatur diri, jenis dan lingkungannya, sehingga Alam Semesta ini penuh dengan keberaturan (cosmos).
    3. Tuhan YME memberikan pilihan kepada manusia untuk taat kepada Nya dan dijanjikan akan mendapatkan kebahagiaan abadi, atau menuruti kehendaknya sendiri yang hanya mungkin mendapatkan kenikmatan hidup atau kebahagiaan sementara.
    4. Semua yang terjadi di Alam Semesta adalah ulah ciptaan Nya, namun hanya mungkin terjadi jika mendapatkan izin Nya.
    5. Izin itu diberikan agar seciap ciptaannya sanggup mengurusi/mengatur diri, jenis dan lingkungan masing-masing.
    Atas dasar kesadaran itu maka semua sanggup memanfaatkan semua yang telah disediakan Nya sesuai dengqan kebutuhan dan kemampuan masing-masing.
    Agar dapat mengatur dirinya maka masing-masing dizinkan untuk membuat hukum. Itulah sebabnya terdapat Hukum Rimba, Hukum Fisika, Hukum Lingkungan Hidup / Hukum Eko sistem biologi, Hukum Pedaban (manusia)……. dll sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
    Seseorang menjadi atheis karena salah perspektif/ sudut pandang terhadap Tuhan YME, diantaranya Dia dipandang sebagai Sang Maha Pengatur, sehingga dianggap menghalangi kebebasan berfikir mereka yang membanggakan kehebatan otaknya.
    Dengan memberikan pengertian kepada mereka lewat teori gagasan saya, semoga mereka tak alergi lagi terhadap keberadaan dan kebesaran Nya.
    Dengan FSM mereka akan sadar bahwa lebih banyak yang tak mungkin dimengerti oleh manusia (invalid) daripada yang dapat dimengerti (valid) sehingga tak menjadikan mereka takabur.
    2.

    Suka

  32. Noname said

    Terlalu pandai… Apa mau buat bumi lagi ya? Aku hanya baca depannya aja. Mending buat mesin waktu

    Suka

  33. Saya mengaktualisasikan statement: Segala yang terjadi pasti telah mendapat izin dari Tuhan YME sebagai Axioma Som Wyn. Ini artinya: Sesuatu yang terjadi, baik maupun buruk bagi manusia telah diizinkan oleh Nya, dengan demikian manusialah yang harus memilah dan memilih. Jika menginginkan dunia baik, pilihlah yang baik, buang yang buruk. Jika ingin dunia buruk, pilih yang buruk dan menisbikan yang baik. Makanya: Manusia diizinkan membuat hukum untuk mengatur manusia dan lingkungannya. Namun: Tuhan YME hanya akan memberikan izin, jika manusia sanggup melakukannya dan……………………… berani menanggung risikonya. Ambil contoh: Pemanfaatan energi nuklir akan diizinkan oleh Tuhan YME setelah manusia sanggup “memanfaatkan energi yang teramat dahsyat ini” dan…………….. berani menanggung risikonya. Seorang manusia hanya akan diizinkan terbang jika sanggup membeli tiket pesawat yang dipilihnya, namun jika dia takut jatuh……………..manusia itu akan menolak kesempatan untuk terbang.

    Suka

Tinggalkan komentar